Mobil pun melaju kencang, melewati jalan lintas sumatra didampingi dengan truk truk batu bara.
Pak Edi salah satu sopir yang profesional, untuk menghindari truk,lobang adalah hal yang mudah baginya.
Karna pak Edi sudah lama bergelut di dunia jalanan, Pak Edi sudah 15 tahun menjadi sopir.
Kami akui memang pak Edi adalah sopir yang handal, Kami saja anak anak balap liar dikota tidak menutup kemungkinanan akan sulit jika mengendarai mobil dijalan Lintas Sumatera.
Mobil terus melaju dengan kecepatan 100 Km Perjam. Kami sudah biasa dengan suasana ini.
Saat pak Edi lagi fokus fokusnya nyopir
Rio yang berada di belakang berkata sambil melihat ke arah pak Edi.
"Boleh juga pak Edi ni, Kapan kapan balap sama Saya pak"
"Waduuuhhh Bapak gak bisa balap dek, cuma bisa nyopir biasa"
Jawab pak Edi untuk merendahkan diri namun ia tetap fokus ke arah depan untuk menghindari kecelakaan.
"Merendah untuk meroket"
Si Rio menjawab dari kata kata pak Edi tadi, sambil melihat ke arah kanan mobil, Karna ada truk yang nyalip mobil kami, Lalu berkata
"Jangan kasih kendor pak Edi, Enak aja ni mobil mau nyalip kita, Lo gak tau di salip teman itu sakit bloon"
Seolah olah si Rio berbicara dengan truk disamping mobil Kami.
"Selow bisa bapak atasi"
Jawab si bapak Edi sambil menancap gas hingga kecepatan mobil kami diatas 100 km perjam.
Sangat terasa sekali kecepatan mobil Kami saat itu, Aku takut kalau terjadi apa apa sehingga aku menyarankan kepada Bapak Edi untuk santai saja jangan terlalu deras.
"Jangan kencang kencang pak, Biarin aja mobil trukny lewat, Kita juga gak ngejar sesuatu"
Wisnu ikut mendukung ucapanku,
"Iya pak gak apa apa, yang penting Kita selamat sampai tujuan",
Sambil melihat si Danu lagi enak tidur pulas.
"Iya dek "
Jawab si pak Edi sambil menurunkan gas mobil hingga kecepatan di arah jarum 90 km perjam.
Rio kembali menghasut Pak Edi untuk tancap gas kembali,
"Aduhh pak, Jangan dengerin mereka pak, Kan kalau kencang Kita cepat sampai juga pak, Saya udah gak sabar lagi ni mau lihat cewek cewek desa ".
"Kalau ada apa apa di jalan nanti gimana..??" Ucap si Wisnu
"Gak bakalan ada apa apa Gua yang jamin" jawab si Rio
Tapi pak Edi tetap melaju di kecepatan 90 km perjam.
"Jangan dengerin omongan Rio pak maklum itu anak kadang kadang gak jelas",
Ucap ku kepada pak Edi yang lagi fokus menyetir.
"Iya ko " jawab singkat dari pak edi.
Kami gak tau berapa lama lagi baru sampai ke lokasi tugas kami, yang jelas kami menikmati perjalanan ini.
Tidak menjelang lama dari perdebatan kami, Tiba tiba bapak Edi menginjak rem.
Dan terdengar seperti suara kucing yang sedang di tabrak oleh mobil kami.
Kami semua pun Turun dari mobil untuk memastikan apakah benar benar kucing yang kami tabrak atau bukan.
Setelah kami turun dari mobil kami,melihat seekor kucing hitam yang terlindas oleh mobil kami, yang bersimbah darah, terlihat kepala yang hancur dan sudah dipastikan tidak bernyawa lagi.
Warga sekitar pun banyak yang mendekati mobil kami lalu salah satu dari mereka berkata
"Ini harus dikubur memakai baju salah satu dari kalian Pak, Kalau tidak bakalan ada mala petaka yang datang kepada kalian"
Itulah yang disarankan warga sekitar, karna disana mitos dari kucing hitam sangatlah di percaya.
Salah satu dari kami Yaitu si Danu bertanya kepada warga
" Kenapa harus memakai baju kami pak, Di Kubur secara biasa kan bisa"
"Itu kepercayaan disini dek, Terserah Kalian, tapi kebanyakan kalau menabrak kucing hitam itu tanda bahaya Dek"
"Cuma mitos pak"
Jawab si Danu dengan nada meremehkan.
Pak Edi pun menyuruh Rio,Danu, dan wisnu untuk mengubur kucing hitam tersebut.
Sementara Aku dan pak Edi mengecek mesin mesin mobil sambil menunggu mereka datang dari menguburkan kucing hitam.
Kamipun tidak mengetahui bagaimana cara mereka menguburkan kucing hitam tersebut.
Tidak lama setelah itu, mereka bertiga datang kemobil kemudian Rio berkata
"Urusan selesai,Lest go"
"Serius lo kuburin tadi"
Tanya ku kepada Rio.
"Iya ko, Tanya aja ama Wisnu dan Danu"
Ucap si Rio
Aku dan pak Edipun berpikir yang positif kepada mereka.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan lagi dan terlihat matahari yang sudah menunjukkan keadaan di sore hari.
Haripun semakin Sore, Yang mulanya perjalanan yang hanya di tempuh Lima jam tapi sudah kami tempuh berjam jam tak kunjung sampai karna selalu aja insiden yang menghalangi kami.
Aku dan teman temanku tertidur didalam perjalanan itu, sehingga kami tidak ada yang satupun sholat asyar hingga malam datang.
Bapak Edi sengaja tidak ingin membangunkan kami karna mungkin bapak Edi berpikir kami terlalu capek didalam perjalanan.
Sehingga ketika malam itu hanya pak Edi yang bangun, menyopir mobil didalam keadaan gelapnya malam, terlihat hanyalah lampu lampu jalan, dan lampu lampu mobil yang lain yang melintasi jalan Lintas Sumatra.
Mobil melaju seperti biasanya,
Pak Edi menyopir mobil ditemani dengan alunan musik minang..
Ditengah tengah alunan musik minang tiba tiba..
"Treeeetttttt Treeeett treeeet"
Suara mobil yang mati secara tiba tiba.
Pak Edi terheran lalu berkata didalam hatinya
" Perasaan tadi bagus bagus saja ni mobil"
Lalu mencoba menghidupkanya tapi tidak berhasil.
Pak Edi pun keluar dari mobil untuk memeriksa mesin mobil.
"Tak tak tak"
Suara bapak Edi lagi memukul salah satu mesin mobil.
Aku yang tertidur akhirnya terbangun karna mendengar suara itu dan melihat kearah pak Edi yang berdiri didepan mobil dengan lampu mobil masih menyala.
Aku mencoba keluar mobil walaupun mata ku masih mengantuk, dan bertanya kepada pak Edi
" Kenapa mobilnya pak?".
"Gak tau ko, tiba tiba mati, Waktu kita chek tadikan masih bagus mesinnya, nah tiba tiba rusak" jawab pak Edi sambil menunduk memperbaiki mesin mobil.
Aku melangkah menuju pak Edi lalu berkata "Kok bisa ya pak"
sambil heran.
"Gak tau juga ko,ni lagi bapak chek, apanya yang rusak".
Aku pun langsung membantu bapak Edi mencari sesuatu yang rusak hingga memakan waktu satu jam.
Kami tidak menemukan satupun yang rusak,semuanya masih bagus.
Karna kami sudah pasrah sementara hari semakin malam, Pak Edi pun menelpon temannya yaitu Bapak Rama untuk membantu kami memperbaiki mobil.
Karna rumah temannya pak Edi tidak terlalu jauh dari lokasi kami, Hanya butuh beberapa menit saja, Bapak Rama akhrinya datang ke tempat kami dengan mengendarai mobil sedannya.
"Ado apo bang ( Ada apa bang)",
Tanya bapak Rama ke pada pak Edi dengan memakai bahasa jambi.
"Ini ma, Mobel Abng ni tibo tibo be rusak, Tadi Abang chek masih bagus ( ini ma, mobil abng ni tiba tiba saja rusak tadi abng sudah cek masih bagus)"
"Cobo Aku tengok bang (Coba aku lihat bang)"
Ucap si Bapak Rama sambil mendekati mobil kami.
Sambil melihat lihat keadaan mesin mobil, Bapak Rama berkata
" Mobil ni tarok be di bengkel Aku bang, malam ini, budak budak ni nginap dirumah be dulu, besok pagi baru lanjut jalan"
Yang intinya Bapak Rama menyuruh kami menginap dirumahnya.
"Ok ok, Abng antar anak anak ni kerumah Kau dulu yo, Agek baru amAbng jemput Kau"
Jawab pak Edi sambil menghidupkan mobil bapak Rama lalu melihat kearah kami,
"Ayo naik, Kita malam ini nginap dirumahnya bapak Rama dulu".
Kamipun mengambil semua barang barang yang ada didalam mobil lalu memindahkannya ke mobil bapak Rama.
"Gua laperrrr",
Gumam si Wisnu sambil membuka pintu mobil.
"Makan makan makan aja yang ada dipikiran lo wis"
Jawab si Rio.
Akhirnya kami semua diantar oleh bapak Edi kerumah bapak Rama malam itu.
Sesampai di rumahnya bapak Rama kami diantarkan oleh pembantunya kekamar khusus tamu.
Kamipun istirahat dengan merebahkan tubuh dikasur empuk.
Tampak sekali wajah wajah teman temanku yang kusam kusam karna belum mandi termasuk wajahku sendiri.
Aku langsung keluar kamar untuk mencari kamar mandi, ku menyisiri rumah bapak Rama, Rumah yang begitu besar, mewah dan bertingkat, Aku tak tau berapa orang penghuni didalamnya.
Dari arah belakang memanggil ku dengan bahasa jambi "Mau ke mano dek(mau kemana dek)?".
Ku lihat ke arah belakang, Ternyata si mbok pembantunya bapak Rama.
"Nak ke wc wa' (wa' itu seperti mbok, atau panggilan orang yang hampir tua )" jawab ku.
"Dibelakang dek" jawab si mbok itu.
Akupun diantar oleh mbok. ternyata tidak terlalu jauh kamar mandinya.
"Iko dek (ini dek)" Ucap si mbok sambil menunjuk kearah kamar mandi.
"Mokasih wa' (terimakasih mbok) "
jawab ku.
Akupun membersihkan tubuh lalu mengambil whudu' untuk melaksanakan sholat yang telah aku tinggalkan.
#Bersambung#
Terimakasih teman teman yang setia membaca karya kami, jangan lupa komentar dan likenya.
Jika ada pertanyaan ajukan dikolom komentar ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yulita
di tempat tinggal kami sampay sekarang kalo ada kucing yg tertabrak memang harus dikubur pakai pakayan yg nabrak,Ter nyata sama ya thor
2022-11-04
1
Teh Ida Tea
bagus alur nya
2022-03-11
1
Manami Slyterin
seru tapi takut🤣😍
2021-06-05
1