Kesalahan yang fatal

Sepanjang perjalanan Luffi memikirkan apa yang terjadi barusan, tentang pertemuannya dengan Pak Candra. Hingga tidak terasa Bus berhenti di sebuah Rumah Sakit terbesar di Kota Cilegon. "RS. Husada Utama"

RS. HUSADA UTAMA

Terlihat seorang gadis kecil yang cantik dan unyu-unyu, sedang terbaring di dalam ruang inap dengan jarum infusan yang tertusuk di bagian pergelangan tangannya, membuat gadis kecil ini terlihat sedang sakit dan tidak berdaya.

Gadis kecil ini bernama Clara, seorang anak perempuan, berusia empat tahun. Clara masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak ( TK ).

Clara menderita Penyakit ginjal kronis atau biasa disebut penyakit ginjal. Kata Dokter Clara mengalami gangguan kesehatan yang bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal sampai tahap gagal ginjal.

Saran dokter. Clara harus di operasi ginjal, agar bisa menyembuhkan penyakitnya secara total. Namun, Luffi dan Alice belum punya biaya untuk melakukan operasi ginjal Clara.

Luffi yang bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan kecil hanya mendapat gaji empat juta perbulannya, sedangkan Alice yang bekerja sebagai karyawan memiliki gaji yang agak tinggi dari Luffi, gaji Alice lima juta perbulan.

Mereka bekerja di perusahaan yang sama, nama perusahaannya adalah Abadi jaya. Sebuah perusahaan kecil yang mempunyai jasa penyalur tenaga kerja dan kendaraan alat berat untuk perusahaan-perusahaan besar.

Tapi Luffi bekerja di kantor pusat bersama dengan Alice istrinya, bukan di tempatkan di perusahaan besar di kota itu.

°°°°

Luffi melihat anak kesayangannya tertidur di dalam ruang inap, Luffi merasa sedih. Hatinya bagaikan tertusuk ribuan jarum suntik, tak sadar air matanya keluar. Luffi sedikit kecewa, karena dia merasa tidak berguna sebagai seorang ayah.

Ketika Luffi sedang melamun, terdengar suara merdu Clara memanggilnya, "Ayah... Kenapa ayah menangis?" ucap Clara dengan suara lirih.

Luffi tersadar dari lamunan dan menghapus air matanya, sambil tersenyum Luffi berkata. "Gak papa putriku, Ayah hanya kelilipan debu tadi di jalan." Ucap Luffi tegar, menutupi rasa kesedihan dia dihadapan malaikat kecilnya.

"Tebak Ayah membawa apa?" ucap Luffi bertanya pada Clara untuk mengalihkan pembicaraan, sambil memperlihatkan kotak kue yang di pegangnya.

Clara berfikir sejenak, tangannya memegangi dagu munginya, sehingga terlihat sangat imut dan ngegemesin.

"Clara tau, pasti Ayah membawa kue bolu coklat, kan?" jawab Clara sambil merapatkan kedua telapak tangannya di dada.

Luffi cemberut, berpura-pura seperti apa yang di jawab anaknya, salah. Lalu Luffi membuka kotak kue bolu coklat yang dibungkus dengan kado, di hadapan anaknya.

"Tarraa...! Kue bolu coklat kesukaan tuan putri telah datang," ucap Luffi mengejutkan Clara sambil tersenyum.

"Horee... Ayah emang tau kesukaan Clara." balas Clara kegirangan mendapatkan apa yang dia inginkan.

Luffi merasa bahagia, melihat putri kecilnya tersenyum dan ceria. Tanpa di ketahui oleh Luffi, bahwa Clara tidak boleh memakan, makanan yang manis-manis terlebih dahulu.

Clara mengambil kue bolu kesukaannya, lalu memakan sedikit kue bolu coklat itu, tiba-tiba saja perutnya terasa sakit, Clara menjerit dan menangis menahan rasa sakit sambil tangan memegang perut. "Aduuh... Sakit-! hiks, hiks,"

Luffi panik bukan kepalang, melihat Clara nangis histeris dia langsung mencari suster untuk memeriksa anaknya.

Tap Tap Tap!! Derap langkah kaki.

Dokter dan suster datang dengan tergesa-gesa ke ruangan inap Clara. Kemudian Dokter memeriksa keadaan pasien dan memberikan suntikan obat padanya. Akhirnya Clara bisa tenang dan tertidur, Luffi merasa lega melihat kondisi anaknya telah membaik.

Dokter melirik kearah Luffi, dan menyuruh dia ikut keruangannya. Didalam ruangan dokter, Luffi duduk berhadapan dengan sang Dokter yang menangani penyakit anak perempuan nya. Lalu Dokter menjelaskan keadaan Clara pada Luffi.

"Apa Pak Luffi memberikan kue bolu coklat yang ada di kotak tadi?" ucap Dokter Ferdi bertanya pada Luffi.

