Bab 3 Butuh uang dua juta

***Di rumah

Bapaknya Roni kelihatan mondar-mandir memikirkan gimana cara dapetin uang untuk bisa beli hand phone buat Roni, sambil mengusap-usap rambutnya Bapak berkata.

"Gimana ya caranya dapat uang sebanyak dua juta itu, untuk beli Hand phone."

Maklum ya bagi orang yang kurang mampu uang segitu udah kelihatan banyak dan susah nyarinya.

Tiba-tiba saja terdengar suara dari depan rumah, "Ayamnya-ayamnya...yang mau di jual monggo-monggo."

Segera Bapak keluar dari rumah dan memanggil tukang penjual ayam itu.

"He..., penjual ayam berhenti, saya mau menjual ayam-ayam saya."

"Oh iya boleh pak, dimana tempat ayamnya?" tanya penjual ayam itu.

"Ada di belakang rumah,ayo kita kesana," dengan hati gembira Bapaknya Roni menuju kandang ayam bersama penjual ayam itu.

"Berapa pak ayamnya yang mau dijual?"

"Saya hitung dulu, dan memilih yang sudah besar-besar, satu, dua, tiga.......sepuluh, sebelas......duapuluh, ada dua puluh ekor yang mau saya jual, kira-kira dapat uang berapa?"

"Perbijinya saya beli lima puluh ribu ya pak..."

"Tambahin dong pak harganya masak cuman segitu," pinta Bapaknya Roni pada pembeli ayam itu.

"Itu sudah mahal pak, kalo ayamnya gak gemuk-gemuk nggak laku segitu."

"Ya sudah, saya mau dengan harga segitu, jadi tu

jumlah uangnya berapa?"

"Saya hitung dulu ...jumlahnya satu juta, ni pak uangnya."

"Oh ya terimakasih banyak," ucap Bapak Roni.

Pembeli ayampun berlalu pergi. Bapak berjalan menuju ruang dapur.

"Bu ayamnya sudah Bapak jual, dapat uang satu juta rupiah."

"Alhamdulilah pak dapat uang segitu banyaknya , ntar bisa buat beli hand phonenya Roni."

"Masih kurang banyak Bu, Bapak punya simpanan uang itupun untuk belanja bulanan kita,gimana ini," keluh Bapak Roni.

"Sabar-sabar pak kita nunggu punya uang lagi."

"Ya semoga Roni juga mau bersabar."

Ternyata kedua orang tua Roni sangat antusias sekali ingin membelikan hand phone buat Roni.

***

Sembari berjalan pulang dari rumah Sinta Roni melewati sekolah yang dulu pernah dia tempati bersama Risa, dia terhenti sebentar membayangkan kenangannya bersama Risa , dalam hatinya berkata," Risa aku pingin kita bisa bersama-sama lagi seperti dulu,kapan kita bisa bertemu lagi."

Lalu Roni melanjutkan perjalanan pulang, tiba saja dia kepikiran pingin melewati rumahnya Risa yang arahnya berlawanan dari rumahnya, Roni membalikkan badannya dan berjalan menuju rumahnya Risa.

Selang waktu berjalan Ronipun sampai di depan rumah Risa yang terlihat sangat bagus dan mewah diantara rumah warga-warga yang lain, Roni melihat dari luar pagar rumah Risa terlihat sepi tidak ada orang satupun di depan rumah.

Ternyata di dalam rumah ada seorang pembantu yang melihat orang yang ada diluar pagar, dia bergegas mengambil selembar uang, dan keluar dari rumah. Roni kaget, dan berkata dalam hatinya," ternyata ada orangnya"

Tiba-tiba saja pembantu itu memberikan selembar uang pada Roni, sambil berkata.

"Ini Mas silahkan pergi."

Roni kaget di buatnya, dan berkata.

"Lo mbak saya bukan pengemis"

"Kirain mas orang minta-minta alias pengemis jaman new."

"Maksudnya apa!!!, orang tampan begini kok di bilang pengemis pakek jaman new lagi maksudnya gimana," cetus Roni.

