Part 3
Gwen sudah berada diruangannya kali ini, berada diruangan yang lumayan luas dan setiap karyawan hanya dibatasi oleh sekatan kaca yang lumayan tebal namun tidak terlalu tinggi.
Gwen duduk dikursinya dan memejamkan matanya sejenak lalu dia menghela napas dan mulai mengerjakan pekerjaannya.
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum ramah
Ya aku Gwen, ada yang bisa kubantu nona?
Jane
*Mengulurkan tangannya
Aku Jane, mulai sekarang kau temanku
Gwen Arghalarsson
*Terkekeh mendengar pernyataan Jane
Baiklah.. Baiklah.. Senang bertemu denganmu
Jane
Oh iya aku mendapat pesan dari sekretaris Mr.Georgino, pekerjaanmu yang ini harus selesai sebelum siang nanti jadi ketika jam istirahat kau harus menyimpan berkasnya diruangan Mr.Georgino
Gwen Arghalarsson
Oh baiklah. Memangnya ruangannya ada dimana?
Jane
Dilantai paling atas, disana tidak ada ruangan lain selain ruangan beliau jadi kau mudah mencarinya
Gwen Arghalarsson
Baiklah terima kasih
Jane
*mengangguk
Kalau begitu aku kesana dulu
*berlalu setelah diangguki oleh Gwen
Gwen mulai mengerjakan pekerjaannya, tidak sulit karena dia telah melakukan hal ini selama dia sekolah dan kuliah.
Tepat sesuai dengan rencana Gwen sudah menyelesaikan pekerjaannya sebelum jam istirahat, dia kini tengah memasukkan beberapa kertas yang baru saja keluar dari alat print kedalam sebuah map. Lalu dia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lift. Beberapa menit kemudian dia pun sampai dilantai teratas, dia berjalan dan menemukan sekretaris pimpinannya yang tak lain adalah Zayn, yang Gwen sendiri belum tahu tentang hal itu. Sekretaris itu menatapnya dengan tajam.
Gwen Arghalarsson
Sorry miss. Aku Gwen karyawan baru ingin memberikan berkas ini kepada Mr.Georgino
???
Silahkan masuk, beliau ada didalam
Gwen mengangguk dia pun kembali melangkahkan kakinya dan mengetuk pintunya.
Gwen mendorong pintunya dan kembali menutupnya. Dia terperangah saat pria didepannya mendongak dan menatapnya.
Gwen Arghalarsson
Shit. Dia lagi! Mengapa Tuhan? *Batinnya protes
Gwen Arghalarsson
Maaf tuan, saya ingin menyerahkan berkas ini
Zayn Georgino
Ya kemari
*kembali menatap layar laptopnya
Gwen Arghalarsson
*dengan ragu melangkah maju dan menyimpan berkas itu dimeja Zayn
Zayn Georgino
Kau boleh kembali
Gwen Arghalarsson
*Mengangguk
Permisi
Dia pun kembali keluar dari ruangan tersebut dengan tergesa dan berdiri menunggu lift terbuka.
Gwen Arghalarsson
Oh God.. Why must him?
Gwen Arghalarsson
Tapi dia tadi bertingkah seolah tak mengenalku
Gwen Arghalarsson
Ternyata dia dapat menjadi pria yang profesional juga
Gwen Arghalarsson
*Menggelengkan kepalanya
Tidak. Mengapa kau memikirkannya Gwen. Bodoh
Zayn Georgino
Ya, kau memang bodoh. Membicarakan orang lain tepat dihadapan orangnya
Gwen Arghalarsson
*menoleh dan mendapati Zayn berada disampingnya + membulatkan matanya.
Kau!
Zayn Georgino
Apa hmm? Rupanya kau sering melakukan hal ini dibelakangku
Gwen Arghalarsson
Tidak! Kau percaya diri sekali
Zayn tersenyum miring, lalu tak lama dari itu lift pun terbuka dan dengan cepat Gwen masuk terlebih dahulu padahal sebenarnya jika berdua pun tetap masuk, lalu Zayn menyusulinya. Gwen berdiri diujung kiri sedangkan Zayn diujung kanan,
Gwen Arghalarsson
Entah mengapa Tuhan membuatku kembali bertemu denganmu. Demi Tuhan aku membencimu, aku tidak suka berada diposisi seperti ini *gerutunya
Zayn Georgino
Itu artinya kau memang ditakdirkan berada didekatku
Dia menghampiri Gwen dan itu membuat Gwen takut terlebih tatapan Zayn sangat tajam. Zayn memukul lift tepat disamping kepala Gwen, Gwen memejamkan matanya karena suara pukulan itu sangat memekakan indera pendengarannya.
