Part 1
Gwen baru saja sampai disebuah restorant, dia baru saja selesai interview di Georgino Company, perusahaan besar nan terkenal dengan kesuksesannya di kota New York.
Baru saja beberapa langkah dia memasuki restorant tersebut dia sudah sangat tertegun, dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat dia melihat Edward, kekasihnya tengah bermesraan didepan sana.
Dia menggelengkan kepalanya dan tanpa dia sadari air matanya sudah mengalir dengan derasnya, dia menghampirinya dan menggebrak meja yang dipakai oleh Edward.
Gwen Arghalarsson
What you doing?
*setengah berteriak
Edward dan wanita yang bersamanya mendongak, semua pasang mata tertuju kepada mereka bertiga.
Gwen Arghalarsson
Edward... Siapa wanita ini?
Edward
*berdiri dan tersenyum miring + merangkul wanita disampingnya
Perkenalkan ini kekasih baruku, dan hubunganku denganmu sudah selesai sampai disini
Edward mengusap pipinya yang memanas karena tamparan Gwen, dia tatap dengan tajam mata Gwen yang terus saja mengeluarkan air matanya.
Edward
For god sake. Kau melampaui batasmu, Gwen!
Gwen Arghalarsson
Kau yang sudah melampaui batas. Dan kau pantas mendapatkan ini. Demi Tuhan, aku sangat menyesal mengenalmu
Edward tersenyum penuh kemenangan, dia menjalin hubungan dengan Gwen adalah hanya untuk balas dendam karena memang dulu Gwen sempat membuat temannya patah hati, dan kini dia berhasil membalas semuanya.
Edward
Gwen.. You know what, aku tidak serius dengan hubungan kita, aku tidak pernah mencintaimu
Gwen lagi-lagi menampar Edward sekuat tenaga lalu dia berlalu dengan tergesa.
Seorang pria yang duduk disudut restorant dengan minuman dihadapannya terus memperhatikan Gwen dan dia pun dapat dengan jelas mendengar semuanya. Dia tersenyum miring, namun ada tatapan lain yang dia pancarkan untuk Gwen.
Dia bergegas membuntuti Gwen dan ternyata gadis itu terus berjalan entah kemana tujuannya, dia menaiki mobilnya dan saat Gwen akan menyebrang setelah memastikan tak ada kendaraan apapun yang lewat dia dengan sengaja menabrakkan mobilnya kepada Gwen namun Gwen berhasil menghindari dengan jantung yang sudah sangat berdetak dua kali lebih cepat karena dia terkejut, hampir saja dia mati.
Gwen menatap pengendara yang masih berada didalam mobilnya dengan tatapan kesal sekaligus marah, dia mengetuk jendela mobilnya dengan sangat keras.
Gwen Arghalarsson
Keluar kau!
Pria
*keluar dengan menggunakan kaca mata hitamnya
Gwen Arghalarsson
Kau hampir saja membunuhku! Jika kau ingin berbalapan maka berbalaplah ditempatnya bukan dijalanan seperti ini!
*dengan napas yang memburu
Pria itu membuka kaca matanya dan menatap Gwen dengan tatapan tajamnya, Gwen yang sedari terus meracau tidak jelas tiba-tiba terdiam saat pria dihadapannya menatapnya dengan sangat tajam seperti itu, bukan terpesona namun dia ketakutan
Pria
Yang terpenting kau tidak mati bukan
Gwen Arghalarsson
Setidaknya berpikirlah, kau hampir saja membunuh seseorang. Demi Tuhan, aku tidak lagi ingin bertemu dengan dirimu!
*berlalu begitu saja
???
Tuan, gadis itu adalah nona Arghalarsson, dia tinggal sendiri di apartemennya. Dan dia pun ternyata karyawanmu di Georgino Company
Zayn duduk dikursi kebesarannya, dia tsrsenyum rupanya keberuntungan sedang memihak kepadanya.
Zayn Georgino
Aku ingin tahu nama awalnya
???
