Empat

"Aku udah punya pilihan sendiri Pah" batin Biru, ia bahkan tersenyum kala mengingat gadis bermotor biru yang ia temui di jalan

Pagi ini dikantor, Biru datang seperti biasanya disambut dengan sopan oleh semua karyawan, namun sikapnya masih sama dingin dan enggan untuk balas menyapa. Namun sikapnya tak lantas membuat para karyawan wanita berhenti memuja

Biru menghentikan langkahnya pandangannya tertuju pada gadis dengan pasmina berwarna nude melangkah masuk kedalam gedung tersebut bahkan gadis itu menyapa beberapa karyawan disana

"Gadis itu? Apa dia bekerja disini?" Pertanyaan itu melintas dibenak Biru begitu saja

Biru berjalan mendekati seorang wanita berpakaian rapi yang berdiri dibelakang meja bertuliskan Resepsionis

"Selamat pagi pak Biru! Ada yang bisa saya bantu!" Sambut wanita cantik itu dengan ramah

"Gadis yang baru saja lewat tadi siapa?" Tanya Biru tanpa basa-basi

"Yang mana ya pak?" Wanita itu mengerutkan dahinya, ia bingung karena memang yang melewati tempat ini tidak sedikit bagaimana bisa ia mengingat setiap yang lewat

"Yang baru saja lewat! Masa kamu tidak tau" ujarnya ketus

"Ohh mungkin maksud pak Biru itu Aruna!" Setelah mengingat cukup keras akhirnya ia ingat akan satu gadis cantik, itu pasti yang ingin diketahui oleh atasannya

"Aruna?"

"Iya pak! Namanya Aruna Azzahra dia bekerja dibagian pemasaran baru bergabung di perusahaan ini selama dua bulan" terang wanita itu

Setelah mendapat jawaban, ia berlalu begitu saja tanpa permisi apalagi ucapan terima kasih

"Pak. Saya sudah menyusun kegiatan bapak hari ini. Kita akan ada meeting dengan William corp sekaligus makan siang pak" Kevin berada dihadapannya menjelaskan tentang apa saja yang harus ia kerjakan hari ini, namun sepertinya pikirannya entah berada dimana

"Oh ya Kevin, tolong kamu panggilkan karyawan bernama Aruna Azzahra dari divisi pemasaran untuk keruangan saya!" Titahnya pada sang asisten pribadi

"Aruna Azzahra? Tapi untuk apa pak?" Tanya Kevin yang bingung sendiri

"Bukan urusan kamu! Cepat panggilkan!" Titahnya tanpa bisa didebat

"Baik pak!"

"Aruna, kamu dipanggil keruangan pak Biru sekarang!"

"Apa!"

"Apa!"

Beberapa karyawan wanita disana terkejut, bahkan mulut mereka terbuka lebar mendengar ucapan dari manager tempat mereka bekerja

"Ada apa ya Buk?" Tanya Aruna yang juga bingung, selama dua bulan bekerja diperusahaan ini, ini adalah hari pertama ia dipanggil menemui CEO, entah kesalahan apa yang sudah ia perbuat

"Ya mana saya tau! Sudah sana! Jangan sampai pak Biru marah dan saya  kena imbasnya!" Ketus atasannya itu

"Ba-baik buk!" Aruna segera menuju lantai lima belas dimana ruangan CEO berada

"Kamu Aruna Azzahra?" Tanya Kevin memastikan sebelum gadis cantik itu masuk

"Iya pak!" Aruna sedikit membungkuk guna memberi hormat

"Baiklah, masuk sana!" Kevin membuka pintu kaca tersebut dan menyuruh Aruna masuk sementara ia menunggu diluar, entah apa yang bosnya itu inginkan pada gadis muda seperti Aruna

"Jangan-jangan bos mau macem-macem?" Gumamnya "Astagaa. Kasian sekali gadis itu, dia masih sangat muda untuk jadi mainan pak Biru" pikiran-pikiran buruk mulai menghinggapi relung Kevin yang mengerti perangai buruk sang bos

Aruna melangkah dengan ragu, ia benar-benar tak memiliki cukup keberanian untuk menemui CEO sekaligus putra dari pemilik perusahaan tersebut

"Bapak mau ketemu saya?" Tanya Aruna ragu, bahkan suaranya terdengar bergetar

"Kamu Aruna?" Biru menatap lekat kearah gadis cantik yang berdiri dihadapannya

"Kayak pernah liat, tapi dimana ya?" Batin Aruna, ia berpikir cukup keras untuk mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria tampan yang ada dihadapannya

"Kamu melamun?" Pertanyaan Biru sontak membuat Aruna terkejut hingga membuat lamunannya buyar

"Eng-enggak pak!" Elak Aruna dengan cepat

"Sudahlah" Biru berjalan mendekati Aruna "Kamu sekarang ikut saya!"

"Kemana pak?"

"Meeting! Sekaligus makan siang" ucapnya dengan santai tanpa ia pikir apa yang dirasakan gadis cantik tersebut

"Tapi saya cuma karyawan biasa pak! Saya bukan sekretaris bapak"

"Saya tidak peduli! Mau saya ajak karyawan biasa, atau security sekalian apa urusannya sama kamu" Biru lalu melangkah keluar dari ruangannya disusul Aruna yang masih terus menolak

"Bapak mau kemana?" Tanya Kevin saat melihat Biru keluar

"Meeting!" Jawab Biru "Oh yaa, saya mau pergi sama dia, jadi kamu urus saja urusan dikantor tidak perlu ikut meeting!" Titahnya tak dapat ditolak

"Baik pak"

"Ayo Aruna!"

"Pak! Denger dulu pak!" Aruna menyusul langkah lebar pria tersebut dengan sedikit berlari "Saya nggak bisa ikut bapak, saya mana ngerti soal meeting seperti ini pak"

"Aduh" Aruna memegang dahinya saat langkahnya tiba-tiba berhenti kala menabrak sesuatu

"Kamu terlalu banyak bicara Aruna" Biru berbalik menatap gadis yang cuma setinggi dagunya saja

"Dengerin saya! Kamu cuma ikut aja, saya nggak minta kamu untuk presentasi oke!" Aruna mengangguk "Kamu cuma temenin saya aja sekalian kita makan siang! Paham"

"Paham pak!" Aruna mengangguk patuh "Tapi pak!" Ucapannya terhenti kala Biru kembali menatapnya

"Ada apa lagi?"

"Tas saya ketinggalan dimeja kerja saya, boleh saya ambil dulu?" Ucapnya ragu

"Ya sudah, cepat! Karena saya tidak suka dengan orang yang lelet. Paham!"

"I-iya pak" Aruna segera menuju lantai dimana ia bekerja, sekarang gadis itu harus mengerjakan pekerjaan diluar kebiasaannya, ia yang hanya karyawan biasa sekarang beralih menjadi sekretaris dari CEO perusahaan tersebut

"LAMBAT" ketus Biru saat Aruna menghampirinya di lobby

"Ma-maaf pak" napasnya tersenggal, ia bahkan berlari secepat yang ia bisa namun tetap mendapat omelan dari sang bos

"Masuk!" Titahnya pada Aruna

Aruna menurut, ia membuka pintu dan hendak masuk dikursi penumpang

"Kamu pikir saya supir pribadi kamu!" Suara bariton itu menghentikannya

"Iya maaf pak" tanpa membantah gadis itu masuk dan duduk disisi Biru yang sudah duduk dibalik kemudi

"Ingat yaa, mulai sekarang kamu harus siap untuk pekerjaan yang akan saya berikan!" Ucap Biru saat mobil sudah melaju meninggalkan gedung kantor

"Tapi pak, saya tidak punya pengalaman kerja sebagai sekretaris. Kerja dibagian pemasaran saja saya masih dua bulan, mending bapak cari sekretaris yang sudah berpengalaman di bidangnya pak" celoteh Aruna panjang

"Saya sudah bilang, tugas kamu cuma ikut saja! Nggak usah banyak komentar" tegas Biru yang hanya dibalas anggukan oleh Aruna

***

"Weekend kamu ada acara?" Tanya Biru tiba-tiba saat keduanya berada didalam mobil untuk kembali setelah pertemuan dengan pemilik perusahaan William corp

"Kalau weekend saya biasanya mengajar anak jalanan pak" jawab Aruna jujur

"Anak jalanan?"

"Iya, jadi ada salah satu pemukiman gitu disini! Tiap weekend kita ngajarin anak-anak yang memang kurang beruntung pak, biar mereka juga bisa belajar walaupun bukan disekolah negeri"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!