Zayn Georgino
Kau berani bermain api denganku Gwen
*dengan napas yang memburu
Gwen Arghalarsson
Apa maksudmu?
Zayn Georgino
Kau berpelukan dengan Axel. Sudah ku bilang kau milikku, hanya milikku. Jadi tidak boleh ada yang menyentuhmu selain aku!
Gwen Arghalarsson
Aku bukan milikmu Zayn!
Zayn Georgino
*memukul lift dengan kencang
Silence! You only mine. MINE Gwen!
Gwen diam, lidahnya terasa kelu untuk berbicara dan menyergah ucapan Zayn. Saat terdengar dentingan lift Zayn pun menjauhkan tubuhnya dari Gwen dan berlalu pergi entah akan kemana meninggalkan Gwen yang masih terpaku disana, namun dengan cepat Gwen keluar dan berjalan dengan tergesa menuju ruangannya.
Gwen duduk dikursinya, dia tak ikut bersama rekan-rekannya makan siang karena dia sungguh tak berselera. Ponselnya bergetar diatas mejanya. Dia pun dengan segera meraih ponselnya dan ternyata ibunya menelepon, orang tuanya berbeda negara dengannya.
Ya,sejak tiga tahun lalu Gwen memutuskan untuk pergi ke New York untuk bekerja sehingga dia harua meninggalkan kedua orang tuanya dan adik serta kakak laki-lakinya di Italia. Dan Gwen hanya berkunjung kesana beberapa kali selama satu tahun.
Gwen Arghalarsson
Hai Mom 📲
???
Hai Gwen. Bagaimana kabarmu disana? 📲
Gwen Arghalarsson
Aku baik-baik saja Mom, kau sendiri bagaimana kabarmu? 📲
???
I'm great. Kami berencana akan ke New York hari ini Gwen 📲
Gwen Arghalarsson
Benarkah? Kalian semua? 📲
Gwen Arghalarsson
Oh Mom, ini kejutan untukku 📲
???
*terkekeh
Bersabarlah, dan tunggu kami di apartemenmu 📲
Gwen Arghalarsson
Baiklah. Aku akan sangat menunggu kalian,aku mencintaimu Mom 📲
???
Aku juga mencintaimu Gwen 📲
Gwen menimpan ponselnya dan tersenyum bahagia, setidaknya masih ada hal yang membuatnya bahagia disaat hatinya patah dan banyaknya masalah. Dia kembali bekerja meskipun seharusnya dia masih beristirahat kali ini.
Pukul tujuh Gwen masih saja berkutat dengan pekerjaannya,memang di New York matahari mulai tenggelam kurang lebih pukul delapan.
Berbeda dengan karyawan lain yang mulai bepergian meninggalkan kantor untuk pulang. Gwen terus memfokuskan pikiran serta pandangannya sengan layar laptop tepatnya kepada pekerjaannya.
Zayn Georgino
Hey, kau belum pulang?
Gwen Arghalarsson
*Mendongak, dia menghela napas
Kau lagi
*lalu kembali mengetikkan sesuatu dilaptopnya.
Zayn Georgino
I'm asking you Gwen, Answer!
Gwen Arghalarsson
For God sake Zayn! Kau menggangguku
Zayn menumpukan kedua lengannya didinding kaca yang lumayan tebal yang berada dihadapan Gwen, dia terus memperhatikan gerak gerik Gwen,satu hal yang dia kagumi dari gadis ini, kegigihannya serta keseriusannya dalam mengerjakan sesuatu sangatlah patut dicontoh.
Ponsel Gwen bergetar namun Gwen tidak menyadarinya justru Zayn lah yang menyadari hal itu, dia tatap ponsel itu dan ternyata Axel menelepon Gwen.
