Pilihan Yang Sulit

Selamat membaca cerita MDB, jangan lupa untuk meninggalkan jejak! 👣. Like dan komentar setelah membaca cerita ini.

"Apa yang bisa Kamu lakukan! Kamu hanya seorang petugas keamanan. Mana mungkin ada yang mau meminjamkan uang sebanyak itu, hehe...!" gumam pak Asep di dalam hati, sambil tersenyum kecil.

Setelah kepergian pak Asep dan suster, kini tinggal Luffi, Alice, Anissa dan Laras yang berada di dalam ruangan itu.

"Cepat pergi sana! Cari pinjaman untuk membayar biaya Rumah Sakit ini-!" ucap Laras ketus sambil mengusir Luffi.

"Orang miskin punya kok sombong. Padahal Pak Asep berniat baik, malah di tolak." timpal Anisa ketus pada Luffi.

Alice hanya menatap tajam pada suaminya itu, sebenarnya dia mengerti maksud Luffi menolak uang dari pak Asep. Tapi sekarang berbeda keadaan-nya, saat ini mereka sedang membutuhkan uang itu, tetapi Luffi malah egois dan harapan satu-satunya adalah Luffi mendapatkan pinjaman uang.

"Apa yang di katakan Anisa ada benarnya, kenapa kamu mementingkan ego 'Mu sendiri ketibang keselamatan nyawa anak kita?" tanya Alice sambil menatap Luffi kecewa.

Luffi hanya diam, dia merasa sedih karena semua orang menyalahkan dirinya, termasuk istrinya sendiri. Dengan rasa kecewa dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan langsung meninggalkan ruangan itu.

"Jangan balik lagi kesini, jika Kamu belum mendapatkan uang itu!" titah Laras pada Luffi sambil menutup pintu ruangan.

Mereka bertiga hanya terdiam menatap putri kecil yang cantik di hadapan mereka.

"Sudah Ku bilang, jika orang itu tidak pantas untuk, Mu. Tapi kamu tetap saja maksa ingin menikah dengannya," ejek Laras pada Alice, karena keputusannya salah menikahi Luffi dulu.

"Kakak masih muda dan cantik, walaupun sudah mempunyai seorang Anak. Nisa yakin masih banyak lelaki yang mau sama kakak, termasuk, Pak Asep!" Anisa menambahkan saran pada kakaknya, Alice.

Laras hanya mengangguk, menyetujui ucapan anak keduanya. Karena menurut Laras, Alice tidak kalah dengan para gadis diluaran sana, walaupun sudah mempunyai anak. Apalagi mengetahui jika pak Asep menyukai Alice, Laras lebih setuju bila dengannya dari pada dengan Luffi.

Alice hanya terdiam tak bergeming, mendengar ucapan mamah dan adiknya. Dia hanya berharap Luffi mendapatkan pinjaman untuk membayar biaya rumah sakit ini.

°°°°

Luffi berjalan ditengah keramaian kota, dia bingung harus mencari pinjaman kemana.

Luffi duduk di sebuah bangku yang berada di taman kota, sambil menatap langit biru diatas nya.

"Ya tuhan... Apa yang harus hamba mu ini lakukan," gumam Luffi merasa terpuruk akan ke-adaan.

Luffi merebahkan badannya yang mulai terasa lemas seperti tidak bertulang. Baru beberapa saat dia memejamkan mata, terdengar suara handphone di dalam kantong dia berbunyi.

"Tuan Luffi, jika Kamu memerlukan uang, Kamu bisa datang ke perusahaan Candra Asri," Luffi membaca SMS di handphone nya.

Luffi berpikir sejenak, dia mengetahui jika sms tadi dari pak Candra, tangan kanan ayahnya.

"Apakah, Aku harus pergi kesana! Tapi hanya inilah solusi satu-satunya yang Ku punya, agar aku bisa menyelamatkan anak, ku!" gumam Luffi sambil berfikir, andai dia menerima uang dari pak Candra, berarti dia harus setuju untuk mengambil alih kekayaan ayahnya. Namun, dia juga harus memaafkan perbuatan ayah-nya yang sudah membuangnya.

Luffi akhirnya memutuskan untuk pergi ke perusahaan Candra Asri, walaupun dengan berat hati, dia tetap melangkahkan kakinya.

Luffi terbayang wajah pucat anak perempuan- nya, yang terbaring lemah di rumah sakit. Itulah alasan dia untuk kembali kepada ayah- nya, walaupun dia sangat membenci ayahnya.

°°°°

Luffi sudah tiba di depan sebuah perusahaan besar bernama Candra Asri, dia mulai memantapkan tekadnya sebelum memasuki perusahaan itu.

