Menjadi Istri Pertama Duke | Lee Jeno NCT Dream
empat
Lee Nari terkejut saat melihat Jeno di lorong beberapa langkah darinya.
Tidak yakin apakah ia harus mencoba mendekati pria itu.
Nari memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia bergegas menuju kamarnya sendiri, tidak ingin berinteraksi dengan pria itu lebih dari yang seharusnya.
Tepat saat dia hendak meraih pintu, Jeno meraih pergelangan tangannya, matanya menyipit.
Lee Nari
Kenapa dia terlihat sekesal itu padaku? /dalam hati/
Lee Nari
/mengangkat alis/
Lee Nari
/bingung, karena Jeno menanyakan pertanyaan yang agak retoris/
Lee Jeno
/menggigit bibir bawah/
Lee Jeno
Aku memintamu untuk bergabung denganku di kamarku.
Dari apa yang telah dibacanya di bab-bab sebelumnya, Jeno tidak suka berbagi ranjang dengan istrinya, lebih mengutamakan batasan yang ditetapkannya sendiri dengannya di atas segalanya.
Lee Nari
Apa-apaan ini? /dalam hati/
Lee Nari
Maaf? Saya.. saya tidak yakin mengerti—
Lee Jeno
persis seperti yang kau dengar
Lee Jeno
/melepaskan tangan Nari dari gagang pintu/
Lee Jeno
/menggenggam erat/
Lee Jeno
Aku yakin aku tidak memberi ruang untuk salah tafsir.
Lee Nari
Saya mengerti, kecuali...
Lee Nari
/mengalihkan pandangan/
Lee Nari
/tidak berani protes/
Lee Nari
Saya tidak ingin memaksakan.
Lee Jeno
/menarik Nari ke arahnya/
Lee Jeno
Kita sudah menikah, bukan?
Lee Nari
/senyum terpaksa/ 💢
Sebelumnya, Nari selalu mengagumi kegigihan Jeno, tetapi sekarang ia yang harus menghadapinya.
Nari tidak ingin apa-apa lagi selain menampar pria itu.
Lee Nari
Kalau begitu, izinkan saya bersiap sebentar. saya akan menemui Anda di kamar.
Lee Jeno
/mengangguk pelan/
Lee Jeno
/berjalan kaku menuju kamar tidurnya sendiri/
Lee Nari
Ada apa dengannya?
Lee Nari
Sikapnya berbeda.
Lee Nari
Tidak seperti biasanya.
Di dalam novel dengan jelas menyatakan bahwa Jeno lebih suka kamarnya ditinggal dirinya sendiri.
Lee Nari
Apakah karena aku sedikit campur tangan, sehingga merubah beberapa aspek?
Lee Nari
/berjalan menuju kamar Lee Jeno/
Lee Nari
/tangannya berkeringat/
Lee Nari
/mengepalkan tangan/
Lee Nari
/berbaring di sebelah Jeno/
Lee Nari
/menghadap dinding/
Lee Nari
Tidak, ini tidak benar /dalam hati/
Lee Nari
Aku tidak berani berbicara maupun menggerakkan tubuhku /dalam hati/
Lee Jeno
Kenapa kau berbaring begitu jauh?
Lee Nari
Bagaimana menurutmu?! /dalam hati/
Lee Nari tidak ingin terlihat kasar.
Sebenarnya, dia tidak keberatan berbagi tempat tidur, malah Lee Jeno lah yang dia khawatirkan.
Mungkin kelihatannya akan lebih mudah untuk berbicara dengan Lee Jeno setelah mengikuti ceritanya sekian lama, tetapi lebih buruk lagi karena Nari tahu apa pun tentang 'Lee Nari' saja dapat membuat Jeno kesal.
Itu adalah situasi yang sulit.
Lee Nari
Apakah Anda ingin saya berbaring lebih dekat?
Lee Jeno
/Terdiam sejenak sebelum mengangguk/
Lee Jeno
/bergerak ke tengah tempat tidur/
Lee Jeno
Mendekatlah. Kau terlalu jauh.
Lee Nari
凸( •̀_•́ )凸 (hanya dalam pikirannya)
Lee Nari
/bergeser dengan pasrah/
Nari masih menghadap dinding, tidak ingin menatap wajah Jeno lebih lama lagi.
Lee Jeno
/menarik Nari lebih dekat/
Lee Jeno
/tangannya melingkari pinggang Nari erat/
Lee Nari
(○`д´)ノシSTOP!
(hanya ada dalam pikirannya)
Lee Nari
Apa-apaan ini? /dalam hati/
Nari merasa hangat saat pipinya mulai memerah karena malu.
Lee Jeno
/melepaskan pelukannya/
Meskipun Jeno tidak lagi memeluknya, dia tetap sangat dekat.
Nari merasa sulit untuk tertidur, bahkan setelah Jeno tertidur.
Ia berbaring di sana terjaga cukup lama sebelum matanya mulai terpejam, akhirnya membiarkan dirinya tertidur.
Comments