Dua

"Yaah cintanya layu sebelum berkembang" Anna merubah raut wajahnya menjadi sendu sementara Aruna hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah sang sahabat

"Oh ya aku denger CEO baru di perusahaan ini bakal dateng beberapa hari lagi" Anna mengalihkan lagi pembicaraan keduanya

"Ohh yaa?"

"Aku denger juga kalau CEO baru kita itu masih muda dan ganteng lulusan luar negeri lagi"

"Oh yaa?"

"Iya, dia adalah ahli waris Hartawan grup"

"Ohh yaa?" Berbeda dengan Anna yang begitu antusias, Aruna justru memilih untuk tidak peduli

"Kamu kok ooh mulu sih Run" Anna kesal sendiri

"Terus aku harus jawab apa?"

***

Setelah bekerja Aruna bersiap untuk pulang diparkiran dirinya sudah menunggu kedatangan sang kakak untuk menjemputnya

Aruna mengerutkan keningnya melihat sosok yang tengah menungguinya diatas motor "Kak Yusuf?" Gegas Aruna menghampirinya namun suara Anna mengejutkannya

"Itu siapa lagi Run? Kakakmu juga? Nggak kalah ganteng dari yang tadi" kembali Anna cengengesan

"Itu kak Yusuf, dia temenku An"

"Temen apa demen?" Goda Anna sambil menaik turunkan alisnya

"Temen sih, tapi demen juga" Keduanya tertawa

"Aku doain biar beneran jodoh"

"Aamiin" Aruna lalu mengusapkan telapak tangan pada wajahnya mengaminkan ucapan Anna

"Beneran demen kayanya"

"Udah ah, aku duluan ya An" Aruna sedikit mempercepat langkahnya meninggalkan Anna yang sudah hendak menaiki motor matic miliknya

"Kok yang jemput kak Yusuf, mas Raffi mana?" Tanya Aruna saat berada dihadapan Yusuf sebenarnya ia juga senang saat tahu yang menjemput adalah pria yang ditaksir sejak masih kuliah dulu.

Yusuf adalah seniornya dikampus, Yusuf mengambil jurusan Ilmu agama Islam sementara Aruna mengambil jurusan ekonomi

Mereka semakin dekat karena orang tua mereka juga bersahabat. Tanpa Aruna ketahui bahwa Yusuf juga menaruh hati padanya

"Tadi kakak minta sama masmu untuk jemput kamu, nggak pa-pa kan?"

"Ya nggak apa-apa dong kak" jawab Aruna

"Nggak pa-pa banget malah" gumamnya lalu tersenyum sendiri

"Kamu kenapa Run?" Yusuf bingung melihat tingkah Aruna

"Ehh eng-nggak pa-pa kok kak" sekarang Aruna salah tingkah sendiri

"Ayo naik!" Aruna naik keatas motor, mereka lalu pergi meninggalkan area kantor sebelum pulang Yusuf mengantarkan Aruna kebengkel dimana motornya tengah diservis

"Gimana motor Runa bang?" Tanya Aruna saat sampai disebuah bengkel langganannya

"Tuh. Udah sembuh dia" jawab Hadi dia adalah montir dibengkel tersebut

"Alhamdulillah makasih yaa bang Hadi"

"Semuanya jadi berapa bang?"

"Bayar sama cinta kamu juga nggak pa-pa kok Run" sambil Cengengesan Hadi melayangkan rayuan mautnya pada Aruna yang langsung dihadiahi tatapan mematikan dari pria yang tadi menemani Aruna

"Eekkhem" Yusuf berdehem yang tentu saja disadari oleh Hadi yang langsung tersenyum kecut

"Yah pawangnya marah Run" Aruna tertawa mendengar celotehan konyol dari Hadi pria itu seusia Raffi sang kakak Hadi juga sahabat Raffi saat dulu masih mengeyam pendidikan disekolah menengah atas

***

Kediaman Hartawan

"Anak kamu itu baru datang besok loh sayang" ujar Sandi pada sang istri yang terlihat sibuk menyiapkan acara sambutan untuk kedatangan putranya

"Emang kenapa sih mas, yang Dateng itu anak kesayangan aku masa penyambutannya biasa-biasa aja" Ujar Faradina pada suaminya dengan bibir yang sudah mengerucut

