Bab 3, Beauty But The Beast

Sesaat setelah mandi, Sherly menuju ke kamarnya. Ia mengambil handphone miliknya yang tergeletak di meja riasnya dan kemudian duduk di tepi ranjang kamarnya yang berseprei merah muda, warna favoritnya.

Ia membuka handphone miliknya dan menemukan beberapa sms yang masuk ke handphonenya. Namun ia sangat terkejut ketika membaca sms dari nama yang sudah sangat ia kenal selama ini. Dengan cepat ia langsung beranjak dari ranjangnya dan kemudian beranjak pergi keluar dari kamar.

Dengan tergesa - gesa, Sherly menuju ke ruang tamu dan kemudian membuka pintu rumahnya. Ia melihat seorang anak laki - laki yang sedang berteduh di depan pagar rumahnya. Tertunduk lesu sambil memandang ke arah jalan yang disiram air hujan.

" Shaka " panggil Sherly.

Sherly kemudian berlari menuju ke arahnya untuk membuka pintu pagar rumahnya. Ia memandang Shaka yang telah basah kuyub. Namun ia sedikit tercengang ketika melihat wajah sembab Shaka yang berusaha menahan air mata mencoba keluar dari kedua matanya.

" Apa yang terjadi? Apa kamu baik - baik saja?" kata Sherly.

Sherly memandangi Shaka yang hanya diam membisu. Kemudian Sherly menggenggam tangan Shaka dan menuntunnya untuk masuk ke dalam rumahnya.

Rumah Sherly lumayan besar dan luas. Ia tergolong anak yang cukup kaya karena papanya merupakan kontraktor sukses di kota Malang.

Sherly merupakan anak tunggal yang hanya ditemani oleh Papa dan mamanya serta 3 orang Assisten Rumah Tangga. Sehingga ia sangat disayang dan dimanja oleh orang tuanya. Hal itu juga yang membuat Sherly agak pemilih dalam beberapa hal, termasuk urusan laki - laki dalam hidupnya.

Setelah masuk ke dalam rumah, Sherly menyuruh Shaka duduk. Namun Shaka malah pergi keluar dan memilih duduk di kursi yang ada di teras rumah Sherly.

"Aku disini aja" ucap Shaka.

" Sudah ga pa - pa, masuk saja. Nanti kamu tambah sakit." balas Sherly.

" Aku lebih nyaman disini, Sher." kata Shaka.

" Ya udah, terserah kamu. Tunggu bentar ya?" ujar Sherly dan kemudian ia pergi meninggalkan Shaka di teras rumahnya.

Ia menyuruh Assistant Rumah Tangga di rumahnya untuk menyediakan makanan dan minuman yang hangat untuk Shaka.

Tak lama kemudian Sherly kembali dengan membawa kaos dan celana.

" Nih, ganti bajumu" ujar Sherly sambil menyodorkan kaos dan celana yang sudah ia bawa ke Shaka.

" Ga usah khawatir, ini punya papaku. Masih baru kok". ucap Sherly dengan tersenyum.

Shaka hanya memandangi Sherly dengan perasaan bingung campur malu dan kemudian ia berkata :

" Apa ada papamu?". sambil celingukan ke kanan dan ke kiri.

Dengan tertawa, Sherly mengatakan bahwa papa dan mamanya sedang pergi ke undangan pesta teman papanya di luar kota. Jadi ia tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.

" Aku lebih butuh kamu daripada kaos dan celana itu. Aku cuma ingin kamu. " tiba - tiba kata - kata itu meluncur dari mulut Shaka.

Deg.., deg.., deg..., bergetar hati Sherly mendengar kata Shaka. Ia kaget Shaka mengucapkan kata - kata itu. Dengan sedikit mematung, ia memandangi Shaka dengan tersipu malu.