"Sekarang tu banyak ya orang yang modus, lagian mas ini mukaknya saya lihat melas banget sih, jadi saya kira pengemis."

"Ini rumahnya pak lurah kan," tanya Roni pada pembantu itu.

"Ya benar,emangnya kenapa?"

"Kok sepi banget rumahnya orangnya pada kemana," tanya Roni sambil meliha kesana-sini tak ada orang kecuali pembantu itu.

"Pak lurah sedang keluar kota,dia pergi ke kota Malang untuk mengunjungi putrinya yang sedang kuliah di sana, dia itu putri satu-satunya, dia nggak pernah pulang ke sini, kalau orang tuanya kangen,mereka akan berkunjung kesana."

"Oh begitu kenapa putrinya gak pernah pulang kesini," tanya Roni penasaran.

"Ysng saya tahu katanya,kalau dia pulang hatinya akan terasa sakit."

"Sakit karena apa," tanya Roni lagi.

"Ya mana saya tahu."

"Emangnya kamu siapa sih nanya -nanya terus,ngapain juga saya cerita sama kamu."

"Aku ini temannya Risa waktu masih di Sekolah Dasar, dulu kami sangat akrab, selalu pulang sekolah bersama-sama dan bermain bersama-sama, diapun sering main ke rumah saya, tapi saya tidak pernah di ajak main ke rumahnya entah karena apa."

Pembantu itu terpaku mendengar cerita Roni.

Roni melanjutkan ceritanya lagi.

"Dia pernah bilang kalau dia sangat menyayangiku dan ingin hidup bersamaku selamanya, semenjak lulus dari Sekolah Dasar, kita seperti terpisah dan tak pernah bertemu lagi."

"Oh begitu, kasihan ya kamu, jadi kamu kesini mau nyariin neng Risa to."

"Saya sudah sering kesin tapi tidak pernah bertemu siapapun, rumah ini selalu kelihatan sepi, saya pingin sekali bertemu dengan Risa dan menanyakan kenapa semenjak itu dia tidak pernah menemuiku lagi."

"Gimana ya caranya kamu bisa bertemu dengan neng Risa, saya juga nggak tahu alamatnya di mana, oh iya kamukan bisa menghubungi nomernya neng Risa,saya punya nomer telephonnya, sebentar saya ambilkan."

"Ya Bu, ya Bu," jawab roni dengan hati yang sangat gembira.

Pembantu itupun langsung masuk kerumah dan mencatat nomer telephonnya Risa,sedangkan Roni masih menunggu diluar pagar. Pembantu itupun keluar dari rumah dan memberika nomer telephonnya Risa pada Roni.

"Ini nomer telephonya neng Risa, kamu bisa menghubunginya."

"Ya Bu ,terima kasih banyak...," sambil bersalaman Roni mengucapkan banyak terima kasih pada pembantunya Bapak lurah itu.

Roni berlalu pergi pulang menuju rumahnya dengan hati gembira, karena sudah dapat petunjuk untuk bisa menghubungi Risa.

Roni sudah sampai di depan rumahnya, dia berlari sambil berteriak .

"Bu...Ibu, Roni pulang , Roni seneng banget Bu bisa hari ini," sambil memeluk Ibunya yang terkejut karena teriakan anaknya yang seneng kegirangan itu, sedangkan Bapaknya hanya terdiam menyaksikanya.

"Ya ya kamu seneng kenapa,kamu sudah bertemu Risa," tanya Ibu.

"Belum Bu aku sekarang sudah dapat nomernya Risa."

"Baru dapet nomernya Risa aja seneng banget, emangnya kamu mau menghubunginya pakai apa," Roni terdiam.

"Iya emangnya kamu mau menghubungi pakai apa," sahut Bapaknya Roni.

"Kan katanya Bapak mau beliin Roni hand phone."

"Bapak sudah jual ayam-ayamnya tapi uangnya masih nggak cukup untuk bei hand phone."

