Mengejar Pengantin (2)

Kadang menyembunyikan perasaan dan kenyataan yang sebenarnya, jauh lebih menyakitkan. Daripada kamu berterus terang, namun hanya memberikan harapan. Dimana orang yang berharap adalah dia yang selama ini selalu mendukungmu.

Yang selama ini berusaha mengerti, namun kamu selalu membangun tembok privasi begitu tebal, tinggi dan kokoh.

Dia berulang kali berusaha menerjang, memanjat bahkan menjebol. Karena lapisan demi lapisan sudah kamu desain sedemikian rupa agar tidak ada yang bisa menembusnya.

Satu-satunya cara adalah si pemilik tembok harus mau memberi pintu, agar bisa dibuka.

Jika ada rumah tanpa pintu, itu adalah suatu hal yang mustahil ada. Bahkan sebuah lelucon konyol juga memprihatinkan. Begitu bodohnya orang yang mendesain rumah seperti itu.

Apa untungnya?

Mungkin suatu hari nanti, bangunan itu akan ada pintunya. Sang pemilik membutuhkan banyak keberanian. Menghadapi kenyataan dan ketakutan yang ada. Menyembunyikan sesuatu, pasti akan terkuak juga nanti.

Semua hanya masalah waktu.

Ya, hanya waktu saja yang mampu mengungkapnya. Setahun, dua tahun, sepuluh tahun. Bahkan seratus atau seribu tahun, saat kamu sudah menjadi fosil.

Menunggu ahli sejarawan mengungkap semua?

Sepenting apa dirimu? Lebih baik ada, lalu dilupakan. Atau melupakan kemudian menghilang.

.

.

.

.

.

*****

"Nggak bisa kayak gini. Aku sudah berjanji untuk membawa Lisa pulang. Apapun yang terjadi pernikahan ini harus terlaksana. Masa bodoh dia membenciku sampai kapan, toh sekarang dia juga sudah benci." Yola masih membatin menghadapi sikap Lisa.

Airmata di pipinya sudah kering. Stop scene menye-menye kali ini. Yola harus kuat menerima kenyataan bahwa orang yang di sayang dan didukung selama ini, harus bersitegang karena masalah pernikahan.

Ekhem...

Yola mencoba menguatkan diri. Menarik nafas kemudian menghembuskannya. Seperti membuang beban yang ada. Plong, walaupun sedikit.

"Lisa. Apapun yang terjadi kamu harus pulang. Mau kamu menolak, aku akan tetap membawamu pulang. Kamu benci aku, aku terima. Mulai sekarang, terserah mau bagaimana. Yang penting pernikahan hari ini harus terjadi! " tegas Yola mengucapkannya.

"Nggak mau. Kamu nggak bisa maksa aku, La! " Lisa menolak, marah.

Yola tidak sabar, lalu meraih tangan Lisa. Berusaha menariknya agar ikut pulang.

"Lepas! Lepasin Aku, La! Kamu kok tega banget sama aku! " Lisa berteriak.

"Kamu yang tega! " balas Yola.

"Tolong...tolong...tolong...Lepasin aku! " kembali dia berteriak, berharap ada yang menolongnya. Sambil berusaha lepas dari cengkraman tangan Yola.

Yola segera bertindak, stun gun dikeluarkan, namun belum selesai Yola beraksi, Lisa berhasil lepas dan berlari.

Yola pun tidak tinggal diam. Dia mengikuti kemana kaki Lisa pergi. Walaupun Yola berlari tanpa alas kaki, namun langkah kakinya lumayan cepat.

Karena dulu fisiknya sudah biasa terlatih sejak, Sehingga lebih mudah menyusul Lisa. Sedikit lagi Yola meraih badan Lisa.

"Kena kau, Lis! " Yola menyeringai. Tangan kanan yang memegang stun gun di arahkan ke badan Lisa.

Dan, drrrttttt...

.

.

Yola malah terjatuh, kaget. sengatan listrik itu berbalik mengenainya. Seseorang menampik tangan Yola, sontak tangan kanan mengenai lengan tangan kirinya.

Yola roboh.

Lamat-lamat dia melihat sosok bayangan itu. Bayangan yang menggagalkan rencananya. Kecewa dan benci bergumul menjadi satu dalam hati Yola. Dia ingin membuat perhitungan dengan orang itu, juga Lisa.

Sepertinya Yola kenal. Walau orang itu memakai baju serba hitam, topi dan masker.

