Rio dan Rei pergi menuju alamat-alamat yang dikirimkan Julian, dari sekian alamat yang mereka periksa ada 4 alamat yang mereka curigai, mereka berdua lalu bertemu disebuah cafe disamping minimarket tempat Alex terakhir kali terlihat sebelum menghilang apartemen.
"Jadi Kak Ran akan menjadi 'Dia' ?" Tanya Rio sambil cengengesan membayangkan Ran akan menjadi orang yang tidak dia sukai,tapi diantara mereka semua, siapa lagi yang tubuhnya seperti model, cuma Ran yang memang ahlinya menyamar.
"Aku kesana untuk mengantar Ran, aku yakin dia bisa mengatasinya, tapi waktu kita semakin sempit."
"Baiklah,ayo bergerak lebih cepat, aku tadi pergi ke rumah wartawan berita yang menulis tentang hilangnya Si A, menurut temanku di sekolah si wartawan itu memang sering membuat artikel berita yang menyudutkan band itu,temanku fans berat band itu jadi dia selalu membela band itu jika ada artikel negatif yang muncul diinternet, wartawan itu kurang menyukai The Walker karena pernah ditolak wawancara,dendam mungkin,tapi menurutku dia tidak mungkin menghabiskan waktunya menculik seorang artis."
"Aku ke rumah seorang fans, tapi tidak ada hal-hal yang mencurigakan, yang menulis komentar jahat itu ternyata ibunya karena benci melihat anaknya tidak kunjung menikah hanya karena ingin suaminya seperti si A, aku juga menghubungi Fian, minta bantuan dari temannya dikepolisian setempat tentang informasi orang hilang juga mayat yang ditemukan rentang 3 hari ini, siapa tahu dia memang sudah meninggal."
"Kak Fian belum pulang dari luar kota?. Lalu?"
"Jika dia meninggal di suatu tempat, atau dibunuh misalkan, setidaknya hari ini kemungkinan ada orang yang menemukannya karena tercium bau busuk, tapi Fian bilang tidak ada mayat dengan ciri-ciri mirip si A, aku lebih mencurigai seorang model wanita yang katanya pernah berpacaran dengan si A."
"Maksudmu apa dia diculik dengan sukarela oleh perempuan?"
"Perempuan itu sekarang pacar seorang bos besar, jika dia dendam dengan si A, sangat mudah baginya menyuruh pacarnya berbuat sesuatu agar si A menghilang."
Mereka keluar dari kafe itu,tidak jauh dari tempat mereka memarkir motornya terlihat mobil logistik yang kemarin Rei lihat.
"Aku juga tadi melihat mobil itu di alamat yang aku selidiki," kata Rio sambil berbisik, dia diam-diam memperhatikan orang yang membawa kardus besar, orang yang sama seperti kemarin, cara jalannya sedikit aneh. Mereka menunggu orang itu pergi sambil pura-pura mengecek ban motor.
"Dimana tempat yang aku bilang ada mobil itu ?," tanya Rei sambil terus memperhatikan jalan.
"Aku bertemu dengan pemilik tempat tinggal orang Julian ingin aku selidiki dengan pura-pura mencari kontrakan kosong, aku melihat orang yang jalannya seperti tadi, tapi dia seorang perempuan."
"Jam berapa tadi kau kesana?"
"Sore menjelang petang,aku melihat dia yang naik ke mobil itu, tapi bukannya yang barusan itu terlihat seperti laki-laki ?"
"Aku juga kurang yakin yakin karena dia memakai masker."
"Kalau begitu apa mungkin, yang barusan adalah wanita yang sama yang aku temui ?"
"Berarti dia shift malam, apa ada yang mencurigakan?"
"Aku belum menemukan apa-apa, lagipula apa yang bisa kau sembunyikan diruangan 3x6? Kucing?. Dia hanya pekerja bagian logistik pemasok minuman ringan. Memang orangnya sedikit tertutup."
