Part 2
Gwen sedari tadi menangis didalam mobil yang tengah dilajukan oleh Zayn yang berada disampingnya.
Dia sempat melawan namun rasanya percuma saja karena Zayn tidak akan pernah mendengarkannya. Dia mengerutkan dahinya saat Zayn menepikan mobilnya dipelataran sebuah mansion megah.
Gwen Arghalarsson
Hey. Kau membawaku kemana tuan?
*masih terisak
Zayn tidak menjawab, dia justru keluar diikuti Gwen yang merasa heran sekaligus takut.
Zayn Georgino
Untuk sementara kau akan tinggal disini. Kau akan bunuh diri jika tinggal diapartemenmu
Zayn terus saja berjalan dengan langkah besar, sedangkan Gwen dengan susah payah mengejarnya karena bagaimana pun dia adalah perempuan yang tak bisa menyamai langkah pria.
Gwen menarik lengan Zayn sehingga pria itu kini berhadapan dengannya, dia masih saja menatap Gwen dengan tajam.
Gwen Arghalarsson
Listen to me! LEBIH BAIK AKU MATI DARI PADA AKU HARUS SATU ATAP DENGANMU!
Zayn Georgino
*menaikkan sebelah alisnya
Begitukah? Sudahlah kau jangan membangkang, turuti dan ikuti!
*kembali berjalan dengan angkuhnya
Gwen menghela napas, mau tak mau dia mengikuti Zayn karena jika dia pulang pun dia tak tahu jalan menuju apartemennya dari mansion pria arogan itu.
Mereka sudah masuk kedalam, Gwen benar-benar terpesona dengan mansion ini. Pilar-pilar yang amat tinggi juga cat yang dominan berwarna gold membawa kesan elegan dan mewah dari mansion ini. Dari luar pun sudah sangat menakjupkan apalagi dari dalam.
Zayn membawanya ke lantai tiga tempat kamarnya berada dan disana memang terdapat kamar kosong disamping kamarnya, dia mendorong sebuah pintu besar dengan pelan.
Gwen menghela, dia tak ingin berada diposisi dimana dia harus tinggal bersama pria yang sangat dia benci yang dengan seenaknya tanpa meminta maaf hampir menabraknya dengan sengaja dan kali ini tiba-tiba saja membawanya ke mansion nya.
Gwen Arghalarsson
Aku ingin pulang tuan
Zayn menggelengkan kepalanya, dia mendorong paksa tubuh Gwen agar masuk kedalam dan alhasil Gwen pun masuk.
Gwen Arghalarsson
Tuan.. Berhentilah menyeretku aku bukan budak
Zayn Georgino
Jika kau dengan gampang menuruti keinginanku maka aku pun tak akan melakukan hal ini. Jadi menurutlah jika tak ingin terluka
Zayn Georgino
Sekarang masuk dan perbaiki penampilanmu, penampilanmu saat ini sungguh berantakan. Dan berhenti menangisi pria itu
Setelah mengucapkan hal itu Zayn pun berlalu menuju kamarnya, diperjalanan dia sudah menghubungi seseorang untuk menjemput Shila yang masih berada diacara pesta, namun Shila tentunya tidak akan madah karena sikap Zayn yang seperti ini sudah sangat sering dia lakukan kepada Shila.
Gwen menutup wajahnya dan seketika dia terduduk diatas dinginnya lantai, dia kembali menangis. Dia beranjak dari duduknya dan bergegas membuka pintu yang menuju kebalkon kamar tersebut.
Dan dengan cepat dia sudah berdiri ditepi balkon dan bersiap lompat namun sebuah tangan kekar mencegahnya.
Zayn Georgino
Kau gila ha? Kau bisa mati jika kau lompat
*dengan tegas
Gwen Arghalarsson
*Kembali menangis
Let me fall or kill me!
Zayn Georgino
Jadi kau ingin aku membunuhmu begitu?
Zayn dengan segera menarik lengan Gwen dan seketika Zayn mendorong tubuh Gwen kevawah hingga Gwen berhasil terjatuh, namun beruntunglah nyawanya masih selamat karena telah terjatuh dari lantai tiga mansion yang sangat tinggi, dan ternyata seorang pegawai dengan sigap menangkap tubuh Gwen yang ternyata sudah tak sadarkan diri akibat terkejut dan takut.