Entah kenapa, walaupun banyak kata - kata yang lebih manis yang mampir di telinga Sherly dari para lelaki buaya, tidak membuat jantung Sherly berdebar kencang. Namun kata - kata singkat dari Shaka tersebut malah membuat dia gugup dan hatinya terasa tak karuan.

"Mungkin aku tidak lagi akan menjadi Shaka yang dulu lagi, Sherly." ujar Shaka.

" Aku akan berubah demi rasa sakit yang ada di dalam hatiku." sambungnya.

"Kenapa, Shaka? Apa yang terjadi?" kata Shaka.

Awalnya Shaka terdiam sambil memandangi hujan sore itu. Tapi, setelah Sherly mendesaknya, akhirnya ia menceritakan apa yang telah ia alami.

" Tari sungguh keterlaluan. Aku akan bicara dengannya nanti?" ucap Sherly.

" Ga usah, engga ada yang perlu dilakukan." Balas Shaka.

" Tapi ga bisa gitu dong, ia mesti harus dikasih pelajaran. Biar dia engga seenaknya saja mempermainkan perasaan orang lain. Mentang - mentang dia kesepian, terus apa dia boleh seenaknya dia sendiri memanfaatkan orang lain hanya untuk kepentingan dia sendiri,huh? cerocos Sherly dengan kalimatnya yang panjang lebar.

Melihat panjangnya kalimat yang keluar dari bibir Sherly itu, membuat Shaka tersenyum.

"Biarlah waktu berjalan dengan semestinya. Biarlah yang semestinya berakhir akan berakhir dengan semestinya."

Sherly hanya terdiam mendengar kata - kata puitis Shaka. Ia mulai mengerti tentang arti perubahan diri Shaka yang sudah dikatakan sebelumnya.

" Terus apa rencanamu? gerutu Sherly.

"Memang tidak mudah, tapi aku hanya perlu waktu untuk berjalan dengan luka ini." Kata Shaka.

Kemudian Shaka pamit dan pulang. Sherly hanya bisa memandangi punggung Shaka yang lebar. Ia hanya berharap Shaka tidak melakukan sesuatu yang bisa merugikan dirinya sendiri.

Akhirnya Ujian Akhir Semester telah selesai, setiap siswa datang dan mengerumuni papan pengumuman untuk melihat kelas masing - masing. Saat itu Sherly terkejut karena melihat Shaka berada di kelas yang berbeda jurusan dengannya. Sherly berada di kelas XII IPA 1 sedangkan Shaka berada di kelas XII IPS 3. Sherly tidak habis pikir kenapa Shaka yang lumayan berotak encer tidak masuk di kelas IPA, padahal Sherly tahu bahwa Shaka menginginkan hal tersebut. Sherly lebih terkejut lagi saat mendengar dari Bobi, teman taekwondo Shaka, bahwa Shaka mengundurkan diri dari Kejuaraan Antarsekolah. Amat sangat disayangkan karena Shaka merupakan atlet andalan di sekolahnya. Ia merupakan juara bertahan Kejuaraan Nasional tahun kemarin. Hingga akhirnya akibat dari keputusannya tersebut, dia harus dikucilkan oleh teman - temannya termasuk guru dan pelatihnya.

"Mengapa Shaka melakukan itu? Mengapa ia mengubur semua impian dan harapannya? Apa yang dipikirkannya? Apa ia masih patah hati? Apa ia baik - baik saja?" semua pertanyaan itu hadir dalam benak Sherly.

Sherly mencoba menghubungi Shaka, tapi handphone milik Shaka tidak bisa dihubungi. Kemudian ia menghubungi Ibunya Shaka dan terkejut mendengar bahwa Shaka pergi liburan ke rumah neneknya di jogjakarta seorang diri. Ibunya hanya mengatakan bahwa Shaka sekarang lebih menutup diri dan jarang bergaul. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar.