Baru saja Yola meraih kaki orang itu. Dunianya sudah gelap.

*****

Yola membuka mata. Dia kaget telah berada di sebuah ruangan. Kemudian otaknya mengingat ulang kejadian sebelumnya.

Rasa marah menguasai dirinya. Cepat-cepat dia bangun untuk mengejar Lisa.

Tapi kepalanya sedikit pusing. Yola menggeleng-gelengkan kepala agar segera sadar penuh. Lalu memeriksa sekeliling.

kamar Lisa?

Hah? Bagaimana bisa. Apa aku tadi bermimpi. Atau saat ini bermimpi. Tunggu, Bajuku.

Yola memperhatikan baju yang melekat di tubuhnya. Masih tidak percaya, dia kembali menggerayangi seluruh anggota badannya yang ternyata sudah berubah. Mulai dari kepala, telinga, badan, tangan dan kakinya.

Ini kebaya yang dibeli Lisa kemarin.

Jadi?

Yola melotot, bengong, kaget.

Brakk...

Menoleh kearah suara. Ternyata Maya, ia pun masuk, menatap Yola dengan lega. "Alhamdulillah, Kak Yola udah sadar. Ayo cepat ke ruang ganti. Ada yang mau dijelaskan."

Belum sempat Yola bertanya tentang keganjilan yang terjadi, hanya sampai membuka mulut. Keburu dipotong oleh Maya.

"udah nanti aja tanyanya. Ini darura. Yuk! " Menarik tangan Yola untuk ikut dengannya.

*****

Di ruang ganti. Duduk seseorang yang telah menunggu Yola. Dialah Alan. Calon suami Lisa yang mungkin saja calon sadboy.

Yola mulai mengaitkan serangkaian kejadian. Melihat baju agar yang melekat di badan dan juga percakapan malam kemarin. Dia berpikir skenario Lisa memang berjalan sesuai rencananya.

Yola hanya tersenyum kecut memikirkan hal ini. Andai saja tadi tidak pingsan. Sudah pasti dia berhasil menangkap Lisa.

Hah, nasib sudah begini. Mau bagaimana lagi. Mari lihat apa yang akan ditawarkan Alan. Apakah nikah kontrak?

Mungkin.

Alan duduk dengan kaki bersilang di depan meja rias menghadap Yola. Tangan dilipat. Memakai setelan jas, celana dan sepatu hitam. Seperti pengantin yang akan ijab qabul pada umumnya. Peci yang dipakai pun tampak pas.

Dilihat dengan seksama dia ganteng juga. Goodlooking, sih. Tapi...

"Ngapain bengong disitu. Cepat kesini!" kalimat yang keluar dari mulutnya judes banget.

Mengetahui hal itu, hancur sudah kekaguman Yola akan diri Alan, ia pun melangkah gontai. Lalu duduk disebelah Alan.

"siapa yang nyuruh kamu duduk? Berdiri! " malah membentak. Jantung Yola serasa mau copot.

Usahakan menahan emosi kemudian tersenyum dengan terpaksa.

Pantas saja dibilang Mr. Coolkaz. Sifatnya begini. Kok mau-maunya Lisa pacaran dengan orang tempramen buruk seperti dia. Yola mencibir dalam hati. Dia pun kembali berdiri agak menjauh dari Alan.

"Dengar ya. Mau nggak mau, kamu harus mengikuti apa kataku, ini demi kebaikan Om Sam dan Tante Yuni. " nada suara Alan sudah turun.

"Mulai hari ini. Ingat kita akan melakukan nikah kontrak selama satu tahun. Bersikap seperti suami istri ketika di luar rumah. Sebaliknya di dalam rumah anggap saja kita dua orang asing. Kamu dengan urusanmu, aku dengan urusanku. Paham?" kembali Alan memberi penjelasan seperti penekanan.

Yola emosi. "Dia pikir dia siapa? Ngatur-ngatur hidupku." Aku mendengus kesal.

Kemudian Alan mengeluarkan sebuah map snail dari dalam laci meja. "Bacanya nanti aja. Kamu cukup tau dan turuti kata-kataku tadi. Setelah menikah kamu boleh mengubah syarat-syarat yang sekiranya berat buat kamu. kecuali poin pertama." memberikan map itu.

