Because You'Re Mine
Part 1
Gwen baru saja sampai disebuah restorant, dia baru saja selesai interview di Georgino Company, perusahaan besar nan terkenal dengan kesuksesannya di kota New York.
Baru saja beberapa langkah dia memasuki restorant tersebut dia sudah sangat tertegun, dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat dia melihat Edward, kekasihnya tengah bermesraan didepan sana.
Dia menggelengkan kepalanya dan tanpa dia sadari air matanya sudah mengalir dengan derasnya, dia menghampirinya dan menggebrak meja yang dipakai oleh Edward.
Gwen Arghalarsson
What you doing?
*setengah berteriak
Edward dan wanita yang bersamanya mendongak, semua pasang mata tertuju kepada mereka bertiga.
Gwen Arghalarsson
Edward... Siapa wanita ini?
Edward
*berdiri dan tersenyum miring + merangkul wanita disampingnya
Perkenalkan ini kekasih baruku, dan hubunganku denganmu sudah selesai sampai disini
Edward mengusap pipinya yang memanas karena tamparan Gwen, dia tatap dengan tajam mata Gwen yang terus saja mengeluarkan air matanya.
Edward
For god sake. Kau melampaui batasmu, Gwen!
Gwen Arghalarsson
Kau yang sudah melampaui batas. Dan kau pantas mendapatkan ini. Demi Tuhan, aku sangat menyesal mengenalmu
Edward tersenyum penuh kemenangan, dia menjalin hubungan dengan Gwen adalah hanya untuk balas dendam karena memang dulu Gwen sempat membuat temannya patah hati, dan kini dia berhasil membalas semuanya.
Edward
Gwen.. You know what, aku tidak serius dengan hubungan kita, aku tidak pernah mencintaimu
Gwen lagi-lagi menampar Edward sekuat tenaga lalu dia berlalu dengan tergesa.
Seorang pria yang duduk disudut restorant dengan minuman dihadapannya terus memperhatikan Gwen dan dia pun dapat dengan jelas mendengar semuanya. Dia tersenyum miring, namun ada tatapan lain yang dia pancarkan untuk Gwen.
Dia bergegas membuntuti Gwen dan ternyata gadis itu terus berjalan entah kemana tujuannya, dia menaiki mobilnya dan saat Gwen akan menyebrang setelah memastikan tak ada kendaraan apapun yang lewat dia dengan sengaja menabrakkan mobilnya kepada Gwen namun Gwen berhasil menghindari dengan jantung yang sudah sangat berdetak dua kali lebih cepat karena dia terkejut, hampir saja dia mati.
Gwen menatap pengendara yang masih berada didalam mobilnya dengan tatapan kesal sekaligus marah, dia mengetuk jendela mobilnya dengan sangat keras.
Gwen Arghalarsson
Keluar kau!
Pria
*keluar dengan menggunakan kaca mata hitamnya
Gwen Arghalarsson
Kau hampir saja membunuhku! Jika kau ingin berbalapan maka berbalaplah ditempatnya bukan dijalanan seperti ini!
*dengan napas yang memburu
Pria itu membuka kaca matanya dan menatap Gwen dengan tatapan tajamnya, Gwen yang sedari terus meracau tidak jelas tiba-tiba terdiam saat pria dihadapannya menatapnya dengan sangat tajam seperti itu, bukan terpesona namun dia ketakutan
Pria
Yang terpenting kau tidak mati bukan
Gwen Arghalarsson
Setidaknya berpikirlah, kau hampir saja membunuh seseorang. Demi Tuhan, aku tidak lagi ingin bertemu dengan dirimu!
*berlalu begitu saja
???
Tuan, gadis itu adalah nona Arghalarsson, dia tinggal sendiri di apartemennya. Dan dia pun ternyata karyawanmu di Georgino Company
Zayn duduk dikursi kebesarannya, dia tsrsenyum rupanya keberuntungan sedang memihak kepadanya.
Zayn Georgino
Aku ingin tahu nama awalnya
???
Nona Gwen, Gwen Arghalarsson tuan
Zayn Georgino
Baiklah. Awasi dia dan berikan kabar serta alamat apartemennya kepadaku
pria bernama Zayn yang tadi dengan sengaja ingin menabrak Gwen namun dia pun sengaja menghentikan mobilnya dengan mendadak itu memutuskan sambungan teleponnya. Dia tersenyum lalu menyimpan ponselnya diatas meja kerjanya, lalu dia kembali fokus dengan pekerjaannya.
Shila
Oh God Zayn! Kau masih saja bekerja. Acara akan dimulai dua jam lagi dan kau masih disini? Yang benar saja
Seorang gadis cantik yang baru saja masuk kedalam ruangan Zayn. Dia Shila adiknya Zayn.
Zayn Georgino
*Terkekeh
Oh Shil, ayolah masih dua jam lagi bukan! So, biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku
Shila
*Mengerucutkan bibirnya
Zayn....
Zayn Georgino
*menghela napas
Baiklah, ya sudah kita pulang sekarang
Shila pun akhirnya tersenyum, mereka berjalan sejajar dan memasuki lift yang akan mengantarnya kelantai dasar karena memang ruangan Zayn berada dilantai 23 yaitu lantai paling atas.
Zayn mengemudikan mobilnya menuju mansion nya. Setelah sampai dia pun bergegas masuk kedalam kamarnya dan bersiap, sedangkan Shila masuk kedalam kamarnya sendiri untuk memastikan dirinya sudah benar-benar cantik.
Dilain tempat, tepatnya diapartemen, Gwen menerima telepon dari teman semasa kuliahnya, dia menghela napas.
Gwen Arghalarsson
Ya Ax? 📲
Axel
Hai Gwen. Kenapa? Kau sepertinya ada sesuatu 📲
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum tipis
Tidak ada Axel... Ada apa hmm? 📲
Axel
Datang ke acara ulang tahunku ya Gwen? 📲
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum
Baiklah, sampai bertemu 📲
Dia pun menutup teleponnya dan bergegas mengganti pakaiannya menjadi dress dibawah lututnya yang berwarna hitam, lalu dia mengusapkan bedak tidak terlalu tebal ditambah dengan polesan lip balm yang juga tidak terlalu terlihat, sederhana namun terlihat luar biasa.
