Bab 4 Membeli hand phone

***

Malam pun telah tiba, Roni tidak sabar menunggu besok pagi karena ingin segera mambeli hand phone, mereka bertiga berkumpul sedang menonton tv.

"Ron besok kamu beli hand phonennya sama siapa?", tanya Bapak.

"Sama siapa ya," pikir Roni.

"Gimana kalo sama Sinta aja, besokkan hari minggu pasti Sinta libur sekolah."

"Ya ntar saya tanyain bisa apa nggak nganter aku."

"Jangan lupa izin Bapaknya Sinta boleh nggak anaknya diajak sama kamu,"kata ibu.

Bapaknya Roni menyuruh Roni untuk minta di temani sama Sinta yang sudah pengalaman dalam membeli hand phone yang ada di pasar kota, karena sinta sekolahnya ada di dekat pasar kota.

"Ya udah pak saya mau ke rumahnya Sinta sekarang ntar keburu malam."

Roni pamit pergi ke rumah sinta dengan berjalan kaki, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Roni.

"Assalamualaikum...," Roni sampai dirumah Sinta dan mengucapkan salam.

"Waalaikum salam," jawab Bapaknya Sinta.

"Ada apa malam-malam kamu kesini Roni,perasaan gak ada yang rusak barang di rumah saya," sangka Bapaknya sinta.

"Sintanya ada Pak."

"Ada di kamarnya, untuk apa mencari Sinta," tanya Bapaknya sinta.

"Nggak pak saya kesini mau minta tolong di temenin sama sinta besok ke pasar kota, kira-kira boleh nggak Pak."

"Kok kamu mintanya di temenin sama Sinta,emangnya kamu mau pacaran ya."

"Nggak pak saya mau beli hand phone,kata Bapak saya,saya disuruh belinya sama Sinta yang sudah berpengalaman dikota."

"La emangnya kamu nggak punya temen laki-laki kok ngajak anak perempuan,"kata Bapaknya Sinta Yang hawatir.

"Punya Pak, tapi anaknya nggak tau dimana tempat belinya Handphone, saya minta tolong pak izinin Sinta buat nemenin saya," pinta Roni sambil bersalaman.

"Ya udah Bapak izinin tapi kamu jangan macem-macem ya sama anak saya, dia itu masih anak SMA."

"Ya Pak," jawab Roni sambil menundukkan kepala.

"Saya panggilkan Sinta dulu."

Bapak menuju kamar Sinta dan memanggilnya.

"Tok, tok, tok, Sin, sudah tidur belum,tu ada yang nyariin kamu."

"Siapa pak," jawab sinta.

"Roni, anaknya pak slamet"

"Hah!!!, Roni, ngapain dia nyariin aku malam-malam begini," gumam sinta yang terkejut.

"Ya pak," sinta segera keluar dari kamarnya dan menemui Roni di ruang tamu.

"Ada apa Ron kamu kesini," tanya Sinta

"Gini Sin besok aku mau beli hand phone, kamu bisa nggak nemenin aku di pasar kota, kamu sering ke kota, pasti kamu tau tempatnya."

"Kebetulan besok sekolah libur, kayaknya bisa."

"Kita berangkat jam berapa," tanya Roni yang udah nggak sabar pingin beli handphone.

"Jam delapan pagi ya."

"Oke,kita naik bis ya," ajak Roni.

"Pakek sepeda motor aku aja ya,ntar kamu yang boncengin."

"Boleh-boleh," jawab Roni dengan semangat.

"Udah malam aku pamit pulang ya, salam buat Pak Bayan, sampai jumpa besok," kata Roni pamit.

Keesokan harinya, Roni bangun sangat pagi sekali, seperti biasa Roni memberi makan ayam-ayamnya di kandang. Kali ini dia kerjakan lebi awal, karena dia akan pergi ke kota yang perjalananya cukup jauh dari desa Roni. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi, Roni bergegas mandi.

