Bab 2 Pingin beli hand phone

Malam telah berlalu, pagi-pagi seperti biasa Roni berada di belakang rumahnya membantu ibunya memberi makan ayam-ayam peliharaanya. Pandangan Roni tertuju pada ayam-ayam yang sedang asyik makan sembari berkata dalam hati.

"Wah ayam-ayamku ini sekarang sudah besar-besar, sudah bisa di jual.aku pingin apa ya..."

Terlintas di pikiranya Roni, dia ingin membeli hand phone supaya dia bisa berhubungan dengan Risa lagi.

"Bu ayam-ayamnya sudah tumbuh besar ni,udah bisa di jual, nanti uangnya buat aku ya bu."

"Emangnya kamu mau beli apa?", tanya ibu.

"Mau beli sesuatu yang bisa buat aku bahagia dan menemukan orang yang aku cintai"

"Sesuatu apaan, yang jelas ngomongnya",cetus Ibu Roni.

"Aku pingin beli hand phone, kayak anak-anak muda sekarang ini."

"Buat apa, emangnya kamu bisa makeknya, gayamu itu lo kayak anak orang kaya."

"Bisalah Bu kalo belajar, aku kan anaknya pintar walaupun hanya lulusan Sekolah Dasar, buktinya aku bisa ngebenerin benda-benda yang rusak tanpa harus sekolah dulu."

"Emang harga hand phonenya berapa," tanya ibu lagi." sekitar dua jutaan Bu."

"Apaaaa...," sahut Ibu dengan teriaknya.

"Harganya dua juta, mana cukup hanya dengan jual ayam, ibu aja nggak pernah punya uang segitu banyaknya, buat belanja sehari-hari aja ibu masih ngutang di warung-warung."

"Kamu tau sendiri Bapakmu tu kerjanya cuma jadi tukang cukur rambut, yang upahnya nggak cukup buat kebutuhan sehari-hari. Mendingan kamu gak usah deh beli hand phone yang nggak begitu penting it.""

"Tapi Bu bagiku itu penting banget, aku butuh banget hand phone buat nyari seseorang yang sudah lama aku rindukan"

"Emangnya siapa? anaknya pak bayan itu ya yang sering dateng kesini nyariin kamu"

"Bukan-bukan dia Bu"

"Lalu siapa",tanya ibu penasaran.

"Ibu ingat gak, waktu aku masih sekolah di bangku Sekolah Dasar, aku punya temen cewek namanya Risa anaknya Pak Danu yang sekarang menjadi kepala desa. Dia sering main di rumah kita, wajahnya cantik dan anaknya baik. Aku suka Bu sama dia,dan aku juga sudah menyatakan cintaku padanya."

"Oh Risa!, kemana ya dia sekarang kok ibu nggak pernah melihatnya, dan juga gak pernah main kesini."

"Ya sejak kita lulus Sekolah Dasar, tiba-tiba dia menghindar begitu saja, itu yang membuat aku penasaran sampai sekarang, aku dari dulu sampai sekarang masih mencintainya dan sangat merindukannya."

"Lalu bagaimana dengan Risa apa dia juga mencintai kamu," tanya ibu lagi yang terharu dengan cerita anaknya.

"Risa juga sama sangat mencintai aku, dia ingin kita bisa bersama sampai beranak cucu, tapi kenapa dia jadi begitu," ucap Roni dengan muka yang sangat sedih.

"Ya udah Ibu izinin kamu beli hand phone, tapi kamu juga harus bilang Bapakmu."

"Tapi aku takut Bapak marah."

"Ya udah nanti biar ibu yang ngomong sama Bapak kamu."

"Makasih ya Bu, aku sayang Ibu," ucap Roni sambil memeluk ibunya.

***

Bapak Roni yang sedang menata alat cukurnya mendengar suara.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam...," jawab Bapaknya Roni pada seorang pria paruh baya yang sedang membutuhkan tenaga Roni.

