Teman cerita

"Enggak usah dipikirin banget Mama kak, kamu harus jadi lebih baik biar adik-adik bisa punya pegangan lewat kamu.Jangan lemah begini ah."Tepuk Bibik dikaki ku walau ia duduk didepan dan aku terbaring.

Makasih banget bik sejauh ini kam sudah ada untuk ku, padahal secara fisik kam lebih kecil dari ku tapi Kam sanggup untuk membopong ku melewati anak tangga sebanyak ini.

"Temani aku terus ya bik,"aku menangis memandang wajah bibik."Kemana kak mau ditemani, Bibik siap kok." Kamar sudah rapi dan dingin ternyata sudah dipasang AC oleh bibik memang layaknya anak pertama Bibik memperlakukan ku sejauh ini."Bengkak bik,"tangan ku membiru.

Bibik berbaring di sampingku, membuka hijab nya layaknya ibu anak begitulah wajah kami berdua, adik-adik tidak masuk ke kamar ku apa ini saat nya ya aku bercerita tentang isi hatiku kepada Bibik."Bik..." pandangan Bibik tertuju padaku tangannya melepaskan handphone mengambil waktu untuk berbicara santai dengan ku."Cerita aja kak," tangan Bibik merangkul ku dalam baringnya.

"Satu sisi aku rindu bik sama Papa,bahkan sekarang aku lupa bagaimana didikan kerasnya dulu.Aah aku enggak tau gimana mau cerita enggak terbiasa untuk membuka perasaan seperti ini,"air mataku mengalir deras tak henti-hentinya.

Bibik memeluk erat badanku,ia tersenyum kecil memandangi ku entah kenapa itu membuat ku nyaman untuk membuka cerita."Bibik tau dengan kehidupan seperti ini aku bingung harus menampilkan aku yang bagaimana,capek banget bik...Aku enggak tau apa rencana Tuhan kedepannya buat aku, terimakasih ya bik sudah ada dihidup ku." termenung Bibik sejenak,ia tersenyum kecil lagi."Emang apa yang sudah Bibik buat makanya kakak seperti ini." Tarikan nafas melepaskan beban menarik senyum kemudian tertawa kecil "Ah Bibik gitu enggak mau dipuji manusianya." Bibik Jadinya tertawa melihat ku.

"Terimakasih sudah memperlakukan layaknya anak pertama ya bik,"Bibik mengangguk kan kepalanya untuk ku,senyuman ter-ikhlas ku terima setelah 21 Tahun hidup ku."Kak kalau nanti punya rezeki jangan lupa jadi orang baik ya,jadi orang baik aja rencana Tuhan itu pasti baik sama kamu.Walau Bibik sudah berpindah keyakinan tapi nats baptis Bibik tetap Bibik jalan." bibik membuka handphone nya dan menunjukkan ayat alkitab pada ku yang bunyi nya seperti ini:

"Filipi 4:5 (TB) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! "

Untuk urusan agama aku tidak terlalu ikut campur akan pilihan Bibik lagi pula itu tidak ranah ku,biar lah masa lalu menjadi kilas terlampau.

***

Ayakan beras serta rendaman nya membuat kerut dahi ku terlihat jelas,bibi dengan senyum nya datang menyuruhku untuk menumbuk beras itu sehingga menjadi sebuah adonan tepung yang akan jadi sebuah olahan makanan tradisional ala bibi Mariani."Bei bantu napa,lewat mulu lo,"panggil Bibi pada Kila,keran dikamar mandi ku lagi rusak jadi Kila memperbaiki nya, itulah alasan kenapa aku dibawah enggak mau kejadian ipar adalah maut terjadi,ini lebih parah sih kalau kejadian Parumen sama Kila nya kan diluar Nurul,bagi yang tau-tau aja ya apa hubungannya.

"Ah ngaduk begituan aja masak diriku juga turun tangan,"Kila menyusun peralatan Laden pada laci dibawah tangga, selagi itu ia mengambil kayu lesung ditanganku dan ambil alih pekerjaan ku 1 Kg tepung telah jadi, bibi dan Kila saling kerja sama membuat sebuah Nitak makanan khas Batak yang Kila sangat suka begitu juga dengan ikan Semua tersaji dimeja makan selagi bibi dan Kila menjemput adik-adik apa salahnya kalau aku membersihkan piring ini, merapikan makanan ke meja makan untuk makan bersama."Kak makan?"Untuk pertama kalinya Kila menyapa ku dengan panggilan kakak,"ia Kila,makan bareng sepertinya enak,"maaf ya bahasa kota ku agak belum pantes hahahaha.