"Tet, tet, tet," terdengar dari depan rumah Roni bunyi klakson sepeda motor Sinta. Terlihat Roni belum keluar juga,lalu Sinta masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam," jawab ibu Roni.

"Eh Sinta ayo masuk dulu, Roni masih ganti baju,Ron cepet ganti bajunya, sudah di tunggu Sinta lo."

"Ya, ya, Bu," jawab Roni tergesa-gesa.

"Aku udah siap ayo kita bersngkat," akhirnya merekapun berangkat ke kota bersama.

Selang waktu berjalan merekapun sampai di pasar kota.

"Stop, sudah sampai kita berhenti disini," Sinta turun dari boncengan Roni.

"Ini tempatnya."

"Oh ini ya tempatnya."

lalu mereka berdua masuk ke toko khusus penjual hand phone, Roni terbelalak melihat banyak toko hand phone disana.

"Ya Alloh banyak banget ya hand phonenya."

Sinta mengajak Roni masuk ke salah satu toko hand phone.

"Kamu mau beli hand phone yang mana," tanya Sinta.

"Nggak tahu, aku nggak ngerti soal hand phone, pokoknya aku minta yang bagus,bisa buat sosial media kayak anak jaman sekarang," maklum karena Roni anak kampung yang kurang pergaulan.

"Uang kamu ada berapa?" tanya sinta lagi.

"Aku bawa uang dua juta, kira-kira cukup nggakya."

"Aku cariin harganya yang di bawah dua jutaan ya..!!"

"Oke terserah kamu kamu yang lebih ngerti."

"Mbak aku minta hand phone yang harganya di bawah dua jutaan, tapi yang udah bisa buat sosmed ya..!!"

"Oke," jawab pelayan toko itu.

"Ini mbak yang harganya satu juta tujuh ratus, layarnya besar, model sekarang, dan sudah lengkap buat sosmed."

"Ni Ron hand phonenya, coba kamu lihat," Sinta menunjukkan pada Roni.

"Wah bagus banget, gede banget layarnya,aku suka."

"Ya udah mbak yang ini aja."

Pelayan toko itu membungkus hand phone yang di pilih Sinta.

"Ron kamu bayar satu juta tujuh ratus ya," perintah Sinta.

"Oke, makasih mbak," mereka berdua keluar dari toko itu. Roni tersenyum bahagia karena sudah mendapatkan hand phone.

"Aku seneng banget Sin, akhirnya aku bisa punya hand phone, makasih ya Sin, udah nganterin aku," Sinta memandang wajah Roni yang sangat ceria dan bahagia.

"Ya sama-sama, aku seneng kok bisa ngelihat orang yang pernah aku sayangi bahagia."

"Oh ya kamu pasti lapar,,ayo kita mampir diwarung makan."

Saking gembiranya Roni tak sadar dia reflek merangkul Sinta, Sintapun merasa kikuk di buatnya. Merekapun makan di warung bersama, sambil makan mereka mengobrol.

Roni membuka hand phone barunya, sambil berkata.

"Sin ni gimana cara makeknya."

Maklum Roni belum pernah punya hp sebelumnya dan belum bisa memakainya."

"Sini aku ajarin, ini tombol buat nyalain," sinta menunjukkan ini itu pada Roni. Tidak lama kemudian Ronipun mengerti cara menggunakan HP.

"Cekrak-cekrek, Roni selfi-selfi bersama Sinta, lalu mereka beranjak pulang.

Dalam perjalanan pulang sambil mengendarai motor Roni berkata pada Sinta.

"Sin makasih banyak buat hari ini, kamu udah mau nganterin aku, nemenin aku hingga tercapai tujuanku. Bagiku punya HP sangat penting supaya aku bisa mencari tambatan hatiku yang hilang. Makasih juga, karena uang yang kamu berikan padaku bisa buat tambahan beli Hp, pokoknya makasih banget kamu teman terbaiku."