"Roninya ada pak?" tanya pria itu.

"Ya ada,ada apa nyariin Roni."

"Saya butuh tenaga Roni untuk membantu saya."

""Ron-Ron....," dengan suara keras Bapak memanggil Roni yang masih ada di belakang rumah bersama ibunya.

"Ya Pak ,ada apa?" sambil berlari Roni memenuhi panggilan Bapaknya.

"Mi ada orang yang butuh tenaga kamu."

"Oh Pak Samin."

Pak Samin adalah orang yang bekerja dirumah pak Bayan.

"Ada apa Pak ,kerannya rusak lagi?" tanya Roni yang kemarin baru saja ngebenerin keran di rumahnya Sinta anaknya Pak Bayan.

"Bukan keranya yang rusak Ron, tapi hatinya mbak Sinta yang rusak"

"Emangnya kenapa Pak dengan Sinta"

"Sudahlah ayo kita cepat kesana."

Roni segera berangkat ke rumah Sinta dengan Pak Samin.

Sesampainya di rumah, Sinta dan Roni bertemu dengan pak Bayan ayahnya Sinta.

"Kamu apakan anak saya hingga jadi seperti itu," kata Pak Bayan yang marah dengan Roni.

Roni bergegas menuju kamarnya Sinta, terlihat banyak tissu berserakan di lantai, Sintapun terlihat menangis tersedu-sedu hingga matanya memerah dan bengkak.

"Sinta kenapa kamu?" tanpa menjawab Sinta langsung memeluk Roni sambil berkata.

"Roni kamu gak boleh begitu kenapa kamu menolak cintaku,bsakit hatiku," Roni melepaskan pelukan Sinta dan berkata.

"Bukan maksud aku menyakiti hatimu, aku juga sama seperti kamu entah ditolak atau bagaimana pada cewek yang aku cintai, dia meninggalkan aku tanpa sebab hingga sekarang aku tak tau jawabannya. Tapi aku masih setia menunggunya dan akan mencarinya."

Mendengar perkataan Roni Sinta jadi terharu, dan hatinya sudah rela melepaskan Roni yang akan mencari cinta sejatinya.

"Gimana kamu sudah sembuh hatinya," dengan tersenyum Sinta menjawab.

"Ya aku sudah baikan, aku salut sama kamu yang masih setia dengan cinta sejatimu, tetap semangat ya"

"Ya udah aku pamit ya."

"Tunggu sebentar, ini upah kamu yang kemarin belum aku kasih, karna waktu itu hatiku sedang kacau balau"

"Nggak usah terima kasih."

"Udah terima aja, siapa tau ini berguna buat kamu."

*** Di rumah Roni

Ibunya sedang menyeduh kopi panas yang akan diberikan kepada suaminya, yang sedang menonton Tv Ibu pingin ngasih tau Bapak soal keinginan anaknya," Bapak ini Ibu buatin kopi di minum ya"

"Ya, Istriku yang cantik," jawab bapaknya Roni sambil memuji istrinya.

"Pak Ibu pingin ngomong sama Bapak "

"Ngomong apa bu kok slinta-slintut gitu, nggak seperti biasanya Ibu pingin ngomong sama Bapak pakai izin dulu."

"Gini lo pak, Roni pingin beli hand phone."

"Apa!!!, beli hand phone," jawab bapak terbelalak.

"Untuk apa to Bu, Hand phone itu mahal harganya jutaan dari mana kita dapat uang sebanyak itu."

"Kita jual saja ayam kita yang sudah besar-besar itu."

"Mana cukup Bu,emangnya apa pentingnya Roni mau beli Hand phone."

"Itu penting pak buat Roni, dengan punya Hand phone Roni bisa mencari cinta sejatinya sejak kecil, dan ingin bisa berhubungan denganya dari jarak jauh," kata Ibu menjelaskan pada Bapaknya Roni.