"Iya Dok, itu adalah kue pesanan anak Ku, karena dia sangat ingin memakan kue itu." Luffi membalas pertanyaan Dokter Ferdi dengan tegas dan cemas.

Dokter Ferdi terlihat kecewa, pasalnya karena memakan kue itulah penyakit yang di derita pasien malah memburuk.

"Pak Luffi, kurasa Kita harus cepat mengambil tindakan operasi. Kalau tidak, keselamatan nyawa anak Pak Luffi tidak akan bisa lebih lama lagi," ucap Dokter Ferdi dengan nada simpati pada Luffi.

Bagaikan tersambar halilintar di siang hari, setelah mendengar ucapan dokter Ferdi tentang kesehatan anaknya.

"Karena kue yang di berikan pak Luffi adalah pemicu hingga penyakit pasien menjadi lebih buruk." lanjut Dokter Ferdi menjelaskan.

Wajah Luffi semakin kacau, dia meremas rambut di kepalanya merasa sangat bersalah.

Karena dia, anaknya malah berada di ujung maut.

"Jadi apa yang harus...!" belum selesai Luffi bertanya pada Dokter Ferdi, terdengar suara penuh intimidasi dari arah pintu ruangan.

"Apaa?! Jadi ini gara-gara perbuatan kamu yang sudah memberikan kue bolu itu pada cucu saya." Laras memotong pembicaraan Luffi dan dokter Ferdi.

"Dasar menantu tak berguna, mengurus anak sendiri saja, gak becus." Ucap Laras dengan nada tinggi sambil menunjuk-nunjuk Luffi.

"Aku akan bilang sama anak ku, agar segera menceraikan mu. Kalo tidak, cucuku akan benar-benar mati oleh mu." Laras pun pergi keruangan inap Clara.

Flash back!

Laras datang menjenguk Clara, ketika tiba didalam ruangan dia melihat suster sedang sibuk merawat cucunya.

Kemudian dia bertanya kepada Suster tersebut, "Suster, kenapa? Apa terjadi sesuatu pada cucu Ku?" Laras merasa penasaran dan dia juga tidak melihat Luffi.

"Tadi pasien kejang-kejang kesakitan, lalu sekarang sudah membaik karena sudah di kasih suntikan penenang," ucap Suster cantik dengan menjelaskan.

"Lalu dimana pria yang menjaganya? Kenapa tidak keliatan, apa Suster tahu?" tanya Laras.

"Maksud Ibu, orang tua pasien! Dia sekarang sedang di ruangan Dokter Ferdi, karena ada sesuatu yang penting harus di bicarakan sama Dokter," balas si suster cantik sambil menyuntikan obat kedalam botol infusan.

Setelah mendengar ucapan dari suster, Laras langsung pergi keruangan Dokter Ferdi.

°°°°

Setelah di ruangan inap, Laras menatap pilu cucu kesayangannya. Dia sangat benci pada Luffi, setelah mendengar ucapan dokter Ferdi. Bahwa karena Luffi, penyakit cucunya tambah parah. Dia pun langsung menelpon Alice, untuk mengadukan kelakuan Luffi padanya.

"Tut..tuut..tuuuttt..!!" 📱

📲"Asalam mualaikum. Ada apa mah? Telepon Alice jam segini?" tanya Alice melalui telepon di sebrang sana.

📱"Alice cepat kamu kerumah sakit-! Keadaan Clara nambah memburuk!" suruh Laras pada Alice, langsung tanpa basa basi.

📱"Kan disana ada Luffi, Mah. Emang mamah tidak bertemu dengannya?" tanya Alice yang mulai cemas.

📱"Maksud, Mu. Menantu tak berguna itu-!? Justru karena dia penyakit cucuku jadi lebih parah...!" jawab Laras dengan nada emosi menjelaskan pada Alice.

Alice yang mendengar ucapan mamahnya, spontan syok. "Bagaimana mungkin, Luffi tega membuat anaknya jadi lebih buruk?" gumamnya dalam hati.

Alice terdiam tidak menjawab ucapan Laras, dia masih merasa bingung dengan apa yang terjadi. Laras yang merasa kalau tidak ada jawaban dari Alice, dia langsung mengakhiri panggilannya.

📱"Yasudah, cepat kamu kesini-! Asalam mualaikum," Laras pun menutup teleponnya.

"Waalaikum salam," ucap Alice lesu, saat

mengetahui keadaan anak perempuan nya.

Terpopuler

Comments

Rozilan Jusoh

Rozilan Jusoh

alaioo ibu mertuaku hahaha

2022-01-18

0

🍭𐑈𐓜𑜼ᴋꭺ𑜑ꭰ𑜼³🏹𝕸y💞

🍭𐑈𐓜𑜼ᴋꭺ𑜑ꭰ𑜼³🏹𝕸y💞

Lanjut bacaaa

2021-12-30

1

Muhamad Rifai

Muhamad Rifai

ceritanya mirip sama" TERNYATA SUAMIKU MILIARDER"

2021-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!