Happy Ending In My Life
Dikamar 3x3 meter inilah Kiara hidup seorang diri.Tak banyak perabotan dalam kamarnya,hanya ada lemari plastik warna coklat,kasur busa yg sudah lusuh,dan sebuah meja kecil tempat kaira meletakan buku ,peralatan sekolahnya dan sebuah bingkai kecil terdapat foto yg sudah sedikit memudar gambarnya.
Jeduarrrrr.....
Suara petir yg membangunkan Kiara dari mimpi buruknya.Mimpi buruk yg selama 6 tahun selalu menghantuinya.Dengan keringat yg membasahi dahi dan sekujur tubuhnya.Kiara mencoba mengatur laju nafasnya.
"Hufffttt...lagi lagi mimpi yg sama."Gumam Kiara sambil menyeka keringat yg ada di dahinya.
Jam dinding menunjukkan pukul 05.00.Baru 3 jam lalu Kiara memejamkan matanya.Namun karena mimpi buruknya itu ia tidak dapat memejamkan matanya kembali.
Diraihnya bingkai foto yg ada diatas meja.Diusap sambil dilihatnya dan sesekali ia menciumnya.
"Bunda,Bunda baik baik saja kan disurga.Ki kangen Bunda,Ki juga baik baik saja disini."Gumam Kiara sambil mengusap foto itu.
"Ayah,dimanapun Ayah berada,semoga Ayah selalu sehat dan selalu bahagia.Ki disini baik baik saja kok.Tunggu Ki ya ayah,kalo Ki sudah dewasa dan mandiri Ki bakal cari ayah.Ki mau jadi apa yg ayah mau,Ki gak akan ngerepotin ayah dan mama lagi."Kata Kiara,tak terasa air mata membasahi pipinya.
Kiara membuka buku pelajarannya dan mulai membaca untuk mengisi waktu.Kiara anak yg pandai ceria dan juga ramah.Diusianya yg masih belia dia harus bekerja banting tulang untuk bisa bertahan hidup.
Tak terasa jam menunjukan pukul 06.05
Kiara bergegas menuju kamar mandi dan bersiap ke sekolah.
Pagi itu matahari pun enggan menyapa,udara dingin masih menusuk tulang.Kiara berjalan menyusuri trotoar yang basah menuju sekolahannya.Begitulah kebiasaan kiara,untuk menghemat pengeluaran nya kiara rela berjalan kaki menuju sekolahannya.
45 menit waktu yg dibutuhkan kiara untuk sampai disekolah.Kiara memasuki gerbang sekolah menuju kelas.Sepanjang perjalanan senyum manis kiara terpancar menyapa siapa saja yg ia temui.Sampai dikelas kiara meletakan tas diatas meja.
"Pagi Ki..."Sapa Ajeng sahabat kiara sekaligus teman sebangku kiara.
"Pagi.."Sahut Kiara dengan Senyum manis diwajahnya.
"Ki pinjem PR dong."Kata Ajeng.
"Emang kamu belum ngerjain?".Tanya kiara heran.
"Hehehehe...belum."Kata singkat Ajeng sambil nyengir.
"Kebiasaan lo"Kata Kiara sambil menyodorkan buku nya.
"Makasih kiara,aku makin sayang deh ama kamu."kata Ajeng sambil memeluk manja Kiara.
"Mulai deh..."Kata Kiara sewot.
"Pagi gaes..."Sapa Luna dan Tari bersamaan.
"Pagi,tumben kalian telat?biasanya juga Dateng duluan."Tanya Kiara
"Iya nich Ki..tadi harus jemput tuan putri dulu ni.jadinya lama"Jawab Luna
"Tumben,mang si Tari gak dianter supirnya?"tanya Ajeng sambil serius menyalin PR Kaira.
"Supir ku lagi sakit,jadi gak bisa nganter"jelas Tari
"Tau gitu tadi bareng gue aja".kata Ajeng.
Yah, begitulah ketiga sahabat Kiara memang tergolong anak orang kaya.Beda jauh dengan kehidupan Kiara.Tapi Kiara tak sedikitpun mau memanfaatkan mereka.Meskipun hidup kiara susah,tapi didepan ketiga sahabatnya kiara tidak pernah memperlihatkannya,bahkan ketiga sahabatnya pun tidak tau perjuangan yg harus Kiara alami.
*Kriiiiingggg....
Terdengar suara bel tanda kelas segera dimulai.Kiara dan teman temannya bersiap ditempat duduk masing masing untuk mengikuti pelajaran.
Tak lama guru matematikanya masuk kedalam kelas.Dan pelajaran pun dimulai.Kiara dengan sungguh sungguh memperhatikan apa yg gurunya ajarkan.Maklum saja,Kiara adalah murid yg berprestasi ia mendapat beasiswa selama sekolah disana.
Pukul 14.00 jam pelajaran pun selesai.Kiara dan ke 3 sahabatnya pun meninggalkan kelas.
"Akhirnya pulang juga!"kata Ajeng.
"Heem...bosen banget tau dengerin Pak Anto pidato."Sahut Luna.
"Kamu kayaknya biasa aja Ki?"Tanya Luna
"Yah kalo Kiara mah gak pernah ada kata bosen.Hidupnya cuma buat belajar aja".Ejek Ajeng yg cuma dibalas senyum oleh kiara.
"Ke Kafe yuk!"Ajak Tari.
"Yuk yuk...ke Kafe depan sekolah aja.Katanya lagi ada promo lo."Sahut Luna semangat.
"Aku sih ikut aja."Kata Ajeng.
"Kalo kamu Ki,ikut gak."Tanya Tari
"Mmmmm...kayaknya gak deh."Kata Kiara sambil melihat jam tangan nya.
"Yah...Kiara ikut aja yok.Kamu jarang lho ikut kita kumpul."Bujuk Luna.
"Iya,lain kali ya.hari ini aku harus kerja."Jelas Kiara
"Bentar aja Ki,atau hari ini gaji kamu aku ganti deh,tapi kamu ikut kita kumpul ya ya..."Rayu Ajeng.
"*Maaf gaes,lain kali ya.aku dah mo telat nich."
"Ya udah deh,tapi lain kali ikut ya."
"Siap,ya udah aku duluan ya*.."Kata Kiara seraya meninggalkan ke3 sahabatnya.
Kiara berjalan sampai di Halte depan Sekolahannya.Tak lama angkot yg ia tunggu akhirnya datang.
Tak butuh waktu lama untuk kiara sampai di tempat kerjanya.kiara bergegas masuk kedalam kafe,tempat ia bekerja part time.
"Siang mbak Dian!"Sapa Kiara kepada teman kerjanya.
"siang Ki...kamu sudah dateng?"tanya mbak Dian.
"Iya mbak,Aku kebelakang bentar ya."Kata Kiara seraya berjalan menuju ruangan khusus karyawan.
Tak lama Kaira pun keluar lalu segera membantu membersihan lantai dan meja yang kotor.
Suasana kafe tempat kiara bekerja siang itu cukup ramai,sehingga membuat kiara dan mbak Dian sedikit kualahan.Maklumlah di Kafe itu cuma ada 2 karyawan.
"Ki anterin ke meja 6 ya!"Kata Mbak Dian
"Siap Mbak!"Sahut Kiara sambil menerima pesanannya.Setelah selasai mengantar pesanan kiara pun kembali ke meja kasir.
"Ada pesenan lagi Mbak?"Tanya Kiara
"*Belum ada."
"OKE*."Sahut Kiara singkat.
Kiara pun mengambil buku pelajaran yg ada didalam tasnya.Kemudian Kiara pun mulai membaca dan mengerjakan tugas rumahnya.Beginilah kegiatan kiara dikala pengunjung Kafenya tidak begitu ramai,ia mencuri waktu untuk belajar.
Semakin malam,Kafe pun semakin ramai.Banyak anak-anak muda seusianya yg menghabiskan waktu mereka disana.
Terselip rasa iri dihati Kiara, melihat anak anak seusianya bisa tertawa riang bersama teman teman mereka.
"Kenapa Ki,kok ngelamun?"Tanya Mbak Dian.
"Mbak Dian ngagetin aja,gak aku cuma ngelihatin anak anak itu."kata kiara.
"Hidup mereka terlihat sangat bahagia, seperti tidak ada beban hidup.Aku jadi iri melihat mereka."Lanjut Kiara.
"Kamu kan juga bisa kayak mereka Ki,kamu masih muda ini.Kerja siang malam emang buat apa?"Kata Mbak Dian.
"Apa mungkin bisa?"Gumam Kiara lirih.
Jam menunjukan pukul 22.00 Kafe tempat Kiara kerja pun mulai sepi hanya ada beberapa pengunjung yg sudah bersiap untuk pergi.Kiara dan Mbak Dian pun segera beberes.Setelah selesai Kiara membantu Mbak Dian menutup Kafe.
"Ki mau bareng gak?"Tanya Dian diparkiran.
"Gak deh Mbak..makasih.Aku masih mau ke Restoran."
"Oh ya udah Ki.Kamu jangan capek capek.Jaga kesehatan,nurutin cari uang ga ada habisnya."
Mendengar kata kata Dian,Kiara hanya bisa tersenyum.Memang betul kata kata Dian.Tapi untuk menyambung hidupnya Kiara harus tetap banting tulang.
Setelah berpisah dengan Dian.Kiara pun mulai melangkahkan kakinya.Ia menyusuri trotoar ditemani hembusan angin dingin.
-Restoran-
"Malam Pak Herman!"Sapa Kiara pada kepala Chef di Restoran itu.
"Malam Ki,langsung kebelakang aja ya!Dah banyak yg nungguin kamu."Kata Pak Herman dengan senyum khasnya.
"Siap Pak!"Jawab Kiara seraya meninggalkan dapur.
Kiara berjalan melewati beberapa Chef Chef yang sedang sibuk memasak.Begitu sampai di belakang dapur,kiara sudah disambut oleh piring piring kotor yg sudah menggunung.Beginilah pekerjaan kiara yg kedua.Ia membantu mencuci piring disebuah restoran.Meski gajinya tak begitu banyak,Tapi ia tetap bekerja dengan rajin.Karna dia sadar jaman sekarang susah untuk mencari pekerjaan.
Pukul 00.30.setelah bertarung dengan piring gelas dan kawan kawannya.Akhirnya pekerjaan nya selesai.
Setelah menata rapi alat tempurnya.Kiara pun pamit pulang kepada Pak Herman sebagai kepala Chef disana.
"*Pak Herman,saya pamit ya!"
"dah selesai Ki*?"Tanya Pak Herman
"*Iya Pak"
"Yaudah,ni buat kamu.Lumayan buat ganjel perut sebelum tidur*."Kata Pak Herman sambil menyerahkan kantong kresek berwarna hitam.
"Makasih pak."Senyum Kiara mengembang saat menerima bungkusan itu.
"Kalo begitu saya pamit dulu Pak."Kiara berjalan dengan riang.
"Aku kasian melihat anak itu,diusianya yg masih belia dia harus kerja kasar kayak gitu."Kata Pak Herman kepada teman Chef nya.
"Iya,tapi aku salut padanya.Dia selalu ceria dan juga semangat.Setiap dia dateng kesini selalu memberi energi positif.Kita jadi ikut semangat."Kata teman Pak Herman.
Malam itu sudah sangat larut.Dan suasana malam itu sudah sepi.Hanya ada beberapa mobil yg berlalu lalang.Kiara nekat berjalan kaki,sebenarnya ia sudah biasa seperti itu.Untung kalo ada teman kerjanya mau mengantar sampe depan kostannya.
Maklum saja,ditengah malam seperti ini mana ada angkot.Mau pesan ojol apa daya kiara hanya punya hape jadul.Dan terpaksa setiap pulang kerja dia harus menempuh jarak 1km jauhnya.
Tapi kiara tak pernah mengeluh,meski kadang capek,tapi Kiara harus terus berjuang.
sesampainya di kosan kiara mengistirahatkan sebentar badannya.Ia selonjorkan kakinya,dan memukul mukul kaki nya yg terasa pegal.
Sambil istirahat Kiara mengambil bungkusan yg diberikan Pak Herman tadi.
Dibukanya bungkusan itu,terlihat beberapa jenis makanan tersusun rapi pada styrofoam.Kiara mulai memakan satu persatu makanan yg ada didalam.
"Memang enak makanan orang kaya,kalo gak kerja di Restoran mana ada kesempatan buat aku merasakan makanan kayak gini."Gumam Kiara sambil mengunyah makanannya.
Begitulah hidup kiara,selain harus bekerja keras,Kiara pun harus hemat.Untuk makan pun kiara sering diberi makanan sisa dari Restoran.
.
..
...
....
.....
Bersambung....
Gimana ceritanya....
Mohon komen dan sarannya ya
Terimakasih 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
like mendarat...mari qt slg dukung sampai eps.terakhir.
di tgu feedback-nya di novelku
the Thunder's love
cinta rasa covid-19
2021-02-25
2