Sementara itu Delila masih berada di dalam kamar dengan perasaan cemas. Delila mulai merasakan sesuatu yang buruk dalam hatinya. Dia belum tahu perihal Lucas yang telah pergi meninggalkannya.
Setelah lama menunggu akhirnya datanglah seseorang yang bertugas menjemput dirinya. Delila keluar dari lift di gandeng Tantenya. Dapat Delila rasakan pandangan mata menatapnya dengan pandangan iba bukan pandangan bahagia.
Jantung Delila berdegup semakin kencang ketika kakinya mulai melangkah masuk ke ballroom hotel. Delila melihat dari jauh sosok pria yang sudah menjadi suaminya duduk membelakangi dirinya. Lelaki itu duduk berhadapan dengan Daddy nya.
Ada sesuatu yang menyeruak di hatinya, tiba-tiba dia teringat dengan postur tubuh Lucas. Seingat dirinya Lucas tak setinggi itu dan pundaknya pun tak selebar itu. Masa seminggu lebih tidak bertemu, membuat tubuh kekasihnya bisa berubah drastis seperti itu.
Delila merasakan tak enak hati. Semakin mendekat, semakin terlihat jelas kalau itu bukanlah Lucas. Tapi tak mungkin bukan.
Perlahan Delila mendudukkan dirinya tepat di sebelah suaminya. Segala macam pertanyaan memenuhi isi kepalanya.
Sontak pupilnya melebar kala mendapati sosok Alan yang duduk disana bukanlah Lucas calon suaminya.
"Daddy, ada apa ini?" tanya Delila dengan suara yang bergetar. Namun apalah dayanya, cairan bening itu tumpah membasahi wajahnya.
"Tenanglah, sayang." Daddy Nelson menggenggam erat tangan Delila sedangkan Alan hanya terdiam. Bahkan lelaki itu sedikitpun tak menolehkan wajahnya pada Delila yang kini telah resmi menjadi istrinya.
Delila mengedarkan matanya dan tak mendapati Lucas atau pun keluarganya disana.
"Jangan menangis, aku juga sangat tidak mau berada disini," ucap Alan dingin tanpa menolehkan wajahnya untuk melihat Delila.
Sontak tubuh Delila bergetar hebat kala mendengar suara yang begitu menusuk hatinya.
Tak ingin ada keributan sebelum akhirnya Delila memutuskan untuk menuruti perkataan Alan. Dia pun menandatangani surat nikah dan beberapa berkas lainnya dengan tangan gemetar dan mata yang berkaca-kaca.
Kini tiba saatnya untuk keduanya menyematkan cincin ke jari manis masing-masing. Dimana Delila menyematkan cincin yang bertuliskan namanya ke dalam jari manis Alan. Beruntung ukuran cincin itu cukup dan memang sedikit kebesaran di jemari tangan Lucas kekasihnya yang entah berada dimana.
Dan saat giliran Alan harus menyematkan cincin pada jari manis Delila seketika semua orang terdiam. Sebab cincin pernikahan Delila berada di tangan Lucas.
Tiba-tiba suasana menjadi hening sejenak dan atmosfer disana pun berubah jadi mencekam.
"Ini ...." Seorang lelaki kemayu yang tadi membantu Alan bersiap menyerahkan sebuah cincin bermatakan berlian. Cincin yang Delila pilihkan untuk Alan agar dapat melamar kekasihnya Luna. Namun dalam sekejap cincin pilihannya itu kini telah melingkar indah di jari manisnya sendiri. Tak ada nama Alan yang terukir dalam lingkarannya, seolah itu sudah takdir dari Tuhan membuatnya terikat dengan lelaki yang tidak mencintainya. Tapi percayalah takdir Tuhan lebih indah dari apa yang kita rencanakan. Sebab apa yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita dan begitu sebaliknya.
Pertahanan nya pun runtuh juga, butiran kristal meluruh begitu saja tanpa permisi.
Sementara Alan menyematkan cincin di jari manis Delila dengan pandangan dingin yang menusuk.
Delisa sadar bahwa Alan memandangnya penuh kebencian. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa disini, mengingat dirinya pun tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dan dia pun merasa terkejut saat melihat sosok Alan yang duduk di hadapan Daddy nya, menggantikan posisi Alan disana.
Butiran kristal pun kembali meluruh, sedangkan Alan langsung membuang muka setelah menyematkan cincin itu.