Dia tersenyum tipis,lalu dia membiarkan rambutnya bergelombang dibagian bawahnya tergerai, dia mengeluarkan sebuah high heels berwarna hitam lalu memasukkan ponsel serta dompetnya kedalam tasnya.
Dia melihat jamnya dan ternyata sudah satu jam dia bersiap, terdengar suara bel apartemennya berbunyi, dia pun bergegas keluar dari kamarnya dan membukakan pintu.
Gwen tersenyum tipis melihat siapa yang datang, Axel yang berada dihadapannya sidah terlihat tampan dengan balutan tuxedo berwarna navy.
Axel
Hi Gwen. How you doing?
Gwen Arghalarsson
I'm great. You?
Axel
*tersenyum
Aku juga baik,tapi kau tampak tidak baik hari ini. Apa ada yang terjadi padamu?
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum getir
He put an end to our relationship
Axel
*terkejut
Benarkah? Apa yang terjadi sehingga dia mengakhirinya?
Axel terkejut saat melihat air mata membasahi wajah cantik Gwen.
Axel
Oh Gwen, jangan menangis
*memeluk Gwen dengan penuh kasih sayang
Axel
No sad. I'm here for you
Gwen Arghalarsson
Axel, aku sempat membuatmu terluka dan kau masih ingin mendekatiku. Aku malu. Mungkin dia juga mendekatiku karena ingin balas dendam untukmu
Axel
*menggelengkan kepalanya
hey.. Its okay. It was the past, never you leverage again
Axel
Aku masih menyayangimu seperti halnya dulu, dan aku tidak ingin melihatmu menangis seperti ini, aku mohon berhentilah
Axel adalah alasan mengapa Edward ingin balas dendam kepada Gwen, berawal dari Axel yang sempat menjalin hubungan dengan Gwen satu tahun lalu namun Gwen tiba-tiba saja menghindar sampai Axel harus sering mengunjungi psikiater karenanya.
Axel
Jangan menangis lagi, kita berangkat sekarang
*menyeka air mata Gwen
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum
Terima kasih Axel
Mereka pun melenggang pergi meninggalkan apartemen Gwen.
Tak lama dari itu mereka telah sampai ditempat acara, tepatnya dimansion milik Axel. Axel mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk Gwen.
Gwen Arghalarsson
Terima kasih
Mereka berjalan masuk kedalam mansion yang ternyata sudah ramai dengan para tamu spesial Axel, serta ada beberapa rekan bisnisnya dan juga teman-temannya ketika kuliah.
Gwen Arghalarsson
Ax, aku kesana
Gwen Arghalarsson
*Menghela napas
Aku mohon, Ax. Jangan memanggilku seperti itu
Axel
*Tersenyum
Baiklah baiklah, maafkan aku. Tapi kau akan kemana? Disini saja bersamaku
Gwen Arghalarsson
Ax, aku malu
Gwen diam, dia pun akhirnya menuruti keinginan Axel untuk tetap bersamanya. Hingga datang seorang gadis bersama pria tampan,gadis itu memeluk Axel.
Shila
Selamat ulang tahun Axel
Axel
*tersenyum dan membalas pelukan Shila
Terima kasih
Shila
Perkenalkan ini Zayn kakakku
Axel menjabat tangan Zayn namun Zayn membalasnya dengan singkat tanpa senyuman sama sekali, itulah sifat Zayn sejak dulu. Angkuh.
Axel
Dan ini Gwen, temanku
Shila
Oh hai Gwen aku Shila
Gwen mendongak dan tersenyum, namun dia juga membulatkan matanya saat dia melihat wajah Zayn yang kini menatapnya dengan tajam seperti tadi sore.
Acara sudah dimulai sejak dua jam yang lalu, Gwen duduk sendiri disebuah kursi yang didepannya terdapat meja bundar berukuran sedang yang berwarna merah, cahaya disini sangat temaram. Sedari tadi terus menerus meminum air mineralnya, dia tak minum seperti kebanyakan tamu yang hadir sehingga sebagian dari mereka sudah ada yang mabuk.
Gwen memijat pelipisnya karena merasa pusing dengan alunan musik yang berdentam-dentam ditelinganya. Dia mengitarkan pandangannya, dan melihat sosok Zayn yang duduk tak jauh darinya, dia merasa tak nyaman karena sedari tadi Zayn menatap kearahnya.
Gwen Arghalarsson
Tuhan... Mengapa Kau pertemukan aku dengannya lagi *Batin
Dia kembali memijat pelipisnya dan mengacak rambutnya kebelakang. Dia tersentak saat lengannya tiba-tiba saja ditarik dan dia terpaksa berdiri.
Edward
Untuk apa kau disini, tidak puaskah kau menyakiti Axel
*teriaknya
Lagi-lagi mereka menjadi objek tontonan juga pembicaraan orang banyak, Axel menghampiri mereka.
Axel
Apa-apaan kau Edward. Lepaskan kau melukainya
Edward melepas cengkeramannya pada lengan Gwen namun dia mendorongnya hingga dia tersungkur dilantai. Gwen memejamkan matanya merasa tubuhnya sakit. Axel memukul wajah Edward.
Axel
*Membantu Gwen untuk berdiri
Are you okay Gwen?
*dengan penuh kekhawatiran
Gwen Arghalarsson
Aku baik-baik saja Ax
*menangis
Edward
*menggelengkan kepalanya dan tersenyum miring
Jadi kau sudah berkawan dengannya setelah susah payah aku membalaskan dendam? Dimana akal sehatmu, dia telah menyakitimu dan kau masih saja mendekatinya
Axel menghela napas, Zayn tiba-tiba saja menghampiri mereka.
Zayn Georgino
Selesaikan masalah kalian berdua, Gwen kau ikut denganku
Dia menarik lengan Gwen dengan paksa keluar mansion dan memasukkannya kedalam mobilnya.
Part 2
Gwen sedari tadi menangis didalam mobil yang tengah dilajukan oleh Zayn yang berada disampingnya.
Dia sempat melawan namun rasanya percuma saja karena Zayn tidak akan pernah mendengarkannya. Dia mengerutkan dahinya saat Zayn menepikan mobilnya dipelataran sebuah mansion megah.
