Bab 2 Pernikahan

“Masa ?” Tanya Ciara

“Iya” Jawab Dafi

Dafi pu mengangguk, sembari mengingat nama wanita bercadar itu. Sudah prinsif Dafi, jika ada orang yang menolongnya dia tidak mau terbebani dengan hutang budi.

“Aku tidak butuh imbalan apa pun dari kamu, aku ikhlas membantu kamu karena Allah” Ujar Ciara

“Kamu nggak usah munafik jadi cewek, semua orang pasti mengharapkan imbalan” Ceplos Dafi seenaknya, kata-katanya selalu membuat orang sakit hati

Ciara tersenyum di balik cadarnya, pria itu masih saja menyakitinya dengan mulutnya yang snagat tajam walau pun sudah di tolong dari ambang kematian.

“Berbuat baiklah tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari manusia, karena Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda” Tutur Ciara dengan lembut

“Ish cerewet banget lo ya” Umpat Dafi

“Aku pamit pulang, assalamu’alaukum” Ucap Ciara

“Hmmm” Ujar Dafi

“Nggak di jawab ?” Tanya Ciara

“Wa’alaikumsalam” Jawab Dafi ketus

Ciara tersenyum simpul, hingga matanya menyipit lalu dia membuka pintu ruangan itu betapa terkejutnya melihat sepasang suami istri yang berdiri menatap Ciara dengan tatapan heran.

“Kamu siapa ? kenapa ada di ruangan anak saya ?” Tanya seorang wanita paruh baya

Ciara mendongkakkan kepalanya menatap wanita paruh baya di depannya, matanya memperhatikan wajah yang mulai terlihat kerutan di wajahnya namun masih terlihat cantik.

“Tante Risva ? om Riza ?” Ujar Ciara

“Kamu kenal kami ?” Tannya Riza

“Ini Ciara anak dari Indris dan Indri” Sahut Ciara

Riza terkejut begitu juga Risva, sudah bertahun-tahun mereka mencari keberadaan putri Riza sahabatnya namun tak pernah sekali pun mereka bertemu. Idris merupakan sahabat dari juhan dan Risva.

“Ciara ? ya ampun kamu sudah besar, nak. Tante tidak mengenali kamu memakai cadar. Maaf ya, nak” Ucap Risva

“Selama ini kamu tinggal dimana ?, Ciara ? om mencari kamu kemana-mana tapi tidak pernah ketemu” Tanya Riza

“Ciara tinggal di pesantren, om. Sekarang Ciara ingin belajar di sekolah negeri saja” Jawab Ciara

“Oh pantesan, sekarang kamu sudah menemukan sekolah untuk kamu ?” Tanya Riza

“Belum om, susah mencari sekolah yang memperbolehkan siswanya bercadar” Jawab Ciara

“Gimana kalau kamu sekolah SMA Taruna, sekolahnya sama dengan anak om ?” Tanya Riza

“Boleh bercadar om ?” Tanya Ciara

“Boleh nak, di sana juga ada beberapa siswi yang bercadar juga” Jawab Riza

Mendengar itu Ciara tersenyum senang meski pun memakai cadar dapat di lihat dari matanya yang menyipit. Ciara sudah bisa bernafa lega sekarang, sudah hampir satu minggu dia mencari sekolah yang memperbolehkan siswinya bercadar namun dirinya sama sekali tidak menemukannya.

“Jadi yang tadi menelpon om itu ?” Tanya Riza

“Iya om, Ciara baru tahu kalau laki-laki itu anak om” Jawab Ciara

“Iya, itu anak om dan tante. Namanya Dafi, orangnya galak, kan ?” Ujar Riza

“Iya, galak, cerewet plus ngeselin lagi” Jawab Ciara

Riza pun tertawa mendengar Ciara yang berkata jujur mengenai putranya, biasanya tidak pernah ada satu orang pun yang menilai Dafi secara terang-terangan seperti Ciara.

“Anaknya sedang sakit, kalian malah gosipin” Gerutu Dafi yang tidak terima jadi bahan gosip

“Ahahahaha, baru saja di omongin sudah marah-marah lagi” Ucap Riza

Riza dan Risva kemudian mendekati putranya yang lemas di atas ranjang pasien, Ciara juga kembali mendekati Dafi di sana.

