PILIHAN HATI

PILIHAN HATI

BAB 1

'' Kamu bisa masak gak,sih?'' teriak Roby pada Lani di pagi itu. Bersamaan dengan bunyi sendok dan garpu yang jatuh di lantai.

'' Percuma aku kasih uang belanja,kalau setiap kali masak selalu tidak enak.'' Diam sebentar, '' bulan depan tidak ada uang belanja lagi.''

Lani kaget dengan apa yang baru saja diucapakan suaminya. Lani memandang suaminya sebentar,lalu tertunduk lagi. '' Uang bulanan yang biasa diberikan pun hanya cukup untuk setengah bulan,itu pun dicukup - cukupkan dan sekarang malah tidak dikasih.'' gerutu Lani dalam hati.Lani hanya diam,ia tidak bisa menolak dengan keputusan suaminya. Percuma juga bicara,hanya akan menimbulkan masalah baru,bisa jadi suaminya akan bertambah marah,hingga tidak hanya ucapan,tapi bisa jadi tangan dan kakinya ikut melayang ketubuh Lani.

Suaminya berlalu meninggalkan Lani yang masih berdiri di samping meja makan. Lani mendengar suara pintu dibuka,tak lama deru mesin mobil berbunyi. Ketika Lani tidak mendengar suara mobil itu ,barulah Lani duduk pada kursi yang ada didekatnya.

'' Mana mungkin makanan ini tidak enak,ada 200 kotak siap untuk diambil,kalau tidak enak mana mungkin orang memesan padaku.'' kata Lani dalam hati. '' Laki-laki tidak tau terimakasih,sudah dimasakkan masih saja mengeluh,tidak bersyukur dimasakkan yang enak,malah bilangnya gak enak.'' katanya lagi.

'' Hehhhhh,'' Lani mendesah,membuang kekesalannya,lalu membayangkan sebulan yang akan datang,bulan yang akan datang lagi dan dan bulan yang akan datang lagi.

'' Apa bisa ia membiayai hidupnya dan anaknya,apa cantringannya akan semakin banyak?hehhhh,'' Lani mendesah lagi.

Lani ibu muda yang baru berusia dua puluh tiga tahun,berparas cantik tapi tubuhnya lebih kurus setelah berumah tangga, kerena rumah tangga yang ia jalani tidak seperti apa yang ia bayangkan.

Selama ini Lani mencukupi kebutuhannya dengan menerima pesanan makanan. Keuntungan yang Lani dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhannya dan sebagian ditabung.

'' Mama....''

Tiba-tiba anak laki-laki sekitar 4 tahun datang dan memeluknya, namanya Rico.Lani tersadar akan lamunannya.

'' Ia ,sayang,'' ucap Lani sambil memegang pipinya yang tembem.

'' Mama,kok nangis? Kenapa Ayah selalu marah-marah sama Mama?'' tanya Rico dengan bahasa usia 4 tahun yang masih belum fasih.

'' Sayang......, Ayah marah karena Mama memang salah '' Lani menatap anaknya memberi penjelasan.

'' Mama salah apa?''

'' Masakan Mama tidak enak. Jadi Ayah marah.''

Anak itu naik ke kursinya dibantu Lani. Anak itu melihat makanan di atas meja,begitu juga sisa bekas makanan ayahnya yang tidak habis.

'' Coco,'' panggilan sayang Lani ke Rico, '' mau makan ini? atau Mama buatkan lagi,nak?''

'' Ini saja Ma,sepertinya ini enak''

Lani mengambilkannya dan meletakkan lauk ke dalam piring yang sudah terhidang di meja makan.

Anak itu mencicipinya.

'' Hemmmm ,enak,Ma.''

'' Benarkah?''

Lani tersenyum melihat anaknya makan dengan lahapnya.

'' Mau lagi?'' Tanya Lani saat nasi dipiring anaknya sudah hampir habis.

'' Tidak Mah,sudah kenyang,'' Ucap Rico sambil mengelus perutnya.

'' Mama jangan sedih lagi ya,masakan Mama enak kok,'' kata Rico menghibur.

'' Ia nak,Mama gak sedih lagi. Ayo siap-siap,sebentar lagi pasti Fadhil datang menjemput.''

Rico mengangguk,Rico berjalan menuju kamar mengambil tasnya.

'' Ric....Rico....'' terdengar panggilan dari luar.

Fadhil dan mama Fadhil sudah menunggu. Fadhil dan keluarganya adalah tetangga seberang rumahnya di komplek itu, keluarga Fadhil sangat baik,mereka sering membantu Lani,termasuk saat ke sekolah.Rico selalu pergi dan pulang sekolah TK bersama Fadhil dan Mamanya. Lani tidak punya kendaraan sendiri, jadi Rico selalu pergi ke selolah bersama Fadhil.