Gwen Arghalarsson
Hey. Kau membawaku kemana tuan?
*masih terisak
Zayn tidak menjawab, dia justru keluar diikuti Gwen yang merasa heran sekaligus takut.
Zayn Georgino
Untuk sementara kau akan tinggal disini. Kau akan bunuh diri jika tinggal diapartemenmu
Zayn terus saja berjalan dengan langkah besar, sedangkan Gwen dengan susah payah mengejarnya karena bagaimana pun dia adalah perempuan yang tak bisa menyamai langkah pria.
Gwen menarik lengan Zayn sehingga pria itu kini berhadapan dengannya, dia masih saja menatap Gwen dengan tajam.
Gwen Arghalarsson
Listen to me! LEBIH BAIK AKU MATI DARI PADA AKU HARUS SATU ATAP DENGANMU!
Zayn Georgino
*menaikkan sebelah alisnya
Begitukah? Sudahlah kau jangan membangkang, turuti dan ikuti!
*kembali berjalan dengan angkuhnya
Gwen menghela napas, mau tak mau dia mengikuti Zayn karena jika dia pulang pun dia tak tahu jalan menuju apartemennya dari mansion pria arogan itu.
Mereka sudah masuk kedalam, Gwen benar-benar terpesona dengan mansion ini. Pilar-pilar yang amat tinggi juga cat yang dominan berwarna gold membawa kesan elegan dan mewah dari mansion ini. Dari luar pun sudah sangat menakjupkan apalagi dari dalam.
Zayn membawanya ke lantai tiga tempat kamarnya berada dan disana memang terdapat kamar kosong disamping kamarnya, dia mendorong sebuah pintu besar dengan pelan.
Gwen menghela, dia tak ingin berada diposisi dimana dia harus tinggal bersama pria yang sangat dia benci yang dengan seenaknya tanpa meminta maaf hampir menabraknya dengan sengaja dan kali ini tiba-tiba saja membawanya ke mansion nya.
Gwen Arghalarsson
Aku ingin pulang tuan
Zayn menggelengkan kepalanya, dia mendorong paksa tubuh Gwen agar masuk kedalam dan alhasil Gwen pun masuk.
Gwen Arghalarsson
Tuan.. Berhentilah menyeretku aku bukan budak
Zayn Georgino
Jika kau dengan gampang menuruti keinginanku maka aku pun tak akan melakukan hal ini. Jadi menurutlah jika tak ingin terluka
Zayn Georgino
Sekarang masuk dan perbaiki penampilanmu, penampilanmu saat ini sungguh berantakan. Dan berhenti menangisi pria itu
Setelah mengucapkan hal itu Zayn pun berlalu menuju kamarnya, diperjalanan dia sudah menghubungi seseorang untuk menjemput Shila yang masih berada diacara pesta, namun Shila tentunya tidak akan madah karena sikap Zayn yang seperti ini sudah sangat sering dia lakukan kepada Shila.
Gwen menutup wajahnya dan seketika dia terduduk diatas dinginnya lantai, dia kembali menangis. Dia beranjak dari duduknya dan bergegas membuka pintu yang menuju kebalkon kamar tersebut.
Dan dengan cepat dia sudah berdiri ditepi balkon dan bersiap lompat namun sebuah tangan kekar mencegahnya.
Zayn Georgino
Kau gila ha? Kau bisa mati jika kau lompat
*dengan tegas
Gwen Arghalarsson
*Kembali menangis
Let me fall or kill me!
Zayn Georgino
Jadi kau ingin aku membunuhmu begitu?
Zayn dengan segera menarik lengan Gwen dan seketika Zayn mendorong tubuh Gwen kevawah hingga Gwen berhasil terjatuh, namun beruntunglah nyawanya masih selamat karena telah terjatuh dari lantai tiga mansion yang sangat tinggi, dan ternyata seorang pegawai dengan sigap menangkap tubuh Gwen yang ternyata sudah tak sadarkan diri akibat terkejut dan takut.
Zayn Georgino
*menatap kearah bawah
Bawa dia kemari
Tak lama dari itu Gwen sudah dibaringkan diatas ranjang yang berada dikamar tadi, Zayn menatapnya.
Zayn Georgino
Bunuh diri itu tidak akan menyelesaikan penderitaan justru menambah masalah. Gwen, maaf *gumamnya
Dia menyelimuti tubuh Gwen, lalu menyimpan piyama miliknya ditepi ranjang untuk Gwen nanti. Dia pun melenggang pergi meninggalkan kamar tersebut menuju kamar yang berada disamping yang tak lain adalah kamar dirinya.
Tak lama dari itu Gwen mulai membuka matanya, dia kembali memejamkan matanya saat dirasa kepalanya sangat berat. Lalu dia pun beranjak dan menemukan sebuah piyama berwarna cokelat, dia menghela napas saat teringat kejadian beberapa menit lalu ketika dirinya didorong oleh Zayn.
Dia pun beranjak dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi tanpa membawa piyama tersebut, dia hanya ingin mencuci wajahnya. Setelahnya dia mengganti pakaiannya menjadi piyama milik Zayn di walk in closet.
Dengan terpaksa dia pun merebahkan tubuhnya diatas ranjang setelah dia mengganti pakainnya, dia pun mulai terlelap.
Keesokan harinya pukul tujuh pagi Gwen baru saja terbangun, dia membuka matanya dan melihat sosok pria arogan itu berada dikamar tersebut, dia berdiri didepan dinding kaca yang menjulang tinggi. Gwen menutup matanya kembali saat dia tertangkap basah tengah memperhatikan Zayn.
Zayn Georgino
Kau sudah bangun
Gwen Arghalarsson
*dengan malas membuka matanya
Mengapa kau disini? Jangan bilang kau-
Zayn Georgino
Jangan berpikiran negatif! Aku tidak akan melakukan hal itu kepada wanita mana pun
Gwen bernapas lega, dia menyandarkan kepalanya dan memijat pelipisnya karena entah kenapa dia terus saja merasakan pusing sekaligus sakit dikepalanya.
Zayn Georgino
Cepat ganti pakaianmu. Bukankah kau harus bekerja?
Gwen Arghalarsson
*membulatkan matanya
Bagaimana kau bisa tahu?