Selesai adik beberes benar saja kami turun makan bersama-sama duduk dalam hadirat Tuhan yang Agung,atc of service Bibi sangat detail pada Kila.Aku jadi tau kenapa bibi sangat memilih Kila sebagai pasangan hidupnya, Selesai makan bersama dan ya menyuci piring lengkap dengan membersihkan kompor menjadi suatu keahlian sekaligus cara mengambil hati Bibi walaupun enggak ada impal sebagai balasannya, lagi-lagi yang tau-tau aja apa itu impal.

Berbaring sejenak kembali pada aktivitas biasanya,duduk di sofa kesukaan ku,tak lama bibi datang membawa bantal dan selimut sepertinya ingin tidur disini."Kak sebenarnya Bibi sakit lah," Bibi berbaring disamping ku namun tak di pangkuan ku."Demam?" tatapan Bibi menatap langit."Enggak, mudah-mudahan enggak serius amat ya, udah beberapa Tahun ini Bibi sering banget ngalami pendarahan terus kalau datang bulan itu darah nya full banget seperti keguguran." cerita Bibi membuat hati ku dingin."Bibi periksa lah,ntar bibi kehabisan darah lagi." bibi tertawa kecil "Hah jadi takut Bibi." aku mengelus rambut Bibi."Enggak usah dikasihani ah,bibi pasti sehat."

"Ia, Bibi berobat ya kan udah ada aku adik-adik tenang aku bisa ngurus nya." senyuman itu entah kenapa begitu melekat dihatiku, seperti diriku sedang bahagia begitulah bibi saat ini."Nanti bibi urus surat berhenti kerja dikantor dulu ya,biar fokus sama adik kamu dan kesehatan Bibi."

"Makasih ya bi," genggaman tangan itu begitu hangat seperti menemukan keluarga yang hilang begitulah Bibi menjadi terang ku saat ini.

Langit yang cerah awan yang membiru seolah mempertemukan kembali sikembar yang telah lama terpisah,tawa kami menjadi meluas kala mengingat kisah lampau Papa yang telah tiada dan Bibi ketika masa kecil mereka,"Rindu banget Bibi sama Papa kak," terdiam sejenak air Bibi mengalir.

"Bei, diriku pergi." Bibi turun meninggalkan ku dan terlihat jelas dari lantai 2 bibi melepaskan kepergian Kila untuk bekerja, merenung kembali bibi disamping ku sambil ia tertidur pulas, biarkanlah ia dengan ketenangan nya.

Enggak ada angin apa tiba-tiba adik-adik itu ikut tidur disamping ku,menutup mata ikut mengambil tempat tidur bareng dengan mereka, begitu damai ku rasakan Tuhan saat ini aku merasakan kelengkapan, kesempurnaan dan juga ke baikan mu.

Hari mulai malam kami baru bangun 1 per 1, sampai lupa untuk masak jadi dengan lantang bibi bilang"Mumpung papa gak dirumah jajan yuk."

"Ye makan diluar,"kata kami bersamaan, kegirangan banget tau bisa jalan-jalan.

Siap-siap enggak tau dimana nanti Bibi mengajak kami menghabiskan malam dini hari,bibi siap begitu juga dengan motor dan ya lanjut untuk cari makan

Malam ini ayam geprek menjadi pilihan kami ber-4,menu andalan bibi kalau lagi malas masak katanya."4" tukang geprek itu Langs ligat membuat menunya.

Makanannya lumayan enak,aku suka sambalnya tidak manis seperti yang ku bayangkan,ya sambal yang ada dibayangan ku itu terlihat merah tapi manis, ternyata ini tidak begitu sambalnya memang lumayan pedas tapi tidak menghilangkan rasa pedasnya jadi aku suka banget dengan sambal nya."Tambah kak?" karena ada sambal dan nasi aku minta tambah ayam saja memang tidak tahu malu yang satu ini.

Puas makan tertidur lagi begitulah hari yang membosankan ini terus berlalu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!