Saat ini kedua orang tua Lucas dan Daddy Nelson berada di kamar Lucas pengantin pria yang telah melarikan diri.
Tampak ruangan itu kosong, hanya menyisakan satu stel baju yang akan di gunakan lelaki itu untuk melakukan akad nikah. Lucas seolah sudah merencanakan itu semua, sedikitpun tak ada barangnya yang tertinggal disana.
Terlihat jelas kepanikan di raut wajah Daddy Nelson. Bahkan pria paruh baya itu berbicara penuh emosi pada kedua orang tua Lucas.
"Mulai detik ini, kerja sama kita batal dan aku akan tarik semua sahamku yang ada di perusahaan kalian. Ku pastikan Lucas anakmu juga menerima balasan yang setimpal atas perbuatannya. Dan ingat aku tak akan tinggal diam bila seseorang menyakiti anakku." Daddy Nelson berbicara dengan suara yang meninggi.
"Mas, ku mohon tenanglah dulu. Kita bisa bicarakan semua ini dengan baik-baik," ucap calon besannya itu tapi Daddy Nelson sama sekali tak menghiraukannya. Kesabarannya sudah habis saat melihat Lucas yang dengan teganya pergi meninggalkan Delila tepat di hari pernikahan.
"Maaf Tuan, para tamu dan pihak KUA telah menunggu cukup lama," ucap Beny sang asisten yang baru saja masuk ke dalam kamar Lucas.
Seketika Daddy Nelson terlihat begitu frustasi. Memikirkan cara apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan muka Delila sehingga nama Alan terlintas di kepalanya.
"Panggil Alan kemari," titah Daddy Nelson pada sang asisten.
"Baik Tuan." Benny mengangguk, kemudian berlalu meninggalkan kamar Lucas.
Tak berselang lama Alan yang masih di liputi oleh amarah dan pikiran yang sangat kacau, dengan terpaksa pria itu menemui Daddy Nelson dan mereka pun berbicara empat mata.
Tak ingin membuang waktu lama sebelum akhirnya Daddy Nelson membuka suara.
"Alan, kamu dan Delila adalah korban dari perbuatan manusia terkutuk itu. Dan sebagai korban apa kalian bisa saling membantu?" tanya Daddy Nelson hati-hati.
Alan memicingkan matanya menatap penuh curiga.
"Membantu apa?" Bukannya menjawab melainkan Alan melontarkan sebuah pertanyaan pada Daddy Nelson yang berdiri di hadapannya.
"Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku tidak bisa terima bila dia di permalukan," pinta Daddy Nelson dengan raut wajah sendu.
DEG!
Bagai tersambar petir di siang bolong, Alan begitu terkejut bukan kepalang. Dia benar-benar tak menyangka jika Daddy Nelson memintanya untuk menikahi Delila sahabatnya.
"Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya!" tegas Alan memotong pembicaraan Daddy Nelson.
"Ku mohon Alan, tolong Delila. Dia anakku satu-satunya, aku tak mau melihat anakku menanggung malu. Aku tahu kamu seorang manager yang sangat kompeten, detik ini kamu resmi menjabat sebagai CEO di perusahaan tempat kamu bekerja. Dan kamu akan menjadi pemiliknya, tapi ku mohon nikahi anakku Delila." Daddy Nelson terus memohon berharap Alan mengabulkan permintaannya. Apapun akan dia lakukan demi kebahagiaan anaknya.
"Sudah ku katakan saya tidak mau. Saya tahu, saya bukan orang kaya tapi anda juga tak bisa membeli saya seenaknya," ucap Alan dengan gusar.
"Alan, aku minta atas nama Delila. Kalian bersahabat bukan? Dan asal kamu tahu, sedikitpun tak ada niatan untuk membelimu. Anggap saja itu sebagai hadiah."
"Maaf, saya tidak bisa!" ucap Alan dengan tegas seraya berdiri untuk pergi.
"Kamu tahu sejak kecil Delila selalu mendapat penghinaan dan hal itu menyakitkan bagiku. Aku tak ingin Delila mendapat penghinaan kembali sebab di tinggal lari calon suaminya yang entah pergi kemana. Kamu tenang saja, tak usah menjadi suami Delila selamanya. Cukup nikahi Delila selama satu tahun, setelah itu kamu boleh menceraikannya. Tolong Delila, selamatkan harga diri Delila anakku. Dia anak yang sangat baik, kamu tentu tahu bagaimana Delila bukan?" Daddy Nelson terus memohon pada Alan.