Zayn Georgino
Jangan banyak bicara dan bertanya! Cepat bersiap aku akan mengantarmu
Zayn melempar pakaian kepada Gwen, tepatnya pakaian yang masih baru untuk dia bekerja hari ini.
Karena memang setelah kemarin melakukan wawancara dia langsung mendapatkan kabar bahwa dia sudah diterima diperusahaan itu, meskipun hanya sebatas karyawan.
Gwen pun entah kenapa menuruti keinginan Zayn, dia pun masuk kedalam walk in closet dan mengganti pakaiannya.
Gwen kembali keluar dengan telah menggunakan pakaian yang diberikan oleh Zayn tadi, cukup formal dan sopan memang. Ternyata seorang Zayn tidak suka memanfaatkan kesempatan untuk yang tidak-tidak seperti pria lain.
Zayn mendongak dan melihat Gwen yang masih saja membenarkan pakaiannya.
Zayn Georgino
Aku tunggu diruang makan. Cepat
Gwen Arghalarsson
Tunggu, tuan. Tapi aku tidak membawa make up ku
Zayn menoleh dan menatapnya dengan tajam sehingga Gwen mendadak diam membeku karena takut akan tatapan tajam itu.
Zayn Georgino
Kita akan ke apartemenmu dulu,jadi cepatlah!
*sambil berlalu
Gwen mendengus kesal, dia pun memasukkan dress yang dia pakai semalam kedalam sebuah paper bag yang sepertinya bekas pakaian yang dia pakai sekarang,lalu dia memakai high heels lalu berlalu meninggalkan kamar itu menuju ruang makan yang sepertinya ada dilantai pertama.
Zayn Georgino
Kau tak perlu repot-repot berjalan menuruni anak tangga, kemarilah
Gwen menoleh dan menemukan Zayn masih dengan tatapan tajamnya. Dia menghela napas lalu menghampirinya.
Zayn menekan tombol dan seketika pintu besar lift tersebut terbuka mereka pun masuk kedalam dan Zayn kembali menekan tombol dan seketika lift itu melaju turun dengan cepat. Tentunya Gwen terbiasa jika menaiki lift seperti ini.
Zayn berjalan didepan diikuti Gwen, mereka berjalan menuju ruang makan. Ternyata disana sudah ada Shila.
Shila
Good morning
*mencium pipi Zayn dengan sayang
Zayn Georgino
Morning dear
*tersenyum
Shila
*tersenyum kepada Gwen yang masih berdiri
Good morning Gwen, duduklah
Gwen Arghalarsson
*tersenyum kaku
Good morning
Mereka pun menyantap sarapannya dengan hening,lalu Zayn dan Gwen berlalu meninggalkan tempat itu. Gwen masuk kedalam mobil Zayn dan Zayn pun sama halnya dengan Gwen. Dia mulai melajukan mobilnya menuju apartemen Gwen.
Tak lama dari itu mereka pun sampai dan bergegas turun dari mobil dan masuk kedalam lift yang akan mengantarkan mereka ke apartemen Gwen.
Sedari tadi tak ada percakapan apapun yang dilontarkan Gwen maupun Zayn, keduanya saling diam. Gwen memasukkan beberapa digit kode untuk membuka pintu apartemennya.
Gwen Arghalarsson
*mendorong pintunya dan mereka pun masuk
Kau ingin minum sir?
Zayn Georgino
Tidak perlu. Kau cepatlah aku tak punya banyak waktu untuk menunggumu
Gwen Arghalarsson
*Mendengus kesal
Jika kau memang tidak punya waktu untuk menungguku, maka pergilah! Aku tidak memintamu untuk membawaku ke mansion mu
Gwen Arghalarsson
Aku pun tidak meminta bahkan tidak mengharapkan kau mengantarku kemari dan menungguku
Gwen Arghalarsson
Maka pergilah, dan untuk pakaian ini biar aku cuci dan akan ku kembalikan ini kepadamu
Karena emosi alhasil Gwen pun meninggikan suaranya.
Zayn yang semula duduk disofa akhirnya beranjak dan menatap Gwen dengan tajam
Zayn Georgino
Kau berani meninggikan suaramu dihadapanku?
Gwen Arghalarsson
*menaikkan sebelah alisnya seolah dia menantang
Mengapa aku harus tidak berani kepadamu ha?
Zayn tersenyum miring dan mencengkeram erat lengan Gwen seolah dia ingin membalaskan ucapan-ucapan Gwen. Gwen meringis kesakitan.
Zayn Georgino
Lihat! Ini balasan jika kau berani melakukan hal tadi
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum pahit
Oh, kau jantan namun kau menyakiti wanita
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum miring dan terkekeh
Yang benar saja. Lebih baik kau pergi,aku benar-benar membencimu dan berharap tak lagi bertemu denganmu
Zayn Georgino
*geram + menarik rambut Gwen kebelakang
Lihat saja nanti,kau tak akan bisa pergi dariku dan tak akan bisa sembunyi dariku. Kau milikku
Gwen Arghalarsson
Milikmu? Yes, kill me if it happened!
Cengkeraman tangan Zayn dirambut Gwen terurai, dia menatap Gwen masih dengan tatapan tajamnya.
Zayn Georgino
Kau milikku, jangan membangkang dan jangan berusaha pergi. Karena kau tak akan bisa menghindariku karena seperti yang ku bilang kau milikku jadi jangan pergi!
Gwen Arghalarsson
*terdiam
Zayn Georgino
Kau milikku ingat!
Gwen Arghalarsson
Aku tak pernah sudi menjadi milikmu, dan jangan pernah bermimpi untuk itu!
Zayn Georgino
KAU MILIKKU!
*berlalu meninggalkan apartemen Gwen
Gwen terdiam,pertahanan berdirinya runtuh dan dia terjatuh diatas sofa.
Gwen Arghalarsson
Dia tidak mengenalku dan mengklaimku bahwa aku miliknya, dia gila!
Dia pun bergegas masuk kedalam kamarnya,ini hari pertamanya bekerja jangan sampai dia terlambat.
