Bab 3 Tidak Menyangka

“CIARA” Teriak Dafi

Laki-laki itu kemudian menyusul Ciara yang kini sudah ingin menuruni anak tangga. Dafi berlari dengan kekuatan penuh, lalu segera menarik lengan Ciara cukup kuat, membuat keduanya terjatuh.

Bruk

Untung saja mereka tidak jatuh ke bawah tangga, namun posisi Dafi mengenaskan. Bagaimana tidak ? saat ini Ciara tengah menindih tubuh Dafi, hingga Dafi berada di bawah Ciara.

Ciara membeku untuk beberapa saat, saat tatapan mereka bertemu. Kedua mata Dafi dapat menghipnotis Ciara dalam hitungan detik.

Tanpa sadar senyuman tipis terbit di wajah cantik Ciara yang di tutupi oleh cadar, seluar biasa itukah mata Dafi dapat menghipnotis Ciara ?

“Berat banget, lo makan banyak benget ya ?” Sindir Dafi

“Ish, jangan ngeledek” Dumel Ciara

“Yau dah bangun, betah banget lo di atas gue atau jangan-jangan lo mau di anu sama gue ya ?” Ucap Dafi menggoda seraya memperhatikan senyuman miringnya.

Mendadak wajah Ciara tersipu malu dan memerah, gadis itu kemudian bangkit dari tubuh Dafi.

“Ck, so alim so poloh tapi pikiran lo mesum” Ujar dafi

“Sembarangan” Protes Ciara

Ciara pun kesal, dia kembali melangkahkan kakinya ke lantai bawah menemui Indri dan Idris.

“Mau kemana lo ?” Tanya Dafi mencegah dan menarik Ciara tapi tidak sekuat tadi

“Mau ngadu” Jawab Ciara

“Mau ngadu tentang apa ?” Tanya Dafi

“Mau ngadu tentang kamu punya pacar” Jawab Ciara

“Lo nyusahin ya ?, bisa gak sih lo gak usah ikut campur kehidupan gue ? gue itu terpaksa menikah sama lo. Jadi jangan so-soan ngatur hidup gue, paham gak lo ?” Sentak dafi dengan suara yang penuh penekanan.

Wajah Dafi mulai memerah karena amarahnya yang ingin meledak. (Bom kali meledak hehehehe)

Rahangnya pun mengeras memperlihatkan wajah garang Dafi yang belum pernah Ciara lihat sebelumnya, Ciara menghembuskan nafas panjangnya.

“Kamu mau dengar kajian yang pernah aku dengar gak ?” Tanya Ciara

“Ck, jangan sok menasehati lo. Ceramah lo gak penting buat gue” Sarkas Dafi

“Astagfirulloh, bisa gak kamu bicaranya dengan baik dan sopan ?” Tanya Ciara

“Kalau lo gak suka mending lo bilang ke papah minta cerai sama gue, nyesel gue nerima kemauan papah” Jawab Dafi

Ciara hanya geleng-geleng kepala melihat suaminya itu begitu angkuh dan keras kepala, Ciara harus ekstra sabar menghadapi sifat Dafi.

“Astagfirulloh’aladzim” Ucap Ciara sambil mengelus dadanya

*****

Di kamar …

Dafi sedang berbaring di atas kasurnya sambil chatingan dengan Nabila, pacarnya.

Dddrrrrtttt

Tertulis nama Nabila di layar ponselnya menelpon dirinya.

Dafi [Nabila kenapa ?]

Nabila [Kamu selama dua minggu ini kemana ? Ihsan dan Bisma juga bilang kamu

gak ada kabar. Kamu kemana, sih ? Di samperin ke rumah katanya orang

tua kamu, kamu gak ada]

Dafi [Orang tua geu bicara begitu ?]

Nabila [Iya, memangnya orang tua kamu bohong ?]

Dafi [Enggak, besok gue ke sekolah]

Nabila [Serius ?, syukur deh. Aku kangen banget sama kamu, Dafi]

Dafi [Hmmmm, gue juga….] Ucapan dafi terpotong karena Ciara tiba-tiba Ciara

datang dengan wajah yang basah.

Bukan itu yang membuat Dafi terdiam, melainkan Ciara datang ke kamar tanpa cadarnya.

Deg !

Dafi tertegun melihat wajah Ciara yang begitu cantik dan manis, kulit wajahnya putih dan bersih. Di tambah bibirnya yang kemerah-merahan, membuat dafi susah payah menelan savalinya sendiri.

Nabila [Daf ? kok gak di terusin ucapan kamu ?]

Dafi pun tersadar, lalu segera berdeham untuk mengalihkan rasa gugupnya.