"Ya, ya, aku seneng kalo orang yang aku sayangi bahagia, terus semangat ya, semoga keinginanmu tercapai," ucap sinta. Selang waktu berjalan merekapun sampai dirumah.

"Udah nyampek, makasih banyak ya," ucap Roni sambil tersenyum dan masuk rumah.

"Gimana Ron udah dapet HPnya."

"Sudah Pak."

"Pantesan kamu senyum-senyum gitu, ya udah cepet sana mandi sudah mau maghrib," Roni bergegas mandi dan mengerjakan sholat maghrib karena di ingatkan Bapaknya.

Selesai sholat maghrib, Roni langsung mencari nomer telephon Risa yang di berikan oleh pembantunya dan langsung mencatat di HPnya.

Roni mencoba menghubungi nomernya Risa, sampai berulang-ulang tidak ada jawaban. Roni coba nge Chat masih aja centang satu, Roni sampai gelisah memikirkannya.

***Apa yang sebenarnya terjadi,tunggu kisah selanjutnya....jangn lupa like dan komment,makasihhh...

#Mohon di maklumin ya masih belajar menulis novel.

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Busyet cakep cakep banget

2021-05-14

1

Maristy

Maristy

mampir thor

2021-03-19

1

lMUT

lMUT

hadir y kk

2021-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Pingin beli hand phone
3 Bab 3 Butuh uang dua juta
4 Bab 4 Membeli hand phone
5 Bab 5 Mencoba menghubungi Risa
6 Bab 6 Terhubung dengan Risa
7 Bab 7 Risa pulang kampung
8 Bab 8 Kejutan buat Roni
9 Bab 9 Risa menyindir Bapaknya
10 Bab 10 Pak Danu khawatir
11 Bab 11 Risa minta di lamar
12 Bab 12 Berkunjung ke rumah Pak Lek
13 Bab 13 Lamaran di tolak
14 Bab 14 Kekecewaan
15 Bab 15 Perjuangan di mulai
16 Bab 16 Ke Jakarta
17 Bab 17 Menjadi preman
18 Bab 18 Menyerang
19 Bab 19 Beroperasi lagi
20 Bab 20 Di bantai
21 Bab 21 Kegelisahan Risa
22 Bab 22 Terdampar
23 Bab 23 Selamat
24 Bab 24 Ikut mengemis
25 Bab 25 Bersedekah
26 Bab 26 Pangeran dari kali
27 Bab 27 Rumah kardus
28 Bab 28 Nggak ada kabar
29 Bab 29 Mengemis lagi
30 Bab 30 Penasaran
31 Bab 31 Beda R dan T
32 Bab 32 Belajar Ikhlas
33 Bab 33Masih penasaran
34 Bab 34 Jalan-jalan
35 Bab 35 Terpental
36 Bab 36 Di Rumah Sakit
37 Bab 37 Kangen
38 Bab 38 Semoga bertemu lagi
39 Bab 39 Bertepuk sebelah tangan
40 Bab 40 Janji
41 Bab 41 Selamat tinggal
42 Bab 42 Kasur buat Kakek
43 Bab 43 Berpikir kritis
44 Bab 44 Cowok nggak jelas
45 Bab 45 Partner kerja
46 Bab 46 Promosi pertama
47 Bab 47 Di Rt dua
48 Bab 48 Masih di Rt dua
49 Bab 49 Makin gemes
50 Bab 50 Sangat marah
51 Bab 51 Persaingan
52 Bab 52 Hari H
53 Bab 53 Kalah
54 Bab 53
55 Bab 54 Bela sungkawa
56 Bab 55 Lintah darat
57 Bab 56 Bingung
58 Bab 57 Melunasi hutang
