Sudah 2 minggu setelah acara nikahannya sepupu Angga. Kita belum ada ketemu, karena kesibukan masing masing. Tapi aku kepikiran dia, jujur saja karena pembicaraan aku sama Mbak Arim waktu itu, aku jadi banyak memikirikan Angga.
Maksud aku, dia pasti sibukan , dia kan dokter yang punya rumah sakit juga. Tapi kenapa aku malah memikirkan m dia terus.
"Mbk Lyra, ini rekap keuangan cafe 3 bulan terakhir." Ujar Dita tiba tiba datang ke ruanganku.
"Iya makasih dita."Balas aku.
"Mbak Lyra udah putus sekarang sama Mas Angga?" Tanya Dita yang penasaran.
"Haa, putus, engga ko"
"Oowh, engga dikirain putus"
"Maksud gue, engga pacaran, ngapain putus"
"Lhoo, jadi engga pacaran toh, jadi apa dong"
"Iya temenan aja, dia sahabat gue"
"Masa mbak? Emang bisa sahabatan cowok sama cewek?. Saya mah engga yakin Mbak"
"Emang nya kenapa?"
"Iya kalo engga jadian, berarti jadi tempat singgah aja"
"Kaya nya engga cuman orang yang sahabatan doang deh, tiap orang yang deket juga pasti begitu kan pilihannya"
"Iya bener juga si Mbak hehe"
Terus Dita, asisten aku pun keluar. Dia masuk cuman mau memberikan laporan rekap anggaran cafe 3 bulan terakhir. Kenapa ya orang pada tidak percaya dengan persahabatan cowok dan cewek. Aku percaya kok, walaupun kita sahabatan, tapi kita bisa di jalan kita masing masing.
Tiba tiba HP aku bunyi, ternyata ada yang menelpon. Saat aku membuka HP, yang menelpon adalah Nisya, tetangga aku, tumben amat dia menelpon.
"Halo, sya, kenapa nelpon gue?" Tanyaku.
"Halo, Ka. Papa Kaka jatoh di kamar mandi, sekarang kita nganterin Papa Kaka ke rumah sakit yang deket rumah," cerita Nisya.
Rasa seperti terkena sambar aku mendengarnya. Kenapa tiba tiba Papa jatoh, biasanya Papa baik baik aja.
"Papa gimana sya?" Tanyaku.
"Engga sadar ka, kaka langsung aja ke rumah sakit yaa, entar kita ketemuan disana," balas Nisya.
"Iya sya, kabarin gue terus ya"
Pas mendengar kabar itu, aku mencoba tetap tenang, berharap Papa beneran tidak apa apa. Tapi tiap kali mencoba menenagkan diri, aku malah bertambah rasa tidak tenang. Aku harus bagaimana, pengen nangis rasanya.
Aku langsung memesan taksi online ke rumah sakit. Pas di rumah sakit, aku yang sudah sampe duluan, aku menunggu depan lobby rumah sakit. Tidak lama mobil Nisya sampe, Papa langsung dibawa ke IGD, dan dokter langsung bawa Papa ke ruang perawatan. Nisya sama suaminya membantu aku buat mengurus administrasinya, karena aku tidak tenang duduk di luar.
Setengah jam aku nunggu, dokter keluar. Kata dokter, Papa kebentur di bagian kepala dan tidak tau seberapa parah kepala Papa akibat benturannya sebelum diliat pake sinar X. Karena udah mengurusi administrasinya yang diurusin Nisya sama suaminya. Papa dibawa ke ruangan intensif.
Sekarang udah malem, Nisya sama suaminya pamit. Aku tidak bisa meninggalkan papa, jadi aku tidur di rumah sakit malem ini. Tapi aku juga udah minta tolong Nisya untuk membawakan baju. Nisya ini temen aku, walaupun lebih muda 2 tahun dari aku. Tapi dia udah tau seluk beluk aku dan seluruh isinya. Jadi aku tidak masalah kalo dia yang bawain baju aku.
Setelah Nisya sama suaminya pulang, aku tutup pintu, karena emang tidak ada yang dateng juga. Aku mrnangis, aku menangis tanpa suara. Papa tidak sadar, maksudku, gimana dengan aku, aku harus apa, apa aku harus tenang?. Aku bahkan tidak bisa pindah tempat karena tidakbtenang. Papa terbaring di kasur, tidak sadar, mana mungkin tidak bisa tenang.
***
Pagi hari ini, aku terbangun, ternyata aku ketiduran di kursi. Papa masih belum sadar, akj mau sholat dulu. Pas banget Nisya dateng bawain sekoper bajuku.