Zayn Georgino
*menatap kearah bawah
Bawa dia kemari
Tak lama dari itu Gwen sudah dibaringkan diatas ranjang yang berada dikamar tadi, Zayn menatapnya.
Zayn Georgino
Bunuh diri itu tidak akan menyelesaikan penderitaan justru menambah masalah. Gwen, maaf *gumamnya
Dia menyelimuti tubuh Gwen, lalu menyimpan piyama miliknya ditepi ranjang untuk Gwen nanti. Dia pun melenggang pergi meninggalkan kamar tersebut menuju kamar yang berada disamping yang tak lain adalah kamar dirinya.
Tak lama dari itu Gwen mulai membuka matanya, dia kembali memejamkan matanya saat dirasa kepalanya sangat berat. Lalu dia pun beranjak dan menemukan sebuah piyama berwarna cokelat, dia menghela napas saat teringat kejadian beberapa menit lalu ketika dirinya didorong oleh Zayn.
Dia pun beranjak dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi tanpa membawa piyama tersebut, dia hanya ingin mencuci wajahnya. Setelahnya dia mengganti pakaiannya menjadi piyama milik Zayn di walk in closet.
Dengan terpaksa dia pun merebahkan tubuhnya diatas ranjang setelah dia mengganti pakainnya, dia pun mulai terlelap.
Keesokan harinya pukul tujuh pagi Gwen baru saja terbangun, dia membuka matanya dan melihat sosok pria arogan itu berada dikamar tersebut, dia berdiri didepan dinding kaca yang menjulang tinggi. Gwen menutup matanya kembali saat dia tertangkap basah tengah memperhatikan Zayn.
Zayn Georgino
Kau sudah bangun
Gwen Arghalarsson
*dengan malas membuka matanya
Mengapa kau disini? Jangan bilang kau-
Zayn Georgino
Jangan berpikiran negatif! Aku tidak akan melakukan hal itu kepada wanita mana pun
Gwen bernapas lega, dia menyandarkan kepalanya dan memijat pelipisnya karena entah kenapa dia terus saja merasakan pusing sekaligus sakit dikepalanya.
Zayn Georgino
Cepat ganti pakaianmu. Bukankah kau harus bekerja?
Gwen Arghalarsson
*membulatkan matanya
Bagaimana kau bisa tahu?
Zayn Georgino
Jangan banyak bicara dan bertanya! Cepat bersiap aku akan mengantarmu
Zayn melempar pakaian kepada Gwen, tepatnya pakaian yang masih baru untuk dia bekerja hari ini.
Karena memang setelah kemarin melakukan wawancara dia langsung mendapatkan kabar bahwa dia sudah diterima diperusahaan itu, meskipun hanya sebatas karyawan.
Gwen pun entah kenapa menuruti keinginan Zayn, dia pun masuk kedalam walk in closet dan mengganti pakaiannya.
Gwen kembali keluar dengan telah menggunakan pakaian yang diberikan oleh Zayn tadi, cukup formal dan sopan memang. Ternyata seorang Zayn tidak suka memanfaatkan kesempatan untuk yang tidak-tidak seperti pria lain.
Zayn mendongak dan melihat Gwen yang masih saja membenarkan pakaiannya.
Zayn Georgino
Aku tunggu diruang makan. Cepat
Gwen Arghalarsson
Tunggu, tuan. Tapi aku tidak membawa make up ku
Zayn menoleh dan menatapnya dengan tajam sehingga Gwen mendadak diam membeku karena takut akan tatapan tajam itu.
Zayn Georgino
Kita akan ke apartemenmu dulu,jadi cepatlah!
*sambil berlalu
Gwen mendengus kesal, dia pun memasukkan dress yang dia pakai semalam kedalam sebuah paper bag yang sepertinya bekas pakaian yang dia pakai sekarang,lalu dia memakai high heels lalu berlalu meninggalkan kamar itu menuju ruang makan yang sepertinya ada dilantai pertama.
Zayn Georgino
Kau tak perlu repot-repot berjalan menuruni anak tangga, kemarilah
Gwen menoleh dan menemukan Zayn masih dengan tatapan tajamnya. Dia menghela napas lalu menghampirinya.