"Ooh jadi aku bukan anak kesayangan gitu?" Hanggini Hartawan adalah putri sulung dari Sandi Hartawan dan istrinya Faradina

"Anggi!!" Faradina langsung memeluk putri yang begitu dirindukannya

Hanggini atau yang kerap disapa Anggi memang tinggal terpisah dari orang tuanya setelah menikah. Walaupun dijodohkan namun pernikahannya dengan Adrian Sanjaya berjalan begitu harmonis, mereka sudah dikaruniai putri kecil yang diberi nama Kasih Aryana Sanjaya gadis cantik berusia Lima tahun itu menjadi pelita hidup bagi keluarga besar Hartawan

"Jadi bener nih, aku bukan anak kesayangan Mama" Bibir Anggi sudah maju beberapa senti

"Ya enggak lah kamu itu tetap jadi princessnya mama" Faradina memeluk Anggi kemudian celingukan seperti mencari sesuatu

"Princess kecilnya Mama mana?"

"Huu sekarang prioritas utama mama adalah Kasih bukan aku lagi"

"Sama anak sendiri kok cemburu sih Gii" Faradina sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya itu

"Omaa.. Opaaa" Suara teriakan dan langkah kaki kecil membuat Sandi dan Faradina tersenyum bahagia

"Kesayangannya omaa" Faradina merentangkan tangannya menyambut sang cucu

"Aku lindu banet sama Oma" ujar gadis kecil itu yang masih cadel

"Ome juga kangeeen banget sama Kasih"

"Sama opa nggak kangen nih?"

Kasih mengurai pelukan Faradina lalu bergegas menghampiri dan memeluk sang opa

"Assalamualaikum Pah Mah" Adrian menghampiri lalu mencium punggung tangan Sandi dan Faradina bergantian

"Waalaikumsalam"

"Oh yaa kalian nginep kan?" Tanya Faradina pada anak dan menantunya

"Iya Mah, kita juga mau nyambut si biang kerok yang pulang besok" Semuanya tergelak mendengar julukan yang diberikan Hanggini pada sang adik

"Papa mau ke masjid kampung sebelah dulu ada pengajian disana" Pamit Sandi pada keluarganya

"Kenapa papa suka banget si ikut pengajian dikampung itu? Bukannya disekitar sini juga kadang ada pengajian?" Tanya Hanggini pada Faradina setelah Sandi pergi

"Papa kamu kan dulu tinggal disana sayang, bahkan sebelum keluarga kita seperti sekarang Papa sama Mama lama tinggal disana" terang Faradina

***

Hari ini Aruna tidak lagi diantar oleh sang kakak. Aruna mengendarai motor matic berwarna biru miliknya

Aruna menyusuri jalanan kota yang tampak ramai pagi itu tiba-tiba motornya menyerempet bemper sebuah mobil mewah yang berhenti karena lampu merah

"Astagfirullah" Pekik Aruna saat motonya menggores bemper mobil mewah yang ditaksir berharga miliaran itu

Seorang pria berpakaian sopir keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri Aruna, dirinya pikir pria tersebut akan minta maaf tapi ternyata hanya turun untuk memarahinya

"Gimana sih mbak mobil majikan saya jadi lecet nih" ujar pria tersebut

"Motor saya juga lecet pak lagian ini juga salah bapak" Ujar Aruna tak mau kalah

Mendengar pertengkaran dari luar mobil pria yang sejak tadi duduk manis dikursi penumpang menurunkan kaca mobilnya

"Ada apa pak Budi?" Terdengar suara bariton seorang pria dari dalam mobil dapat Aruna lihat betapa tampannya pria tersebut

"Ini tuan, ada gadis aneh yang nabrak mobil kita" Jawab sopir yang bernama Budi itu

"Gadis aneh?" Gumam Aruna

"Bapak nggak liat apa kalau motor saya juga lecet?"

"Motor kamu itu butut nggak bisa kamu samain dengan mobil mewah ini!"

"Iih bapak jangan sembarangan yaa kalau ngomong. Blue itu nggak butut" ucapnya tak terima

Pria yang sejak tadi berada didalam mobil sampai terkekeh mendengar nama yang disematkan gadis aneh itu pada motornya

"Udah pak Budi nggak usah diladeni nanti bawa mobilnya kebengkel! Nggak perlu minta tanggung jawab dari gadis aneh seperti dia hanya buang-buang waktu"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!