Memang semenjak kejadian di sore waktu itu, hubungan Shaka dan Sherly menjadi renggang. Shaka tidak pernah menghubungi Sherly. Shaka pun tidak pernah menampakkan wajahnya atau menghampiri Sherly lagi ketika di sekolah. Shaka hanya sibuk dengan dunianya sendiri tanpa menghiraukan yang lainnya.

Sherly sudah berusaha menghubungi Shaka, namun handphone Shaka selalu mati. Sherly berupaya untuk berkomunikasi dan mendekati Shaka, namun Shaka selalu menghindari Sherly. Sherly hanya berharap Shaka baik - baik saja dan berdoa semoga semuanya cepat berlalu.

Tak terasa liburan semester telah selesai. Masing - masing siswa memasuki kelasnya. Mereka sibuk dengan aktivitasnya masing - masing. Hingga suatu hari di kantin sekolah, Shaka melihat seorang gadis berwajah tirus berjalan menuju ke arah kantin. Ia berkulit putih langsat dan tinggi semampai.

Dengan mata sipit dan rambut hitamnya yang terurai panjang sepunggung, ia berjalan seorang diri. Menarik perhatian siswa - siswa lain yang melihatnya.

"Hayo, kamu lihat apa? pasti kamu lihat dia kan?" ujar Bobi sambil menepuk bahu Shaka.

Bobi merupakan teman sekelas Shaka di kelas XII IPS 3 yang juga teman latihan taekwondo Shaka. Ia merupakan salah satu buaya kelas wahid yang ada di sekolahnya.

Dengan postur tinggi dan wajahnya yang tampan, menjadikan Bobi sebagai plaboy sejak duduk di kelas 1. Baginya, tidak ada cewek yang tidak bisa ditaklukkannya, kecuali Sherly.

Iya, Bobi sempat menaksir Sherly dan berusaha menggodanya. Namun ditolak mentah - mentah oleh Sherly. Bahkan Bobi sempat memohon - mohon ke Shaka untuk diajari cara mendekati Sherly. Tapi Shaka malah tertawa dan mengatakan agar bobi berusaha sendiri. " Masa buaya belajar ma cicak." kata Shaka pada waktu itu.

"Namanya Besty Quenn Roselle, panggilannya Besty." kata Bobi.

" Dia anak kelas XI - 1, anak baru di sekolah kita. Pindahan dari Surabaya yang aku dengar." sambung Bobi.

Shaka hanya diam dan terus memandangi gadis itu tanpa berkata apapun ke Bobi.

" Tapi jangan harap kamu bisa dekati dia, Shak. Kepribadiannya ga secantik wajahnya. Ia suka berkata buruk dan menyakitkan hati." cerocos Bobi tanpa henti.

Ketika Besty masuk ke dalam kantin, banyak siswa laki - laki kelas XII IPS yang berusaha menggodanya. Banyak yang mencoba mendekati dan merayunya. Namun Shaka tidak memperdulikan semua itu. Ia hanya diam sambil terus memakan bakso yang ada di depannya itu.

" Diam..!!! Apa kalian tidak pernah melihat seorang gadis? Kampungan..!" ujar gadis itu.

Ia melihat ke smua cowok - cowok yang berusaha menggodanya itu tak terkecuali Shaka. Ia sedikit heran melihat ada seorang anak cowok yang sikapnya tidak seperti semua laki - laki di kantin itu. Besty heran dengan sikapnya yang acuh tak acuh dan hanya terus memakan baksonya tanpa berkomentar apapun, seperti yang dilakukan oleh semua temannya terhadapnya.

" Hei, Besty. Jaga ucapanmu..! Kamu mau cari perkara?" kata Bobi.

" Iya, kamu jangan sok jual mahal. Emangnya kamu siapa? Adik kelas aja banyak gaya." kata siswa laki - laki yang lain.

" Apa mulutmu mau dijahit? Wajahmu tak secantik mulutmu. Aku jamin tidak akan ada cowok yang mau jadi pacarmu" kata siswa laki - laki lain yang berbadan besar.