Sungguh malang nian nasib Delila, di hari pernikahannya di banjiri air mata derita bukanlah kebahagiaan sesungguhnya yang di impikan nya selama ini.
Sepanjang resepsi pun lelaki itu terdiam mematung, tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari bibirnya mengenai pernikahan ini. Bahkan Alan mencium kening Delila pun secepat kilat ketika dia di nyatakan sudah resmi menjadi suami. Alan hanya akan berpura-pura baik jika ada tamu yang datang menyalami mereka.
Dengan susah payah Delila menahan rasa sesak di dadanya. Tampak beberapa tamu terkejut ketika melihat Alan yang berdiri disana menjadi suami Delila, bukanlah Lucas. Sebab yang mereka tahu bahwa Lucas lah calon suami Delila yang sebenarnya.
Delila sudah tidak sabar untuk mengakhiri acara ini dan segera bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi.
Waktu terasa begitu lambat berlalu, Delila tak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Dia hanya ingin berlari sejauh mungkin atau bangun dari mimpi buruknya ini. Tapi dia sulit melakukannya sebab ini bukan sebuah mimpi.
Tahap demi tahap acara prosesi pun telah di lalui, sebelum akhirnya acara resepsi pernikahan Delila yang mewah itu berakhir juga. Alan meninggalkan Delila di atas pelaminan seorang diri. Lelaki itu pergi keluar gedung untuk menenangkan diri.
Disinilah Delila berada di sebuah kamar pengantin yang telah di hias begitu indah. Tampak Delila yang sedang mendengarkan penjelasan dari Tante Mita dan Daddy nya mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan membuatnya jatuh pingsan tak sadarkan diri.
🌷🌷🌷
Beberapa menit kemudian Delila sadar dengan Tante Mita yang menggenggam erat tangannya. Delila berharap ini hanyalah mimpi buruk baginya, tapi ternyata bukan. Dia terbaring di kamar pengantin super mewah yang seharusnya menjadi kamarnya dengan Lucas calon suaminya.
Dadanya terasa sesak, tubuhnya bergetar hebat. Ingin rasanya dia menghilang ke dalam dasar bumi saja.
Delila memejamkan matanya dengan air bening yang mengalir membasahi pipi. Pikirannya melayang entah kemana, dia terus berpikir keras mencoba mengingat kesalahan apa yang telah dia lakukan sehingga Lucas memilih melarikan diri dengan Luna sahabatnya.
"Sebenarnya apa salahku Tante? Kenapa mereka tega melakukan ini padaku," tanya Delila diantara isak tangisnya.
"Kamu tidak salah sayang, hanya saja mereka yang terlalu jahat padamu," jawab Tante Mita menenangkan keponakannya.
Selama ini hanya Lucas lah sosok pria yang menerima Delila apa adanya, tapi pada akhirnya lelaki itulah yang mengkhianatinya. Luna pun juga yang satu-satunya di anggap sebagai sahabat tapi pada akhirnya Luna meninggalkan Delila dengan luka yang teramat sangat menyakitkan.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan tak lama muncul Daddy Nelson dari balik pintu.
"Sayang, malam ini kamu terpaksa harus menginap dulu di sini. Sebab di luar masih ada beberapa wartawan yang mulai bertanya-tanya perihal pernikahan yang berlangsung tadi. Daddy tidak ingin kamu merasa tertekan dengan segala pertanyaan mereka. Ada Tante Mita yang akan menginap di hotel untuk menemani kamu," terang Daddy Nelson lembut.
Delila hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Daddy Nelson begitu sedih melihat keadaan anaknya saat ini. Begitu juga dengan Tante Mita yang juga berada di dalam ruangan itu.
"Kamu yang sabar sayang, Daddy yakin Tuhan tidak tidur. Lelaki itu dan juga perempuannya pasti mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya."
Delila tidak menjawab, dia hanya terus menangis sesenggukan.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Kaizy celine
Ga bisa bayangin perasaan delila sehancurr apa ... smoga pernikahan ini sudah jadi jalan takdir tuhan untuk kebahagiannya🥹
2025-04-13
1
ora
Nggak bisa nyalahin Alan kalau bersikap dingin. Tapi sikap dinginnya itu, nambah luka hatinya Delila🥲🥲
2025-04-13
1
Mita Paramita
lanjut thor 😁😁😁
2025-04-13
1