Gwen membuka pakaiannya dan menggantinya dengan rok dibawah lututnya dan kemejanya, namun saat dia ingin memakai kemejanya dia melihat lengan kanannya membiru. Dia mengusapnya pelan dan meringis kesakitan. Ini karena Zayn yang dengan tak tahu malunya mencengkeram lengannya sekuat tenaga. Dia pun merapikan pakaiannya dan merias wajahnya dengan bedak yang sepertinya biasanya tak terlalu tebal namun tak terlalu tipis.
Dia mematut dirinya dicermin sambil merapikan rambut yang sengaja dia ikat sehingga memaerkan leher jenjangnya. Dia tersenyum tipis.
Gwen Arghalarsson
I know you can Gwen, yes you can
Seolah menyemangati dirinya saat bayangan wajah Edward kembali menghantuinya.Dia menarik napas dalam lalu menghembuskannya pelan.
Gwen Arghalarsson
Dia susah termasuk kedalam masa lalumu seperti Axel, ya mereka sama
Gwen Arghalarsson
Dan kau Gwen, kau harus bisa bahagia tanpa dirinya, dirinya yang dengan mudah mengakhiri semuanya, dirinya yang dengan seenaknya mempermainkanmu
Gwen Arghalarsson
Yeah gradually Karma will soon came to him, they were hurt you will feel it
Dia pun melenggang pergi dan melangkah berjalan menuju halte, dia berniat untuk pergi kekantor menggunakan taksi atau bus.
Namun seseorang menghentikannya dan tiba-tiba memeluknya.
Gwen Arghalarsson
Hey what you doing to me?
*tersentak saat pria itu memeluknya
Dia rasanya mengenal harum minyak wangi pria ini.
Axel
Oh Gwen, where are you last night? Aku menunggumu semalaman diapartemenmu
Pria yang tak lain adalah Axel mengurai pelukannya namun tangannya mencengkeram pelan kedua bahu Gwen agar mereka berhadapan.
Gwen tertegun saat mengetahui pria itu adalah Axel. Dia meneteskan air matanya ketika bayangan kejadian semalam ketika Edward dan Axel bertengkar gara-gara dirinya memenuhi pikiran serta pelupuk matanya.
Gwen Arghalarsson
Axel please.. Go and don't meet me again, we don't have any relationship. I love you, but .. I can't
Gwen Arghalarsson
Aku menyayangimu karena kau sudah ku anggap sebagai kakakku, namun ternyata kau justru bertengkar dengan Edward, sahabatmu sendiri karenaku
Gwen Arghalarsson
So, it would be better we live life each of us, you will be happy and I will happy
*mulai terisak
Axel
*menggelengkan kepalanya dia justru meneteskan air matanya
How if reason my happiness is you Gwen?
Axel
Please let me meet you every time, every day and forever. I love you Gwen. Please don't leave me
Gwen Arghalarsson
I can't. Sorry Ax. Aku tidak ingin menyakitimu
Gwen Arghalarsson
Jika aku membiarkanmu dekat denganku, maka kau akan berpikir lebih dan semakin tidak bisa menjauhiku kelak, you can Axel,you can find woman better from me. Trust me
Axel
I can't Gwen. Baiklah, biarkan aku tetap menemuimu, biarkan aku menjadi kawanmu dan menjadi sandaranmu ketika kau ingin menangis, biarkan aku tetap menjagamu
Axel
I know you understand Gwen, Jika memang aku akan terluka biarkanlah seperti itu, yang terpenting itu bukan dirimu
Gwen Arghalarsson
*Mendongak menatap Axel
Aku tahu ini tidak mudah, tapi cobalah kau membuka hatimu untuk wanita lain
Gwen Arghalarsson
Satu hal yang harus kau lakukan jika ingin dekat denganku hanya itu Ax
Axel
*Mengangguk
Aku akan melakukan apapun asalkan jangan tinggalkan aku
Gwen Arghalarsson
*mengangguk + menyeka air matanya
Aku harus pergi Ax
Axel
Akan aku antar. Jangan menolak, aku mohon
Gwen menghela napas lalu mengangguk mereka pun masuk kedalam mobil Axel dan mobil itu pun melaju menuju Georgino Company.
Part 3
Gwen sudah berada diruangannya kali ini, berada diruangan yang lumayan luas dan setiap karyawan hanya dibatasi oleh sekatan kaca yang lumayan tebal namun tidak terlalu tinggi.
Gwen duduk dikursinya dan memejamkan matanya sejenak lalu dia menghela napas dan mulai mengerjakan pekerjaannya.
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum ramah
Ya aku Gwen, ada yang bisa kubantu nona?
Jane
*Mengulurkan tangannya
Aku Jane, mulai sekarang kau temanku
Gwen Arghalarsson
*Terkekeh mendengar pernyataan Jane
Baiklah.. Baiklah.. Senang bertemu denganmu
Jane
Oh iya aku mendapat pesan dari sekretaris Mr.Georgino, pekerjaanmu yang ini harus selesai sebelum siang nanti jadi ketika jam istirahat kau harus menyimpan berkasnya diruangan Mr.Georgino
Gwen Arghalarsson
Oh baiklah. Memangnya ruangannya ada dimana?
Jane
Dilantai paling atas, disana tidak ada ruangan lain selain ruangan beliau jadi kau mudah mencarinya
Gwen Arghalarsson
Baiklah terima kasih
Jane
*mengangguk
Kalau begitu aku kesana dulu
*berlalu setelah diangguki oleh Gwen
Gwen mulai mengerjakan pekerjaannya, tidak sulit karena dia telah melakukan hal ini selama dia sekolah dan kuliah.
Tepat sesuai dengan rencana Gwen sudah menyelesaikan pekerjaannya sebelum jam istirahat, dia kini tengah memasukkan beberapa kertas yang baru saja keluar dari alat print kedalam sebuah map. Lalu dia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lift. Beberapa menit kemudian dia pun sampai dilantai teratas, dia berjalan dan menemukan sekretaris pimpinannya yang tak lain adalah Zayn, yang Gwen sendiri belum tahu tentang hal itu. Sekretaris itu menatapnya dengan tajam.
Gwen Arghalarsson
Sorry miss. Aku Gwen karyawan baru ingin memberikan berkas ini kepada Mr.Georgino
???
Silahkan masuk, beliau ada didalam
Gwen mengangguk dia pun kembali melangkahkan kakinya dan mengetuk pintunya.