" Emang kenapa mulutku, hah? Kamu suka mulutku? Kamu mau mencium bibirku?" balas Besty.

Cuuhhh..! Besty melemparkan ludahnya ke sampingnya sambil berniat meninggalkan kantin sekolah.

Sebelum meninggalkan kantin, Joni, siswa laki - laki kelas XII IPS yang berbadan besar itu berdiri dan kemudian menahan tangan Besty hingga Besty terhenti. Ia mengangkat tangannya dan berniat menampar Besty. Namun, Ssebelum tangan besar itu menyentuh pipi dan bibir Besty, tiba - tiba ada tangan lain yang menahannya.

Semua siswa yang di kantin menoleh, melihat Shaka berdiri dan menahan tangan Joni.

"Tak pantas laki - laki memukul perempuan." kata Shaka sambil memandang mata anak laki - laki yang terkenal kasar di sekolahnya itu.

Besty terdiam dan hanya bisa memandangi Shaka. Ia terkejut, bagaimana bisa cowok yang acuh tak acuh itu bergerak cepat untuk melindungi dirinya.

" Diam, Shaka! Jangan ikut campur! Atau nanti aku hajar kamu" kata Joni.

"Jangan sok jadi pahlawan kesiangan." sambungnya.

"Lepaskan tangannya sekarang juga..!!!" ujar Shaka sambil menggeretakkan giginya dan memandangnya dengan sorot matanya yang tajam.

Akhirnya Joni melepaskan tangan Besty dan memandangnya seraya berkata :

"Aku akan berurusan denganmu nanti, gadis sombong..! " kata Joni yang kemudian pergi dan meninggalkan Shaka dan Besty.

Kemudian Shaka pun pergi dari kantin tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Besty. Ia berlalu dari hadapan Besty tanpa memberi kesempatan kepada Besty untuk mengucapkan terima kasih kepadanya.

Gadis itu hanya bisa memandangi kepergian Shaka yang diikuti oleh Bobi yang menyusulnya dengan tergesa - gesa.

Terpopuler

Comments

_rus

_rus

Sudah aku like Thor 👍🏽👍🏽
tetap semangat pokoknya 💪🏽💪🏽

Salam hangat dari "Sebuah Kisah Cintaku" 😁🙏🏽

2020-11-20

1

📚 Inem tak di anggap (HIATUS)

📚 Inem tak di anggap (HIATUS)