Nona Gwen, Gwen Arghalarsson tuan
Zayn Georgino
Baiklah. Awasi dia dan berikan kabar serta alamat apartemennya kepadaku
pria bernama Zayn yang tadi dengan sengaja ingin menabrak Gwen namun dia pun sengaja menghentikan mobilnya dengan mendadak itu memutuskan sambungan teleponnya. Dia tersenyum lalu menyimpan ponselnya diatas meja kerjanya, lalu dia kembali fokus dengan pekerjaannya.
Shila
Oh God Zayn! Kau masih saja bekerja. Acara akan dimulai dua jam lagi dan kau masih disini? Yang benar saja
Seorang gadis cantik yang baru saja masuk kedalam ruangan Zayn. Dia Shila adiknya Zayn.
Zayn Georgino
*Terkekeh
Oh Shil, ayolah masih dua jam lagi bukan! So, biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku
Shila
*Mengerucutkan bibirnya
Zayn....
Zayn Georgino
*menghela napas
Baiklah, ya sudah kita pulang sekarang
Shila pun akhirnya tersenyum, mereka berjalan sejajar dan memasuki lift yang akan mengantarnya kelantai dasar karena memang ruangan Zayn berada dilantai 23 yaitu lantai paling atas.
Zayn mengemudikan mobilnya menuju mansion nya. Setelah sampai dia pun bergegas masuk kedalam kamarnya dan bersiap, sedangkan Shila masuk kedalam kamarnya sendiri untuk memastikan dirinya sudah benar-benar cantik.
Dilain tempat, tepatnya diapartemen, Gwen menerima telepon dari teman semasa kuliahnya, dia menghela napas.
Gwen Arghalarsson
Ya Ax? 📲
Axel
Hai Gwen. Kenapa? Kau sepertinya ada sesuatu 📲
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum tipis
Tidak ada Axel... Ada apa hmm? 📲
Axel
Datang ke acara ulang tahunku ya Gwen? 📲
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum
Baiklah, sampai bertemu 📲
Dia pun menutup teleponnya dan bergegas mengganti pakaiannya menjadi dress dibawah lututnya yang berwarna hitam, lalu dia mengusapkan bedak tidak terlalu tebal ditambah dengan polesan lip balm yang juga tidak terlalu terlihat, sederhana namun terlihat luar biasa.
Dia tersenyum tipis,lalu dia membiarkan rambutnya bergelombang dibagian bawahnya tergerai, dia mengeluarkan sebuah high heels berwarna hitam lalu memasukkan ponsel serta dompetnya kedalam tasnya.
Dia melihat jamnya dan ternyata sudah satu jam dia bersiap, terdengar suara bel apartemennya berbunyi, dia pun bergegas keluar dari kamarnya dan membukakan pintu.
Gwen tersenyum tipis melihat siapa yang datang, Axel yang berada dihadapannya sidah terlihat tampan dengan balutan tuxedo berwarna navy.
Axel
Hi Gwen. How you doing?
Gwen Arghalarsson
I'm great. You?
Axel
*tersenyum
Aku juga baik,tapi kau tampak tidak baik hari ini. Apa ada yang terjadi padamu?
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum getir
He put an end to our relationship
Axel
*terkejut
Benarkah? Apa yang terjadi sehingga dia mengakhirinya?
Axel terkejut saat melihat air mata membasahi wajah cantik Gwen.
Axel
Oh Gwen, jangan menangis
*memeluk Gwen dengan penuh kasih sayang
Axel
No sad. I'm here for you
Gwen Arghalarsson
Axel, aku sempat membuatmu terluka dan kau masih ingin mendekatiku. Aku malu. Mungkin dia juga mendekatiku karena ingin balas dendam untukmu
Axel
*menggelengkan kepalanya
hey.. Its okay. It was the past, never you leverage again
Axel
Aku masih menyayangimu seperti halnya dulu, dan aku tidak ingin melihatmu menangis seperti ini, aku mohon berhentilah
Axel adalah alasan mengapa Edward ingin balas dendam kepada Gwen, berawal dari Axel yang sempat menjalin hubungan dengan Gwen satu tahun lalu namun Gwen tiba-tiba saja menghindar sampai Axel harus sering mengunjungi psikiater karenanya.
