BAB III

Alarm berbunyi,membangunkan Lani di waktu subuh. Lani meraih hpnya dan mematikan alarm. Lani merasa kepalanya sedikit sakit dan masih mengantuk,Lani sendiri tidak tau kapan ia bisa tertidur. Ketika melihat jam di hpnya pukul 01.10 WIT Lani belum bisa tidur.

Tak lama Lani teringat suaminya,ia berharap suaminya pulang tadi malam. Pelan-pelan Lani bangun dan keluar kamar.

Sebenarnya Lani dan suaminya tidak pernah tidur satu kamar semenjak mereka pindah ke komplek perumahan ini. Seminggu setelah menikah Lani langsung meninggalkan kota kelahirannya serta keluarganya.Lani mengikuti Roby yang bekerja di perkantoran dan tinggal di komplek perumahan ini.Jarak yang sangat jauh dan kesibukan masing-masing membuat Lani dan keluarga jarang bertemu.

Lani menuju jendela depan,membuka gorden,tak dilihatnya mobil suaminya.

'' Tidak pulang,ternyata ia benar-benar tidak peduli,dia anggab apa keluargaku ini,ya....Tuhan,'' bisik Lani dalam hati.

Pelan-pelan Lani melangkah ke dapur,mengerjakan pekerjaannya seperti biasa.'' Untung hari ini tidak ada pesanan.'' gumam Lani kemudian, karena kurang tidur membuat kepalanya terasa sakit.

***********

Drtttt......drettt......drettt....... Hp Lani kembali berbunyi di sore itu.Lani bergegas mengambilnya. '' Kakak,'' sepintas Lani melihat siapa yang menelpon.

'' Hallo.....kak,bagaimana keadaan ayah?'' tanya Lani penuh keingintauan.

'' Bisakah kamu pulang,dek?ayah semakin parah,dek.''

Lani terkejut,terdengar isak tangis Lani saat mendengar kakaknya bicara. Ia sedih karena dirinya tidak bisa bertemu ayahnya yang sakit.

'' Dek.....dek.....kamu tenang dulu,''

'' Tapi....Lani ingin pulang,kak....Lani ingin bertemu ayah,kak,'' Lani sebenarnya ingin bercerita tentang suaminya,tapi Lani sendiri tak kuat menceritakannya.

'' Coba kasih tau ayah Rico lagi,dek,''

'' Ia,kak. Tunggu sebentar.''

Lani menutup telponnya dan mencari nomor suaminya.

tut.....tut....tut.....kembali suara terdengar saat menghubungi suaminya. Beberapa kali Lani mencoba menghubungi,tapi hasilnya hasilnya sama.Entah sudah berapa kali Lani menelpon hingga ahirnya.....

'' Kamu bisa mikir,gak?aku sibuk....ditelepon melulu.''

'' Aku ingin bicara. Ayah tambah parah,kita harus segera pulang,aku ingin bertemu ayah,''

'' Sudah ku bila,aku tidak bisa pulang,aku tidak punya uang,kamu kira rumah kamu itu dekat,''

'' Pakai saja tabunganku,aku punya tabungan,''

'' Tidak bisa,aku juga sibuk,kerjaanku banyak,sudah.....jangan telpon lagi.....''

'' Ta.......tut....''telpon dimatikan,sebelum Lani selesai bicara.Lani ahirnya pasrah,Lani perlahan duduk dilantai,berusaha menenangkan hatinya. Tangis Lani mulai pecah,tubuhnya bergetar,tapi Lani berusaha untuk menutup mulutnya,agar suaranya tidak terdengar oleh Rico yang sedang nonton tv.

Lani teringat kembali dengan kakaknya, '' pasti kakak menunggu kabar dariku,''gumam Lani kemudian.Lani segera menelpon kakaknya.

'' Hallo kak,''

'' Ia,dek.Kapan kamu pulang?''

'' Ayah Rico sibuk,kak. Dia tidak bisa pulang,tapi......aku ingin pulang......aku....ingin bertemu ayah......'' kata Lani sambil terisak.

'' Pulang sendiri saja,dek!''

'' Lani tidak pernah pulang sendiri,'' ucap Lani terisak, '' Lani takut.....''

Hening sesaat.....

'' Coba kamu sewa mobil,dek. Siapa tau ada yang mau menyewakan mobil,dek. sepertinya itu lebih aman.''

Mendengar usul kakaknya,Lani berhenti terisak,Lani memikirkan usul kakaknya.

'' Baik,kak. Akan Lani coba,''

'' Ia,kakak tunggu kabarnya,ya dek!''

Telpon dimatikan.Lani berdiri.Lani teringat mama Fadhil.Lani segera keluar rumah untuk menemui mama Fadhil.Mama fadhil sedang diteras,bermain bersama Fadhil.

