2. Kepergian Jendral Gu Jin ke Perbatasan

Pagi yang cerah di sinar dengan mentari yang indah agak kekuningan Kuningan terlihat lah sebuah rumah yang indah dan asri dengan pemandangan nya yang sangat cantik, rumah itu sangat besar dan halamannya luas banyak ditanami oleh bunga berwarna warni yang terlihat enak di pandang.

Itu adalah rumah Jendral Gu Jin yang berani, kuat, ahli dalam bela diri karena kultivasinya berada Tahap 5 tingkat 7 sebentar lagi akan naik ke tingkat 6 tetapi jendral tidak buru buru untuk meningkatkan nya, karena ia ingin mengkokohkan pondasi tubuh nya terlebih dahulu.

Dirumah itu terlihat seorang wanita yang sangat cantik dan lembut ia adalah istri sahnya Jendral yang sangat di cintainya yaitu Lu Liana  dan juga ada sang jenderal di sebelahnya sambil memangku istrinya dan mengusap ngusap bahu istrinya dengan tangan nakalnya dengan lembut.

"sayang kamu cantik bangat pagi ini" ucap Gu Jin sambil memandangi wajah cantik istri nya

"Jadi biasa nya aku tidak cantik begitu, hanya selir mu saja yang cantik" kata Lu Liana istri Jendral Gu jin

"Bukan begitu sayang, di mataku kamu itu cantik setiap hari tetapi hari ini kamu sangat cantik sekali" kata Gu Jin lagi sambil menjelaskan kepada istrinya dengan lembut dan kasih sayang dia takut istrinya akan marah

" Selir apanya sayang, aku sama sekali tak ingin menjadikannya selir, hanya kamu yang aku cintai dan anak kita, kamu tahu sendiri kan kenapa dia menjadi selir di sini" kata Gu jin lagi

Mendengarkan penjelasan Gu Jin Lu Liana hanya tersenyum dia tau suaminya sangat mencintainya, selir itu hanya kesalahan dia mempercayai suaminya tidak mungkin mengkhianati nya.

"Iya suamiku, tapi aku hanya kesal saja, dia selalu mencari perhatian padamu, dengan menggunakan anak itu, coba kamu ingat ingat kembali apa benar anak itu bukan anakmu" kata Liana kesal sambil cemberut

"Tidak sayang aku ingat semuanya, aku masih sadar waktu itu dan aku pergi dari sana untuk segera mencari mu" kata Gu Jin lagi sambil memegang tangan istrinya dengan lembut

"Tetapi kamu tidak pulang malam itu" kata liana lagi yang masih manyun

"Iya dalam perjalanan aku pingsan, dan aku di tolong oleh pria baruh baya, lalu pria itu membawa ku dan memberikan aku obat" kata Gu Jin lagi

"Percaya pada ku sayang aku tidak mungkin mengkhianatimu" kata Gu Jin lagi lalu memeluk istrinya

"Hmm... kali ini aku percaya, kamu harus cepat mencari bukti supaya dia tidak kelamaan di sini aku kesal jadinya" kata Liana lagi

"Iya sayang" kata Gu jin lagi sambil merapatkan tubuh istrinya lebih erat lagi di pelukan nya, dia berjanji dalam hati akan segera mencari bukti.

kehidupan Liana sangat indah harmonis dan bahagia bersama suaminya, walaupun ada selir suaminya tapi suaminya selalu mengabaikan selirnya itu tidak menganggapnya ada.

Dengan begitu Liana merasa sangat dicintai, disayangi dan dimanjakan oleh suaminya. Dan dia lebih percaya diri lagi pada dirinya sendiri tidak sering murung lagi, hanya dia lah yang di cintai oleh suaminya tidak ada orang lain pikirnya untuk menyemangati dirinya sendiri.

Pagi menjelang siang itu Jendral sedang menikmati waktu libur nya bersama istri tercinta dan putri tersayangnya yang cantik jelita bak peri rembulan Dewi kayangan yang indah, banyak yang iri dengan kecantikannya termasuk Duo ulet keket yaitu selir dan anaknya.

Tiba-tiba waktu bahagia sang Jendral bersama keluarganya terganggu dengan kedatangan seseorang prajurit untuk melapor bahwa ada Kasim berkunjung kediaman Jendral, untuk mengantarkan Titah dari sang raja.

"Lapor Jenderal" kata prajurit kepada jendral Gu Jin mulai merasa gelisah melihat Jendral.

"Prajurit apa kau tidak melihat aku sedang bersama istri ku" ucap Jendral dengan geram

"Bukannya aku sudah bilang, tidak ada yang mengganggu ku hari ini" ucapnya lagi Dangan tegas.