Gwen mendorong pintunya dan kembali menutupnya. Dia terperangah saat pria didepannya mendongak dan menatapnya.
Gwen Arghalarsson
Shit. Dia lagi! Mengapa Tuhan? *Batinnya protes
Gwen Arghalarsson
Maaf tuan, saya ingin menyerahkan berkas ini
Zayn Georgino
Ya kemari
*kembali menatap layar laptopnya
Gwen Arghalarsson
*dengan ragu melangkah maju dan menyimpan berkas itu dimeja Zayn
Zayn Georgino
Kau boleh kembali
Gwen Arghalarsson
*Mengangguk
Permisi
Dia pun kembali keluar dari ruangan tersebut dengan tergesa dan berdiri menunggu lift terbuka.
Gwen Arghalarsson
Oh God.. Why must him?
Gwen Arghalarsson
Tapi dia tadi bertingkah seolah tak mengenalku
Gwen Arghalarsson
Ternyata dia dapat menjadi pria yang profesional juga
Gwen Arghalarsson
*Menggelengkan kepalanya
Tidak. Mengapa kau memikirkannya Gwen. Bodoh
Zayn Georgino
Ya, kau memang bodoh. Membicarakan orang lain tepat dihadapan orangnya
Gwen Arghalarsson
*menoleh dan mendapati Zayn berada disampingnya + membulatkan matanya.
Kau!
Zayn Georgino
Apa hmm? Rupanya kau sering melakukan hal ini dibelakangku
Gwen Arghalarsson
Tidak! Kau percaya diri sekali
Zayn tersenyum miring, lalu tak lama dari itu lift pun terbuka dan dengan cepat Gwen masuk terlebih dahulu padahal sebenarnya jika berdua pun tetap masuk, lalu Zayn menyusulinya. Gwen berdiri diujung kiri sedangkan Zayn diujung kanan,
Gwen Arghalarsson
Entah mengapa Tuhan membuatku kembali bertemu denganmu. Demi Tuhan aku membencimu, aku tidak suka berada diposisi seperti ini *gerutunya
Zayn Georgino
Itu artinya kau memang ditakdirkan berada didekatku
Dia menghampiri Gwen dan itu membuat Gwen takut terlebih tatapan Zayn sangat tajam. Zayn memukul lift tepat disamping kepala Gwen, Gwen memejamkan matanya karena suara pukulan itu sangat memekakan indera pendengarannya.
Zayn Georgino
Kau berani bermain api denganku Gwen
*dengan napas yang memburu
Gwen Arghalarsson
Apa maksudmu?
Zayn Georgino
Kau berpelukan dengan Axel. Sudah ku bilang kau milikku, hanya milikku. Jadi tidak boleh ada yang menyentuhmu selain aku!
Gwen Arghalarsson
Aku bukan milikmu Zayn!
Zayn Georgino
*memukul lift dengan kencang
Silence! You only mine. MINE Gwen!
Gwen diam, lidahnya terasa kelu untuk berbicara dan menyergah ucapan Zayn. Saat terdengar dentingan lift Zayn pun menjauhkan tubuhnya dari Gwen dan berlalu pergi entah akan kemana meninggalkan Gwen yang masih terpaku disana, namun dengan cepat Gwen keluar dan berjalan dengan tergesa menuju ruangannya.
Gwen duduk dikursinya, dia tak ikut bersama rekan-rekannya makan siang karena dia sungguh tak berselera. Ponselnya bergetar diatas mejanya. Dia pun dengan segera meraih ponselnya dan ternyata ibunya menelepon, orang tuanya berbeda negara dengannya.
Ya,sejak tiga tahun lalu Gwen memutuskan untuk pergi ke New York untuk bekerja sehingga dia harua meninggalkan kedua orang tuanya dan adik serta kakak laki-lakinya di Italia. Dan Gwen hanya berkunjung kesana beberapa kali selama satu tahun.
Gwen Arghalarsson
Hai Mom 📲
???
Hai Gwen. Bagaimana kabarmu disana? 📲
Gwen Arghalarsson
Aku baik-baik saja Mom, kau sendiri bagaimana kabarmu? 📲
???
I'm great. Kami berencana akan ke New York hari ini Gwen 📲
Gwen Arghalarsson
Benarkah? Kalian semua? 📲
Gwen Arghalarsson
Oh Mom, ini kejutan untukku 📲
???
*terkekeh
Bersabarlah, dan tunggu kami di apartemenmu 📲
Gwen Arghalarsson
Baiklah. Aku akan sangat menunggu kalian,aku mencintaimu Mom 📲
???
Aku juga mencintaimu Gwen 📲
Gwen menimpan ponselnya dan tersenyum bahagia, setidaknya masih ada hal yang membuatnya bahagia disaat hatinya patah dan banyaknya masalah. Dia kembali bekerja meskipun seharusnya dia masih beristirahat kali ini.
Pukul tujuh Gwen masih saja berkutat dengan pekerjaannya,memang di New York matahari mulai tenggelam kurang lebih pukul delapan.
Berbeda dengan karyawan lain yang mulai bepergian meninggalkan kantor untuk pulang. Gwen terus memfokuskan pikiran serta pandangannya sengan layar laptop tepatnya kepada pekerjaannya.
Zayn Georgino
Hey, kau belum pulang?
Gwen Arghalarsson
*Mendongak, dia menghela napas
Kau lagi
*lalu kembali mengetikkan sesuatu dilaptopnya.
Zayn Georgino
I'm asking you Gwen, Answer!
Gwen Arghalarsson
For God sake Zayn! Kau menggangguku
Zayn menumpukan kedua lengannya didinding kaca yang lumayan tebal yang berada dihadapan Gwen, dia terus memperhatikan gerak gerik Gwen,satu hal yang dia kagumi dari gadis ini, kegigihannya serta keseriusannya dalam mengerjakan sesuatu sangatlah patut dicontoh.
Ponsel Gwen bergetar namun Gwen tidak menyadarinya justru Zayn lah yang menyadari hal itu, dia tatap ponsel itu dan ternyata Axel menelepon Gwen.
Zayn Georgino
Shit! Pria itu masih menghubungimu
Sontak saja Gwen mendongak dan kembali melihat marah yang terpancar dimata milik Zayn.