“Siapa yang melakukan ini ?” Tanya Riza

“Jangan ikut campur pa, ini urusan anak muda” Jawab Dafi

“Masa anak muda main tusuk-tusukan” Omel Riza

“Papa ucapannya terdengar ambigu, udah ah Dafi mau lanjut istirahat dulu” Jawab dafi kemudian memejamkan matanya

“Makanya papa sudah dari dulu sudah menyarankan kamu untuk membubarkan anggota geng kamu yang berandalan itu, mau jadi apa kamu kalu seperti ini terus ? mau jadi preman pasar ?” Ujar Riza

Risva menggenggap tangan suaminya

“Mas, Dafi sedang sakit. Kamu jangan bahas itu ya ?” Ucap Risva

“Biarkan saja, anak itu semakin hari semakin membantah ucapan papa. Lihat sekarang ? dia hampir tiada karena kehabisan darah jika tidak di tolong sama Ciara” Jawab Riza

“Berisik !” Sentak Dafi

“Kalau begini ceritanya papa akan membubarkan geng kamu” Ancam Riza

“Jangan” Protes dafi

“kalau begitu kamu harus menuruti satu kemauan papa yang ini” Jawab Riza

“Membubarkan geng motor Dafi ?, kalau itu Dafi nggak bisa pah” Tolak Dafi

“Bukan itu” Jawab Riza

Riza melirik Ciara yang berada di belakangnya, dia pun menyuruh Ciara untuk mendekatinya. Ciara pun menurut lalu berdiri di tengah-tengah Riza dan Risva.

“Daffi, menikahlah dengan Ciara” Titah Riza

Ciara dan dafi di buat terkejut oleh permintaan dari Riza.

“Pah, yang bene raja. Dafi masih sekolah” Protes Dafi

“Ini sudah menjadi kesepakatan papah dan ayahnya Ciara. Kalian harus menikah, kalian juga sekolah sudah semester akhirkan. Setelah kamu keluar dari rumah sakit, kita akan melangsungkan pernikahan kalian” Ucap Riza Final

“Om, apa benar ayah memiliki keinginan seperti itu ?” Tanya Ciara

“Benar dan sekaranglah waktu yang tepat untuk mengabulkan permintaan terakhir ayah kamu. om juga tidak ingin kamu berada di lingkungan luar tanpa pengawasan, om. Lebih baik kamu tinggal di rumah om dan tanten sebagai istri Dafi” Jelas Riza

“Kenapa tidak di jadikan anak angkat papah aja ? kenapa harus menikah dengan Dafi ?” Protes Dafi

“Kamu terima permintaan papah atau anggota geng kamu papa bubarkan secara paksa ?” Ancam Riza

Dafi meremas rambutnya merasa pilihan yang di berikan papahnya begitu tidak adil, dua-duanya tidak ada satu pun yang akan menjadi pilihan Dafi.

“Kamu harus menjaga Ciara, anggap saja itu sebagai balasan jarena dia telah menolong nyawa kamu” Ujar Riza

Glek …

Dafi menelan savalinya susah payah, ia jadi teringat hutang budi yang ia ucapkan beberapa menit yang lalu saat berbicara dengan Ciara.

“I-iya” Cicit Dafi pelan dengan sangat terpaksa

“Iya apa ?” Tanya Riza

“Iya, Dafi akan melindungi Ciara sebagai suaminya” Jawab Dafi

Riza yang mendengar itu tersenyum senang, lalu melirik ke arah Ciara.

“Bagaimana Ciara ? kamu mau kan menikah dengan Dafi ?” Tanya Riza

“Kalau ini adalah permintaan terakhir ayah Cia, Cia akan menyetujuinya” Jawab Ciara

“Alhamdulillah” Ucap Riza dan Risva

Kedua orang tua Dafi merasa lega dan bahagia, akhirnya permintaan dari sahabatnya bisa mereka wujudkan. Mereka juga sangat menginginkan Ciara menjadi menantu sekaligus anak mereka.