Rico pamit dan salim sama Lani.

Rico berlari kecil menemui Fadhil,ia segera naik motor duduk dibelakang mama Fadhil. sementara Fadhil duduk di depan.

'' Titip Rico ya mama Fadhil,''

'' Ia....tenang aja,dek Lani.''

Lani menatap kepergian mereka sampai punggung Rico tidak kelihatan lagi, barulah Lani masuk ke dalam rumah.

Ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan pagi ini. 200 kotak nasi sebentar lagi akan diambil,tapi Lani sudah terbiasa dengan pekerjaannya. Jika banyak pesanan Lani akan minta tolong mama Fadhil untuk membantunya.

Alhamdulillah untuk pesanan hari ini Lani bisa melakukannya sendiri. Lani sudah bangun dari jam tiga subuh dan sekarang semua sudah masak tinggal menatanya di dalam kotak.

Sembari menata dan memasukkan makanan ke dalam kotak, Lani teringat dengan kata-kata suaminya tadi pagi.

'' Heeehh,'' Lani mendesah lagi. Mengingat apa yang akan terjadi kedepannya. Sanggupkah dirinya dan anaknya Rico bertahan memperjuangkan hidupnya. Apalagi Lani juga tau pesanan makanan tidak setiap hari Lani terima,kadang bisa dua hari baru ada,kadang seminggu baru ada pesanan,meski ada juga hampir tiap hari,yang jelas tidak menentu.

Setiap ada pesanan Lani akan menyimpan keuntungannya sedikit dan sisanya akan digunakannya untuk menyambung hidupnya.

Tapi Lani sangat bersyukur ada saja orang yang memesan makanan padanya. Mereka juga puas karena masakan Lani enak dan harganya terjangkau.

dret.....dret.....dret.....hp Lani berbunyi.

'' Ya....hello...''

'' Apa sudah siap masakannya?''

'' Sudah siap semuanya,tinggal diambil,'' kata Lani kemudian.

'' Nanti ada yang mengambilnya,dek Lani,''

'' Ia,Bu.saya tunggu,terimakasih Bu,''

'' Ia sama-sama, dek Lani.''

Tak lama notifikasi pesan masuk. Lani tersenyum membaca pesan yang masuk tersebut. Sejumlah uang sudah masuk ke rekeningnya. Hasil kerjanya hari ini. Memang rata-rata palanggannya akan segera mentrsanfer atau membayar langsung jika pesanan mereka sudah siap,kalau pun terlambat palingan sampai keesokan harinya.

'' Tok....tok....tok....permisi,''' Terdengar suara dari luar. Suara sorang laki-laki dewasa yang siap untuk mengambil pesanan.

'' Ya...sebentar...'' Lani berjalan membuka pintu. Lani tau pasti laki-laki tersebut ingin mengambil pesanan yang sudah siap.

'' Mau mengambil nasi,Bu,''

'' Ia sebentar ya.....saya ambilkan,'' Lani masuk dan keluar lagi setelah membawa beberapa kantong plastik berisi nasi kotak. Kantong plastik yang berisi nasi kotak itu segera diambil dan dimasukkan ke dalam mobil.

'' Terimakasih,Bu,'' katanya setelah selesai dimasukkan kantong-kantong plastik berisi kotak nasi ke dalam mobil.

'' Ia,Pak,sama-sama.''

Setelah mobil itu pergi Lani kembali masuk ke dalam rumah. Ia ingin bereskan peralatan dapurnya yang belum dibersihkan.

Rasa lelah bangun tidur dikala subuh belum menjelang terbayar sudah. Semoga besok ada yang pesan lagi. Dan semoga rezekinya semakin banyak lagi. Lani yakin,selain berusaha maka jalan berikutnya adalah berdo'a. Ia yakin usahanya tidak akan sia-sia

Lani melihat jam dinding di rumahnya.

'' Sebentar lagi Rico datang. Lebih baik aku istirahat dulu,membaringkan tubuhku,rasanya lelah sekali,''' gumamnya kemudian. Ia berusaha memejamkan matanya,berharap bisa tertidur,meski ada banyak pikiran di kepalanya,mulai dari kehidupannya sendiri,kemudian anaknya Rico dan juga suaminya yang selalu marah-marah ketika ada di rumah.

Terpopuler

Comments

Emak Femes

Emak Femes

good thor 👍👍

semangat 💪💪


salam dari "Goodbye Mr.Playboy"

💞💞

2021-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!