Cygnus
Hembusan angin yang terasa asing, semakin dirasakan semakin terasa mengalir di seluruh tubuh.
selamat datang Ky. Selamat datang di Kanada.
Hatiku serasa mendengar sambutan yang sangat manis. Setelah berlarut-larut terjebak dalam suasana kantor yang memusingkan kepala akhirnya aku bebas. Yah, meski aku datang ke sini untuk berlibur tapi tetap saja tidak lepas dari pekerjaan. Selain berlibur aku juga menanggung proyek kantor. Meski begitu, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk berlibur.
Aku harus bersenang-senang. Yosshh, nikmati liburan ini Ky. Kamu berhak untuk bersenang-senang.
Aku tidak datang berlibur sendirian. Mendapat kesempatan yang sangat langka ini aku harus bersenang-senang bersama temanku yang sangat berharga, bukan? Aku datang bersama temanku yang juga mendapat kesempatan berlibur seakan mendapat sebongkah berlian.
"Kemana kita harus pergi?" tanya temanku yang baru saja turun dari pesawat.
"Kita pergi ke hotel saja. Kita baru saja sampai, istirahat adalah pilihan yang paling tepat," jawabku sambil menarik koper menuju keluar bandara.
" Kamu membosankan sekali, kawan. Kita mendapat kesempatan yang sangat langka tapi kamu memilih beristirahat tanpa melakukan apa-apa?" protesnya dengan nada kesal.
"Jika kamu ingin pergi jalan-jalan, kamu harus pandai menyamar. Aku tidak mau hari pertama kita tiba di sini dirusak karena penggemarmu yang fanatik. Jika itu terjadi aku harus bermain kejar-kejaran sampai nafasku sesak, sangat tidak menyenangkan," jawabku setengah protes.
"Tenang saja. Aku sudah membawa perlengkapan untuk menutupi penampilanku," sambil nyengir, memakai kacamata dan topi dari dalam kopernya.
"Tidak perlu nyengir seperti itu, membuatku takut. Aku heran bagaimana bisa orang-orang menyukai senyumanmu yang sepeti Joker itu."
"Hahh, setidaknya mereka lebih menyukaiku yang seperti ini bukan orang nolep kayak kamu," katanya sambil menjulurkan lidah mengejekku.
"Ayo, kubawa kamu mengenal arti dari kebebasan yang sesungguhnya."
Tanganku ditarik dengan kencang sambil berlari meninggalkan bandara.
"Arti dari kebebasan sesungguhnya? Lucu sekali kamu yang bahkan tidak bisa bergerak sesuka hatimu dapat berkata sepeti itu," bantahku sambil berlari mengikuti langkahnya.
Auriestela, berarti bintang emas. Cocok sekali dengan temanku yang sedang menarik tanganku sambil berlari menyusuri jalan, dia memang seorang artis. Kami kenal cukup lama, dia temanku sejak SMA dan sekarang kami sudah bekerja. Kehidupannya sebagai artis memang tidak sepenuhnya menyenangkan, untuk mendapatkan kesempatan berlibur kali ini dia sampai merengek ke managernya dan harus menyelesaikan semua kontrak dengan maksimal.
Berbeda dengannya yang seorang artis. Aku adalah ilmuwan yang bekerja di sebuah kantor teknologi. Perjalananku ke Kanada tidak hanya berlibur tapi juga meninjau proyek di kantor cabang. Sejak kecil aku suka sekali belajar mengenai perbintangan, cita-cita ku menjadi seorang astronot. Selain belajar perbintangan aku juga mengikuti kisah-kisah mitologi Yunani. Aku tahu kebanyakan astronot adalah laki-laki, tapi keinginanku menjadi astronot semakin besar saat aku mengetahui hal tersebut. Aku ingin menjadi seorang astronot perempuan yang hebat.
***
"Ris, aku capek. Kita duduk di kursi taman dulu yuk," ajakku sambil terengah-engah. Tenaganya memang dahsyat, aku yang tidak kuat berlari lebih dari 50 M dapat ditariknya sampai lebih dari 200 M sambil menyeret koper.
"Aku beli minuman dingin dulu di sana. Kamu duduk aja di sini jangan kemana-mana," ucapku sambil berjalan menuju toko seberang jalan.
"Oke. Jangan lama-lama. Ratu tidak kuat menahan panas yang membakar serta menahan rasa haus yang mencekik."
"Au ah bodo. Ratu-ratu, ratu dari Bonbin?"
"Aku menunggumu di sini, Sayang," teriaknya sambil melambaikan tangan.
Gila, Artis gila. Terlalu lama berteman sama dia bisa-bisa ikutan gila.
***
Aku berlari menuju tempat duduk taman saat kulihat Auris sudah tidak ada di tempat. Dia pergi kemana seakan tidak ada jejak yang ditinggalkan, hanya koper kami berdua yang tertinggal. Aku panik. Benar-benar panik.
Bagaimana jika Auris diculik? Apa dia hanya pergi ke toilet? Atau dia dikejar fans?