Alan menghentikan langkahnya. Dia tahu Delila adalah gadis yang sangat baik dan berhati lembut. Bahkan Delila menerima Alan sebagai sahabat tanpa memandang status sosial mereka yang berbeda.
Secara ekonomi saja Delila berada jauh di atasnya. Alan bisa melanjutkan study nya karena keberuntungan mendapatkan beasiswa dan Delila yang merekomendasikan Alan untuk bekerja di perusahaannya sebagai manager keuangan.
"Alan, ku mohon ... selamatkan anakku." Daddy Nelson kembali memohon dengan mata yang berkaca-kaca.
"Orang tua saya tak ada disini dan saya juga tak punya banyak uang untuk menikahi Delila," ucap Alan pada akhirnya.
"Cukup dengan uangmu yang berada dalam dompet, aku sama sekali tak keberatan," jawab Daddy Nelson.
Alan menghela nafas beratnya.
"Jadi apa yang harus saya lakukan? Tapi ingat Tuan, jangan menuntut apapun padaku sebab aku tidak mencintai putri anda. Dan satu hal lagi jangan merasa keberatan bila pada suatu waktu saya menceraikannya," kata Alan kembali mengingatkan.
"Tak masalah, yang terpenting saat ini tolong nikahi anakku. Aku tak ingin melihat kesedihan di wajahnya," jawab Daddy Nelson pasrah.
🌷🌷🌷
Setelah berbincang lama dengan ayah Delila, sebelum akhirnya Alan bersiap untuk menjadi pengantin lelaki pengganti. Saat ini Alan memakai baju yang seharusnya di kenakan Lucas sahabatnya. Tapi mulai detik ini kata sahabat sepertinya tak pantas untuk dia sematkan pada Lucas.
Alan tersenyum kecut meratapi nasibnya sekarang. Belum kering luka yang di berikan Luna sekarang malah di tambah lagi dengan dia yang di paksa untuk menikahi Delila. Sangat tragis bukan? Niat hati yang akan menjadi pendamping sahabatnya, namun dalam sekejap statusnya berubah menjadi suami pengganti.
Kini Alan merasa terasa sesak. Yang pertama dia merasa sesak sebab baju pengantin itu lebih kecil dari ukurannya. Selain itu dia juga merasa sesak karena di tinggal oleh wanita yang sangat dia cintai. Padahal hari ini, Alan berniat akan melamar Luna dengan bantuan Delila.
"Mas nya terlalu tinggi jadi celananya ngatung. Tapi gak papa ya ... lagi musim seperti ini," ucap seorang lelaki kemayu yang menemani Alan untuk bersiap.
Alan mengacuhkan perkataan lelaki itu. Saat ini pikirannya masih melayang jauh pada Luna dan cincin yang ada di tangannya. Cincin pilihan Delila yang akan dia gunakan untuk melamar Luna.
"Pegang ini." Alan menyerahkan cincin itu pada lelaki kemayu yang membantunya untuk bersiap.
Beberapa menit kemudian, Alan sudah berada di ruang akad yang telah berhiaskan dengan bunga mawar yang sangat indah.
Dengan perasaan yang hampa dan kosong, dia duduk di hadapan Daddy Nelson dan penghulu juga beberapa saksi.
"Saya terima nikah dan kawinnya Delila Jocelyn binti Nelson Jocelyn dengan mas kawin uang 3 ratus ribu rupiah di bayar tunai." Alan mengucapkan ijab kabulnya dengan jelas dan tegas.
"Sah?"
"Sah," ucap para saksi bersamaan.
Kini Alan Hendra Winata sudah sah menjadi suami Delila Jocelyn. Gadis yang tidak di cintai sama sekali. Alan meraup kasar wajah frustasinya.
Terdengar suara riuh dari beberapa orang tamu yang tengah berbisik karena bukanlah Lucas yang duduk disana dan juga mas kawin yang begitu kecil bagi putri pengusaha terkenal itu.
"Jangan menangis, aku juga tidak mau berada disini."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Aini~
Penarasan gimana ya kelanjutannya, kasihan sama Delila tapi kasihan juga sama Alan. semoga mereka jadi pasangan bahagia meski awal pernikahan mereka terpaksa....
lanjutt up thorr 🥰
2025-04-12
1
Mita Paramita
cerita nya lumayan seru...semoga kedepannya tambah seru👍👍👍
2025-04-12
1
ora
Keadaan yang sulit. Bahkan kalau nikahin hanya untuk waktu satu tahun, apa nggak tambah nyakitin Lila ...😔
2025-04-12
1