'' Dek Lani....mau kemana?'' tanya mama fadhil,saat melihat Lani keluar dari pagar,tapi belum sempat dijawab,mama fadhil bertanya lagi.'' Kamu kenapa?'' tanya mama Fadhil lagi,ia melihat wajah Lani yang sembab saat sudah tidak jauh darinya masuk ke teras rumah.

'' Ayah sakit,dan hari ini tambah parah.Lani harus pulang,mama Fadhil,''

'' Oh.....suamimu sudah tau?''

'' Sudah,tapi.... dia tidak bisa pulang. pekerjaannya banyak,'' kata Lani sambil terisak,tanpa menceritakan yang sebenarnya

,'' Apa mama Fadhil bisa bantu,carikan Lani mobil yang bisa disewa?''Lani memegang tangan mama Fadhil penuh harap.

'' Sebentar, aku coba tanyakan bapak Fadhil dulu,''mama Fadhil masuk ke dalam rumah,tak lama mama Fadhil keluar kembali diikuti dengan bapak Fadhil.

'' Benar kamu mau cari mobil untuk disewa ,dek Lani?'' tanya bapak Fadhil.

'' Betul,ayah sakit,Pak.''

'' Bapak coba tanyakan teman bapak dulu ya?'' Lani mengangguk,Lani sangat berharap ada yang bisa menolongnya.

'' Hello....,''

'' Tumben nelpon.....ada apa?''

'' Mobil kamu ada yang bisa di sewa,gak?''

'' Lho....kamu mau kemana?mobil kamu kemana?kok tiba-tiba tanya mobil rentalan ku?''

'' bukan aku,tapi tetanggaku,mau pulang ke kota XXX,orang tuanya sakit.''

'' Oh...begitu....lumayan jauh ya....e......sebentar aku tanya supirnya dulu?''

''Ok....ok.....ok....aku tunggu,'' Telpon dimatikan.

Lani sedang gelisah,ia harap-harap cemas.

''Tunggu ya,dek Lani!'' Kata bapaknya Fadhil.

Lani hanya mengangguk.

'' Kapan ayah kamu masuk rumah sakit,dek?'' tanya mama Fadhil.

'' Sudah empat hari mama Fadhil,tapi... baru kemaren Lani dikabari,saya sangat khawatir.''

Hp bapaknya Fadhil kembali berbunyi.Ia segera mengangkatnya.

'' Ya.....hallo....bagaimana?''

'' Bisa....kapan berangkatnya?''

'' Kapan berangkatnya,dek Lani?'' tanya bapaknya Fadhil.

'' Kalau bisa sekarang pak,tapi Lani siap-siap dulu.''

'' kalau bisa sekarang katanya,tapi dia siap-siap dulu,nanti aku kasihkan no.hp nya,oke.?''

'' Ok......''

'' Ok....terimakasih ya...''

'' Ok.....sama-sama.'' telpon ditutup.

'' Terimakasih ya....pak,sudah bantu Lani.''

'' Sama-sama,semoga ayah kamu cepat sembuh,''

'' Aamiin....terimakasih,pak.''

'' Dek,Lani. Apa ada yang bisa dibantu?biar gak ketinggal barang kamu?'' tanya mama Fadhil.

'' Apa ya.....Lani juga belum tau,''

'' Ya....sudah ,ayo....kita ke rumah mu beres-beres!''

'' Ayo......terimakasih ya....mama Fadhil.''

Untunglah ada mama Fadhil yang membantu Lani membereskan barang bawaannya. Meskipun tidak banyak tetap saja karena dadakan membuat Lani bingung harus mempersiapkannya.

Lani bahkan meminta tolong untuk menyimpan paralatan memasaknya di rumah mama Fadhil,Lani hanya hawatir kalau-kalau peralatan memasaknya dibuang atau dijual suaminya. Kalua suaminya marah apa pun bisa dilakukan,jadi Lani memilih mengamankannya. Apalagi peralatan memasaknya sangat penting bagi Lani.

Mama Fadhil sendiri bingung kenapa Lani memintanya untuk menyimpan peralatan memasak ditempatnya,karena kalau dipikir-pikir jika ada maling pastilah bukan itu yang mereka ambil,karena masih ada benda lain yang berharga di rumah itu,tapi mama Fadhil mengurungkan niatnya untuk bertanya,ia sadar ini bukan waktu yang tepat. Lani sangat sedih dan sangat ingin bertemu ayahnya.Selesai beres-beres mama Fadhil pamit pulang,ia sebenarnya ingin menghibur Lani,tapi percuma juga,karena Lani masih sibuk dengan pikirannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!