Mendengar sang Jendral mulai marah prajurit itu buru buru berkata:

" Jendral diluar ada Kasim utusan dari istana datang menyampaikan titah dari yang Mulia Raja" ucap prajurit dengan wajah pucat dan takut takut melihat wajah dingin nya sang Jendral.

"Gleek!!!"

"Mati aku....!!!" Batin prajurit...

Prajurit itu menelan ludahnya dengan kasar saking gugupnya, karena sudah berani mengganggu waktu Jendral bersama keluarganya, tapi apa boleh buat karena ini juga penting untuk di laporkan ke jendral, dari pada mendengar kemurkaan dari Yang Mulia Raya Matahari

(Ya, kerajaan di wilayah itu terbagi Empat bagian kerajaan:

° kerajaan Matahari ~ yang di tempati oleh Jendral Gu   Jin saat sekarang ini, kenapa di namakan kerajaan Matahari kerena daerah tersebut sangat lah panas di siang hari

° Kerajaan Awan ~ Karena daerah nya berada di dataran tinggi banyak pegunungan awan awan terlalu rendah apabila kita berada disana bisa di jangkau dengan jari jari tangan dan daerah itu cukup subur

° Kerajaan Bulan ~ Karena daerah disana terang seperti cahaya Bulan yang redup

° Kerajaan Angin ~ Karena daerah ini sangat dingin di pagi hari sejuk di siang hari dan angin terasa Sepoi Sepoi disana sangat sejuk dan tentram

(Itu lah sekilas info tentang kerajaan di wilayah ini kembali ke cerita)

Mendengar penjelasan dari prajurit nya Jendral berjalan keluar bersama istrinya  menemui Kasim tersebut dengan enggan.

Dan Liana menyerah Putrinya kepada pelayan pribadi ya di antar ke tempat tidur, kerena putrinya sudah tertidur dari tadi.

Sesampai diluar Kasim melihat Jendral Gu Jin langsung buka suara :

"Dengarkan Titah dari Yang Mulia Raja" Ucap kasim lantang

Seluruh penghuni rumah berlutut sambil mendengarkan kan Kasim membacakan Titah sang Raja

" Jendral Gu Jin berani gagah perkasa kuat dan berbakat, di perintahkan kembali ke perbatasan dan membawa prajurit untuk melawan musuh musuh kerajaan Matahari" ucap Kasim membaca titah Raja

"Menerima Titah" Ucap jendral sambil mengangkat tangan nya keatas menghadap Kasim dam Kasim meletakkan Surat Titah Raja di telapak tangan Gu Jin.

Setelah kepergian Kasim jendral menghadap istrinya dengan perasaan campur aduk dan sedih karena baru saja ada waktu untuk bersama istri dan Putrinya, dan pupus sudah harapan nya karena mendapatkan perintah dari raja kembali ke perbatasan untuk berperang untuk melawan musuh.

"Liana, hari ini aku akan menghabiskan waktu bersamamu dan Putri kita, besok aku akan berangkat ke perbatasan" ucap Gu Jin kepada istri nya dengan wajah sedih.

Jendral merasa kepergian nya kali ini tidak  seperti biasanya, karena perasaan nya tidak terlalu enak, ada perasaan ganjil yang membengkak dalam hati nya, dia cemas meninggalkan istri dan Putrinya Kali ini dirumah sendirian,

Dia tidak percaya dengan siapapun yang ada dirumah ini selain istri dan putrinya, karena dia mengetahui banyak trik trik yang diperankan oleh selir ya beserta keluarganya yang lain, mereka hanya mengharapkan kan kehancurannya saja, tetapi selama ini dia tidak mendapatkan bukti. apalah daya dia sudah mendapatkan titah segera berangkat ke perbatasan.

Dia masih belum mendapatkan bukti, untuk menjatuhkan selir lusi dan antek antek.

Liana mendengar perkataan suaminya dia senang dan tersenyum manis

"Baik lah suamiku, hari aku akan menyerahkan kan diriku khusus padamu" canda Liana pada suaminya dia sangat bahagia

"Ayo kita masuk dulu, seperti Hana Putri kita sudah bangun dari tidurnya"ucap ya lagi dengan lembut dan sayang

Mereka kembali kedalam  Gu Jin merangkul Istrinya merapatkan kebadannya sendiri dan memeluk pinggang istrinya dengan mesra.

Saat mereka pergi nampak lah seorang dari sudut tiang rumah dia seorang wanita cukup cantik memakai pakai bewarna hijau yang indah, dia dari tadi mengintip kemesraan suami istri itu dengan tajam penuh rasa iri dan dengki.

dengan tersenyum miring yang penuh dendam dan amarah dia berkata:

"Habiskan lah waktu kalian bersenang senang hari ini, setelah itu tunggu pembalasanku" ucap wanita itu dengan wajah merah karena menahan amarahnya dari tadi.