59 Bab 58 Habis sudah
60 Bab 59 Hand phone baru
61 Bab 60 Nggak terhubung
62 Bab 61 Sedih
63 Bab 62 Menunggu
64 Bab 63 Tidak pulang
65 Bab 64 Sakit keras
66 Bab 65 Meninggal
67 Bab 66 Di Stasiun
68 Bab 67 Bertemu Bimo
69 Bab 68 Menunggu Kereta
70 Bab 69 Terkejut
71 Bab 70 Sampai di rumah
72 Bab 71 Lima ratus juta
73 Bab 72 Terbelalak
74 Bab 73 Di maafkan
75 Bab 74 Mengambil uang
76 Bab 75 Menjalankan Misi
77 Bab 76 Bersedekah
78 Bab 77 Syukuran
79 Bab 78 Lamaran
80 Bab 79 Menikah
81 Bab 80 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Pingin beli hand phone
3
Bab 3 Butuh uang dua juta
4
Bab 4 Membeli hand phone
5
Bab 5 Mencoba menghubungi Risa
6
Bab 6 Terhubung dengan Risa
7
Bab 7 Risa pulang kampung
8
Bab 8 Kejutan buat Roni
9
Bab 9 Risa menyindir Bapaknya
10
Bab 10 Pak Danu khawatir
11
Bab 11 Risa minta di lamar
12
Bab 12 Berkunjung ke rumah Pak Lek
13
Bab 13 Lamaran di tolak
14
Bab 14 Kekecewaan
15
Bab 15 Perjuangan di mulai
16
Bab 16 Ke Jakarta
17
Bab 17 Menjadi preman
18
Bab 18 Menyerang
19
Bab 19 Beroperasi lagi
20
Bab 20 Di bantai
21
Bab 21 Kegelisahan Risa
22
Bab 22 Terdampar
23
Bab 23 Selamat
24
Bab 24 Ikut mengemis
25
Bab 25 Bersedekah
26
Bab 26 Pangeran dari kali
27
Bab 27 Rumah kardus
28
Bab 28 Nggak ada kabar
29
Bab 29 Mengemis lagi
30
Bab 30 Penasaran
31
Bab 31 Beda R dan T
32
Bab 32 Belajar Ikhlas
33
Bab 33Masih penasaran
34
Bab 34 Jalan-jalan
35
Bab 35 Terpental
36
Bab 36 Di Rumah Sakit
37
Bab 37 Kangen
38
Bab 38 Semoga bertemu lagi
39
Bab 39 Bertepuk sebelah tangan
40
Bab 40 Janji
41
Bab 41 Selamat tinggal
42
Bab 42 Kasur buat Kakek
43
Bab 43 Berpikir kritis
44
Bab 44 Cowok nggak jelas
45
Bab 45 Partner kerja
46
Bab 46 Promosi pertama
47
Bab 47 Di Rt dua
48
Bab 48 Masih di Rt dua
49
Bab 49 Makin gemes
50
Bab 50 Sangat marah
51
Bab 51 Persaingan
52
Bab 52 Hari H
53
Bab 53 Kalah
54
Bab 53
55
Bab 54 Bela sungkawa
56
Bab 55 Lintah darat
57
Bab 56 Bingung
58
Bab 57 Melunasi hutang
59
Bab 58 Habis sudah
60
Bab 59 Hand phone baru
61
Bab 60 Nggak terhubung
62
Bab 61 Sedih
63
Bab 62 Menunggu
64
Bab 63 Tidak pulang
65
Bab 64 Sakit keras
66
Bab 65 Meninggal
67
Bab 66 Di Stasiun
68
Bab 67 Bertemu Bimo
69
Bab 68 Menunggu Kereta
70
Bab 69 Terkejut
71
Bab 70 Sampai di rumah
72
Bab 71 Lima ratus juta
73
Bab 72 Terbelalak
74
Bab 73 Di maafkan
75
Bab 74 Mengambil uang
76
Bab 75 Menjalankan Misi
77
Bab 76 Bersedekah
78
Bab 77 Syukuran
79
Bab 78 Lamaran
80
Bab 79 Menikah
81
Bab 80 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!