"Cepat tandatangani. Aku tunggu di depan, sepuluh menit lagi harus sudah di sana untuk ijab qabul. Kalau tidak, kamu akan aku laporkan ke polisi karena mencoba melakukan tindak kekerasan pada Lisa." Alan tersenyum sinis, kemudian melenggang pergi meninggalkan ruangan itu.

Yola terduduk lunglai. "Jadi tadi yang menampik tanganku adalah Alan. Dia tahu semua kejadian antara aku dan Lisa?"

Membuka map snail itu. Baru saja membaca judul tulisan itu. Yola sudah mengeluh.

"Tuhan...

Drama apa lagi ini? Kenapa aku terjebak dalam ruwetnya hubungan mereka. Apa salah dan dosaku terhadap mereka?

Apakah nanti kisah hidupku seperti drama Full House, atau seperti Fated to Love?

Arrrrghh...

Nggak mungkin, itu kan drama dengan ending hidup bersama walaupun nikah kontrak.

Tapi aku?

Hidup sama aktor judes, galak dan licik kayak dia. Mana bisa satu rumah dengan orang seperti itu. Hari-hariku yang cerah akan berubah suram, mendung dan kelabu."

Yola membayangkan siksaan fisik dan batin bagai hantu.

"Bagaimana kalau aku diperlakukan seperti pembantu?"

Yola menangis diam, "Ayah, Ibu. Aku harus bagaimana?"

Eh, tunggu. Tadi dia bilang masih bisa mengubah poin-poin lain kecuali nomor satu.

Segera Yola fokus membaca surat itu, terutama pada poin yang disebutkan Alan.

Isinya menyatakan bahwa menikah dalam satu tahun dan akan bercerai baik-baik tanpa menuntut apapun dari masing-masing pihak.

Yola sedikit tenang. Mungkin saja dia bisa menerima perjanjian poin satu. Oke, yang lain diurus nanti. Dia memutuskan akan bermain drama dalam satu tahun Alan.

Ya, Yola terima itu.

Tangannya mengepal. Dirasakan gejolak amarah menyelimuti hatinya. Mungkin dengan ini Yola bisa membalas perbuatan dua orang tadi, Lisa dan Alan.

Bahkan lebih, gara-gara Alan, Yola tidak bisa menangkap Lisa dan berakhir seperti ini.

"Kamu dan Lisa akan mendapat pembalasan nanti. Lihat saja."

Terpopuler

Comments

Nunung Nurhasanah

Nunung Nurhasanah

aku dah nonton dua2nya, thor.. keren..

2022-10-21

0

Leni

Leni

full house harus ke Bali dulu terus rumah kamu dijual sama maya dibeli sama Alan .wwiiiiih seru pokoknya ditunggu mudah2an geregetgetegetnya kaya full house😁

