***Di rumah
Bapaknya Roni kelihatan mondar-mandir memikirkan gimana cara dapetin uang untuk bisa beli hand phone buat Roni, sambil mengusap-usap rambutnya Bapak berkata.
"Gimana ya caranya dapat uang sebanyak dua juta itu, untuk beli Hand phone."
Maklum ya bagi orang yang kurang mampu uang segitu udah kelihatan banyak dan susah nyarinya.
Tiba-tiba saja terdengar suara dari depan rumah, "Ayamnya-ayamnya...yang mau di jual monggo-monggo."
Segera Bapak keluar dari rumah dan memanggil tukang penjual ayam itu.
"He..., penjual ayam berhenti, saya mau menjual ayam-ayam saya."
"Oh iya boleh pak, dimana tempat ayamnya?" tanya penjual ayam itu.
"Ada di belakang rumah,ayo kita kesana," dengan hati gembira Bapaknya Roni menuju kandang ayam bersama penjual ayam itu.
"Berapa pak ayamnya yang mau dijual?"
"Saya hitung dulu, dan memilih yang sudah besar-besar, satu, dua, tiga.......sepuluh, sebelas......duapuluh, ada dua puluh ekor yang mau saya jual, kira-kira dapat uang berapa?"
"Perbijinya saya beli lima puluh ribu ya pak..."
"Tambahin dong pak harganya masak cuman segitu," pinta Bapaknya Roni pada pembeli ayam itu.
"Itu sudah mahal pak, kalo ayamnya gak gemuk-gemuk nggak laku segitu."
"Ya sudah, saya mau dengan harga segitu, jadi tu
jumlah uangnya berapa?"
"Saya hitung dulu ...jumlahnya satu juta, ni pak uangnya."
"Oh ya terimakasih banyak," ucap Bapak Roni.
Pembeli ayampun berlalu pergi. Bapak berjalan menuju ruang dapur.
"Bu ayamnya sudah Bapak jual, dapat uang satu juta rupiah."
"Alhamdulilah pak dapat uang segitu banyaknya , ntar bisa buat beli hand phonenya Roni."
"Masih kurang banyak Bu, Bapak punya simpanan uang itupun untuk belanja bulanan kita,gimana ini," keluh Bapak Roni.
"Sabar-sabar pak kita nunggu punya uang lagi."
"Ya semoga Roni juga mau bersabar."
Ternyata kedua orang tua Roni sangat antusias sekali ingin membelikan hand phone buat Roni.
***
Sembari berjalan pulang dari rumah Sinta Roni melewati sekolah yang dulu pernah dia tempati bersama Risa, dia terhenti sebentar membayangkan kenangannya bersama Risa , dalam hatinya berkata," Risa aku pingin kita bisa bersama-sama lagi seperti dulu,kapan kita bisa bertemu lagi."
Lalu Roni melanjutkan perjalanan pulang, tiba saja dia kepikiran pingin melewati rumahnya Risa yang arahnya berlawanan dari rumahnya, Roni membalikkan badannya dan berjalan menuju rumahnya Risa.
Selang waktu berjalan Ronipun sampai di depan rumah Risa yang terlihat sangat bagus dan mewah diantara rumah warga-warga yang lain, Roni melihat dari luar pagar rumah Risa terlihat sepi tidak ada orang satupun di depan rumah.
Ternyata di dalam rumah ada seorang pembantu yang melihat orang yang ada diluar pagar, dia bergegas mengambil selembar uang, dan keluar dari rumah. Roni kaget, dan berkata dalam hatinya," ternyata ada orangnya"
Tiba-tiba saja pembantu itu memberikan selembar uang pada Roni, sambil berkata.
"Ini Mas silahkan pergi."
Roni kaget di buatnya, dan berkata.
"Lo mbak saya bukan pengemis"
"Kirain mas orang minta-minta alias pengemis jaman new."
"Maksudnya apa!!!, orang tampan begini kok di bilang pengemis pakek jaman new lagi maksudnya gimana," cetus Roni.
"Sekarang tu banyak ya orang yang modus, lagian mas ini mukaknya saya lihat melas banget sih, jadi saya kira pengemis."
"Ini rumahnya pak lurah kan," tanya Roni pada pembantu itu.
"Ya benar,emangnya kenapa?"
"Kok sepi banget rumahnya orangnya pada kemana," tanya Roni sambil meliha kesana-sini tak ada orang kecuali pembantu itu.
"Pak lurah sedang keluar kota,dia pergi ke kota Malang untuk mengunjungi putrinya yang sedang kuliah di sana, dia itu putri satu-satunya, dia nggak pernah pulang ke sini, kalau orang tuanya kangen,mereka akan berkunjung kesana."