Zayn menekan tombol dan seketika pintu besar lift tersebut terbuka mereka pun masuk kedalam dan Zayn kembali menekan tombol dan seketika lift itu melaju turun dengan cepat. Tentunya Gwen terbiasa jika menaiki lift seperti ini.
Zayn berjalan didepan diikuti Gwen, mereka berjalan menuju ruang makan. Ternyata disana sudah ada Shila.
Shila
Good morning
*mencium pipi Zayn dengan sayang
Zayn Georgino
Morning dear
*tersenyum
Shila
*tersenyum kepada Gwen yang masih berdiri
Good morning Gwen, duduklah
Gwen Arghalarsson
*tersenyum kaku
Good morning
Mereka pun menyantap sarapannya dengan hening,lalu Zayn dan Gwen berlalu meninggalkan tempat itu. Gwen masuk kedalam mobil Zayn dan Zayn pun sama halnya dengan Gwen. Dia mulai melajukan mobilnya menuju apartemen Gwen.
Tak lama dari itu mereka pun sampai dan bergegas turun dari mobil dan masuk kedalam lift yang akan mengantarkan mereka ke apartemen Gwen.
Sedari tadi tak ada percakapan apapun yang dilontarkan Gwen maupun Zayn, keduanya saling diam. Gwen memasukkan beberapa digit kode untuk membuka pintu apartemennya.
Gwen Arghalarsson
*mendorong pintunya dan mereka pun masuk
Kau ingin minum sir?
Zayn Georgino
Tidak perlu. Kau cepatlah aku tak punya banyak waktu untuk menunggumu
Gwen Arghalarsson
*Mendengus kesal
Jika kau memang tidak punya waktu untuk menungguku, maka pergilah! Aku tidak memintamu untuk membawaku ke mansion mu
Gwen Arghalarsson
Aku pun tidak meminta bahkan tidak mengharapkan kau mengantarku kemari dan menungguku
Gwen Arghalarsson
Maka pergilah, dan untuk pakaian ini biar aku cuci dan akan ku kembalikan ini kepadamu
Karena emosi alhasil Gwen pun meninggikan suaranya.
Zayn yang semula duduk disofa akhirnya beranjak dan menatap Gwen dengan tajam
Zayn Georgino
Kau berani meninggikan suaramu dihadapanku?
Gwen Arghalarsson
*menaikkan sebelah alisnya seolah dia menantang
Mengapa aku harus tidak berani kepadamu ha?
Zayn tersenyum miring dan mencengkeram erat lengan Gwen seolah dia ingin membalaskan ucapan-ucapan Gwen. Gwen meringis kesakitan.
Zayn Georgino
Lihat! Ini balasan jika kau berani melakukan hal tadi
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum pahit
Oh, kau jantan namun kau menyakiti wanita
Gwen Arghalarsson
*Tersenyum miring dan terkekeh
Yang benar saja. Lebih baik kau pergi,aku benar-benar membencimu dan berharap tak lagi bertemu denganmu
Zayn Georgino
*geram + menarik rambut Gwen kebelakang
Lihat saja nanti,kau tak akan bisa pergi dariku dan tak akan bisa sembunyi dariku. Kau milikku
Gwen Arghalarsson
Milikmu? Yes, kill me if it happened!
Cengkeraman tangan Zayn dirambut Gwen terurai, dia menatap Gwen masih dengan tatapan tajamnya.
Zayn Georgino
Kau milikku, jangan membangkang dan jangan berusaha pergi. Karena kau tak akan bisa menghindariku karena seperti yang ku bilang kau milikku jadi jangan pergi!
Gwen Arghalarsson
*terdiam
Zayn Georgino
Kau milikku ingat!
Gwen Arghalarsson
Aku tak pernah sudi menjadi milikmu, dan jangan pernah bermimpi untuk itu!
Zayn Georgino
KAU MILIKKU!
*berlalu meninggalkan apartemen Gwen
Gwen terdiam,pertahanan berdirinya runtuh dan dia terjatuh diatas sofa.
Gwen Arghalarsson
Dia tidak mengenalku dan mengklaimku bahwa aku miliknya, dia gila!
Dia pun bergegas masuk kedalam kamarnya,ini hari pertamanya bekerja jangan sampai dia terlambat.