Gwen Arghalarsson
What do you mean?
Zayn Georgino
Pria itu masih menghubungimu Gwen!
Gwen Arghalarsson
*Mengerutkan dahinya
Siapa?
Gwen menoleh menatap ponselnya yang masih terus menyala, dia menghela napas.
Gwen Arghalarsson
Lalu apa masalahnya denganmu?
Gwen Arghalarsson
Dia menghubungiku bukan menghubungimu
Zayn Georgino
Jelas itu menggangguku, kau milikku dan dia tak boleh mendekatimu
Gwen Arghalarsson
*menggelengkan kepalanya, dia kembali menatap mata tajam itu
Susah ku beritahu bahwa aku bukanlah milikmu tuan Georgino!
Karena merasa geram, Zayn pun akhirnya meraih ponsel itu dan menggeser layarmya untuk menerima panggilan.
Zayn Georgino
Jauhi Gwen, dia kekasihku. Kalau tidak kau akan tahu akibatnya 📲
*lalu memutuskan panggilannya dan menyerahkan ponselnya kepada Gwen
Gwen Arghalarsson
Sejak kapan kau menjadi kekasihku?
Zayn Georgino
Sejak kita saling mengenal
Gwen Arghalarsson
Aku tidak mengenalmu!
Gwen beranjak dari duduknya setelah dia menutup laptopnya dan memasukkan ponselnya kedalam tasnya, lalu dia berlalu begitu saja. Tentunya Zayn mengikutinya.
Diperjalanan Gwen mengirim pesan kepada Axel karena merasa tak enak kepadanya,meakipun sesungguhnya hal itulah yang dia mau namun tidak begitu juga caranya.
Gwen Arghalarsson
📩 Sorry Ax
Axel
📩 For what baby? Tadi siapa? Benarkah kau sudah memiliki kekasih?
Gwen Arghalarsson
📩 Dia pimpinanku, sungguh aku minta maaf. Tak seharusnya dia bicara seperti itu kepadamu meskipun aku sudah mengatakan hal itu tadi padamu
Gwen Arghalarsson
📩 Thanks
Zayn yang melihat Gwen terpokus dengan ponselnya merasa curiga, dia pun mengambil paksa ponsel Gwen dan membaca pesan tersebut. Tentunya Gwen tersentak.
Zayn Georgino
Oh seperti ini kelakuanmu
Gwen Arghalarsson
*kembali mengambil ponsel miliknya dan menatap Zayn dengan tajam
Ini kehidupanku,kau bukan siapa-siapa dihidupku. Berhenti seperti ini, aku muak meskipun ini baru terjadi
*berlalu meninggalkan Zayn masih terdiam
Zayn menatap bahu Gwen yang mulai menjauh. Dia pun pasrah dan masuk kedalam mobilnya lalu melajukannya menuju mansionnya.
Gwen membawa bajunya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dia membiarkan air yang keluar dari shower jatuh membasahi seluruh tubuhnya.
Gwen Arghalarsson
Tuhan.. Aku sungguh lelah
Gwen Arghalarsson
Lelah karena dia yang mengkhianati dan mempermainkanku, dan lelah dengan dia yang selalu mengatur hidupku padahal aku sama sekali tidak mengenal dia lebih jauh
*mengusap wajahnya dan bernapas
Setelah kurang lebih setengah jam berada didalam kamar mandi dia pun keluar dengan menggunakan piyamanya. Dia mengeringkan rambutnya dan membiarkannya tergerai.
Gwen Arghalarsson
Setidaknya mereka satu-satunya yang kini akan memberikan kebahagiaan untukku
Dia berjalan menuruni anak tangga karena memang apartemen miliknya memiliki dua lantai, dia hendak berjalan kedapur namun dia berhenti didepan ruang tamu.
Gwen Arghalarsson
God. Ada seseorang disana *dalam hati
Karena penasaran dia pun menghampirinya. Dan dia membulatkan matanya saat sosok itu kembali datang.
Zayn Georgino
Hai
*menatap kedatangan Gwen
Gwen Arghalarsson
Mengapa kau bisa berada disini?
Zayn Georgino
*Menggelengkan kepalanya
Kau lupa mengunci pintumu
Gwen Arghalarsson
*menutup mulutnya dengan telapak tangannya
Oh my God, I'm forget it
Zayn Georgino
Lupakan tentang kecerobohanmu, lain kali kau harus lebih berhati-hati. Bagaimana jika orang asing datang kemari dan berbuat macam-macam padamu
Gwen Arghalarsson
Ya. Dan kau orangnya!
Zayn Georgino
*terkekeh
Aku tidak akan asing dalam hidupmu, suatu saat aku akan menjadi orang penting dalam hidupmu
Gwen Arghalarsson
*Menaikkan sebelah alisnya
Wah benarkah? It's your dreams!
Zayn Georgino
Aku ingin makan, tepatnya makan malam
Gwen Arghalarsson
Ini bukan restorant mengapa kau datang kemari. Sudah pergilah
Zayn mulai memelas, ini sungguh kali pertamanya pria itu melakukan hal ini dihadapan wanita.
Gwen Arghalarsson
*Menghela napas
Baiklah
*berlalu
Gwen Arghalarsson
Hey, untuk apa kau mengikutiku?
Zayn Georgino
Aku ingin melihatmu memasak, kau akan memasak bukan?
Gwen Arghalarsson
Ya aku akan memasak tapi kau tak perlu ikut
Zayn Georgino
Why? Aku takut kau meracuni makanannya
Gwen Arghalarsson
*Menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Zayn
Yang benar saja. Aku tak kejam sepertimu yang dengan teganya mendorongku dari balkon
Zayn Georgino
*Mengerutkan dahinya
Bukankah itu kemauanmu nona?
Gwen Arghalarsson
Tapi kau seharusnya tidak melakukan itu secara mendadak
Sontak Zayn tertawa begitu merekah, dan satu hal lagi sikap yang belum Gwen lihat, dia tertawa.Tawa yang menenangkan bukan tawa yang seram. Gwen mengulum senyumnya, entah mengapa dia ikut bahagia melihat Zayn tak lagi berwajah datar dan bertatapan tajam.