Wanita itu adalah selir Gu Jin satu satunya yang bernama Lusi tetapi Gu jin tidak menganggapnya ada. Kenapa satu satunya karena kejadian itu menjadi selir di kediamannya nya. karena Gu Jin tidak berniat mengangkat selir dia hanya ingin istrinya  lu Liana satu satunya jadi Istrinya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

~Maaf, jika dalam karya saya masih ada kesalahan dan banyak kekurangan dalam proses belajar menulis Novel.~

☺️

Terimakasih

Episodes
1 Melintasi Waktu Ruang ke Demensi Lain
2 2. Kepergian Jendral Gu Jin ke Perbatasan
3 3. Masa Lalu
4 Mencari Tanaman Herbal
5 Melakukan Perawatan Wajah
6 6. Membakar Ikan
7 7. Bakar bakar ikan 2
8 8. Mendapatkan Ruang Demensi
9 9. Mengajak Xiao Lili Berlatih
10 10. Berlatih Seni Beladiri
11 11. Berkunjung ke Desa
12 12. Desa Tani
13 13. Membeli Benih Padi
14 14. Xiao Lili Pingsan
15 15. kebahagiaan Selir Lusi
16 16. Putra Mahkota
17 17. Kembali Berlatih
18 18. Kecemasan Xiao Lili
19 19. Pergi Berburu
20 20. Menemukan Ginseng
21 21. Bertemu Pembunuhan Bayaran
22 22. Mengobati Shen He
23 23. Berencana Pergi ke Ibu Kota
24 24. Menemukan Ling Zhi
25 25. Menemukan Kuda dan Sapi
26 26. Curhat Putra Mahkota
27 27. Gu Yue Yue Merasa Malu
28 28. Selir Lusi Bertindak
29 29. Xiao Lili iri pada Hana
30 30. Menolong Putra Mahkota
31 31. Kekaguman Putra Mahkota
32 32. Hana Bertemu Putra Mahkota
33 33. Memberikan Obat Kepada Putra Mahkota
34 34. Kesembuhan Permaisuri
35 35. Memberikan Ginseng kepada Kaisar
36 36. Shen He tidak Menemukan Hana
37 37. Hana Tiba di Kota Kabupaten
38 38. Hana Berencana Membeli Toko
39 39. Hana Membeli Toko pengobatan
40 40. Renovasi Toko
41 41. Membeli Budak
42 42. Membeli Budak 2
43 43
44 44.
45 45.
46 46
47 47
48 48.
49 49. Shen He Menemukan Hana
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Melintasi Waktu Ruang ke Demensi Lain
2
2. Kepergian Jendral Gu Jin ke Perbatasan
3
3. Masa Lalu
4
Mencari Tanaman Herbal
5
Melakukan Perawatan Wajah
6
6. Membakar Ikan
7
7. Bakar bakar ikan 2
8
8. Mendapatkan Ruang Demensi
9
9. Mengajak Xiao Lili Berlatih
10
10. Berlatih Seni Beladiri
11
11. Berkunjung ke Desa
12
12. Desa Tani
13
13. Membeli Benih Padi
14
14. Xiao Lili Pingsan
15
15. kebahagiaan Selir Lusi
16
16. Putra Mahkota
17
17. Kembali Berlatih
18
18. Kecemasan Xiao Lili
19
19. Pergi Berburu
20
20. Menemukan Ginseng
21
21. Bertemu Pembunuhan Bayaran
22
22. Mengobati Shen He
23
23. Berencana Pergi ke Ibu Kota
24
24. Menemukan Ling Zhi
25
25. Menemukan Kuda dan Sapi
26
26. Curhat Putra Mahkota
27
27. Gu Yue Yue Merasa Malu
28
28. Selir Lusi Bertindak
29
29. Xiao Lili iri pada Hana
30
30. Menolong Putra Mahkota
31
31. Kekaguman Putra Mahkota
32
32. Hana Bertemu Putra Mahkota
33
33. Memberikan Obat Kepada Putra Mahkota
34
34. Kesembuhan Permaisuri
35
35. Memberikan Ginseng kepada Kaisar
36
36. Shen He tidak Menemukan Hana
37
37. Hana Tiba di Kota Kabupaten
38
38. Hana Berencana Membeli Toko
39
39. Hana Membeli Toko pengobatan
40
40. Renovasi Toko
41
41. Membeli Budak
42
42. Membeli Budak 2
43
43
44
44.
45
45.
46
46
47
47
48
48.
49
49. Shen He Menemukan Hana
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!