"Bukannya Sinta pacarnya Roni, yang rumahnya dekat sini, ngapain pake hp-hpan segala."

"bukan Pak, yang ibu maksud itu Risa teman sekolahnya Roni waktu di Sekolah Dasar, dia anaknya pak Danu yang sekarang jadi kepala desa kita."

"Oh seperti itu," sepertinya Bapak suka karna anaknya mencintai Risa anak pak kepala desa yang kaya raya itu.

"Risa itu cinta pertamanya Roni, tapi setelah lulus sekolah dasar, Roni tidak pernah berhubungan denganya lagi entah karna apa, tapi Roni masih setia menunggunya.

"Ya udah Bu, akan aku usahakan supaya Roni bisa membeli hand phone."

***tungguin episode selanjutnya ya....

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

aku juga pengen beli Hand Phone
tapi uang tak cukup

2021-05-14

1

Dhina ♑

Dhina ♑

Roniii

2021-05-05

1

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

sedih aku thor ky kisah ku dulu.teman- teman udah punya hp baru aku masih hp jadul.dukung juga karyaku thor.#ketika takdir menyatukan aku dan mereka. # mencintai mu dalam gelap. semangat

2021-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Pingin beli hand phone
3 Bab 3 Butuh uang dua juta
4 Bab 4 Membeli hand phone
5 Bab 5 Mencoba menghubungi Risa
6 Bab 6 Terhubung dengan Risa
7 Bab 7 Risa pulang kampung
8 Bab 8 Kejutan buat Roni
9 Bab 9 Risa menyindir Bapaknya
10 Bab 10 Pak Danu khawatir
11 Bab 11 Risa minta di lamar
12 Bab 12 Berkunjung ke rumah Pak Lek
13 Bab 13 Lamaran di tolak
14 Bab 14 Kekecewaan
15 Bab 15 Perjuangan di mulai
16 Bab 16 Ke Jakarta
17 Bab 17 Menjadi preman
18 Bab 18 Menyerang
19 Bab 19 Beroperasi lagi
20 Bab 20 Di bantai
21 Bab 21 Kegelisahan Risa
22 Bab 22 Terdampar
23 Bab 23 Selamat
24 Bab 24 Ikut mengemis
25 Bab 25 Bersedekah
26 Bab 26 Pangeran dari kali
27 Bab 27 Rumah kardus
28 Bab 28 Nggak ada kabar
29 Bab 29 Mengemis lagi
30 Bab 30 Penasaran
31 Bab 31 Beda R dan T
32 Bab 32 Belajar Ikhlas
33 Bab 33Masih penasaran
34 Bab 34 Jalan-jalan
35 Bab 35 Terpental
36 Bab 36 Di Rumah Sakit
37 Bab 37 Kangen
38 Bab 38 Semoga bertemu lagi
39 Bab 39 Bertepuk sebelah tangan
40 Bab 40 Janji
41 Bab 41 Selamat tinggal
42 Bab 42 Kasur buat Kakek
43 Bab 43 Berpikir kritis
44 Bab 44 Cowok nggak jelas
45 Bab 45 Partner kerja
46 Bab 46 Promosi pertama
47 Bab 47 Di Rt dua
48 Bab 48 Masih di Rt dua
49 Bab 49 Makin gemes
50 Bab 50 Sangat marah
51 Bab 51 Persaingan
52 Bab 52 Hari H
53 Bab 53 Kalah
54 Bab 53
55 Bab 54 Bela sungkawa
56 Bab 55 Lintah darat
57 Bab 56 Bingung
58 Bab 57 Melunasi hutang