Zayn Georgino
Kau ini aneh sekali... Memangnya bunuh diri harus direncanakan dari jauh-jauh hari begitu?
*kembali terkekeh
Gwen menundukkan wajahnya, dia sudah terlihat merah merona karena dia malu terlihat konyol dihadapan Zayn. Namun dengan cepat dia bisa menetralisir semuanya.
Gwen Arghalarsson
Sudahlah Zayn, jika kau hanya ingin mengatakan hal itu sebaiknya kau pergi saja dari apartemenku
Zayn Georgino
Baiklah baiklah aku berhenti tertawa dan tidak akan mengatakannya lagi
Zayn Georgino
Tapi temani aku makan malam hari ini, dimansionku tidak ada siapa-siapa selain para pegawai yang bekerja disana
Gwen Arghalarsson
Shila kemana memangnya?
Zayn Georgino
Dia ke Italia
Zayn Georgino
Ya, kau kenapa?
Gwen Arghalarsson
Tidak, justru keluargaku akan datang kemari dari Italia dan adikmu pergi ke Italia
Zayn Georgino
*Menatap Gwen dengan serius
Kau memiliki keluarga?
Gwen Arghalarsson
Tentu aku masih memiliki mereka, memangnya kau pikir aku bagaimana?
Zayn Georgino
Ya aku pikir karena kau tinggal diapartemen sendiri kau tidak memiliki keluarga
Zayn Georgino
Dan apa mereka baru pulang dari liburan mereka?
Gwen Arghalarsson
Tidak, mereka memang tinggal dan dilahirkan disana termasuk aku
Zayn Georgino
Jadi kau berasal dari Italia?
Gwen Arghalarsson
Iya Zayn
Gwen menyadari sesuatu, sesuatu yang aneh saat melihat tatapan Zayn yang mulai bersahabat, entah mengapa sejak tadi rasanya dia tiba-tiba jantungnya berdebar dua kali lebih cepat namun hatinya menghangat saat melihat mata itu menatapnya dengan lembut dan bibirnya menyunggingkan senyumnya, senyum tulusnya.
Gwen Arghalarsson
Tidak Gwen, dia akan balas dendam kepadamu karena tadi pagi kau mengatainya, tidak kau tidak boleh terpana dengannya *Batinnya
Dia berdeham lalu melenggang pergi menuju dapur. Zayn terkekeh dan mengikuti Gwen.
Entah mengapa Zayn pun seolah nyaman dengan Gwen, baru kali ini dia tersenyum dan tertawa semerekah ini kepada orang selain kepada keluarganya sendiri, Gwen seolah bisa menghangatkan hati dan perasaannya hanya dengan tatapannya.
Zayn duduk dimeja makan sedangkan Gwen sudah mulai memasak. Gwen merasa tak nyaman diperhatika seperti ini oleh Zayn.
Gwen Arghalarsson
Zayn please don't looked at me
Zayn Georgino
*Tersenyum
Kau sempurna. Sayang jika tak diperhatikan
Tiba-tiba saja pipi Gwen memerah merona, dia pun memilih untuk terus memasak.
Gwen menhidangkan beberapa makanannya dihadapan Zayn, tepatnya diatas meja makan. Lalu Gwen mengisi dua gelas kosong dengan air mineral.
Zayn Georgino
What mineral water Gwen?
Gwen Arghalarsson
*Mengerutkan dahinya
Ya kenapa?
Zayn Georgino
Aku tidak terbiasa
Gwen Arghalarsson
Jadi maksudmu kau terbiasa minum minuman yang...
Gwen Arghalarsson
Oh Zayn-
Zayn Georgino
Ya itulah kehidupanku
Gwen Arghalarsson
Itu tidak baik untukmu, berhentilah menjadi peminum
Zayn Georgino
I can't Gwen
Gwen menatap Zayn, dia dengan tidak sadar menangkup salah satu punggung tangan Zayn.
Gwen Arghalarsson
Trust me, you can do this. You can if you try
Zayn Georgino
Tapi aku tidak ingin mencobanya
Gwen Arghalarsson
*menghela napas
Up to you
Gwen pun mulai memakan makanannya dengan kesal, Zayn terkekeh pelan lalu dia pun juga memakan makanannya.
Zayn Georgino
Wow, untuk pertama kalinya aku merasakan masakan wanita lain selain chef dan ibuku dulu. Ini enak Gwen, terima kasih
Gwen yang tadinya hanya diam dengan kekesalannya mulai kembali tersenyum karena mendengar pujian dari Zayn.
Zayn Georgino
Ternyata gadis sombong sepertimu bisa masak juga
Gwen Arghalarsson
*menatap Zayn dengan tatapan paling tajamnya
gadis sombong katamu?
Gwen Arghalarsson
*Memukul bahu Zayn susah payah
Kau jahat!
Zayn Georgino
Kau lucu Gwen
Gwen tak menimpali ucapan Zayn, dia justru beranjak dari duduknya dan menyusun piring-piring kotor miliknya dan Zayn lalu membawanya ke wastafel untuk dia cuci.
Dia bahagia melihat Zayn bisa tersenyum bahkan tertawa seperti tadi, namun dia tak ingin menunjukkannya.
Zayn berhenti tertawa saat ponselnya berdering, dia merogoh ponselnya yang berada didalam saku celananya ternyata sekretarisnya menelepon. Setelah panggilan berakhir dia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya lalu beranjak menghampiri Gwen.
Zayn Georgino
Gwen, aku harus pulang. Terima kasih untuk makan malamnya
Zayn Georgino
Dan tujuanku kemari tadi hanya satu, aku minta maaf jika aku terlalu lancang untuk kejadian perebutan ponselmu
Gwen terdiam, seorang Zayn yang terkenal arogan meminta maaf kepadanya untuk hal sepele? Dan itu kepada dirinya.
Zayn Georgino
Gwen kau kenapa?
Lamunan Gwen buyar, dia berdeham dan menatap Zayn. Tatapan Zayn kembali tajam ternyata.
Gwen Arghalarsson
Oh baiklah
Zayn Georgino
*mengangguk lalu berlalu pergi
Gwen Arghalarsson
Aku ini kenapa? Mengapa jantungku berdebar sangat kencang
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!