2022-01-30

0

Kencana

Kencana

yuhuuuuuu...mampir lgi thorr😘😘

2020-09-25

2

lihat semua
Episodes
1 Keluarga
2 Kabar
3 Hari H
4 Mengejar Pengantin
5 Mengejar Pengantin (2)
6 Nikah?
7 Kehidupan Baru
8 Sambal Kemangi
9 Air Putih dan Susu
10 Lilac
11 Alder
12 Hari Baru
13 Make a Memory
14 Make a memory 2
15 Pulang
16 Abang Jago
17 Abang Hero
18 Transformasi
19 Baru
20 Ditandai ( )
21 Singa dan Final
22 Malaikat Three Point
23 Luka di Januari
24 Kamu Adalah Duniaku
25 Lelaki Jendela
26 Bangun!
27 Hukuman & Pembaruan Kontrak
28 Isi
29 Teman & Foto
30 Dua Bulan
31 Kembali ke Kota
32 Rumah Baru
33 Tetangga, Lagi
34 Teman Lama
35 Teman Lama (2)
36 Melamar
37 Melamar (2)
38 Melamar (3)
39 Pilihan
40 Ternyata
41 Ternyata (2)
42 OMG
43 Bangs*t
44 Bangs*t (2)
45 Kamu siapa?
46 Zona Kakak Adik
47 Tanda-tanda
48 Horor
49 Marah
50 Damai
51 Mengintai Berujung Hareudang
52 Gulali Asem
53 Mertua
54 Mertua (2)
55 Cemburu?
56 Insomnia
57 Terkedjoet
58 Makan Malam
59 Sang Pengagum
60 Menantu Aestethic
61 Ada Apa Dengan...
62 Reuni Emak-emak
63 Menantu Aestethic (2)
64 Menantu Aesthetic (3)
65 Chef & Assistant
66 Yola Vs Naura
67 Pemberitahuan
68 Yola Vs Naura (2)
69 Who's the real 'Menantu Aesthetic'?
70 Bertemu
71 Nyaman?
72 Nasib Secondlead
73 Sampai Jumpa
74 Tetes-Tetes
75 Sampai Jumpa, Lagi?
76 Menginap
77 Sakit
78 Jadi Sebenarnya...
79 At My Worst
80 Ajakan
81 Betty dan Jo
82 Kembali
83 Kartu
84 Pamit
85 Pamit (2)
86 Alasannya
87 Disalahkan
88 Bunuh Diri?
89 Bantuan
90 Selanjutnya
91 Pernah
92 Kabur
93 Malu dan Rindu
94 Nasib
95 Dijemput
96 Galeri dan Rumor
97 Suara Hati Riza
98 Bersama Lagi
99 Makan Malam
100 Pendekatan
101 Sesuatu Yang Gagal
102 Rahasia Apa?
103 Gosip
104 Gosip (2)
105 Gosip (3)
106 Langkah
107 Langkah (2)
108 Langkah (3)
109 Klarifikasi
110 Klarifikasi (2)
111 Syarat
112 Duel
113 Akhir (End?)
114 End atau Extra?
115 Dari Author
116 Author Balik Lagi
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Keluarga
2
Kabar
3
Hari H
4
Mengejar Pengantin
5
Mengejar Pengantin (2)
6
Nikah?
7
Kehidupan Baru
8
Sambal Kemangi
9
Air Putih dan Susu
10
Lilac
11
Alder
12
Hari Baru
13
Make a Memory
14
Make a memory 2
15
Pulang
16
Abang Jago
17
Abang Hero
18
Transformasi
19
Baru
20
Ditandai ( )
21
Singa dan Final
22
Malaikat Three Point
23
Luka di Januari
24
Kamu Adalah Duniaku
25
Lelaki Jendela
26
Bangun!
27
Hukuman & Pembaruan Kontrak
28
Isi
29
Teman & Foto
30
Dua Bulan
31
Kembali ke Kota
32
Rumah Baru
33
Tetangga, Lagi
34
Teman Lama
35
Teman Lama (2)
36
Melamar
37
Melamar (2)
38
Melamar (3)
39
Pilihan
40
Ternyata
41
Ternyata (2)
42
OMG
43
Bangs*t
44
Bangs*t (2)
45
Kamu siapa?
46
Zona Kakak Adik
47
Tanda-tanda
48
Horor
49
Marah
50
Damai
51
Mengintai Berujung Hareudang
52
Gulali Asem
53
Mertua
54
Mertua (2)
55
Cemburu?
56
Insomnia
57
Terkedjoet
58
Makan Malam
59
Sang Pengagum
60
Menantu Aestethic
61
Ada Apa Dengan...
62
Reuni Emak-emak
63
Menantu Aestethic (2)
64
Menantu Aesthetic (3)
65
Chef & Assistant
66
Yola Vs Naura
67
Pemberitahuan
68
Yola Vs Naura (2)
69
Who's the real 'Menantu Aesthetic'?
70
Bertemu
71
Nyaman?
72
Nasib Secondlead
73
Sampai Jumpa
74
Tetes-Tetes
75
Sampai Jumpa, Lagi?
76
Menginap
77
Sakit
78
Jadi Sebenarnya...
79
At My Worst
80
Ajakan
81
Betty dan Jo
82
Kembali
83
Kartu
84
Pamit
85
Pamit (2)
86
Alasannya
87
Disalahkan
88
Bunuh Diri?
89
Bantuan
90
Selanjutnya
91
Pernah
92
Kabur
93
Malu dan Rindu
94
Nasib
95
Dijemput
96
Galeri dan Rumor
97
Suara Hati Riza
98
Bersama Lagi
99
Makan Malam
100
Pendekatan
101
Sesuatu Yang Gagal
102
Rahasia Apa?
103
Gosip
104
Gosip (2)
105
Gosip (3)
106
Langkah
107
Langkah (2)
108
Langkah (3)
109
Klarifikasi
110
Klarifikasi (2)
111
Syarat
112
Duel
113
Akhir (End?)
114
End atau Extra?
115
Dari Author
116
Author Balik Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!