"Ka, lo engga tidur? Jangan jangan lo nangis semaleman ya," ujar Nisya.
Aku cuman melihat Nisya aja, terus aku pergi ke kaca, melihat kondisi mata. Dan ternyata memang parah sembab, bengkak, pokok nya tidak karuan banget.
"Ka, ato lo mau engga gantian sama gue." Ujar Nisya.
"Engga usah Sya, lu kan punya keluarga yang harus diurusin," kataku.
"Lo kan juga keluarga gue ka," balas Nisya.
"Oia sya, gimana ceritanya kemarin," kataku.
"Kemaren pas RT ke rumah lo ka, buat minta fotokopi KK, terus ngedenger suara kejatohan gitu, karena papa lo dipanggil engga keluar keluar, jadi Pak RT manggil tetangga buat ngebuka paksa pintu lo, iya terus akhir nya dianter sama gue," cerita Nisya.
"Gue harus apa ya Sya"
"Tenang ka, lo kan udah di rumah sakit"
"Pikiran gue udah kemana mana, gue kaget banget, gimana kalo Papa nantinya..."
"Ka, lo mau ngomong apa si, jangan mikirin hal yang terlalu jauh ka, hadapin aja yang ada di hadapan lo. Gue tau ko lo itu orang yang kuat"
Aku mendengar omongan Nisya, cuman bisa terdiam. Bener juga kata Nisya, tidak berguna nya juga aku memikirkn hal yang belum tentu juga. Yang bisa aku lakukan cuman berdoa.
Tiba tiba HP aku berbunyi, pas aku membuka pemberitahuannya, ternyata Dita yang menelpon. Dia nanya ruangan Papa, mungkin mau kesini sama anak anak cafe, yang penting kesini nya kabarin, walaupun kemungkinan aku tidak kemana mana si.
Aku tidak memberitahu Angga, kalau aku memberitahunya juga karena apa. Aku cuman temennya kan, aku bukan siapa siapa yang lebih. Tapi temennya iya tidak apa apa kali kalo misalnya diberitahu. Tapi memberitahukannya gimana, Angga Papa gue masuk RS, gitu?. Duh kenapa aku jadi begini si. Tapi Angga tidak menghubung aku juga udah 2 minggu. Apa aku chat duluan, aaakhhh rasanya sangat mengesalkam, aku tidak tau harus apa, Papa masih belum sadar, aku tidak ada temennya.
Tadi aku udah ketemu dokter, dokternya kesini karena tau aku cuman sendiri yang nungguin Papa. Kata dokter, karena posisi Papa jatoh nya kedepan, jadi yang kebentur itu bagian depan kepala Papa. Sebenernya, tidak ada yang fatal dari benturan kepala Papa, tapi karena Papa ada riwayat jantung lemah, jadi Papa shock mungkin itu yang bikin Papa belum sadar sampe sekarang.
Setelah cafe tutup, anak anak cafe banyak yang ke RS, walaupun cuman sebentar karena sudah malem, tapi aku senang soal nya ada temen. Jujur aja mungkin aku ini kuper, jadi temen aku sedikit, mereka yang di cafe bagi aku adalah temen. Mereka dateng kesini, bikin aku lebih tenang.
Tadi Dita nanya, Angga udah kesini belum, terus aku jawab, Angga bahkan belom kasih tau, gimana mau kesini. Aku memikirkan apa hubungan kami renggang karena dia kemaren menyatakan perasaannnya. Tapi sekarang aku rasa aku membutuh dia, aku butuh di temenin, yang menemani yang menenangkan. Apa perlu aku chat Angga sekarang ya, apa besok aja?. Sumpah aku juga tidak tau harus gimana, harus apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Aryfuu
Bagus thor ceritanya, penyajian dialog sehari-hari yang ringan sangat baik untuk membuat pembaca nyaman ketika membaca cerita ini dan tanpa terasa sudah sampai di akhir chapter. Itu yang aku rasakan sih hehehe. Tetap semangat buat up ya.
Salam dari Teror dibalik Senyuman plus Aku, Kau, dan Buku Novel Ringan
2020-10-10
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
boom like 5 episod untukmu thor, nanti aku mampir lagi
ditunggu feedbacknya
2020-09-29
2
Belina Azhari
Hai kak aku mampir ni,. 5 like sudah mendarat dan 5 ratenya,.
Ceritanya bagus kak,. Next up kak ditunggu kelanjutannya,.
Mampir juga ya ke karya ku "Sweet Emeny"
Makasih kak☺
2020-09-29
1