Lima

"Anak jalanan?"

"Iya, jadi ada salah satu pemukiman gitu disini! Tiap weekend kita ngajarin anak-anak yang memang kurang beruntung pak, biar mereka juga bisa belajar walaupun bukan disekolah negeri" terang Aruna tanpa diminta

"Kalau begitu saya ikut!"

"Bapak pasti nggak nyaman, tempatnya kumuh belum lagi kotor orang kaya seperti bapak pasti nggak biasa ditempat seperti itu" ucap Aruna berharap jika Biru mengurungkan niatnya

"Jangan sok tau kamu!" Ketus Biru tak terima

Merekapun sampai di gedung kantor lagi, Biru kembali ke ruangannya sementara Aruna kembali ketempat dimana sebenarnya ia berada, Aruna berjalan sembari menyiapkan jawaban-jawaban akan pertanyaan yang pasti dilontarkan oleh orang-orang disana

***

"Ngapain juga sih aku nungguin dia!" Gerutu Aruna pada diri sendiri saat ia sibuk menunggu kedatangan pria yang berjanji ikut hari ini

"Kamu nungguin siapa sih Run?" Tanya Yusuf yang bingung melihat tingkah Aruna yang terlihat celingukan

"Enggak kok kak, nggak nungguin siapa-siapa" bohong Aruna

"Oh ya Runa, setelah ini kamu punya waktu? Ada yang mau kakak bicarakan sama kamu!" Ucap Yusuf yang membuat Aruna mengerutkan keningnya

"Mau bicara apa kak?"

"Nanti saja"

"Iya deh"

Sementara itu pria yang sudah berjanji untuk menemui Aruna hari ini harus berakhir menemani kekasihnya menyusuri sebuah pusat perbelanjaan terbesar dikota ini

"Kamu dari tadi kok diem aja sih sayang?" Tanya wanita cantik yang tengah bergelayut manja dilengannya

"Nggak pa-pa. Ini belanjanya masih lama nggak? Aku ada urusan penting sekarang!" Ketus Biru, hari ini harusnya ia habiskan bersama gadis manis yang sudah mencuri perhatiannya beberapa hari ini

"Kamu mau kemana sih? Apa kamu nggak kangen sama aku? Kita udah LDR lama loh sayang" suara wanita itu terdengar begitu manja membuat Biru kesal

Alhasil semua rencana Biru untuk menemui Aruna batal, karena sang kekasih begitu betah berada di mall tersebut entah apa saja yang ia beli hingga membuat Biru begitu kesal

Ditaman

Setelah kelas selesai, Yusuf mengajak Aruna berbicara disebuah taman yang berada tak jauh dari sekolah kardus tempat mereka mengajar

"Kak Yusuf mau bicara apa?" Tanya Aruna saat keduanya sudah duduk disebuah bangku panjang ditaman tersebut dengan ditemani sebuah eskrim vanilla favoritnya

Yusuf menarik napas panjang menatap Aruna dengan tatapan sendu "Aku dapat beasiswa untuk melanjutkan kuliahku Run" ucap Yusuf

Aruna menatap lekat pria tampan yang duduk disisinya "Beasiswa?"

"Bagus dong kak, Runa seneng dengernya. Itukan impiannya kak Yusuf sejak lama" ucap Aruna antusias sedangkan Yusuf diam saja seolah ada yang tengah mengganjal dihatinya

"Kak Yusuf kenapa? Kok kayak nggak seneng gitu?"

"Beasiswanya ke Al-Azhar Kairo Run" ucap Yusuf dengan wajah sendu

"Kairo? Berarti kak Yusuf bakal tinggal di Mesir?" Pertanyaan bodoh itu terlontar dari bibir Aruna begitu saja, tentu Yusuf akan tinggal disana setelah ini

Yusuf mengangguk "Iya, besok kakak berangkat"

"Besok?" Aruna tak percaya dengan apa yang ia dengar, pria yang ia cintai akan pergi besok "Kok kak Yusuf baru bilang sama Runa sekarang?"