Rei melihat ke arah trotoar,membayangkan apa yang terjadi malam itu.
Alex keluar dari minimarket itu, lalu sesuatu terjadi, entah apa itu lalu dia dibawa masuk kedalam mobil box dan pergi.
"Apa kau mendapat tempat kosong di tempat tadi?"
"Aku bisa datang lagi kesana kalau memang harus."
"Memang harus."
Manajer Ray sedang video call dengan Julian, wajahnya kusut dan terlihat kacau.
"Aku mohon temukan Alex sekarang juga !!"
"Mencari orang yang hidup tidak mudah, anda harus sabar sedikit lagi."
"Ada surat ancaman yang datang, Mike, si drummer bilang surat itu datang tidak lama setelah siaran live kemarin, isinya -Penipu, pergi saja-."
"Artinya orang tersebut akan datang lagi kesana karena menyangka Alex ada disana, awasi terus Ran, aku akan mengawasi dari sini, minta akses ke cctv semua lantai ke security disana"
"Itu hal yang sulit, di apartemen ini ada beberapa artis juga,mereka pasti tidak ingin privacy mereka terganggu, apa yang harus kita lakukan ?"
Rei ikut mengawasi Ran yang sedang latihan di atas panggung,besok adalah acara live dimana Ran akan tampil, kemungkinan besar orang yang mengirim surat ancaman akan ada juga disana sementara itu Rio absen dari sekolahnya dan sekarang ada di tempat kontrakan yang kemarin dia datangi, dia mendapat kamar tepat dibawah kamar perempuan yang dia curigai.
"Rio melapor dari lokasi, saat ini pukul 09:25 pagi, target belum terlihat." Rio melapor lewat video call.
Dia menerbangkn drone lewat jendela belakang, melihat keadaan kamar target di lantai atas tapi jendelanya tertutup juga ventilasinya.
"Target bernama Jane Erika, dia akan pergi bekerja pukul 5 sore,awasi terus, atau lakukan hal yng bisa memancing dia keluar kamar." Julian mengawasi Rio dari kantornya.
"Jika dia shift malam tentu saat ini dia sedang tidur bukan?" Rio menurunkan dronenya lalu memasukkannya kembali ke kamarnya.
"Aku akan pergi dulu, melihat keatas sekaligus mencari celah untuk menaruh spy cam."
Rio memakai jaket dan juga maskernya lalu keluar kamarnya, menuju lantai atas. Tapi baru saja ditangga dia melihat target keluar dari kamarnya, Rio lalu segera sembunyi,dan mengikuti target dengan diam-diam.
Jane menuju minimarket yang tidak jauh dari rumah kontrakannya, Rio mengikutinya dan melihat apa yang dibeli Jane, tapi sepertinya Jane menyadari Rio mengamatinya dia segera keluar minimarket, ketika diikuti Rio, Jane langsung berbalik,.
"Kau mengikutiku?"
"Kau menyadarinya ya, maaf, aku tidak bermaksud jahat kok, hanya ingin memastikan sesuatu."
"Apa?"
"Aku rasa pernah melihatmu di suatu tempat."
"Dimana?."
"Di kantor MS Logistik, aku melihatmu saat aku melamar kerja kesana"
"Oh, lalu?"
"Tidak ada, hanya memastikan saja, apa disana ada persyaratan khusus agar aku bisa diterima bekerja disana?"
"Tidak ada, hanya harus bisa mengendarai mobil dan motor,mampu bekerja sendiri dan mau ditugaskan dimana saja."
"Oh begitu, baiklah aku akan mencobanya lagi, terima kasih infonya."
Jane pergi, Rio bernafas lega, rupanya dia cukup teliti, matanya tertuju ke struk belanja yang jatuh dari kantong belanjaan Jane, ada singlet dan pakaian dalam pria,juga alat cukur, itu jelas bukti bahwa ada orang lain didalam sana, dan itu pasti pria, dia harus segera mengetahui siapa pria itu.
