Lani masuk ke kamar,membaringkan tubuhnya,rasa lelah membuatnya langsung tertidur.
Drettt.....drettt.....drett......
Lani terkejut dan terbangun dari tidurnya. Hpnya berbunyi. Segera Lani mengambil dan melihat siapa yang menelpon.
''Ibu'' bisiknya.
'' Hallo,Ibu,'' sapa Lani senang.
'' Apa kabar,Bu?''
'' Ibu baik,sayang,tapi....''
''Tapi kenapa,Bu?'' tanya Lani lagi.
'' Ayahmu sakit,nak. Sudah dua hari di rumah sakit,''
'' Ayah....Bu?''
'' Kalau bisa pulanglah,nak. Ayah sering mengigau memanggil namamu kalau tidur,''
'' Ia,Bu. Lani akan usahakan,Lani beritau ayah Coco dulu.''
'' Ibu tunggu ya,Nak.''
'' Ia,bu.'' sambungan telpon pun terputus.
Lani segera menelepon Roby.
tut.......tut.....tut......telpon kemudian terputus.
Lani mencoba lagi,tapi tetap sama,tidak diangakat. Lani mencoba dengan mengirim di WA.
'' Ayah,sakit. Ibu baru saja menelpon,ia ingin kita segera pulang,'' tulis Lani di hpnya.
Menunggu sebentar ternyata contreng dua tak lama menjadi biru,itu artinya pesan dibaca.
'' Aku tidak punya uang untuk pulang,''balas Roby.
'' Tapi kita sudah lama tidak pulang,aku kangen dengan mereka.Ayah juga sakit,sudah 2 hari di rumah sakit,'' Lani menunggu sebentar,pesan contreng dua,tapi tidak berubah warna biru. Lama menunggu ahirnya Lani mengirim pesan lagi.
'' Ku mohon sekali ini saja,aku hawatir sama ayah,biasanya ibu tidak sampai menelpon walau pun ayah sakit.'' kirim....tapi sama hanya contreng dua tanpa dilihat.
''Ah....ada apa dengannya......?Kenapa semua jadi begini? Ayah.....adai aku dekat denganmu aku pasti pulang. Ayah.....semoga engkau baik-baik saja,aku juga kengen ayah,sudah lama tidak bertemu ayah,semoga ayah baik-baik saja.'' kata Lani dalam hati.
''Ayah lihat menantumu yang dulu engkau banggakan,sekarang menjenguk ayah saja dia tidak mau,alasnya tidak punya uang. Mana mungkin tidak punya uang,itu pasti hanya alasan saja.'' gerutu Lani kembali.
***********
Lani teringat kurang lebih lima tahun silam.
Jam dinding menunjukkan pukul 20.00 lewat. Lani sedang asik rebahan di sofa ruang keluarga,sambil memainkan hpnya.
'' Lan,besok ada tamu yang datang,kamu siap-siap ya,'' ucap ayah Lani yang berjalan untuk duduk di sofa berhadapan dengan Lani,diikuti dengan ibu.
'' Kenapa harus Lani Ayah,kan ada pembatu!'' seraya bangun dan duduk berhadapan dengan ayahnya.
'' Bukan begitu,besok yang datang itu teman Ayah,''
'' Lho......biasanya juga teman Ayah kan?'' sahut Lani lagi.
'' Mereka datang mau melamar kamu.....''
'' Apa.....?'' hp di tangan Lani terjatuh dari genggamannya,ia terkejut mendengar kata-kata ayahnya.
'' Ayah bercanda ya...?''
'' Ayah tidak bercanda,mereka memang ingin melamarmu.''
'' Ayah gimana,sih.Lani masih ingin kuliah Ayah,Lani gak mau nikah Ayah.....'' ucap Lani cemberut.
'' Ayah tidak melarangmu kuliah,menikah sambil kuliah juga bisa kan?''
'' Tapi.....Ayah......Lani tidak mengenalnya,Lani juga tidak mencintainya Ayah.....''
'' Tapi Ayah dan ibumu mengenalnya,mereka keluarga yang baik,jadi pasti anaknya juga baik,nak.''
'' Kamu percaya saja sama Ayah,'' kata ayah Lani.
Lani menunduk,ada buliran kesedihan di matanya.
Lani tidak bisa membayangkan jika harus menikah diusianya yang masih 18 tahun. Lani masih ingin kuliah,masih ingin mengembangkan hobbynya memasak juga.