"Maafin kakak Runa, sebenarnya kak Yusuf udah kumpulin keberanian untuk mengatakan ini sama Runa tapi kakak takut kalau bikin Runa sedih nantinya" terang Yusuf

"Kenapa Runa harus sedih, ini impian kak Yusuf, selama kak Yusuf bahagia Runa juga ikut bahagia" ucap Aruna tersenyum kecut menatap sendu kearah pria itu

"Sebenarnya kalau boleh jujur, berat untuk aku meninggalkan kamu Run, aku mencintai kamu Aruna" mata Aruna terbelalak mendengar pernyataan cinta yang diutarakan oleh Yusuf padanya

"Maksud kakak apa?" Tanya Aruna pura-pura bodoh

"Aku menaruh hati pada kamu Run, entah sejak kapan" ucapan Yusuf tentu saja membuat Aruna terkejut

"Kak Yusuf serius"

"Iya, tapi aku juga tidak ingin egois dengan mengikat kamu sebelum aku pergi" tutur Yusuf dengan suara lembut

"Jika memang kita berjodoh dan namaku yang tertulis di Lauhul Mahfudz milikmu maka insyaallah kita akan dipertemukan lagi setelah dua tahun" sambungnya menatap lekat wanita cantik dihadapannya

"Aamiin. Runa juga berdoa semoga memang nama kak Yusuf yang ada di Lauhul Mahfudz Aruna, hingga Allah menyatukan kita lagi suatu hari nanti" ucap Aruna tersenyum manis kearahnya

"Besok kamu mau kan temani kakak kebandara!"

"Iya Runa mau" Aruna mengangguk antusias "Besok penerbangannya jam berapa?"

"Jam delapan"

"Ya udah nanti Runa usahain"

"Makasih yaa Runa"

"Sama-sama kak"

***

"Dijodohin?" Aruna benar-benar terkejut mendengar ucapan sang ayah saat mereka tengah menikmati makan malam

"Iya, bapak berharap kamu bisa menerima perjodohan ini Runa" ucap pak Firman pada sang putri

"Tapi Runa sudah punya pilihan sendiri pak" Aruna masih berharap sang ayah mau mempertimbangkan perjodohannya, bagaimana ia bisa menikah dengan orang lain sedangkan hatinya terpaut pada satu nama

"Nak, bapak berharap lebih dari kamu. Kamu bisa bertemu dulu dengan anaknya pak Sandi!" Bujuk Firman

"Tapi pak" ucapan Aruna terhenti

"Runa, bukannya mas mau ikut campur urusan kamu, tapi tidak ada salahnya sebagai seorang anak mengikuti keinginan orang tuanya" potong Raffi

"Dengar Runa, janji yang bapak buat pada sahabatnya harus ia tepati dan sebagai seorang anak kita harus membantu bapak melaksanakan janjinya" sambung Raffi

Aruna tak menjawab, hati dan pikirannya tengah beradu antara mengabulkan permintaan sang ayah atau menjaga hati pada pria yang ia cintai yang baru saja ia antarkan pagi tadi

Andai Aruna tau tentang perjodohan ini, mungin ia akan meminta Yusuf membawanya serta ke Mesir dan hidup berdua disana

Aruna tengah merenung dikamarnya, menatap sendu langit-langit kamar sebelum perhatiannya tertuju pada pintu kamar yang terbuka dan menampilkan sang kakak ipar disana

"Mbak boleh masuk?" Ucap Mutiara

"Masuk mbak" Aruna bangun dari posisi yang semula berbaring

Mutiara mendekat duduk disisi Aruna, walaupun sedikit kesulitan karena perutnya yang semakin membesar

"Ada apa mbak Muti kesini?" Tanya Aruna saat Mutiara duduk disisi ranjangnya

"Mbak cuma mau liat kamu aja"

"Mas Raffi yang minta embak kesini kan?" Tebak Aruna

Mutiara menggeleng "Enggak kok, ini keinginan mbak sendiri"

"Terus ada perlu apa mbak Muti kesini?" Aruna mengulang pertanyaannya

"Run, bukannya mbak mau maksa kamu atau gimana, mbak tau perasaan kamu. Tapi, keinginan bapak" ucapan Mutiara terhenti lalu ia tatap wajah adik iparnya itu

"Maksud mbak Muti, Runa harus terima perjodohan ini?" Mata Aruna kini sudah mengembun

"Mbak tau perasaan kamu sama Yusuf, tapi jodoh kan ditangan Allah Run" ucap Mutiara lembut

"Terus Runa harus gimana mbak?"

Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!