Dafi [Sudah dulu ya Bila, gue mau tidur dulu]

Nabila [Oke, mimpi indah sayang. Besok aku tunggu]

Dafi [Iya, lo juga]

Dafi segera menaruh ponselnya di atas meja, lalu ia kembali melihat wajah Ciara dari sudut matanya. Dia memperhatikan Ciara yang kini tengah melakukan sholat

Dafi baru menyadari, bulu mata istrinya itu sangat lentik nan indah. Kekagumannya bahkan tidak berhenti sampai detik itu. Tanpa sadar dari sudut bibir Dafi terbit senyuman tipis hampir tak terlihat.

“Kamu juga mau sholat Dafi ?” Tanya Ciara

Dafi masih diam dengan pandangan mata yang masih mengamati wajah Ciara.

“Apa ?” Tanya Dafi

“Kamu sudah sholat isya ?” Tanya ulang Ciara

“Belum” Jawab Dafi

“Sholat dulu, baru setelah itu kamu tidur” Ucap Ciara

“Nanti” Jawab Dafi

Lagi-lagi Ciara hanya menghela nafas saja, susah sekali meluluhkan hati dafi yang sekeras batu itu. Tapi Ciara bertekad, dia akan mengubah Dafi untuk menjadi lebih baik lagi.

“Sholatlah sebentar saja, sebenarnya nggak baik jika istri menyuruh suami sholat apalagi memaksa. Aku hanya ingin mengingatkan kamu” Ujar Ciara

“Bua tapa lo mengingatkan gue ? urus aja di lo sendiri” Ketus dafi

“Karena … karena aku ingin ….” Ciara tergagap.

Dia malu jika alasan dia menyuruh Dafi sholat adalah ingin menjadi pasangan dunia akhirat.

“Apa ?” Tanya Dafi

“Gap apa-apa, kalau kamu mau tidur juga gak apa-apa kok. Aku tidur di sofa” Jawab Ciara

“Ck, cewek aneh lo” Rutuk Dafi

“Ingat, lo tidur di sofa” Titah Dafi

“Iya” Jawab Ciara pasrah

Ciara sudah Lelah berdebat dengan Dafi dan lebih memilih untuk mengalah. Melihat Ciara yang terlihat tidak ada reaksi apa pun, Dafi pun memiringkan tubuhnya untuk memeluk guling lalu memejamkan matanya.

Sedangkan Ciara saat ini sedang tidak nyaman berbaring di sofa, dia tidak terbiasa tidur dalam keadaan berjilbab. Ciara pun melirik Dafi lalu mendekatinya, Ciara sedikit berjongkok di depan wajah Dafi untuk memeriksa apakah dafi sudah tidur atau tidak.

Karena taka da reaksi apa pun dari suaminya itu, Ciara pun perlahan melepaskan jilbabnya perlahan lalu menguraikan rambutnya yang terikat.

“Besok aku harus bangun lebih dulu dari dia” Gumam Ciara

Ciara kemudian kembali berbaring di atas sofa, beberapa menit kemudian dia terlalap dalam tidurnya.

*****

Tepat pukul 4 pagi, Dafi ingin buang air kecil. Dia terbangun, lalu segera berlari ke kamar mandi. Setelah selesai, tak sengaja Dafi melirik ke arah Ciara yang masih terlelap di atas sofa.

Deg

Dafi terpana untuk beberapa saat, tak terasa kakinya bergerak ke arah Ciara yang masih terlelap dengan nyenyaknya.

“Jir, dia istri gue ?” Gumam Dafi terkesima melihat wajah Ciara yang cantik dan manis

Bertepatan dengan itu, Ciara mengerjap-ngerjap matanya dirinya masih setengah sadar. Tanpa sadar, tangan Ciara terangkat lalu menyentuh wajah Dafi. Dafi membeku dengan mata yang membulat, bahkan jantungnya seperti ingin melompat. Karena dia takut ketahuan diam-diam telah memperhatikan wajah Ciara.