Pukul 7 malam, Rio menyamar menjadi kurir paket, dia memasang kamera kecil di plavon koridor, agar tidak terlalu mencolok dia mengecatnya dengan warna putih seperti plavonnya, setelah selesai dia mengetuk pintu kamar Jane, Rio sudah memastikan Jane tidak ada dikamar itu.
Tok tok tok..
"Pakeeet...!!"
Tapi tidak ada jawaban, Rio mengetuk pintunya berapa kali, tapi tetap tidak ada jawaban, dia lalu menyimpan paket itu didepan pintunya lalu pergi.
Di kamarnya dia langsung melihat apa terlihat di kamera pengawas yang dia pasang tadi. Tampak seseorang membuka pintu lalu hanya tangannya yang keluar mengambil paket itu, Rio tidak bisa melihat wajahnya.
Rio menunggu beberapa saat, lalu dia menghubungi seseorang, rupanya isi paket tadi adalah handphone dengan tujuan memastikan siapa yang ada didalam sana.
Beberapa kali Rio mencobanya tapi tidak ada respon. Mungkin paketnya belum dibuka. Dia coba sekali lagi. Belum diangkat juga. Oke sekali lagi, dan... diangkat.
"Halo,.."
Tidak ada jawaban.
"Jane.. kau ada disana?"
Masih tidak ada jawaban.
"Siapapun kau, jawablah, ini sangat penting."
"Kau siapa?" Tanya orang itu.
"Kau siapa? Mana Jane."
"Dia tidak ada, kau siapa?"
"Apa kau Alex ??"
Telepon langsung ditutup, Rio langsung memanggil lewat video call., tapi tidak diangkat. Dia menelpon lagi, dan diangkat.
"Kau Alex kan, jawab aku."
"Kau siapa? Orang suruhan Bella?"
"Siapa Bella?"
"Jangan bohong !!!"
"Aku orang suruhan manajermu, aku tidak kenal Bella,aku kesini untuk mencarimu."
"Kenapa kau bisa tahu aku disini."
"Jadi kau benar Alex kan, vokalis The Walker."
Rio memanggilnya lewat video call, dia ingin memastikan, kali ini diangkat. Benar itu Alex, hanya saja sedikit lusuh.
"Syukurlah aku menemukanmu, ayo kita pergi."
"Aku tidak bisa."
"Apa..?!!! . Apa maksudmu."
"Aku tidak bisa pergi, apa kurang jelas?. Jangan hubungi aku lagi."
"Kalau begitu aku akan menghubungi polisi."
"Jangan."
"Susah payah aku menemukanmu lalu kau tidak ingin kembali?. Tidak waras."
"Jangan sekarang."
"Kenapa?"
"Aku punya alasan, pokoknya aku tidak bisa pergi sekarang."
"Lalu kau akan kabur lagi."
"Baiklah begini saja, jangan hubungi manajer,polisi atau siapapun dulu, ada yang harus aku selesaikan dulu."
"Kau pikir aku percaya."
"Aku mohon, sebagai jaminannya, aku tidak akan kabur atau membuang handphone ini,kau akan tahu dimana lokasiku berada."
"Aku harus segera menyerahkanmu ke manajermu, kau tidak tahu betapa kacaunya dia saat ini."
"Aku bisa membayangkannya, tapi tolong bantu aku, aku tidak bisa pergi dari sini. Aku sedang dalam situasi bahaya yang susah aku ceritakan jika aku pergi maka akan ada orang yang akan mati."
"Aku bisa menolongmu."
"Aku akan menyelesaikan ini sendiri,beri aku waktu, aku akan menghubungimu saat aku siap."
Alex menutup panggilannya, Rio mencoba menghubunginya lagi tapi tidak menyambung, mungkin handphonenya dimatikan, dia melihat ke monitor cctv, tidak ada orang disana.
Rio berpikir keras, apa yang harus dia lakukan ??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments