Menjadi Istri Pertama Duke | Lee Jeno NCT Dream
enam
Lee Nari telah berasumsi (bahkan berharap) bahwa hal itu (tidur bersama) hanya akan terjadi satu kali saja.
Lee Nari
Kenapa tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku?
Lee Nari
˚‧º·(˚ ˃̣̣̥⌓˂̣̣̥ )‧º·˚
Lee Nari telah menghindari Jeno sepanjang hari,
Dia bahkan berpura-pura sakit hanya untuk menghindari bertemu dengannya saat makan malam.
Sekarang Lee Nari tengah asik membaca, sampai terdengar ketukan di pintunya.
Lee Nari
/tidak curiga pada apapun/
Lee Nari tidak memperhatikan sampai dia mendengar langkah kaki yang lebih berat,
Lee Nari
/bibirnya melengkung ke bawah/
Lee Jeno
Kenapa kau tidak datang untuk makan malam?
Lee Jeno
Aku sudah menunggumu.
Lee Nari
/Tiba-tiba merasa bersalah/
Lee Nari
Saya… merasa agak sakit tadi, itu saja.
Lee Nari
Namun, saya merasa jauh lebih baik sekarang.
Lee Jeno
Lain kali kau harus memberitahuku.
Lee Jeno
/mengambil tempat duduk di samping tubuh Nari yang terbaring/
Lee Jeno
Aku pasti akan datang dan menjengukmu jika aku tahu kau sakit.
Lee Nari
/tersenyum meyakinkan/
Lee Nari
/meletakkan bukunya di atas meja samping tempat tidurnya/
Lee Nari
Anda tidak perlu seperti itu.
Lee Nari
Tidak, sungguh. Aku bahkan tidak sakit sejak awal. /dalam hati/
Lee Nari
Saya akan tidur, jadi jika Anda bisa pergi, Saya akan sangat menghargainya–
Lee Nari terlambat menyadari ketika Jeno melepas baju terluarnya.
Kemudian menanggalkan semua pakaiannya kecuali pakaian dalamnya.
Lee Nari
/menatap dengan tidak percaya/
Lee Nari
Apa yang sedang Anda lakukan?
Lee Jeno
/mengangkat bahu/
Lee Jeno
/naik ke tempat tidur/
Lee Jeno
Berbaring dengan istriku.
Lee Jeno memasang ekspresi agak puas saat dia membenamkan hidungnya di lekuk leher Lee Nari.
Lee Jeno
Apa kau keberatan aku ada di sini?
Lee Nari
Ya! /teriakan dalam hati/
Namun, alih-alih memprotes atau mengatakan sesuatu yang berbeda dari apa yang sebenarnya dia pikirkan, Lee Nari menggelengkan kepalanya.
Lee Nari
Tidak sama sekali.
Lee Jeno
/bergumam dengan senyum puas/
Lee Jeno
/tangannya meremas pinggang Nari/
Lee Jeno
Selamat malam, sayang.
Berdasarkan ingatan Nari, Lee Jeno tidak pernah memanggilnya dengan panggilan sayang di dalam novel, jadi wajar saja jika ada perasaan aneh di perutnya saat 'suaminya' melakukannya.
Nari merasa seperti dicengkeram kuat saat Lee Jeno mengeratkan lingkarkan lengannya di tubuh Nari.
Lee Jeno
/Napasnya menggelitik kulit Nari, /
Lee Jeno
/Bibirnya hampir menyentuh leher Nari/
Nari berusaha sekuat tenaga untuk tidak meringkuk
tetap diam sebisa mungkin.
Lee Nari
Selamat malam, Yang Mulia.
Nari bisa merasakan bibir Jeno mengerut, tetapi dia tidak bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Lee Nari
/sedikit bergeser, memejamkan mata, mencoba yang terbaik untuk fokus pada perasaan selimut satin lembut yang melilitnya daripada lengan yang secara praktis membungkusnya/
Begitulah cara Nari mengetahui bahwa Jeno adalah pria yang egois dan mementingkan diri sendiri.
Sang Duke hampir tidak memberikan ruang untuk protes, selalu membujuk Nari untuk tidur dengannya setiap malam tanpa henti.
Comments