Tcring!
Lonceng dari pita merah itu kembali berbunyi dan bersinar membuatku terus penasaran. Perlahan aku berjalan menuju ranjang tidurku dan meraih pita merah itu, tak lama muncul sebuah tulisan pada pita merah itu.
“Welliam Cornelis Lorddark’s.”
“Kau memanggilku?”
DEG!
Aku menoleh gusar kearah belakang, menatap sosok hitam berdiri dibalik gorden jendela yang berkibar denga kasar.
Tak ada yang bisa kulihat dari wajahnya, hanya kilatan mata merah yang kian semakin menderang membuat tubuhku sukses menegang ketakutan, sebenarnya sosok apa itu?
Ia mulai bergerak, sosok itu mencoba mendekatiku. Siapa pun dia aku harus melarikan diri, tapi.., sial! Tubuhku tak dapat kugerakan aura membunuh yang dikeuarkan sosok menyeramkan itu terlalu megerikan.
Oh siapa saja tolong ak---tunggu, aku ingat, dibawah bantal selalu kuselipkan belati pisau milikku, untuk jaga-jaga kalau saja kejadian seperti ini terjadi. Walau sebenarnya untuk maling sih.
Aku melirik kearah bantal, bagus sepertinya jarakku tidak terlalu jauh. Aku harus cepat sebelum Sosok itu menyadari ren--
“He?”
Di-dia sudah di depanku? Secepat itu? tubuhku benar-benar menegang ketakutan. Bibirku terasa menjadi kelu untuk bersuara, sebenarnya apa salahku hingga makhluk menyeramkan ini menghantuiku?
Selama hidupku aku tidak pernah memusingkan hal-hal yang berbau mistis, jika memang ada ya sudah selama kita tak menggangu kurasa akan aman.
‘Kurasa..’
Aku memejamkan mataku saat tangan kekarnya mengelus kepalaku lalu memainkan suraian rambut hitamku.
Aku memberanikan diri untuk melihatnya, cahaya rembulan kembali bersinar setelah bersembunyi dari balik awan malam. Membuat wajah parasnya terlihat dengan sangat jelas.
“Si-siapa kau?”
“Aku? Bukankah kau sudah memanggil namaku, Honey.”
“He? Aku tidak memanggilmu.”
Sosok itu diam dengan wajah datarnya yang begitu dingin. Ia mendorongku dengan sedikit kasar membuatku jatuh tertidur diatas ranjang.
Sekarang sosok itu berada diatas ku dan mengunci semua pergerakan ku, bahkan bisa kurasakan pergelangan tanganku begitu sakit. Apa, apa yang ingin dia lakukan kepadaku?
“Akan kubuat kau selalu mengingat namaku!”
“Lepaskan!”
Aku berusaha memberontak tapi usahaku sia-sia dia terlalu kuat untuk kuhadapi. Sekarang bagaimana caraku bisa melepaskan diri.
“Apa yang kau inginkan dariku?”
“Kau.”
“Aku? Maksudmu?”
“Aku sudah bilang kau harus menjadi milikku!”
Suara ini, aku ingat dia pemuda yang ku temui di tempat aneh itu.
“Aku tidak mau! Sudah kubilang juga, aku tidak akan sudi!”
“Jaga bicaramu! Dengar, kau adalah milikku, gadisku, dan kau hanya boleh menjadi Ratu untuk ku!”
Apa? Pria ini sudah gila, bagaimana bisa dia menyatakan bahwa aku miliknya, padahal kami baru bertemu. Tidak bisa aku tidak boleh berurusan dengannya.
“Aku bukan milikmu!”
Sret...
“Akh!”
Aku meringis sakit saat kedua tanganku disatukan keatas dan digenggam kuat olehnya. lalu tangan kanannya mencengkram ke dua pipiku. Matanya kembali berkilat membuat nyaliku menciut, argh! Kenapa jadi seperti ini.
“Kau memang milikku dan selamanya akan tetap bersamaku, Honey! ”
“Aku bukan Honey, namaku Megum—“
“BUKAN! Kau juga bukan Megumi, itu bukan namamu!”
“...............”
“Aku tahu, kau pun tidak suka dipanggil seperti itu, beri tahu namamu!”
Ba-bagaimana dia—apa dia tahu masa laluku? Itu tidak mungkin. Pasti dia mendengar dari pelayan tadi.
“Kau tidak perlu tahu!”
“Katakan! Atau kau akan menyesalinya!!”
Bibirku bergetar, tubuhku merespon tatapan membunuhnya, aku menegang takut saat pria dihadapanku menunjukan dua taring putih yang begitu meruncing sangat tajam.
Siapa dia sebenarnya?
Aku membulatkan mataku saat dia membuka lebar piyama tidurku, membuat pundak porselinku terekspos dengan sangat menggoda.
Tid—tidak mungkin, apa dia...dia ingin membunuhku? Air mataku berlinang akibat rasa takut yang sudah mengejutkan jiwa dan ragaku.
“Lepaskan aku..”
“Aku tidak akan pernah melepaskanmu!”
Dia mulai mendekatiku. Aku tersentak takut dan bingung saat bisa kurasakan ujung taringnya menyentuh kulit leherku, bersiap untuk menusuk dengan sangat dalam. Tidak! Dia tidak boleh melakukannya.
“Hiks.., Aletha. Na-namaku..hiks, Aletha Wisteria..hiks.”
Aku memejamkan mataku, membiarkan air mata menuruni pipi lalu jatuh tepat dikullit yang hampir saja terluka akibat gigitannya.
Sosok itu berhenti lalu menatapku dengan diam. Tubuhku sangat gemetaran menahan rasa takut, dia menghapus air mataku lalu menyentuhkan keningnya dengan keningku.
Kubuka mataku menatap mata birunya yang sangat indah, tatapan dingin tadi telah berubah menjadi rasa nyaman dan hangat.
Perlahan aku mulai merasa tenang, derai nafasnya begitu sangat hangat. Meski tubuhnya terasa dingin seperti mayat, meski kulitnya pucat pasi itu tidak menutupi fakta bahwa sosok ini memiliki karisma tampannya sendiri.
“Aletha. Nama yang cantik untuk sebutan Ratuku!”
Kriet..
“Nona..”
“TIDAK!!!!!”
Aku membuka mataku sembari terbangun, nafasku terburu-buru dan jantungku berdetak dengan cepat. Selama satu menit aku diam mencoba memahami kondisi sekarang.
“Anda baik-baik saja, Nona?”
Aku melihat kedua pelayan rumahku yang sedang menatap bingung kepadaku.
“Kenapa kalian ada disini, dimana sosok itu?”
“So..sok? Maaf Nona kami tidak melihat siapa pun disini.”
“Ada, sosok itu punya mata marah dengan dua tar---em.., lupakan. Kalian menggangu tidurku.”
“Tidur? Nona sekarang sudah jam 3 sore. Apa semalam, Nona begadang mengurusi berkas Perusahaan?”
Tiga? Sore? Aku melihat jam di dinding yang menunjukan jam 15.24 sore. Kulihat seluruh lingkungan kamarku tak lupa melihat keluar jendela juga, dan memang hari sudah sangat terang.
Ada apa ini bukankah tadi seharusnya sosok itu..., tunggu apa semuanya hanya mimpi? Tapi rasanya begitu nyata?
“Akh! Kepalaku pusing, sepertinya aku harus pergi ke psikiater.”
“Nona and----“
“Aku baik-baik saja, tinggalkan aku sendiri.”
Kedua pelayan itu berjalan keluar kamarku. Aku memijat pelan kepalaku yang sudah sangat pusing dengan semua yang terjadi kepadaku.
“Nona maaf, itu ada yang ingin saya katakan.”
“Apa?”
“Em, itu...Nona, itu.....”
“Itu Apa?!”
“Di-dileher Nona ada tanda me-merah..” ucap pelayan tadi dengan sedikit bersemu merah.
Tanda? Aku berlari menuju meja riasku, melihat pantulan diriku dari cermin besar dihadapan ku. OH KAMI-SAMA! Apa-apaan ini, ada banyak sekali bekas gigitan kecil di..di—Argh! Pasti sosok itu yang melakukannya.
Bagaimana ini, apa dia melakukan hal lebih terhadapku juga?
“Nona?”
“Iya! Em.., jangan salah paham, ini..ini tanda aku sedang alergi suhu. Kamar ini begitu panas sekali, tubuhku sangat gatal mungkin aku harus mandi dulu.”
Kedua pelayan itu saling bertatapan dengan bingung, tentu saja pasti bingung. Aku yang biasanya terlihat dingin dan tenang, tiba-tiba saja berubah menjadi gupek dan sedikit salting.
“Kenapa kalian diam? Pergi, aku ingin mandi!”
“Ba-baik, Nona.”
Aku terduduk lemas dilantai saat pintu kamarku tertutup. Oh semua ini membuatku gila!
“Kau lihat tanda itu? aku yakin semalam Nona pasti bercumbu dengan kekasih rahasianya.”
“Shutt! Kau ini kebiasaan sekali. Nona bisa mendengar ucapanmu.”
“Ish, iya iya..."
“Bagus! Sekarang aku sudah menjadi bahan gosip dikediamanku sendiri!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ukhty Tutie
ada pengagum rahasia ni
2020-11-16
2
HNF G
aletha bs mendengar pembicaraan orang ya?
2020-10-19
3
Iklima kasi💕
bapak sm anak sm aja dateng ke gadisnya dgn cara yg misterius,,,
oh jadi nama aslinya Alheta ya,cantik😗
uda ❤ dn bintang 5 thor langsung aj krn dr season 1 uda suka emang ceritanya ok🖒🖒
2020-10-12
4