Matahari pagi tersenyum hangat menyambutku keluar penginapan. Udara yang masih segar dan hangatnya sinar matahari yang menembus kulit memberikan semangat untuk menjalani aktivitas seharian.
Hari ini aku akan pergi ke Canada's Wonderland di Vaughan. Canada's Wonderland merupakan taman bermain pertama dan terbesar di Kanada. Luasnya mencapai 134 hektar. Taman bermain ini merupakan rumah bagi 17 roller coaster , salah satu roller coaster yang terkenal adalah leviathan, roller coaster tertinggi dan tercepat di Kanada. Selain roller coaster di taman bermain ini terdapat splash zone dengan seluncuran air, kolam ombak dan taman bermain air untuk anak-anak.
( Gak ada mandi bola. ಥ‿ಥ)
Seperti biasa sebelum menjalankan aktivitas kita harus sarapan terlebih dahulu. Auris memakan makanan yang ada di depannya dengan memainkan ponsel.
"Ky, udah selesai?" tanya Auris.
Ternyata dia memakan sarapannya dengan cepat. Sedangkan aku, masih tersisa separuh makanan di piringku.
"Aku kangen nasi, Ris," ucapku dengan nada sedih. Orang Kanada memang tidak makan nasi untuk sarapan.
Auris masih saja fokus dengan ponselnya, "cepetan Ky."
Aku menghabiskan sarapanku yang masih tersisa setengah. Tidak boleh mubadzir :)
***
Aku dan Auris tentunya bersemangat untuk jalan-jalan hari ini. Aku memakai blouse putih yang ku padukan dengan hot pants serta sneakers agar kakiku tidak sakit saat berjalan. Tak lupa aku membawa kamera untuk mengabadikan momen hari ini serta tas selempang kecil. Outfit simple memang paling cocok buat jalan-jalan melepas stress. Auris lebih memilih Overall atau biasa dikenal baju kodok yang dipadukan dengan t-shirt putih dan memakai sneakers persis sama dengan punyaku. Yap, kita kembaran sneakers hehe :D
Dia juga memakai kacamata hitam dan tas gendong berukuran kecil.
***
Aku dan Auris berjalan keluar penginapan dan naik mobil yang sudah disewa untuk pergi ke Canada's Wonderland. Jujur aku menantikan liburan kali ini, aku tidak sabar untuk naik roller coaster tertinggi dan tercepat di Kanada. Semalam aku dan Auris sudah membuat rencana akan menaiki roller coaster yang sangat terkenal itu, aku yakin Auris juga menantikan sensasi menegangkan saat menaiki roller coaster tersebut.
Selama perjalanan aku memfokuskan pandanganku ke arah luar. Sedangkan Auris sibuk memainkan handphone nya, maklum dia kan artis, semua yang dia lakukan, setiap gerak-gerik langkahnya akan dipantau oleh banyak orang. Aku benar-benar kagum dengan suasana jalanan yang tenang dan juga bersih, sangat bersih. Pohon-pohon menjulang tinggi serta taman yang penuh dengan rumput menambah suasana segar pagi hari.
***
Tugu besar dan tinggi bertuliskan Canada's Wonderland menyambutku. Aku melangkah masuk ke taman bermain itu dengan ceria. Tidak lupa untuk mengabadikan setiap momen yang ada, aku sudah bersiap memotret Auris yang sudah berpose di dekat tugu tersebut, aku dan Auris saling bergantian.
Aku melanjutkan langkahku memasuki taman hiburan lebih dalam lagi. Sebelum menaiki wahana yang ada aku berjalan-jalan mengitari taman bermain itu untuk melihat dan memotret spot-spot menarik. Aku terlalu fokus memperhatikan keadaan sekitar sampai aku menabrak seseorang yang berada di depanku.
"Aduh," rintuhku sambil memegang dahi. Auris berhenti tepat di sebelahku tapi dia berdiam diri saja seperti patung. Aku tidak berani mendongakkan kepala untuk melihat orang yang ku tabrak tadi sambil meminta maaf, " aw, sorry, sir. "
Suara tawa terdengar, "ehem. Perhatikan jalanmu."
Aku kaget saat mendengar suara orang itu, suara yang kukenal, suara orang yang baru saja bertemu kemarin.
Aku mendongakkan kepala dan berteriak kaget, "Felix!"
Tak hanya ada Felix tapi Ray pun juga ada.
Felix dan Ray memakai atasan kaos hitam dan bawahan jeans serta sneakers. Mereka hanya memakai outfit simple tapi terlihat sangat keren.
Kharisma seorang cowok yang memakai kaos hitam memang tidak patut diragukan.
Auris terlihat diam saja tapi sebenarnya dibalik kacamata hitam nya itu dia sedang melihat ke arah Ray. Begitupun dengan Ray, dia curi-curi pandang ke arah Auris. Aku yang tidak tahan dengan suasana canggung berusaha untuk memecah keheningan diantara kami, " kalian mau main juga?" tanyaku pada Felix dan Ray.
Ray melirik kearah Felix sebentar, "ya, sekalian cari bahan untuk fotografi," ucap Ray santai.
Pantas saja dari tadi Felix memegang kamera sambil menoleh ke arah kanan kiri.
"Bagaimana kalau aku jadi modelnya?" tawar Auris tiba-tiba.
Aku, Felix dan Ray menoleh dengan cepat kearah Auris. Ekspresi kami bertiga sama, sama-sama kaget. Auris hanya tersenyum dan berkata, "kenapa? Gak boleh pakai model?"
"Boleh sih," ucap Felix.
"Bagus dong kalau Auris mau jadi modelnya. Dia kan sudah berpengalaman dalam pemotretan," ucapku dengan penuh keyakinan.
"Oke, kamu mau foto dimana? Kita mulai dengan cepat agar selesai dengan cepat juga dan kita dapat bermain bersama," ucap Auris antusias.
Ray langsung mengiyakan dan Felix pun mengikuti kemauan Ray dan Auris. Memang bukan pilihan yang buruk jika menjadikan Auris sebagai model.
Sebenarnya aku sedikit kaget saat mendengar ucapan Auris yang tiba-tiba meminta dijadikan model dan mengajak Felix dan Ray bermain bersama.
Dapat ide dari mana ni anak?
***
Auris bediri ditengah kolam air mancur yang didesain seperti air terjun. Auris sangat pandai bergaya dalam pemotretan. Aku pun memotret beberapa pose Auris yang ku suka.
Sesi pemotretan sudah selesai dan Auris berlari ketempat ku berdiri. Kami berempat berdiskusi untuk memilih foto yang paling bagus. Menurutku hasilnya bagus semua sehingga kami sempat beradu mulut.
Tiba-tiba Ray menghampiri Auris dan mengajaknya berfoto bersama. Auris menerima ajakan Ray dan mereka berpose seperti sepasang kekasih.
Felix tiba-tiba menepuk jidatku.
"Aww," rintuhku sambil mengusap bekas tepukan Felix.
Felix memasang ekspresi polos dan bertanya padaku, "Kamu mau main apa?"
Aku menyeringai, " aku mau main itu," ucapku sambil menunjuk roller coaster yang melaju dengan cepat. Felix menoleh kearah yang ku tunjuk, seketika wajahnya terlihat sedikit pucat.
Akupun menggodanya, "kenapa? Nggak berani? Takut?"
"Nggak, ayo aku temani," ucapnya tegas.
Rasanya aku ingin ketawa melihat tingkahnya tapi aku tahan, "kalau takut nggak usah memaksakan diri."
"Ayo," Felix menarik tanganku diikuti Ray dan Auris.Aku kaget tiba-tiba saja dia menggandeng tanganku, "hei lepaskan."
Felix tidak melepaskan tanganku, justru genggamannya semakin kuat.
"Aku bisa jalan sendiri," protesku.
"Biar kamu nggak ilang," ucap Felix dengan santai.
Emang aku bocah? -_-
***
Aku duduk di sebelah Auris, dibelakangku ada Ray dan Felix. Aku dan Auris sudah bersiap untuk menaiki wahana ini, berbeda dengan Ray dan Felix yang wajahnya sedikit pucat. Aku tidak yakin apakah mereka akan baik-baik saja saat turun nanti.
Roller coaster melaju dengan pelan. Kecepatan bertambah dengan konstan sampai pada akhirnya berada dipuncak dan turun dengan cepat. Wahana yang sangat pantas dinaiki saat ingin teriak melepas stress. Aku dan Auris berteriak sangat kencang, rasanya benar-benar menyenangkan dan juga mendebarkan. Sementara itu aku tidak mendengar suara Ray maupun Felix, sepertinya mereka menciut seperti tikus yang bertemu dengan kucing dan terpojok.
"Sial," umpat Ray lirih saat turun. Sepertinya dia tidak bisa menaiki wahana yang menegangkan.
"Kalian nggak apa-apa?" tanyaku cemas.
Ray dan Felix menggelengkan kepala mereka.
"Beneran?" tanya Auris khawatir.
Ray dan Felix mengangguk kompak.
"Kita duduk di sana dulu yuk," ajakku sambil menunjuk bangku kosong di seberang.
Kami berempat berjalan menuju bangku tersebut untuk beristirahat.
Felix dan Ray sepertinya sudah mulai membaik. Aku dan Auris sudah tidak mengkhawatirkan kondisi mereka.
Auris berdiri dari duduknya, "Beli ice cream, yuk."
Aku menganggukkan kepala dan berdiri, begitupun Felix dan Ray.
Kami berjalan menuju ke penjual ice cream. Aku berjalan bersebelahan dengan Felix, Auris dengan Ray.
"Lix, kamu beneran nggak apa-apa?" tanyaku pada Felix. Berusaha memulai pembicaraan.
Felix menoleh ke arahku, "kamu khawatir sama aku?"
Aku gelagapan, "ng..nggak. Aku cuma ngerasa nggak enak aja sama kamu."
"Tenang aja, Ky. Aku ini kuat," ucap Felix.
Aku menoleh ke arah Felix, "Kuat? Penakut," ejekku sambil menjulurkan lidah.
"Ngajak berantem?" ucap Felix dengan nada sedikit ditinggikan.
"Tangan kosong kalo berani!" tantangku bercanda. Aku dan Felix terkekeh pelan.
*
*
*
*
*
Hai teman-teman. Terima kasih sudah mampir ke sini. Jangan lupa buat like 👍, komen 🖊️ , dan juga pencet tombol love ❤️, kasih tip dan juga vote, bantu share juga ya 😉 biar author lebih semangat buat lanjutin cerita. Kritik dan saran selalu ditampung biar author bisa berkembang lebih baik lagi 🥰. Aku tunggu jejak kalian ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
R_armylove ❤❤❤❤
semangat ya
2020-12-10
1
Caramelatte
semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"
2020-11-23
1
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-11-14
2