Mereka bertiga terdiam dengan muka sedih. Bapak dan Ibunya Roni memandang Roni yang sangat sedih, sekilas bapak memandang saku baju Roni terlihat amplop putih.

"Ron itu disakumu ada amplop putih isinya apa," tanya Bapak.

"Ini tadi upah dari sinta Pak."

"Kok tebel banget isi amplopnya,coba kamu buka."

Mereka bertiga terbelalak ternyata isinya uang yang jumlahnya satu juta rupiah.

"Ya Alloh pak isinya uang sebanyak satu juta."

"Apa uang satu juta,banyak banget upahnya,Alhamdulillah...," kata ibu bersyukur banget.

"Ini bisa buat tambahan buat beli hand phone kamu Ron," kata Bapak.

"Ya Pak," jawab Roni dengan hati yang sangat gembira, karena sebentar lagi Roni bisa beli hand phone, untuk bisa berhubungan dengan Risa cinta sejatinya.

***masih berlanjut tunguin kisah selanjutnya....like dan kommen ya... makasih buat yang baca...

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

banyak banget, sampai 3juta

2021-05-14

1

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

😆semangat roni like thor. mampir juga di karya ku

#ketika takdir menyatukan aku dan mereka.

#Mencintai mu dalam gelap

2021-03-08

1

Siti Aisyah

Siti Aisyah

thoor nama Pratama udah pasaran di novel kenapa nggak di kasih nama samudra biar Roni kuat mengarumi samudra kehidupan😁😁😂😂😂