Besty 🤔🤔
Hati2 ya neng ntar kau suka ngan bang Shaka kuh 🙄

2020-11-18

1

Nur Hidayanti

Nur Hidayanti

besty... nama nya unik _^

2020-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1, Sayap Yang Tumbuh
2 Bab 2, Tulang Yang telah Patah Tidak Akan Pernah Patah Kembali
3 Bab 3, Beauty But The Beast
4 Bab 4, Garis Takdir Pertemuan
5 Bab 5, Rasa itu Nyata
6 Bab 6, Remah - Remah Cinta (Bagian 1)
7 Bab 7, Remah - Remah Cinta (Bagian 2)
8 Bab 8, Beri Sedikit Waktu
9 Bab 9, Biar Waktu yang Menjemputnya
10 Bab 10, Percaya Padaku
11 Bab 11, Janji
12 Bab 12, First Date (Bagian 1)
13 Bab 13, First Date (Bagian 2)
14 Bab 14, First Date (End)
15 Bab 15, Rahasia Hati (Bagian 1)
16 Bab 16, Rahasia Hati (Bagian 2)
17 Bab 17, Perasaan Seorang Teman
18 Bab 18, Luka Lama (Bagian 1)
19 Bab 19, Luka Lama (Bagian 2)
20 Bab 20, Luka lama (Bagian 3)
21 Bab 21, Luka Lama (Bagian 4)
22 Bab 22, Luka Lama (End)
23 Bab 23, Rendezvous (Bagian 1)
24 Bab 24, Rendezvous (Bagian 2)
25 Bab 25, Sepenggal Kisah Lalu
26 Bab 26, Love..Love..Love.. (Bagian 1)
27 Bab 27, Love..Love..Love..(End)
28 Bab 28, A Wish...
29 Bab 29, A Beginning (Part 1)
30 Bab 30, A Beginning (Part 2)
31 Bab 31, Ulang Tahun (Part 1)
32 Bab 32, Ulang Tahun (Part 2)
33 Bab 33, Ulang Tahun (Part 3)
34 Bab 34, Ulang Tahun (Part 4)
35 Bab 35, Ulang Tahun (Part 5)
36 Bab 36, Selimut Hati (Part 1)
37 Bab 37, Selimut Hati (Part 2)
38 Bab 38, Selimut Hati (End)
39 Bab 39, Dear Shaka...(Part 1)
40 Bab 40, Dear Shaka...(Part 2)
41 Bab 41, Aku Selalu Ada (Part 1)
42 Bab 42, Aku Selalu Ada (Part 2)
43 Bab 43, Aku Selalu Ada (End)
44 Bab 44, Sayonara Putih Abu-abu
45 Bab 45, Hikmah Kehidupan
46 Bab 46, Orientasi Baru (Part 1)
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1, Sayap Yang Tumbuh
2
Bab 2, Tulang Yang telah Patah Tidak Akan Pernah Patah Kembali
3
Bab 3, Beauty But The Beast
4
Bab 4, Garis Takdir Pertemuan
5
Bab 5, Rasa itu Nyata
6
Bab 6, Remah - Remah Cinta (Bagian 1)
7
Bab 7, Remah - Remah Cinta (Bagian 2)
8
Bab 8, Beri Sedikit Waktu
9
Bab 9, Biar Waktu yang Menjemputnya
10
Bab 10, Percaya Padaku
11
Bab 11, Janji
12
Bab 12, First Date (Bagian 1)
13
Bab 13, First Date (Bagian 2)
14
Bab 14, First Date (End)
15
Bab 15, Rahasia Hati (Bagian 1)
16
Bab 16, Rahasia Hati (Bagian 2)
17
Bab 17, Perasaan Seorang Teman
18
Bab 18, Luka Lama (Bagian 1)
19
Bab 19, Luka Lama (Bagian 2)
20
Bab 20, Luka lama (Bagian 3)
21
Bab 21, Luka Lama (Bagian 4)
22
Bab 22, Luka Lama (End)
23
Bab 23, Rendezvous (Bagian 1)
24
Bab 24, Rendezvous (Bagian 2)
25
Bab 25, Sepenggal Kisah Lalu
26
Bab 26, Love..Love..Love.. (Bagian 1)
27
Bab 27, Love..Love..Love..(End)
28
Bab 28, A Wish...
29
Bab 29, A Beginning (Part 1)
30
Bab 30, A Beginning (Part 2)
31
Bab 31, Ulang Tahun (Part 1)
32
Bab 32, Ulang Tahun (Part 2)
33
Bab 33, Ulang Tahun (Part 3)
34
Bab 34, Ulang Tahun (Part 4)
35
Bab 35, Ulang Tahun (Part 5)
36
Bab 36, Selimut Hati (Part 1)
37
Bab 37, Selimut Hati (Part 2)
38
Bab 38, Selimut Hati (End)
39
Bab 39, Dear Shaka...(Part 1)
40
Bab 40, Dear Shaka...(Part 2)
41
Bab 41, Aku Selalu Ada (Part 1)
42
Bab 42, Aku Selalu Ada (Part 2)
43
Bab 43, Aku Selalu Ada (End)
44
Bab 44, Sayonara Putih Abu-abu
45
Bab 45, Hikmah Kehidupan
46
Bab 46, Orientasi Baru (Part 1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!