Ayah berdiri lalu beranjak duduk disebelah Lani. Ayah tau anaknya sedang bimbang dan ragu. Ayah membelai rambut Lani yang panjang. Ayah Lani sangat sayang dengan Lani,hingga tidak mau jika Lani salah memilih jodoh.
'' Nak,Ayah ingin kamu bahagia dan Ayah yakin pilihan Ayah akan membuat kamu bahagia,'' ayah diam sebentar, '' Ayah tau siapa mereka,Ayah tau mereka baik,jadi Ayah yakin kamu pasti bahagia.Nanti kamu juga masih bisa kuliah,Ayah tidak melarangmu kuliah,'' kata Ayah Lani menjelaskan.
'' Tapi Ayah,kuliah sudah menikah itu beda Ayah....''
''Sama saja,malah jauh lebih mudah,kan ada yang bantu kamu kalau kamu repot dengan tugas kuliah,ia kan?''
Lani masih tidak bisa menerima keputusan ayahnya yang mendadak itu.
'' Lani belum siap,Ayah. Nanti saja lah Ayah,tunggu Lani sudah siap,''
'' Apa kamu sudah pacar?'' tiba-tiba Ibu bertanya.
'' Tidak punya Ibu,kan dilarang Ayah.''
'' Kalau begitu terima saja dia,dari pada nanti kamu menyesal. Zaman sekarang susah cari suami yang baik,'' kata ibu lagi.
'' Ah....Ibu.....sama saja dengan Ayah,'' Lani cemberut.
'' Coba kamu lihat kakakmu,mereka bahagiakah?mereka itu Ayah yang pilihkan istrinya.''
'' Kamu ikuti saja kata-kata Ayah,ya!''
Lani tidak bisa menjawabnya.
*********
'' Mama.....ma......'' terdengar suara Rico. Rico sudah pulang sekolah TK,ia memanggil Lani,tapi tak ada sahutan,karena Lani sedang melamun.
'' Ya,sayang......Mama di kamar''
Rico masuk,'' Mama kok diam,Coco panggil.''
'' Mama ketiduran,sayang.''
'' Sini Mama bantu lepaskan seragamnya,''
'' Gak,usah Ma.Coco bisa sendiri,kok.''
Lani tersenyum melihat anaknya yang sudah mulai mandiri. Sambil melihat anaknya berganti pakaian,Lani teringat kembali dengan ibunya. Tapi,Lani ingin menelpon kakaknya saja,takut ibunya kecewa. Diambilnya hp yang tadi tergeletak di ranjang,segera dicarinya no kakaknya Radit.
'' Hallo....kak Radit.''
'' Dek,gimana? kapan kamu pulang?''
Lani benar-benar merasa sedih dengan pertanyaan kakaknya.
'' Ia kak....secepatnya,tapi untuk sementara ayah Coco sangat sibuk,jadi Lani tidak bisa memastikan,kak,'' Lani ber alasan.
'' Kakak harap kamu bisa pulang secepatnya,dek.''
'' Ia,kak.''
'' Sudah dulu ya,kak. Nanti Lani telpon lagi,''
'' Ia Lani....kakak tunggu.''
Lani tersenyum melihat anaknya yang sudah berganti pakaian,duduk disebelahnya.
''Ma....Mama kenapa.....''
''Kakek sakit,sayang....kita disuruh pulang,''
''Hore......Coco kangen sama kakek,Ma. Kapan kita pulang?''
'' Tunggu Ayahmu dulu.''
Rico mengganguk. '' Ma.....Coco nonton tv ya...!.
'' Ia.....''
Lani kembali melihat pesan di WA untuk suaminya,berharap pesan itu dibuka dan dibalas,tapi sampai sore bahkan malam tak ada perubahan. Lani sebenarnya ingin menelpon lagi,tapi diurungkannya,takut suaminya semakin marah.
Hingga tidur pun Lani tidak tenang,ia memikirkan ayah dan juga suaminya. Kali ini ia berharap suaminya pulang malam ini. Biasanya Lani selalu berdo'a agar suaminya tidak pulang,setidaknya Lani bisa tenang,karna tidak kena marah suaminya.
Setiap kali suaminya pulang ke rumah,pasti selalu marah-marah.Ada saja yang membuat suaminya marah. Mulai dari kamar mandi bau,baju yang kerja yang tidak rapi,anak yang cerewet atau makanan yang tidak enak.
Lani sendiri bingung dengan kesalahannya,karena kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan suaminya itu tidaklah benar. Contoh hari ini saja,makanan yang tidak enak,tapi nyatanya makanan itu malah pesanan orang,kalau tidak enak mana mungkin orang mau memesan makanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments