Pagi itu Kiara sudah menapaki jalan menuju Sekolahannya.Dengan seragam Sekolahnya dan rambut dikuncir kuda dia berjalan dengan ringan.Seperti tak merasakan capek meski setiap hari dia cuma tidur -+ 4 jam.
Sampai Di Sekolah ia disambut oleh ke3 sahabatnya.
"Pagi Gaes!"Sapa Kiara.
"Pagi Ki."Jawab mereka berbarengan
Dan pelajaran pun dimulai.Seperti biasa kiara memperhatikan dengan sungguh sungguh.Demi masa depan dan cita citanya Kiara harus berjuang dalam pelajaran.
Jam menunjukan pukul 14.00 dan pelajaran pun selesai.Setelah itu,Kiara masih sibuk dengan buku pelajaran nya.
"Kamu gak balik Ki?"tanya Ajeng
"Balik dong tapi bentar lagi.aku masih mau ke Perpus."
"Oh ya udah kalo gitu aku duluanya*."pamit Ajeng.
"Woi mau kemana Jeng?tumben buru buru balik."tanya Luna
"iya,Aku mau pergi sama Papi Mami."jelas Ajeng.
"Oh ya udah hati hati!"kata Luna.
"kita juga balik dulu ya Ki.aku juga mau nyalon sama Mama."kata Tari
"Iya ati ati ya."kata Kiara dengan senyum manisnya.tapi didalam hatinya entah ada gejolak yg membuatnya tak nyaman.
"Beruntung benget mereka,andai aku juga...".gumamnya terpotong dan seketika ia sadar kalo itu gak mungkin terjadi.
"Ayo Ki semangat,jalan kamu masih panjang,jangan berkhayal yg bukan bukan."gumamnya sambil menyemangati diri sendiri.
Kemudian Kiara mengemasi buku bukunya dan berjalan menuju Perpus.
Sampai di Perpus ia mulai mencari buku yg ia butuhkan.Tak butuh waktu lama untuk menemukannya.Setelah itu ia pun segera meninggalkan Perpus ,setelah itu ia pergi ke halte untuk berangkat kerja
Sampai di Kafe ia segera mengganti seragamnya.Setelah itu,ia segera membersikan beberapa meja.Suasana sore itu,Kafe tidak begitu rame.Pengunjungnya pun bisa dihitung dengan jari tidak seperti biasanya.
Hari mulai petang,matahari pun sudah kembali ke peraduannya.Tapi Kafe masih sepi.Kiara memanfaatkan waktu nya untuk belajar disamping meja kasir.Ia masih fokus pada buku pelajarannya.
PRANK....suara gelas jatuh memecahkan konsentrasi Kiara.Ia pun segera mendongakkan kepalanya dan mencari sumber suara itu.
Lalu ia segera berlari menuju sumber kegaduhan.
"Aduhhh...maaf ya Mbak.Gelasnya pecah."kata pengunjung..
"Iya Bu tidak apa apa,biar saya bersihkan."kata Kiara sambil membersihkan pecahan gelas.
"Makasih ya Mbak."kata pengunjung
"Iya Bu,memang sudah tugas saya."setelah selesai kiara pun segera pergi.
tak lama datanglah sekumpulan ibu ibu sosialita.
"Selamat sore Nyonya bisa saya bantu".sapa Dian.
"mmmm...aku pesen capuccino ice."pesan salah satu ibu sosialita dengan angkuh.
setelah mereka selesai memesan merekapun pergi mencari tempat duduk yg nyaman.
"Mbak!!!"teriak salah satu ibu ibu tadi.lalu Kiarapun pergi menghampiri.
"Iya, bisa saya bantu Bu,"tanya Kiara.
"Bersihin nich,jorok banget sih!!."kata salah satu Ibu Ibu tadi dengan sombong.
"baik,"jawab Kiara dengan sopan.Kiara pun segera membersihkan meja yang sebenarnya tidak kotor.
"Kalo kerja tu yang bener,jangan malas.Masak ada meja kotor dibiarin aja!"omel mereka.
"Iya ibu ,saya mohon maaf atas ketidak nyamanan nya."jawab Kiara penuh kesabaran.
"Kalo dikasih tau yang bener itu dengerin,gak malah melotot kayak gitu!"sahut salah satu ibu tadi sengaja mencari masalah.
"Maaf bu,tapi..."belum sempat kiara melanjutkan perkataannya,sebuah tamparan mendarat di pipinya dengan keras.
PLAKK....
"Pelayan aja belagu.Kita kasih tau yg bener masih aja jawab."omel mereka dengan tangan dipinggang.
"Maaf bu,sekali lagi mohon maaf".kata kiara sambil memegangi pipinya yg terasa panas.kemudian ia pergi meninggalkan mereka.
"Kamu gak papa Ki?"tanya Dian kwartir sambil melihat bekas tamparan tadi.
"Iya Mbak,aku gak papa kok."kata Kiara menyakinkan
"Ya udah tolong dianter ya,habis itu dikompres dulu.Aku masih harus nyiapin pesenan lain."jelas Dian
"iya Mbak."kiara pun berjalan dengan membawa nampan menuju meja ibu2 sosialita tadi.
"Maaf ini pesanannya."katanya sambil meletakkan gelas dimeja.
"Ada yg perlu dibantu lagi?"tanya kiara mesti sudah ditampar ia tetap ramah.
"Kalo tidak saya permisi,selamat menikmati"
Terlihat tatapan tak suka dari ibu2 tadi.Kiara pun kembali melanjutkan aktifitas nya.Dan tak lama ibu2 tadi memanggil
"Pelayan,sini kamu!!"teriaknya, Dian pun maju.Belum beberapa langkah,langkahnya pun terhenti.
"Stop,bukan kamu.Aku panggil dia"katanya sambil menunjuk kearah kiara.
"Udah Aku aja yg pergi.Kamu kebelakang aja kompres pipi kamu."kata Dian
"Udah gak papa Mbak.mereka nyuruh aku,Mbak disini aja."tenang kiara.
"*Tapi aku takut,kayaknya mereka mau membuat masalah ama kamu."
"Udah gak papa kok Mbak,tenang aja*."
Kiara pun berjalan mendekati mereka.
"Iya ibu,bisa saya bantu?"tanyanya dengan senyum yg manis
"udah gak usah senyum senyum bikin mual aja.heh...ini kopi apa air kobokan.rasanya gak enak banget."
"Maaf Bu.itu kopi sesuai pesenan anda."jawab Kiara.
"Iya,tapi masak rasanya kayak air kobokan gini.nih kamu rasain!!"kata ibu tadi,sambil menyiramkan kopi diwajah kiara.untung kopinya sudah anget.coba kalo panas.entah apa yg terjadi pada wajah Kiara.
"Tu rasain,enak gak.hufftt bikin kesel aja"kata ibu yg menyiram tadi
"Maaf Bu,biar saya ganti yang baru".kata kiara masih dengan sabar.
"Gak usah,kapok ngopi disini.Pelayannya gak baik,kopinya gak enak,harganya mahal.hufffttt bikin bete aja.Ayo Jeng kita pindah Kafe aja."kata sipelaku dengan sombongnya.
mereka pun pergi meninggalkan kiara yg masih setia berdiri dengan kepalanya yg tertunduk.
"Ibu,maaf bayar dulu"kata Dian kala ibu ibu tadi melewatinya.
"bayar ??ogah banget,kopi gak enak gitu"kata ibu2 kampret dengan penuh emosi.
"tapi Bu..."belum sempat Dian melanjutkan kalimatnya.rombongan ibu ibu tadi sudah meninggalkan kafe.
Kiara pun sudah memberesi gelas gelas dan sudah mengepel lantai yg terkena kopi tadi.
"Ki kamu gak papa?"tanya Dian dengan panik.
"Gak pa pa kok Mbak,cuma kaget aja".katanya masih dengan senyum khasnya.
"Ki... Ki...seharusnya kamu ngelawan donk.jangan diem aja ditindas kayak gini"kata Dian sambil membantu membersihkan rambut kiara.
"Gak pa pa kok mbk,gak ada guna nya juga ngelawan.lagian aku masih butuh kerjaan ini.tau sendiri bos gimana."kata Kiara.
