Bab 3 Sama-Sama Punya Pacar

Pagi itu, suasana SMA Bintara mendadak riuh gara-gara kedatangan motor sport berwarna hitam yang dengan gagah meluncur melewati gerbang sekolah elit tersebut. Tak ada yang mengira bahwa pengendara di balik helm full face itu ternyata seorang cewek. Bukan hanya helm, ia juga mengenakan jaket dan celana hitam sukses menyamarkan identitasnya.

Dialah Alvyna. Gadis cantik yang baru saja pindah ke sekolah itu karena tekanan dari sang mama. Dengan gerakan tenang, ia memarkir motor lalu melepas helmnya tanpa basa-basi. Rambut panjangnya terurai sempurna, memancing reaksi spontan dari para siswa laki-laki yang melihat.

"Buset! Cewek cuy!!"

"Anak siapa tuh? Cantiknya gak ngotak!"

"Kenalan dong dek!"

Suasana parkiran makin panas. Di pojok area parkir El yang baru sampai juga hanya mengamati dalam diam. Ya, dia adalah tunangan Alvyna. Meski ikatan itu terjadi secara mendadak dan tanpa persetujuan mereka berdua, kenyataannya semalam cincin sudah melingkar di jari masing-masing.

"Heh, calon istri gue ternyata bisa bikin satu sekolah heboh ya," gumam El sambil menyunggingkan senyum miring.

Sethian, Darian, dan Arsenio. Tiga sahabat El ikut terbengong.

"Siapa tuh? Gila cantiknya bukan main!" seru Sethian.

"Dari cowok jadi cewek? Gue gak nyangka! Itu sih harus banget dideketin!" Darian ikut komentar.

"Setuju! Wajah gitu sih langka. Kalo lo lambat gue duluan deh. Demi dia gue rela putusin semua yang lain!" Arsenio menimpali dengan gaya khas buayanya.

El hanya tersenyum penuh arti. "Belum ada yang tau tapi gue udah duluan dapat dia," batinnya. Tapi senyuman itu cepat menghilang saat dia mengingat kenyataan yang sebenarnya.

"Ck, jangan kelewat GR El. Lo juga dijodohin karena dipaksa," gumamnya dalam hati.

"Lo kenapa?" tanya Darian curiga melihat sikap aneh temannya.

El cepat-cepat menggeleng. "Gak gue cabut dulu. Mau nyari cewek gue."

Cewek? Ya, El memang punya pacar meski hubungan mereka penuh drama dan putus nyambung entah berapa kali.

"Lah tumben, biasanya ceweknya yang ngejar dia duluan," Sethian menyipitkan mata.

"Mungkin lagi punya duit lebih," Arsenio menimpali.

"Ceweknya matre banget heran si El kok bisa betah," Darian mencibir.

"Murid baru tadi masih lebih cantik. Natural banget gak kayak Lyra yang make up nya tebal kayak tembok!" Darian melanjutkan.

"Yup, si Lyra bakal punya saingan tuh!" Arsenio menyahut.

Sementara itu, El mengikuti Alvyna dari belakang. Ketika gadis itu berhenti di depan ruang kelas kosong yang sudah lama tak terpakai dia cepat-cepat bergerak. Tanpa banyak bicara, dia langsung menutup mulut Alvyna dari belakang dan menyeretnya masuk ke ruangan berdebu itu.

"Ammph!"

Brakk!

Pintu ditutup cepat. El memojokkan Alvyna ke tembok dan baru melepaskan tangannya.

"Lo gila ya? Mau ngapain hah!" bentak Alvyna panik melihat kondisi ruangan.

El hanya tersenyum penuh percaya diri. "Lo beneran pindah sekolah ke sini? Atau jangan-jangan lo emang gak bisa suka sama gue dan sengaja nurutin bokap gue biar bisa deket sama gue?"

Alvyna melotot. "Hah?! Pede banget sih lo! Gue pindah karena disuruh, bukan karena pengen ngeliat muka lo tiap hari!"

El sempat kaget. Ditolak? Dia? Cowok seganteng dirinya?

"Yakin? Gimana kalo gue bisa bikin lo jatuh cinta, hmm?"

Alvyna mendesis, "Keep dreaming El! Gue juga punya pacar!"

El mendadak terdiam. "Lo punya pacar? Terus kenapa mau dijodohin sama gue?"

"Pertanyaan yang sama buat lo! Lo juga punya pacar kan tapi tetep aja nerima lamaran dari bokap nyokap lo!"

El mencibir, "Gue dipaksa. Tapi harusnya lo bersyukur bisa punya tunangan sekeren gue!"

Alvyna melirik jijik. "Ck narsis parah! Lo mikir gue bangga gitu dijodohin sama cowok kayak lo? Maaf, selera gue gak serendah itu!"

El melotot, "Mata lo sehat gak sih? Cowok sekeren gue lo bilang gak ganteng?"

Alvyna menatapnya lelah. "Lah kalo menurut gue lo gak ganteng ya suka-suka gue dong! Mata-mata gue ini!"

Makin lama jarak mereka makin dekat. El menatap Alvyna lekat-lekat hingga hanya beberapa sentimeter yang memisahkan wajah mereka. Alvyna sampai memejamkan mata.

El tersenyum geli. "Lo pikir gue mau nyium lo? Belum waktunya Sayang. Nanti aja pas udah nikah. Biar lebih greget dan hot."

Alvyna membuka mata cepat, wajahnya merah padam.

"GUE CINCANG LO KALO MACEM-MACEM!!"

El malah tertawa dan segera kabur keluar ruangan, meninggalkan Alvyna yang berdiri mematung dengan wajah penuh emosi.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!