Mereka sangat berharap setelah menikah dengan Ciara, tingkah laku Dafi lama kelamaan akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

*****

Tak terasa waktu terus berjalan, dua minggu telah berlalu. Kini Ciara tengan duduk di sebuah ruangan yang sudah di sulap menjadi kamar pengantin.

Tangan Ciara digenggam oleh Risva yang sebentar lagi akan menjadi ibu Ciara.

“Saya nikahkan dan saya kawinkan kamu dengan seorang wanita bernama Ciara Salsabila binti Indris dengan mas kawin 100 juta beserta emas 70 gram di bayar tunai” Ucap Penghulu

“Saya terima nikah dan kawinnya Ciara Salsabila binti Idris dengan mas kawin tersebut di bayar tunai”

“Bagaimana para saksi ?”

Sah

Sah

Sah

“Alhamdulillah”

Ciara memandang Risva dengan tatapan sendu, Ciara langsung memeluk erat ibu mertuanya dengan penuh kehangatan.

Hampir enam tahun lamanya ia hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, kini dalam satu tarikan nafas dia sudah mempunya orang tua yang lengkap.

“Selamat datang putri mamah” Ucap Risva

“Ciara sudah jadi putri tante ?” Tanya Ciara

“Dari sekarang jangan panggil tante lagi sayang, panggil mamah” Sela Risva

“Iya mamah” Jawab Ciara

“Sekarang ayo kita temui suami kamu” Ajak Risva

Kini Ciara sudah duduk berdampingan dengan Dafi di kamar, melihat Dafi Ciara pun tidak bisa berkedip karena merasa wajah Dafi berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya.

“Jangan lihatin gue kaya gitu kali” Rutuk Dafi sambil mengibaskan kelpok bunga mawar yang bercecar di lantai

Ciara sendiri hanya menggigit bibir bawahnya menahan malu.

“Heh, kenapa lo diam aja di sana ? bantuin gue beresin Kasur napa” Titah Dafi

Ciara pun mendekat ke arah Dafi yang masih mengibas bunga mawar, lalu Ciara bergegas membantu Dafi.

*****

Setelah kamar mereka bersih dari kelipak bunga mawar, kemudian Dafi melempar bantal dan selimut ke arah Ciara.

“Lo tidur di sofa, gue tidur di kasur” Titah Dafi

“Kenapa gak kamu saja yang tidur di sofa ?” Tanya Ciara

Dafi berdecak kesal dengan tangan yang memegang pinggangnya.

“Ini kamar gue dan gue berhar nentuin” Jawab Dafi

Ciara terkekeh di balik cadarnya, wanita itu kemudian duduk di atas ranjang lalu bersandar di ujungnya.

“Ini kamar aku juga, aku kan istri kamu” Ujar Ciara santai

Dafi melotot mendengar ucapan Ciara.

“Jangan ngaku-ngaku jadi istri gue dan ingat, kalau besok di sekolah lo jangan pernah ngatur gue lagi apa lagi lihat-lihat gue. Ngerti ?” Ucap dafi

“Ya” Jawab Ciara singkat

“Satu lagi, jangan ganggu hubungan aku sama Nabila” Ucap Dafi

“Siapa Nabila ?” Tanya Ciara dengan wajah bertanya-tanya

“Dia pacar gue” Jawab Dafi

Ciara menutup mulutnya yang terbuka dari balik cadarnya.

“Asatagfirulloh, kamu berzina ?” Tanya Ciara

“Sembarangan kalau ngomong kamu, gue juga punya batasan” Jawab Dafi

“Sama saja, pacarana itu mendekati zina. Zina mata dan zina lainnya” Ucap Ciara memberitahu

“Bawel banget ya kamu, pokoknya semua yang gue omongin sama kamu jangan lo aduin ke nyokap dan bokap gue. Ngerti lo ?” Ujar dafi

“Ngerti, tapi aku gak jamin. Soalnya mulutku gatal pengen ngadu nih” Ceplos Ciara lalu dia beranjak dari Kasur kemudian bergegas pergi dari kamar Dafi

Dai merasa panik …

“CIARA” Teriak Dafi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!