2021-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Pingin beli hand phone
3 Bab 3 Butuh uang dua juta
4 Bab 4 Membeli hand phone
5 Bab 5 Mencoba menghubungi Risa
6 Bab 6 Terhubung dengan Risa
7 Bab 7 Risa pulang kampung
8 Bab 8 Kejutan buat Roni
9 Bab 9 Risa menyindir Bapaknya
10 Bab 10 Pak Danu khawatir
11 Bab 11 Risa minta di lamar
12 Bab 12 Berkunjung ke rumah Pak Lek
13 Bab 13 Lamaran di tolak
14 Bab 14 Kekecewaan
15 Bab 15 Perjuangan di mulai
16 Bab 16 Ke Jakarta
17 Bab 17 Menjadi preman
18 Bab 18 Menyerang
19 Bab 19 Beroperasi lagi
20 Bab 20 Di bantai
21 Bab 21 Kegelisahan Risa
22 Bab 22 Terdampar
23 Bab 23 Selamat
24 Bab 24 Ikut mengemis
25 Bab 25 Bersedekah
26 Bab 26 Pangeran dari kali
27 Bab 27 Rumah kardus
28 Bab 28 Nggak ada kabar
29 Bab 29 Mengemis lagi
30 Bab 30 Penasaran
31 Bab 31 Beda R dan T
32 Bab 32 Belajar Ikhlas
33 Bab 33Masih penasaran
34 Bab 34 Jalan-jalan
35 Bab 35 Terpental
36 Bab 36 Di Rumah Sakit
37 Bab 37 Kangen
38 Bab 38 Semoga bertemu lagi
39 Bab 39 Bertepuk sebelah tangan
40 Bab 40 Janji
41 Bab 41 Selamat tinggal
42 Bab 42 Kasur buat Kakek
43 Bab 43 Berpikir kritis
44 Bab 44 Cowok nggak jelas
45 Bab 45 Partner kerja
46 Bab 46 Promosi pertama
47 Bab 47 Di Rt dua
48 Bab 48 Masih di Rt dua
49 Bab 49 Makin gemes
50 Bab 50 Sangat marah
51 Bab 51 Persaingan
52 Bab 52 Hari H
53 Bab 53 Kalah
54 Bab 53
55 Bab 54 Bela sungkawa
56 Bab 55 Lintah darat
57 Bab 56 Bingung
58 Bab 57 Melunasi hutang
59 Bab 58 Habis sudah
60 Bab 59 Hand phone baru
61 Bab 60 Nggak terhubung
62 Bab 61 Sedih
63 Bab 62 Menunggu
64 Bab 63 Tidak pulang
65 Bab 64 Sakit keras
66 Bab 65 Meninggal
67 Bab 66 Di Stasiun
68 Bab 67 Bertemu Bimo
69 Bab 68 Menunggu Kereta
70 Bab 69 Terkejut
71 Bab 70 Sampai di rumah
72 Bab 71 Lima ratus juta
73 Bab 72 Terbelalak
74 Bab 73 Di maafkan
75 Bab 74 Mengambil uang
76 Bab 75 Menjalankan Misi
77 Bab 76 Bersedekah
78 Bab 77 Syukuran
79 Bab 78 Lamaran
80 Bab 79 Menikah
81 Bab 80 Bahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Pingin beli hand phone
3
Bab 3 Butuh uang dua juta
4
Bab 4 Membeli hand phone
5
Bab 5 Mencoba menghubungi Risa
6
Bab 6 Terhubung dengan Risa
7
Bab 7 Risa pulang kampung
8
Bab 8 Kejutan buat Roni
9
Bab 9 Risa menyindir Bapaknya
10
Bab 10 Pak Danu khawatir
11
Bab 11 Risa minta di lamar
12
Bab 12 Berkunjung ke rumah Pak Lek
13
Bab 13 Lamaran di tolak
14
Bab 14 Kekecewaan
15
Bab 15 Perjuangan di mulai
16
Bab 16 Ke Jakarta
17
Bab 17 Menjadi preman
18
Bab 18 Menyerang
19
Bab 19 Beroperasi lagi
20
Bab 20 Di bantai
21
Bab 21 Kegelisahan Risa
22
Bab 22 Terdampar
23
Bab 23 Selamat
24
Bab 24 Ikut mengemis
25
Bab 25 Bersedekah
26
Bab 26 Pangeran dari kali
27
Bab 27 Rumah kardus
28
Bab 28 Nggak ada kabar
29
Bab 29 Mengemis lagi
30
Bab 30 Penasaran
31
Bab 31 Beda R dan T
32
Bab 32 Belajar Ikhlas
33
Bab 33Masih penasaran
34
Bab 34 Jalan-jalan
35
Bab 35 Terpental
36
Bab 36 Di Rumah Sakit
37
Bab 37 Kangen
38
Bab 38 Semoga bertemu lagi
39
Bab 39 Bertepuk sebelah tangan
40
Bab 40 Janji
41
Bab 41 Selamat tinggal
42
Bab 42 Kasur buat Kakek
43
Bab 43 Berpikir kritis
44
Bab 44 Cowok nggak jelas
45
Bab 45 Partner kerja
46
Bab 46 Promosi pertama
47
Bab 47 Di Rt dua
48
Bab 48 Masih di Rt dua
49
Bab 49 Makin gemes
50
Bab 50 Sangat marah
51
Bab 51 Persaingan
52
Bab 52 Hari H
53
Bab 53 Kalah
54
Bab 53
55
Bab 54 Bela sungkawa
56
Bab 55 Lintah darat
57
Bab 56 Bingung
58
Bab 57 Melunasi hutang
59
Bab 58 Habis sudah
60
Bab 59 Hand phone baru
61
Bab 60 Nggak terhubung
62
Bab 61 Sedih
63
Bab 62 Menunggu
64
Bab 63 Tidak pulang
65
Bab 64 Sakit keras
66
Bab 65 Meninggal
67
Bab 66 Di Stasiun
68
Bab 67 Bertemu Bimo
69
Bab 68 Menunggu Kereta
70
Bab 69 Terkejut
71
Bab 70 Sampai di rumah
72
Bab 71 Lima ratus juta
73
Bab 72 Terbelalak
74
Bab 73 Di maafkan
75
Bab 74 Mengambil uang
76
Bab 75 Menjalankan Misi
77
Bab 76 Bersedekah
78
Bab 77 Syukuran
79
Bab 78 Lamaran
80
Bab 79 Menikah
81
Bab 80 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!