Axel
Jangan menangis lagi, kita berangkat sekarang
*menyeka air mata Gwen
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum
Terima kasih Axel
Mereka pun melenggang pergi meninggalkan apartemen Gwen.
Tak lama dari itu mereka telah sampai ditempat acara, tepatnya dimansion milik Axel. Axel mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk Gwen.
Gwen Arghalarsson
Terima kasih
Mereka berjalan masuk kedalam mansion yang ternyata sudah ramai dengan para tamu spesial Axel, serta ada beberapa rekan bisnisnya dan juga teman-temannya ketika kuliah.
Gwen Arghalarsson
Ax, aku kesana
Gwen Arghalarsson
*Menghela napas
Aku mohon, Ax. Jangan memanggilku seperti itu
Axel
*Tersenyum
Baiklah baiklah, maafkan aku. Tapi kau akan kemana? Disini saja bersamaku
Gwen Arghalarsson
Ax, aku malu
Gwen diam, dia pun akhirnya menuruti keinginan Axel untuk tetap bersamanya. Hingga datang seorang gadis bersama pria tampan,gadis itu memeluk Axel.
Shila
Selamat ulang tahun Axel
Axel
*tersenyum dan membalas pelukan Shila
Terima kasih
Shila
Perkenalkan ini Zayn kakakku
Axel menjabat tangan Zayn namun Zayn membalasnya dengan singkat tanpa senyuman sama sekali, itulah sifat Zayn sejak dulu. Angkuh.
Axel
Dan ini Gwen, temanku
Shila
Oh hai Gwen aku Shila
Gwen mendongak dan tersenyum, namun dia juga membulatkan matanya saat dia melihat wajah Zayn yang kini menatapnya dengan tajam seperti tadi sore.
Acara sudah dimulai sejak dua jam yang lalu, Gwen duduk sendiri disebuah kursi yang didepannya terdapat meja bundar berukuran sedang yang berwarna merah, cahaya disini sangat temaram. Sedari tadi terus menerus meminum air mineralnya, dia tak minum seperti kebanyakan tamu yang hadir sehingga sebagian dari mereka sudah ada yang mabuk.
Gwen memijat pelipisnya karena merasa pusing dengan alunan musik yang berdentam-dentam ditelinganya. Dia mengitarkan pandangannya, dan melihat sosok Zayn yang duduk tak jauh darinya, dia merasa tak nyaman karena sedari tadi Zayn menatap kearahnya.
Gwen Arghalarsson
Tuhan... Mengapa Kau pertemukan aku dengannya lagi *Batin
Dia kembali memijat pelipisnya dan mengacak rambutnya kebelakang. Dia tersentak saat lengannya tiba-tiba saja ditarik dan dia terpaksa berdiri.
Edward
Untuk apa kau disini, tidak puaskah kau menyakiti Axel
*teriaknya
Lagi-lagi mereka menjadi objek tontonan juga pembicaraan orang banyak, Axel menghampiri mereka.
Axel
Apa-apaan kau Edward. Lepaskan kau melukainya
Edward melepas cengkeramannya pada lengan Gwen namun dia mendorongnya hingga dia tersungkur dilantai. Gwen memejamkan matanya merasa tubuhnya sakit. Axel memukul wajah Edward.
Axel
*Membantu Gwen untuk berdiri
Are you okay Gwen?
*dengan penuh kekhawatiran
Gwen Arghalarsson
Aku baik-baik saja Ax
*menangis
Edward
*menggelengkan kepalanya dan tersenyum miring
Jadi kau sudah berkawan dengannya setelah susah payah aku membalaskan dendam? Dimana akal sehatmu, dia telah menyakitimu dan kau masih saja mendekatinya
Axel menghela napas, Zayn tiba-tiba saja menghampiri mereka.
Zayn Georgino
Selesaikan masalah kalian berdua, Gwen kau ikut denganku
Dia menarik lengan Gwen dengan paksa keluar mansion dan memasukkannya kedalam mobilnya.
Comments