Zayn Georgino
Shit! Pria itu masih menghubungimu
Sontak saja Gwen mendongak dan kembali melihat marah yang terpancar dimata milik Zayn.
Gwen Arghalarsson
What do you mean?
Zayn Georgino
Pria itu masih menghubungimu Gwen!
Gwen Arghalarsson
*Mengerutkan dahinya
Siapa?
Gwen menoleh menatap ponselnya yang masih terus menyala, dia menghela napas.
Gwen Arghalarsson
Lalu apa masalahnya denganmu?
Gwen Arghalarsson
Dia menghubungiku bukan menghubungimu
Zayn Georgino
Jelas itu menggangguku, kau milikku dan dia tak boleh mendekatimu
Gwen Arghalarsson
*menggelengkan kepalanya, dia kembali menatap mata tajam itu
Susah ku beritahu bahwa aku bukanlah milikmu tuan Georgino!
Karena merasa geram, Zayn pun akhirnya meraih ponsel itu dan menggeser layarmya untuk menerima panggilan.
Zayn Georgino
Jauhi Gwen, dia kekasihku. Kalau tidak kau akan tahu akibatnya 📲
*lalu memutuskan panggilannya dan menyerahkan ponselnya kepada Gwen
Gwen Arghalarsson
Sejak kapan kau menjadi kekasihku?
Zayn Georgino
Sejak kita saling mengenal
Gwen Arghalarsson
Aku tidak mengenalmu!
Gwen beranjak dari duduknya setelah dia menutup laptopnya dan memasukkan ponselnya kedalam tasnya, lalu dia berlalu begitu saja. Tentunya Zayn mengikutinya.
Diperjalanan Gwen mengirim pesan kepada Axel karena merasa tak enak kepadanya,meakipun sesungguhnya hal itulah yang dia mau namun tidak begitu juga caranya.
Gwen Arghalarsson
📩 Sorry Ax
Axel
📩 For what baby? Tadi siapa? Benarkah kau sudah memiliki kekasih?
Gwen Arghalarsson
📩 Dia pimpinanku, sungguh aku minta maaf. Tak seharusnya dia bicara seperti itu kepadamu meskipun aku sudah mengatakan hal itu tadi padamu
Gwen Arghalarsson
📩 Thanks
Zayn yang melihat Gwen terpokus dengan ponselnya merasa curiga, dia pun mengambil paksa ponsel Gwen dan membaca pesan tersebut. Tentunya Gwen tersentak.
Zayn Georgino
Oh seperti ini kelakuanmu
Gwen Arghalarsson
*kembali mengambil ponsel miliknya dan menatap Zayn dengan tajam
Ini kehidupanku,kau bukan siapa-siapa dihidupku. Berhenti seperti ini, aku muak meskipun ini baru terjadi
*berlalu meninggalkan Zayn masih terdiam
Zayn menatap bahu Gwen yang mulai menjauh. Dia pun pasrah dan masuk kedalam mobilnya lalu melajukannya menuju mansionnya.
Gwen membawa bajunya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dia membiarkan air yang keluar dari shower jatuh membasahi seluruh tubuhnya.
Gwen Arghalarsson
Tuhan.. Aku sungguh lelah
Gwen Arghalarsson
Lelah karena dia yang mengkhianati dan mempermainkanku, dan lelah dengan dia yang selalu mengatur hidupku padahal aku sama sekali tidak mengenal dia lebih jauh
*mengusap wajahnya dan bernapas
Setelah kurang lebih setengah jam berada didalam kamar mandi dia pun keluar dengan menggunakan piyamanya. Dia mengeringkan rambutnya dan membiarkannya tergerai.
Gwen Arghalarsson
Setidaknya mereka satu-satunya yang kini akan memberikan kebahagiaan untukku
Dia berjalan menuruni anak tangga karena memang apartemen miliknya memiliki dua lantai, dia hendak berjalan kedapur namun dia berhenti didepan ruang tamu.
Gwen Arghalarsson
God. Ada seseorang disana *dalam hati
Karena penasaran dia pun menghampirinya. Dan dia membulatkan matanya saat sosok itu kembali datang.
Zayn Georgino
Hai
*menatap kedatangan Gwen
Gwen Arghalarsson
Mengapa kau bisa berada disini?
Zayn Georgino
*Menggelengkan kepalanya
Kau lupa mengunci pintumu
Gwen Arghalarsson
*menutup mulutnya dengan telapak tangannya
Oh my God, I'm forget it
Zayn Georgino
Lupakan tentang kecerobohanmu, lain kali kau harus lebih berhati-hati. Bagaimana jika orang asing datang kemari dan berbuat macam-macam padamu
Gwen Arghalarsson
Ya. Dan kau orangnya!
Zayn Georgino
*terkekeh
Aku tidak akan asing dalam hidupmu, suatu saat aku akan menjadi orang penting dalam hidupmu
Gwen Arghalarsson
*Menaikkan sebelah alisnya
Wah benarkah? It's your dreams!
Zayn Georgino
Aku ingin makan, tepatnya makan malam
Gwen Arghalarsson
Ini bukan restorant mengapa kau datang kemari. Sudah pergilah
Zayn mulai memelas, ini sungguh kali pertamanya pria itu melakukan hal ini dihadapan wanita.
Gwen Arghalarsson
*Menghela napas
Baiklah
*berlalu
Gwen Arghalarsson
Hey, untuk apa kau mengikutiku?
Zayn Georgino
Aku ingin melihatmu memasak, kau akan memasak bukan?
Gwen Arghalarsson
Ya aku akan memasak tapi kau tak perlu ikut
Zayn Georgino
Why? Aku takut kau meracuni makanannya
Gwen Arghalarsson
*Menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Zayn
Yang benar saja. Aku tak kejam sepertimu yang dengan teganya mendorongku dari balkon
Zayn Georgino
*Mengerutkan dahinya
Bukankah itu kemauanmu nona?
Gwen Arghalarsson
Tapi kau seharusnya tidak melakukan itu secara mendadak
Sontak Zayn tertawa begitu merekah, dan satu hal lagi sikap yang belum Gwen lihat, dia tertawa.Tawa yang menenangkan bukan tawa yang seram. Gwen mengulum senyumnya, entah mengapa dia ikut bahagia melihat Zayn tak lagi berwajah datar dan bertatapan tajam.
Zayn Georgino
Kau ini aneh sekali... Memangnya bunuh diri harus direncanakan dari jauh-jauh hari begitu?
*kembali terkekeh
Gwen menundukkan wajahnya, dia sudah terlihat merah merona karena dia malu terlihat konyol dihadapan Zayn. Namun dengan cepat dia bisa menetralisir semuanya.
Gwen Arghalarsson
Sudahlah Zayn, jika kau hanya ingin mengatakan hal itu sebaiknya kau pergi saja dari apartemenku
Zayn Georgino
Baiklah baiklah aku berhenti tertawa dan tidak akan mengatakannya lagi
Zayn Georgino
Tapi temani aku makan malam hari ini, dimansionku tidak ada siapa-siapa selain para pegawai yang bekerja disana
Gwen Arghalarsson
Shila kemana memangnya?
Zayn Georgino
Dia ke Italia
Zayn Georgino
Ya, kau kenapa?
Gwen Arghalarsson
Tidak, justru keluargaku akan datang kemari dari Italia dan adikmu pergi ke Italia
Zayn Georgino
*Menatap Gwen dengan serius
Kau memiliki keluarga?
Gwen Arghalarsson
Tentu aku masih memiliki mereka, memangnya kau pikir aku bagaimana?
Zayn Georgino
Ya aku pikir karena kau tinggal diapartemen sendiri kau tidak memiliki keluarga
Zayn Georgino
Dan apa mereka baru pulang dari liburan mereka?
Gwen Arghalarsson
Tidak, mereka memang tinggal dan dilahirkan disana termasuk aku
Zayn Georgino
Jadi kau berasal dari Italia?
Gwen Arghalarsson
Iya Zayn
Gwen menyadari sesuatu, sesuatu yang aneh saat melihat tatapan Zayn yang mulai bersahabat, entah mengapa sejak tadi rasanya dia tiba-tiba jantungnya berdebar dua kali lebih cepat namun hatinya menghangat saat melihat mata itu menatapnya dengan lembut dan bibirnya menyunggingkan senyumnya, senyum tulusnya.
Gwen Arghalarsson
Tidak Gwen, dia akan balas dendam kepadamu karena tadi pagi kau mengatainya, tidak kau tidak boleh terpana dengannya *Batinnya
Dia berdeham lalu melenggang pergi menuju dapur. Zayn terkekeh dan mengikuti Gwen.
Entah mengapa Zayn pun seolah nyaman dengan Gwen, baru kali ini dia tersenyum dan tertawa semerekah ini kepada orang selain kepada keluarganya sendiri, Gwen seolah bisa menghangatkan hati dan perasaannya hanya dengan tatapannya.
Zayn duduk dimeja makan sedangkan Gwen sudah mulai memasak. Gwen merasa tak nyaman diperhatika seperti ini oleh Zayn.
Gwen Arghalarsson
Zayn please don't looked at me
Zayn Georgino
*Tersenyum
Kau sempurna. Sayang jika tak diperhatikan
Tiba-tiba saja pipi Gwen memerah merona, dia pun memilih untuk terus memasak.
Gwen menhidangkan beberapa makanannya dihadapan Zayn, tepatnya diatas meja makan. Lalu Gwen mengisi dua gelas kosong dengan air mineral.
Zayn Georgino
What mineral water Gwen?
Gwen Arghalarsson
*Mengerutkan dahinya
Ya kenapa?
Zayn Georgino
Aku tidak terbiasa
Gwen Arghalarsson
Jadi maksudmu kau terbiasa minum minuman yang...
Gwen Arghalarsson
Oh Zayn-
Zayn Georgino
Ya itulah kehidupanku
Gwen Arghalarsson
Itu tidak baik untukmu, berhentilah menjadi peminum
Zayn Georgino
I can't Gwen
Gwen menatap Zayn, dia dengan tidak sadar menangkup salah satu punggung tangan Zayn.
Gwen Arghalarsson
Trust me, you can do this. You can if you try
Zayn Georgino
Tapi aku tidak ingin mencobanya
Gwen Arghalarsson
*menghela napas
Up to you
Gwen pun mulai memakan makanannya dengan kesal, Zayn terkekeh pelan lalu dia pun juga memakan makanannya.
Zayn Georgino
Wow, untuk pertama kalinya aku merasakan masakan wanita lain selain chef dan ibuku dulu. Ini enak Gwen, terima kasih
Gwen yang tadinya hanya diam dengan kekesalannya mulai kembali tersenyum karena mendengar pujian dari Zayn.
Zayn Georgino
Ternyata gadis sombong sepertimu bisa masak juga
Gwen Arghalarsson
*menatap Zayn dengan tatapan paling tajamnya
gadis sombong katamu?
Gwen Arghalarsson
*Memukul bahu Zayn susah payah
Kau jahat!
Zayn Georgino
Kau lucu Gwen
Gwen tak menimpali ucapan Zayn, dia justru beranjak dari duduknya dan menyusun piring-piring kotor miliknya dan Zayn lalu membawanya ke wastafel untuk dia cuci.
Dia bahagia melihat Zayn bisa tersenyum bahkan tertawa seperti tadi, namun dia tak ingin menunjukkannya.
Zayn berhenti tertawa saat ponselnya berdering, dia merogoh ponselnya yang berada didalam saku celananya ternyata sekretarisnya menelepon. Setelah panggilan berakhir dia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya lalu beranjak menghampiri Gwen.
Zayn Georgino
Gwen, aku harus pulang. Terima kasih untuk makan malamnya
Zayn Georgino
Dan tujuanku kemari tadi hanya satu, aku minta maaf jika aku terlalu lancang untuk kejadian perebutan ponselmu
Gwen terdiam, seorang Zayn yang terkenal arogan meminta maaf kepadanya untuk hal sepele? Dan itu kepada dirinya.
Zayn Georgino
Gwen kau kenapa?
Lamunan Gwen buyar, dia berdeham dan menatap Zayn. Tatapan Zayn kembali tajam ternyata.
Gwen Arghalarsson
Oh baiklah
Zayn Georgino
*mengangguk lalu berlalu pergi
Gwen Arghalarsson
Aku ini kenapa? Mengapa jantungku berdebar sangat kencang
Comments