59 Bab 58 Habis sudah
60 Bab 59 Hand phone baru
61 Bab 60 Nggak terhubung
62 Bab 61 Sedih
63 Bab 62 Menunggu
64 Bab 63 Tidak pulang
65 Bab 64 Sakit keras
66 Bab 65 Meninggal
67 Bab 66 Di Stasiun
68 Bab 67 Bertemu Bimo
69 Bab 68 Menunggu Kereta
70 Bab 69 Terkejut
71 Bab 70 Sampai di rumah
72 Bab 71 Lima ratus juta
73 Bab 72 Terbelalak
74 Bab 73 Di maafkan
75 Bab 74 Mengambil uang
76 Bab 75 Menjalankan Misi
77 Bab 76 Bersedekah
78 Bab 77 Syukuran
79 Bab 78 Lamaran
80 Bab 79 Menikah
81 Bab 80 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Pingin beli hand phone
3
Bab 3 Butuh uang dua juta
4
Bab 4 Membeli hand phone
5
Bab 5 Mencoba menghubungi Risa
6
Bab 6 Terhubung dengan Risa
7
Bab 7 Risa pulang kampung
8
Bab 8 Kejutan buat Roni
9
Bab 9 Risa menyindir Bapaknya
10
Bab 10 Pak Danu khawatir
11
Bab 11 Risa minta di lamar
12
Bab 12 Berkunjung ke rumah Pak Lek
13
Bab 13 Lamaran di tolak
14
Bab 14 Kekecewaan
15
Bab 15 Perjuangan di mulai
16
Bab 16 Ke Jakarta
17
Bab 17 Menjadi preman
18
Bab 18 Menyerang
19
Bab 19 Beroperasi lagi
20
Bab 20 Di bantai
21
Bab 21 Kegelisahan Risa
22
Bab 22 Terdampar
23
Bab 23 Selamat
24
Bab 24 Ikut mengemis
25
Bab 25 Bersedekah
26
Bab 26 Pangeran dari kali
27
Bab 27 Rumah kardus
28
Bab 28 Nggak ada kabar
29
Bab 29 Mengemis lagi
30
Bab 30 Penasaran
31
Bab 31 Beda R dan T
32
Bab 32 Belajar Ikhlas
33
Bab 33Masih penasaran
34
Bab 34 Jalan-jalan
35
Bab 35 Terpental
36
Bab 36 Di Rumah Sakit
37
Bab 37 Kangen
38
Bab 38 Semoga bertemu lagi
39
Bab 39 Bertepuk sebelah tangan
40
Bab 40 Janji
41
Bab 41 Selamat tinggal
42
Bab 42 Kasur buat Kakek
43
Bab 43 Berpikir kritis
44
Bab 44 Cowok nggak jelas
45
Bab 45 Partner kerja
46
Bab 46 Promosi pertama
47
Bab 47 Di Rt dua
48
Bab 48 Masih di Rt dua
49
Bab 49 Makin gemes
50
Bab 50 Sangat marah
51
Bab 51 Persaingan
52
Bab 52 Hari H
53
Bab 53 Kalah
54
Bab 53
55
Bab 54 Bela sungkawa
56
Bab 55 Lintah darat
57
Bab 56 Bingung
58
Bab 57 Melunasi hutang
59
Bab 58 Habis sudah
60
Bab 59 Hand phone baru
61
Bab 60 Nggak terhubung
62
Bab 61 Sedih
63
Bab 62 Menunggu
64
Bab 63 Tidak pulang
65
Bab 64 Sakit keras
66
Bab 65 Meninggal
67
Bab 66 Di Stasiun
68
Bab 67 Bertemu Bimo
69
Bab 68 Menunggu Kereta
70
Bab 69 Terkejut
71
Bab 70 Sampai di rumah
72
Bab 71 Lima ratus juta
73
Bab 72 Terbelalak
74
Bab 73 Di maafkan
75
Bab 74 Mengambil uang
76
Bab 75 Menjalankan Misi
77
Bab 76 Bersedekah
78
Bab 77 Syukuran
79
Bab 78 Lamaran
80
Bab 79 Menikah
81
Bab 80 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!