“Kamu tampan sekali, apakah kamu pangeran dari surga ?” Tanya Ciara tanpa sadar

Episodes
1 Bab 1 Seseorang Yang Terluka
2 Bab 2 Pernikahan
3 Bab 3 Tidak Menyangka
4 Bab 4 Kekasih Dafi
5 Bab 5 Ancaman
6 Bab 6 Hampir
7 Bab 7 Ketahuan
8 Bab 8 Ketua Geng Motor Macam Kumbang
9 Bab 9 Suka Dia
10 Bab 10 Di Tolong Oleh Seorang Pria
11 Bab 11 Di Peluk atau Di Cium ?
12 Bab 12 Kedatangan Nabila
13 Bab 13 Perasaan Ahsan
14 Bab 14 Hinaan yang menyakitkan
15 Bab 15 Keterkejutan Dafi
16 Bab 16 Hukuman
17 Bab 17 Ini Perintah
18 Bab 18 Kedatangan Anggota Satria Star
19 Bab 19 Sebuah Firasat
20 Bab 20 Kondisi Dafi
21 Bab 21 Sedih atau Bahagia ?
22 Bab 22 Bahaya
23 Bab 23 Menanti Kedatangan Ciara
24 Bab 24 Gugup Dan Gelisah
25 Bab 25 Di Introgasi
26 Bab 26 Darurat
27 Bab 27 Aku Mengkhawatirkan Kamu
28 Bab 28 Kehilangan Jejak
29 Bab 29 Mengejutkan
30 Bab 30 Kehilangan Jejak Lagi
31 Bab 31 Membawa Pergi
32 Bab 32 Membawa Ciara
33 Bab 33 Tidak Ada Yang Boleh Mengakitinya
34 Bab 34 Hadiah Masa Lalu
35 Bab 35 Tidak Boleh Menyakitinya
36 Bab 36 Penjagaan Ketat
37 Bab 37 Harus Dijelaskan
38 Bab 38 Mencari Keributan
39 Bab 39 Hukuman Yang Mengganggu
40 Bab 40 Nafkah ?
41 Bab 41 Gadis Berkaca Mata
42 Bab 42 Pengumuman Dafi
43 Bab 43 Merasa Aneh
44 Bab 44 Berpikir Berlebihan
45 Bab 45 Suka atau Tidak
46 Bab 46 Kenapa Bisa Bebas ?
47 Bab 47 Sangat Berharga
48 Bab 48 Di Mading Sekolah
49 Bab 49 Bukan Dia ?
50 Bab 50 Penghianat
51 Bab 51 Membawa Mereka
52 Bab 52 Ngedate
53 Bab 53 Maaf
54 Bab 54 Sesuai Janji
55 Bab 55 Ancaman Dari Postingan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 Seseorang Yang Terluka
2
Bab 2 Pernikahan
3
Bab 3 Tidak Menyangka
4
Bab 4 Kekasih Dafi
5
Bab 5 Ancaman
6
Bab 6 Hampir
7
Bab 7 Ketahuan
8
Bab 8 Ketua Geng Motor Macam Kumbang
9
Bab 9 Suka Dia
10
Bab 10 Di Tolong Oleh Seorang Pria
11
Bab 11 Di Peluk atau Di Cium ?
12
Bab 12 Kedatangan Nabila
13
Bab 13 Perasaan Ahsan
14
Bab 14 Hinaan yang menyakitkan
15
Bab 15 Keterkejutan Dafi
16
Bab 16 Hukuman
17
Bab 17 Ini Perintah
18
Bab 18 Kedatangan Anggota Satria Star
19
Bab 19 Sebuah Firasat
20
Bab 20 Kondisi Dafi
21
Bab 21 Sedih atau Bahagia ?
22
Bab 22 Bahaya
23
Bab 23 Menanti Kedatangan Ciara
24
Bab 24 Gugup Dan Gelisah
25
Bab 25 Di Introgasi
26
Bab 26 Darurat
27
Bab 27 Aku Mengkhawatirkan Kamu
28
Bab 28 Kehilangan Jejak
29
Bab 29 Mengejutkan
30
Bab 30 Kehilangan Jejak Lagi
31
Bab 31 Membawa Pergi
32
Bab 32 Membawa Ciara
33
Bab 33 Tidak Ada Yang Boleh Mengakitinya
34
Bab 34 Hadiah Masa Lalu
35
Bab 35 Tidak Boleh Menyakitinya
36
Bab 36 Penjagaan Ketat
37
Bab 37 Harus Dijelaskan
38
Bab 38 Mencari Keributan
39
Bab 39 Hukuman Yang Mengganggu
40
Bab 40 Nafkah ?
41
Bab 41 Gadis Berkaca Mata
42
Bab 42 Pengumuman Dafi
43
Bab 43 Merasa Aneh
44
Bab 44 Berpikir Berlebihan
45
Bab 45 Suka atau Tidak
46
Bab 46 Kenapa Bisa Bebas ?
47
Bab 47 Sangat Berharga
48
Bab 48 Di Mading Sekolah
49
Bab 49 Bukan Dia ?
50
Bab 50 Penghianat
51
Bab 51 Membawa Mereka
52
Bab 52 Ngedate
53
Bab 53 Maaf
54
Bab 54 Sesuai Janji
55
Bab 55 Ancaman Dari Postingan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!