Pikiranku kalut. Aku mencoba menelfon, tapi tidak diangkat. Aku mengirim pesan, tidak dibalas. Aku berlari meninggalkan taman sambil membawa dua koper di tanganku mencari Auris. Aku berlari menyusuri jalan dengan perasaan cemas.
Setelah cukup jauh aku berlari, aku melihat banyak sekali orang yang bergerombol di sudut jalan. Perasaanku mengatakan bahwa di sana ada Auris. Aku berlari menuju kerumunan tersebut dan benar saja aku menemukan Auris di sana. Dia dikelilingi oleh para penggemar Auris yang meminta tanda tangan atau foto bersama. Aku kesulitan mencapai titik berdirinya Auris karena banyak sekali orang yang memiliki badan besar dan kuat. Aku berteriak memanggilnya tapi percuma, suaraku kalah dengan teriakan para penggemarnya. Auris bahkan tidak menyadari kehadiranku diantara para penggemarnya, menyedihkan sekali.
Aku mendesak kerumunan penggemar dengan sekuat tenaga dan aku berhasil berdiri tepat di depan Auris. Aku langsung menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari kerumunan para penggemar yang sedang marah.
"Ky, aku seneng banget akhirnya kamu nemuin aku. Ky, maaf aku gak bisa menghindar dari para penggemar," kata Auris sambil memasang wajah melas.
"Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, Kita harus berlari menjauhi para penggemarmu dulu."
"Bagaimana kalau kita mencar saja?"
"Bodo, gak bakal berguna. Mereka itu penggemar kamu, mereka pasti berlari mengikuti kamu dan nggak ada yang bakal ngikutin aku. Sama aja dong hasilnya kayak tadi."
Aku dan Auris berlari sekuat tenaga menghindari para penggemar. Alhasil, seperti yang aku bayangkan tadi. Kita bermain kejar-kejaran seperti tom and Jerry. Melelahkan sekali. ಥ‿ಥ
"Ris, aku nggak kuat. Kamu lari aja, aku jalan juga gak apa-apa. Mereka itu penggemarmu bahaya kalau sampe kamu ketangkep mereka lagi. Aku nggak tau lagi deh bakal kayak gimana. Aku capek, aku nggak kuat. Hah hah hah," ucapku sambil sedikit membungkuk mengatur nafas.
"Ky, kamu beneran gak apa-apa? Aduh gimana nih, aku tinggalin kamu kayak gini beneran gak apa-apa?" tanya Auris cemas.
"Beneran gak apa-apa, Ris. Kamu lari, cepetan. Aku baik-baik aja," ucapku meyakinkan Auris.
"Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku ya, Ky."
"Iya iya udah ah kamu cepetan lari, penggemarmu kayaknya atlit lomba lari semua deh, cepet banget larinya."
Auris berlari ninggalin aku yang terduduk lemas di trotoar jalan. Aku berusaha mengatur nafasku agar normal kembali.
"Benar-benar hari yang melelahkan. Hahh!" teriakku melepaskan beban hari ini.
"Hoy, kalau teriak tuh jangan di sini. Cempreng, kasihan telingaku. Dasar Mak lampir," teriak seseorang cowok dibelakangku.
" Ah kaget kaget kaget. Siapa si ngagetin orang aja," balasku teriak sambil menoleh kebelakang.
Seketika aku diam seribu bahasa. Seakan ada yang menghipnotis ku, mata, iya mata cowok itu. Aku seakan tidak percaya. Mataku dan mata cowok itu bertatapan, saling menatap lekat. Tubuhnya bagus, tinggi, mata tajam, rambut hitam pekat, terlihat seperti anak baik-baik. Pesona yang tidak dapat ditolak.
Ya Tuhan. Biarkan waktu berhenti sebentar saja. Ku mohon. Batinku
Sayangnya hal itu tidak terjadi.ಥ‿ಥ
"Kamu ada duit gak?" tanya cowok itu tanpa basa-basi.
Aku kaget mendengar pertanyaan aneh yang baru saja ku dengar. Seketika aku tersadar.
Waras gak sih ni orang? Atau jangan-jangan dia perampok? Copet? Begal? Apa-apaan nih, cogan begal? Malang sekali nasibmu. Eh bukan, malang sekali nasibku. Ketemu cogan yang gak bener. T_T
*
*
*
*
*
Hai teman-teman. Terima kasih sudah mampir ke sini. Jangan lupa buat like 👍, komen 🖊️ , dan juga pencet tombol love ❤️, kasih tip dan juga vote 😉 biar author lebih semangat buat lanjutin cerita. Kritik dan saran selalu ditampung biar author bisa berkembang lebih baik lagi 🥰. Aku tunggu jejak kalian di karyaku ini ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Leya channel
udah mampir ya thor..
klo diliat sekilas, pemilihan kata2nya cukup baik. semoga didalamnya banyak ilmu baru yg bermanfaat.. 😘
2022-06-15
0
ANAA K
Semangat thor
2021-09-15
0
Nilam Nuna
👍keren
2021-02-15
0