Di depan gerbang masuk perusahaan, Luffi di hadang oleh petugas ke-amanan gerbang.

Satpam melihat penampilan Luffi, yang hanya memakai pakaian kaos dan celana jeans panjang, ada sobekan di bagian dengkulnya.

"Mau mencari siapa Pak?" tanya satpam pada Luffi.

"Aku ingin bertemu pemilik perusahaan ini, Aku diundang olehnya," Luffi pun menjawab pertanyaan satpam itu.

Satpam ketawa cekikikan, melihat kearah penampilan Luffi yang seperti berandalan.

"Maaf Pak, pemilik perusahaan ini sedang keluar," ucap satpam itu sambil menahan ketawa.

Luffi mengerutkan keningnya, padahal dia barusan teleponan dengan pak Candra, bagaimana bisa klo pak Candra tak ada di perusahaannya.

Luffi mengambil handphone-nya untuk menghubungi pak Candra.

📱"Aku di depan gerbang, Paman dimana?" tanya luffi lewat telepon.

📱"Aku di dalam, masuk saja biar nanti Sekertaris Ku menjemput Tuan Luffi-!" balas pak Candra sopan dari telepon.

Luffi menutup telepon, kemudian bertanya kembali pada Satpam yang tadi.

"Bisakah kalian membukakan pintu untukku! Pak Candra bilang dia berada di dalam," ucap Luffi kepada Satpam yang berjaga di pintu gerbang.

"Sudah kubilang, Pak Candra tidak ada di kantor pak. Silahkan anda pergi sebelum kami mangusir Kamu dengan paksa, Pak!" sentak Satpam dengan nada menyolot pada Luffi.

"Mengusir, Ku! Kamu pikir, kamu siapa bisa mengisir Ku dari perusahaan Ku sendiri," ucap Luffi dengan nada emosi.

Satpam itu pun tak bisa menahan tawanya. Dia tetap menahan Luffi di depan gerbang.

Disaat Luffi dan satpam sedang berdebat, tiba-tiba datang seorang wanita cantik berusia 25 tahun menghampiri. Wanita cantik itu bernama Ayu lestari, biasa di panggil bu Ayu oleh karyawan kantor, dia merupakan Sekertaris pak Candra.

"Biarkan Pria itu, masuk!" ucap bu ayu dari kejauhan.

Satpam yang sedang tertawa pun, langsung menghentikan tawanya. Lalu melihat kearah suara tersebut, dia melihat Sekertaris pak Candra datang menghampirinya.

"Bu Ayu," gumam Satpam itu Terkejut dengan ke datangan asisten pak Candra, apalagi dia membiarkan orang tak dikenal untuk masuk.

Satpam memberi hormat pada bu Ayu, lalu membukakan pintu gerbang. Setelah pemuda berandalan itu masuk, bu Ayu langsung memberi hormat padanya.

Satpam itu terkejut, dia teringat akan ucapan pemuda berpenampilan berandalan tersebut, jika dia pemilik perusahaan ini. Wajah Satpam itu mulai terlihat buruk, saat melihat bu Ayu memberi hormat padanya.

"Selamat datang, Tuan Luffi. Pak Candra sudah menunggu Tuan di dalam," ucap bu Ayu sopan pada Luffi.

Satpam yang melihat kejadian itu pun langsung jatuh berlutut di hadapan Luffi.

"Maafkan Aku Tuan muda, karena kelakuan bodoh Ku tadi. Aku mohon jangan pecat Aku Tuan," pinta satpam dengan suara gelagapan, mukanya terlihat pucat pasi, karena takut jika akan kehilangan pekerjaannya.

Luffi hanya melirik kearah satpam tersebut, dan menatap tajam padanya. Kemudian pergi bersama Sekertaris pak Candra tanpa bicara sepatah kata pun, Satpam itu di abaikannya.

°°°°

Jangan menilai seseorang hanya dari sebuah penampilan-nya saja. Walaupun terlihat buruk di mata mu, belum tentu buruk di mata orang lain. Kenali dulu, sebelum menghakimi orang!

Terpopuler

Comments

Achmad Sufi

Achmad Sufi

uang memang bukan segalanya namun ketika berhadapan dgn situasi uang .. maka akan berbalik sesuatu butuh uang ... lanjut thorrr

2022-01-17

0

🍭𐑈𐓜𑜼ᴋꭺ𑜑ꭰ𑜼³🏹𝕸y💞

🍭𐑈𐓜𑜼ᴋꭺ𑜑ꭰ𑜼³🏹𝕸y💞

lanjut bacaa, masih seru 🥳🥳

2021-12-30

0

Ferri Saripada

Ferri Saripada

knp gk di ubah smua nya seh,alur sm riwayat cerita nya...

2021-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!