Gwen membuka pakaiannya dan menggantinya dengan rok dibawah lututnya dan kemejanya, namun saat dia ingin memakai kemejanya dia melihat lengan kanannya membiru. Dia mengusapnya pelan dan meringis kesakitan. Ini karena Zayn yang dengan tak tahu malunya mencengkeram lengannya sekuat tenaga. Dia pun merapikan pakaiannya dan merias wajahnya dengan bedak yang sepertinya biasanya tak terlalu tebal namun tak terlalu tipis.
Dia mematut dirinya dicermin sambil merapikan rambut yang sengaja dia ikat sehingga memaerkan leher jenjangnya. Dia tersenyum tipis.
Gwen Arghalarsson
I know you can Gwen, yes you can
Seolah menyemangati dirinya saat bayangan wajah Edward kembali menghantuinya.Dia menarik napas dalam lalu menghembuskannya pelan.
Gwen Arghalarsson
Dia susah termasuk kedalam masa lalumu seperti Axel, ya mereka sama
Gwen Arghalarsson
Dan kau Gwen, kau harus bisa bahagia tanpa dirinya, dirinya yang dengan mudah mengakhiri semuanya, dirinya yang dengan seenaknya mempermainkanmu
Gwen Arghalarsson
Yeah gradually Karma will soon came to him, they were hurt you will feel it
Dia pun melenggang pergi dan melangkah berjalan menuju halte, dia berniat untuk pergi kekantor menggunakan taksi atau bus.
Namun seseorang menghentikannya dan tiba-tiba memeluknya.
Gwen Arghalarsson
Hey what you doing to me?
*tersentak saat pria itu memeluknya
Dia rasanya mengenal harum minyak wangi pria ini.
Axel
Oh Gwen, where are you last night? Aku menunggumu semalaman diapartemenmu
Pria yang tak lain adalah Axel mengurai pelukannya namun tangannya mencengkeram pelan kedua bahu Gwen agar mereka berhadapan.
Gwen tertegun saat mengetahui pria itu adalah Axel. Dia meneteskan air matanya ketika bayangan kejadian semalam ketika Edward dan Axel bertengkar gara-gara dirinya memenuhi pikiran serta pelupuk matanya.
Gwen Arghalarsson
Axel please.. Go and don't meet me again, we don't have any relationship. I love you, but .. I can't
Gwen Arghalarsson
Aku menyayangimu karena kau sudah ku anggap sebagai kakakku, namun ternyata kau justru bertengkar dengan Edward, sahabatmu sendiri karenaku
Gwen Arghalarsson
So, it would be better we live life each of us, you will be happy and I will happy
*mulai terisak
Axel
*menggelengkan kepalanya dia justru meneteskan air matanya
How if reason my happiness is you Gwen?
Axel
Please let me meet you every time, every day and forever. I love you Gwen. Please don't leave me
Gwen Arghalarsson
I can't. Sorry Ax. Aku tidak ingin menyakitimu
Gwen Arghalarsson
Jika aku membiarkanmu dekat denganku, maka kau akan berpikir lebih dan semakin tidak bisa menjauhiku kelak, you can Axel,you can find woman better from me. Trust me
Axel
I can't Gwen. Baiklah, biarkan aku tetap menemuimu, biarkan aku menjadi kawanmu dan menjadi sandaranmu ketika kau ingin menangis, biarkan aku tetap menjagamu
Axel
I know you understand Gwen, Jika memang aku akan terluka biarkanlah seperti itu, yang terpenting itu bukan dirimu
Gwen Arghalarsson
*Mendongak menatap Axel
Aku tahu ini tidak mudah, tapi cobalah kau membuka hatimu untuk wanita lain
Gwen Arghalarsson
Satu hal yang harus kau lakukan jika ingin dekat denganku hanya itu Ax
Axel
*Mengangguk
Aku akan melakukan apapun asalkan jangan tinggalkan aku
Gwen Arghalarsson
*mengangguk + menyeka air matanya
Aku harus pergi Ax
Axel
Akan aku antar. Jangan menolak, aku mohon
Gwen menghela napas lalu mengangguk mereka pun masuk kedalam mobil Axel dan mobil itu pun melaju menuju Georgino Company.
Comments