"Iya udah,kamu sabar ya.lain kali biar aku aja yg ngurusin hal hal kayak gini.,"kata Dian
"Yaudah sana,bersihin didalam,terus ganti baju nya."lanjut Dian.Kiarapun meninggalkan Dian didepan.terlihat puluhan pasang mata yg masih melihat mereka.Tak sedikit dari mereka membicarakan kejadian tersebut.Tapi Kiara cuek tak peduli akan hal itu.
Malam kian larut,Kiara dan Dian pun bersiap menutup Kafe.Setelah bersih bersih dan membuat pembukuan,mereka pun siap siap.
"Duh...pemasukannya kurang 150 ribu nich Ki,gimana donk.gaji ku udah aku kirim kekampung."jelas mbk Dian
"ya udah Mbak,nich pake uang ku aja."kata Kiara sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan.
"tapi Ki..."
"udah gak pa pa Mbak,ini kan juga salah ku.kalo bukan gara gara aku mereka gak akan marah dan pasti bakalan bayar."
"ya udah besuk kalo udah gajian aku ganti separo ya"kata dian
"iya mbk santai aja."kata kiara.tapi didalam kepalanya mulai memutar otak untuk mencari uang.
Setelah selesai dan Kafe sudah ditutup.Kiara pun segera bergegas menuju ke Restoran.masih banyak piring yg menantinya disana.Kiara berjalan dengan sesekali berlari kecil.
"Hufffttt...hari ini apes banget sih,udah ditampar,disiram kopi,masih harus bayar kopi tadi.Dimana aku harus cari uang buat gantiin uang tadi.Mana besuk harus bayar kost,kalo telat pasti bakal kena omel lagi."gumam Kiara.
Kiara sampai Restoran dan segera menyelesaikan tugasnya.
setelah bergulat selama 2 jam lebih,akhirnya kerjaannya selesai.Kiara pun menemui pak Herman.
"Pak Herman,"kata kiara
"Ada apa Ki,udah selesai?"tanya pak Herman
"Iya pak sudah,pak...mmmmm...."kata kiara ragu ragu.
"Iya Ki ada apa?"
"Anu pak,maaf sebelumnya.saya mau kasbon uang boleh?"kata kiara hati hati
"Oh...berapa Ki?"kata pak Herman sesaat menghentikan aktivitas nya.
"Cuma 150 ribu aja kok pak."
"*Buat apa Ki?"
"mmmm...saya ada kebutuhan mendadak Pak.Nanti pas gajian langsung dipotong saja."
"ooohh..ya udah tunggu bentar ya.bapak selesai masak ini dulu*."
"Iya pak."Kiara pun dengan sabar menunggu pak Herman dipojokan.
Tak lama pak Herman pun menghampirinya.Pak Herman mengeluarkan dompet warna hitamnya.Dikeluarkannya uang 50ribuan 4.Kemudian memberikannya pada Kiara.Kiara melihat uang itu,alisnya sedikit mengkerut.
"Aduh pak, kebanyakan."kata Kiara sambil mengembalikan 1 lembar uang 50ribuan
"Gak pa pa Ki,kamu pake dulu."paksa pak Herman.
"Makasih pak,ini aja udah cukup.Nanti utang saya kebanyakan,takut gak bisa bayar.Sekali lagi terima kasih banyak pak."kata kiara
"ya udah kalo gitu."kata pak Herman seraya menerima uang tadi.
"kalo gitu saya pamit pak."kata kiara.
pak Herman pun masih melihat punggung Kiara yg sudah menjauh.
"Kamu hebat Ki"gumam pak Herman.
Begitulah kegiatan sehari hari kiara.Hidupnya hanya dihabiskan untuk belajar dan bekerja.Tak ada waktu untuk bermain seperti anak anak seusianya.Diusia yg belia dia sudah berpikir dewasa.Berpikir bagaimana caranya agar dia besuk bisa bertahan hidup.
Meski harus merasakan siksaan dan makian, tapi ia masih harus tetap bertahan.Sesaat dia sempat berpikir untuk mengakhiri penderitaannya.Tapi ketika ia mengingat orang orang yg menyayanginya semangat hidup nya tumbuh kembali.
.
..
...
.....
....
......
......
Bersambung....
Gimana????
Suka tak????
Mohon saran dan masukannya..
Terima kasih😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments