Semakin Dekat

Farah pov

aku menyusuri jalan dalam diam, berjalan dengan gontai menuju masjid Agung tempat pengajian biasa di lakukan, terlarut pada fikiranku sendiri hingga tak mendengar suara seseorang memanggilku.

Assalamualaikum ukhti...!

Sapa pemuda berlesung pipi itu menyapaku

" waalaikumsalam warokhmatullah."

jawabku ketika menyadari keberadaannya.

kok ngelamun sambil jalan sih apa lagi ada masalah..?

Tanyanya yg membuat aku bingung harus menjawab apa.

ia berjalan disampingku, menelusuri jalan menuju masjid.

Ooh gak apa - apa akhi cuma lagi inget - inget hapalan aja.

Jawabku. tersenyum canggung ke arahnya.

begitu, gimana udah hapal..?

tanyanya kemudian, kembali mengulum senyum.

Alhamdulillah tapi ya itu, masih sering kebalik - balik ayatnya, hihi.

jawabku menoleh ke arahnya sekilas seraya menggaruk tengkuk yang tak gatal karena grogi melihat dia melepaskan tawa.

hahaha itu mah gampang, ukhti tulis aja tiap ayatnya di kertas kecil nanti tinggal dihapal awal ayatnya ulangi sekitar 20 kali per ayat, baru dilanjut setelahnya insya Allah gak bakal kebalik - balik lagi hapalannya.

sarannya kemudian, aku tersenyum melirik sekilas lalu buru - bur menundukkan pandanganku lagi ketika mata kami tak sengaja bertemu.

oh begitu, baiklah nanti saya praktekin setelah sampe masjid akhi.

jawabku, sedikit salah tingkah.

harus itu....!

cara itu sangat membantu saya dalam menghapal selama ini, dan usahakan selalu muroja'ah agar hapalannya tidak cepat lupa.

obrolan singkat itu menghiasi kebersamaan kami sore itu, berjalan beriringan menuju masjid canda tawa juga perasaan canggung menyertai perjalanan yg terasa sangat singkat itu.

Sesampai di masjid kesibukanku menghapal terhenti oleh getaran yang berasal dari ponsel disaku ku, tertera inisial seseoranh di layar ponsel itu seseorang yg selalu menggetarkan hati ini setiap kali aku membacanya.

Assalamualaikum ukhti....

Terima kasih sudah menunggu tadi juga untuk obrolan dan nasehat-nasehat ukhti yang selalu bisa membuat hati ini jauh lebih tenang.

oh ya apakah ukhti ada waktu besok sore bagaimana kalau kita keluar makan ada yang ingin saya tanyakan *A.F*

aku tersenyum merunduk mencuri pandang pada pemuda yg tengah mengobrol dengan teman - temannya di ujung sana.

ada rasa senang dihati ini ketika membaca kembali ajakan bertemu yg disampaikan lewat Chat di salah satu aplikasi chating barusan.

*Astaghfirullah Farah apa yg baru saja kau fikirkan bertemu?

tidak tidak*...!

aku menggelengkan kepala mengusir fikiran konyol yg sempat hinggap dikepalaku.

*** La Tahla Jangan Mengeluh ***

senja merona masih menggelayut indah mengiringi kepulangan matahari yg bersiap di gantikan oleh sang rembulan, aku membawa langkahku bergegas menuju sebuah caffe tempat yang telah di janjikan oleh pemuda tampan berlesung pipi itu.

sesampainya disana aku mengedarkan pandangan mengamati sekeliling restoran yang berada tepat di pinggir sungai musi itu, sebuah cafe yg didominasi warna putih meja dan kursi kayu berjejer disepanjang cafe, lampion - lampion bergelantungan di atas kerangka - kerangka kayu yang terpasang di atap dihiasi dengan tanaman - tanaman rambat menciptakan suasana taman bagi yg memasukinya.

di pojok tengah terdapat alat musik lengkap dengan layar super besar yg biasa digunakan ketika cafe mengadakan acara nonton bareng seperti pada musim bola waktu itu.

aku berjalan pelan mencari sosok pemuda berlesung pipi itu dan melihatnya duduk di pojok kanan cafe asik memandang ke arah Benteng kuto Besak yg tepat berada di seberangnya.

*Assalamualaikum akhi...!

" maaf membuat akhi nunggu lama*. "

ucapku mengawali pertemuan sore itu.

*waalaikumsalam....!

gak apa - apa ukhti lagi pula saya juga baru datang gak terlalu lama menunggu* kok.

Author pov

fatih menyambut kedatangan farah dengan senyum, mempersilahkan gadis itu duduk dan mulai memesan makanan lalu mereka pun terlarut dalam perbincangan seru, begitu banyak pembahasan yg mereka bicarakan mulai dari pengalaman fatih saat kuliah di Al Azhar pelajaran - pelajaran yg ia dapat disana juga ilmu - ilmu hadits dan Alquran yang di kuasai fatih ia jabarkan pada farah.

fatih juga sebisa mungkin menjawab pertanyaan pertanyaan yg diajukan farah seputar islam, farah dengan antusias mendengarkan semua cerita dan nasihat - nasihat yg terucap dari bibir fatih, tak kala lamat - lamat terdegar suara adzan berkumandang mereka memutuskan menghentikan obrolan mereka dan sholat di masjid yang tak jauh dari tempat itu, seusai sholat mereka memutuskan pulang karna malam sudah mulai larut.

fatih dan farah berjalan beriringan menyusuri jalan menuju tempat dimana motor fatih di parkirkan.

akhi sepertinya kita sudahi pelajaran hari ini.

terima kasih sudah berbagi begitu banyak ilmu dan pengalaman yang akhi punya pada saya.

sampai ketemu lagi akhi.

farah menyampaikan kata perpisahan pada fatih yang disambut senyum pria itu. gadis itu kini berdiri tepat dihadapan Fatih yang mengedarkan senyum berlesung pipi itu padanya.

sama -sama ukhti saya senang bisa mengamalkan ilmu dengan ukhti apalagi jika ilmu yang saya bagi bisa bermanfaat untuk ukhti dan orang lain.

obrolan mereka disela - sela perjalanan keduanya menuju tempat parkir.

ukthi apa ukhti gak apa - apa pulang sendiri..?

tanya fatih sedikit menggaruk tengkuknya yang tak gatal. bermaksud menawarkan tumpangan tapi bingung bagaimana mengatakannya.

ini sudah larut ukhti kalo ukhti mengijinkan biarkan saya mengantar ukthi pulang.

tawar fatih akhirnya pada gadis dihadapannya itu, farah yang sejak tadi tertunduk menjaga matanya dari pandangan fatih seketika menolak tawaran pria itu, ia begitu tau dalam agamanya dia tidak boleh berdekatan secara berlebihan dengan lawan jenis sebelum ia halal baginya lalu bagaimana mungkin ia membiarkan fatih mengantarnya pulang.

*Nggak usah repot - repot akhi..!

biarkan saya pulang sendiri rumah saya hak begitu jauh juga dari sini, lagi pula saya sudah pesan taksi online tadi*.

ucapnya sambil terus merunduk menjaga pandangannya, ia begitu tau dan takut akan melewati batasnya jika ia terus memandang pria itu.

hmmm baiklah jika begitu, saya temani ukhti menunggu hingga taksi onlinenya datang.

tawar fatih lagi, seolah enggan untuk melepaskan gadis itu dari pandangannya begitu saja.

aah tidak usah repot - repot, akhi pulang saja dahulu sebentar lagi juga taksinya datang.

fatih menggaruk tengkukknya lagi.

bener ini gak papa...?

" ia akhi gak usah khawatir. "

farah menimpali lagi, meyakinkan.

baiklah jika begitu..!

dengan berat hati fatih beranjak mengambil kunci dari saku celananya dan menghidupkan motornya.

ukhti benar - Benar gak apa - apa pulang sendiri..?

atau biar saya iringi ukthi sampe rumah.....?

ucap fatih lagi kali ini di jawab dengan gelengan di kepala farah.

" tidak perlu akhi "

penolakan farah untuk kesekian kalinya.

" baiklah jika begitu saya duluan ukthi assalamualaikuum... "

waalaikumsalam warokhmatullah......!

seketika itu juga motor pria itu melesat meninggalkan farah yang masih berdiri di tempatnya memandang punggung pria itu. sepeninggalan fatih farah melangkah keluar cafe menunggu taksi yang dipesannya.

Author Pov

Malam telah larut ketika fatih memarkirkan motornya dalam garasi rumah, ia melangkah masuk sambil bersiul dan melempar - lemparkan kunci motornya ke udara. melihat kedatangan fatih ustadz Yashir yg sedang membaca buku menoleh dan menyapa putra semata wayangnya itu.

baru pulang tih..?

duduklah disini dulu ada yg mau abi bicarakan sama kamu.

fatih pun segera berjalan dan duduk di kursi sebelah abinya, tak lama ny Fatimah umi fatih menghampiri dan ikut bergabung bersama mereka.

nah yang ditunggu - tunggu sudah dateng bi...!

ucap ny Fatimah seraya meletakkan secangkir kopi di hadapan ustadz Yashir, perkataan uminya itu menggelitik rasa keingintahuan fatih.

abi umi nunggu fatih? ada apa bi?

tanyanya penasaran.

" iya tih dari tadi kamu abi tunggu "

ada yg ingin abi bicarakan.

ustadz Yashir memulai perbincangannya.

tentang apa sih bi..?

tanya fatih penasaran,sedang ustad Yashir dan ny Fatimah saling lirik bingung siapa yg akan memulai perbincangan ini. akhirnya ny Fatimah angkat bicara, ia beranjak mendekati anak kesayangannya itu meraih jemarinya dan mulai menyampaikan maksudnya.

begini nak abi dan umi mau bertanya diusia kamu yg menginjak 27 thn ini kan sudah semestinya kamu itu kasih abi dan umi kamu ini menantu nak.

apa kamu masih belum memikirkan hal itu..?

Fatih yg mendengar pertanyaan uminya itu hanya tersenyum, ada rasa resah dibalik senyumannya itu.

umi abi menunggu fatih pulang hanya karna ingin menanyakan tentang ini..?

ya ampun umi besok pagi juga umi bisa tanya Fatih, tidak mesti harus nunggu Fatih pulang selarut ini.

ucap Fatih disela - sela senyumnya.

umimu penasaran gak bisa menunggu pagi.

ucap ustad Yashir yg disambut pukulan kecil dari bu Fatimah di pahanya.

iya nak umi gak sabar mau dengar jawabanmu.

tambah bu Fatimah.

niat mah ada umi, Abi tapi jodohnya masih di sembunyiin sama Allah mi.. belum di kasih liat ke fatih "

fatih dengan santai menjawab membuat kedua orangtuanya itu tersenyum.

Gimana kalau ada yg mengkhitbah kamu nak..? apa kamu mau..?

waah kalo soal itu mah Fatih ikut kata abi dan umi aja kalo menurut abi dan umi baik dan fatih suka kenapa tidak mi..!

seketika senyum ny Fatimah merekah memandang ustad Yashir.

ya sudah Fatih masuk dulu mi sudah ngantuk...!

ucap Fatih seraya berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamarnya di lantai 2.

sepeninggalan Fatih bu Fatimah dan ustad Yashir melanjutkan obrolan mereka.

tuuh mi dengar sendiri kan jawaban Fatih katanya terserah kita mi.

ustad Yashir tersenyum ada perasaan senang mengingat Fatih telah memberikan tanggung jawab sepenuhnya pada dirinya untuk memilih calon istri untuk putra kesayangannya itu.

iya bi, umi udah dak sabar nih pilih - pilih mantu.

ucap bu Fatimah menerawang fikirannya sudah dipenuhi kriteria - kriteria menantu idaman untuk fatih.

aduh si umi kalo ngomong asal aja masa iya menantu dipilih - pilih mi kayak beli mukena aja kamu mi.

ledek ustad Yashir di balas cengiran di wajah ny Fatimah.

aduh si abi maksud umi itu pilih yg baik buat Fatih bi..! yg lembut,santun sholeha begitu bukan mau pilih - pilih yg cantik macam mukena di pasar...! idih si abi mah

dikamar Fatih

Fatih masih merebahkan dirinya di kasur tangannya direntangkan lebar - lebar sambil menarik nafas menghirup udara segar yang masuk melalui jendela kamar yg masih terbuka, matanya menerawang mengingat kembali pertemuannya dengan farah tadi sore, seketika bibirnya menarik sebuah senyuman ia bangkit dari tidurnya dan meraih ponsel yg ia taruh di nakas dekat ranjang, lalu ia mulai mengetikkan sesuatu dan segera memencet tombol send di layar ponselnya.

Dilain tempat Farah yang baru saja masuk ke kamarnya segera merogoh kantongnya mendengar tanda sebuah pesan masuk di ponselnya,matanya seketika berbinar melihat chat yg dikirimkan seseorg untuknya.

*Assalamualaikum ukthi.....

apakah sudah sampai dirumah..? maaf saya tidak mengantar ukhti pulang tadi.. *A.F**

seketika jari mungil farah menari membalas pesan itu.

waalaikum salam akhi.....

iya saya baru saja sampai dirumah, malah ini baru masuk kamar , tidak apa - apa akhi lagi pula tidak enak dilihat orang kalo kita pulang bersama.

tring...

terdengar lagi tanda pesan chat balasan dari fatih.

Alhamdulillah jika sudah sampai,

sebenernya saya tidak enak tadi membiarkan ukthi pulang sendiri selarut ini, tapi yah benar yang ukthi bilang, gak enak dilihat orang. bukankah menghindari fitnah itu lebih baik dari pada kita yang memulainya.

baiklah kalo begitu selamat malam ukthi segeralah tidur biar gak kesiangan besok, semoga mimpi indah ukthi *A.F*

ada senyum tersungging di bibir farah setiap dia membalas atau pun membaca pesan dari pria itu, seketika jarinya membalas pesan itu.

ya akhi saya akan tidur nanti ada tugas yg musti saya lakukan sebelum tidur, selamat malam akhi semoga tidurmu nyenyak terima kasih untuk hari ini......

sehabis memencet tombol send pada layar ponselnya seketika itu juga Farah menjatuhkan tubuhnya dikasur ada rasa senang dan juga takut di hatinya, rasa senang mengingat semakin hari ia semakin dekat dengan pria itu dan juga takut jika ia tak bisa menahan hasratnya dan tanpa sengaja melakukan hal - hal yang paling di benci oleh Allah seperti zina mata, zina telinga atau zina mulut.

memang dia tak pernah melakukan kontak fisik apapun dengan pria itu namun bukankah sesuatu yg dilakukan dengan rasa secara tidak langsung juga merupakan perbuatan yg dibenci Allah....?

menyadari dirinya dilanda kegelisahan panjang Farah segera beranjak dari tidurnya melepaskan hijabnya lalu melangkah menuju kamar mandi mengambil wudhu dan sholat, itulah kebiasaan yg selalu ia lakukan sebelum tidur sebisa mungkin ia sholat mengadukan pada tuhan sang pencipta apa saja yg ada dihatinya, apa saja yg selalu membuatnya gundah bahkan terkadang ia bercerita semua yang ia lakukan sepanjang hari kepada tuhannya.

ia melakukan sholatnya lebih awal memang mengingat ia yg telah begitu ngantuk malam ini maka ia memutuskan sholat terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan tidur ia takut jika ia tidur terlebih dahulu maka ia akan melewatkan sholat malamnya dan melewatkan harinya tanpa bertemu dan bercerita dengan tuhannya itu akan menjadi sesal tersendiri di hatinya, setelah sholat dan bercerita dalam doanya farahpun beranjak dari sajadahnya dan menenggelam kan wajahnya di balik selimut seraya memejamkan mata dan tertidur dalam damai.

To be Continue

Terpopuler

Comments

Tukiyem Samudra

Tukiyem Samudra

140

2020-06-12

0

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

seru thor.. aku baca nya nyicil ya..
aq mampir bawa boomlike dan komen
.
.
jgn lupa feedback ke cerita aku, makasiiih 🤗

2020-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!