"Oh begitu kenapa putrinya gak pernah pulang kesini," tanya Roni penasaran.
"Ysng saya tahu katanya,kalau dia pulang hatinya akan terasa sakit."
"Sakit karena apa," tanya Roni lagi.
"Ya mana saya tahu."
"Emangnya kamu siapa sih nanya -nanya terus,ngapain juga saya cerita sama kamu."
"Aku ini temannya Risa waktu masih di Sekolah Dasar, dulu kami sangat akrab, selalu pulang sekolah bersama-sama dan bermain bersama-sama, diapun sering main ke rumah saya, tapi saya tidak pernah di ajak main ke rumahnya entah karena apa."
Pembantu itu terpaku mendengar cerita Roni.
Roni melanjutkan ceritanya lagi.
"Dia pernah bilang kalau dia sangat menyayangiku dan ingin hidup bersamaku selamanya, semenjak lulus dari Sekolah Dasar, kita seperti terpisah dan tak pernah bertemu lagi."
"Oh begitu, kasihan ya kamu, jadi kamu kesini mau nyariin neng Risa to."
"Saya sudah sering kesin tapi tidak pernah bertemu siapapun, rumah ini selalu kelihatan sepi, saya pingin sekali bertemu dengan Risa dan menanyakan kenapa semenjak itu dia tidak pernah menemuiku lagi."
"Gimana ya caranya kamu bisa bertemu dengan neng Risa, saya juga nggak tahu alamatnya di mana, oh iya kamukan bisa menghubungi nomernya neng Risa,saya punya nomer telephonnya, sebentar saya ambilkan."
"Ya Bu, ya Bu," jawab roni dengan hati yang sangat gembira.
Pembantu itupun langsung masuk kerumah dan mencatat nomer telephonnya Risa,sedangkan Roni masih menunggu diluar pagar. Pembantu itupun keluar dari rumah dan memberika nomer telephonnya Risa pada Roni.
"Ini nomer telephonya neng Risa, kamu bisa menghubunginya."
"Ya Bu ,terima kasih banyak...," sambil bersalaman Roni mengucapkan banyak terima kasih pada pembantunya Bapak lurah itu.
Roni berlalu pergi pulang menuju rumahnya dengan hati gembira, karena sudah dapat petunjuk untuk bisa menghubungi Risa.
Roni sudah sampai di depan rumahnya, dia berlari sambil berteriak .
"Bu...Ibu, Roni pulang , Roni seneng banget Bu bisa hari ini," sambil memeluk Ibunya yang terkejut karena teriakan anaknya yang seneng kegirangan itu, sedangkan Bapaknya hanya terdiam menyaksikanya.
"Ya ya kamu seneng kenapa,kamu sudah bertemu Risa," tanya Ibu.
"Belum Bu aku sekarang sudah dapat nomernya Risa."
"Baru dapet nomernya Risa aja seneng banget, emangnya kamu mau menghubunginya pakai apa," Roni terdiam.
"Iya emangnya kamu mau menghubungi pakai apa," sahut Bapaknya Roni.
"Kan katanya Bapak mau beliin Roni hand phone."
"Bapak sudah jual ayam-ayamnya tapi uangnya masih nggak cukup untuk bei hand phone."
Mereka bertiga terdiam dengan muka sedih. Bapak dan Ibunya Roni memandang Roni yang sangat sedih, sekilas bapak memandang saku baju Roni terlihat amplop putih.
"Ron itu disakumu ada amplop putih isinya apa," tanya Bapak.
"Ini tadi upah dari sinta Pak."
"Kok tebel banget isi amplopnya,coba kamu buka."
Mereka bertiga terbelalak ternyata isinya uang yang jumlahnya satu juta rupiah.
"Ya Alloh pak isinya uang sebanyak satu juta."
"Apa uang satu juta,banyak banget upahnya,Alhamdulillah...," kata ibu bersyukur banget.
"Ini bisa buat tambahan buat beli hand phone kamu Ron," kata Bapak.
"Ya Pak," jawab Roni dengan hati yang sangat gembira, karena sebentar lagi Roni bisa beli hand phone, untuk bisa berhubungan dengan Risa cinta sejatinya.
***masih berlanjut tunguin kisah selanjutnya....like dan kommen ya... makasih buat yang baca...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Dhina ♑
banyak banget, sampai 3juta
2021-05-14
1
👑Meylani Putri Putti
😆semangat roni like thor. mampir juga di karya ku
#ketika takdir menyatukan aku dan mereka.
#Mencintai mu dalam gelap
2021-03-08
1
Siti Aisyah
thoor nama Pratama udah pasaran di novel kenapa nggak di kasih nama samudra biar Roni kuat mengarumi samudra kehidupan😁😁😂😂😂
2021-02-18
1