Bab 3

Sesuai dengan perintah Devan, Dito membawa Zeera kembali ke rumah sakit karena kondisinya yang masih belum stabil. Zeera kembali memakai baju pasien dan duduk di atas tempat tidur dalam kamar perawatan nya yang semula. Walau sempat di marahi oleh dokter, namun Zeera tidak menanggapi nya dengan serius.

Ia juga sadar keluar dari rumah sakit tanpa izin adalah yang tidak diperbolehkan. Dokter kembali memasangkan infusan di tangan Zeera dan menyuruhnya untuk istirahat.

Sore hari pun tiba, selesai dengan pekerjaan nya, Devan kembali ke rumah sakit untuk menemui Zeera.

Pintu rumah sakit terbuka, menampakkan sosok pria tampan masuk kedalam ruangan itu yang langsung di sambut oleh Dito.

"Sore pak!" Ucap Dito sedikit membungkuk.

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya Devan melirik Zeera yang sedang tertidur.

"Dia baik-baik saja," Sahut Dito.

Devan mengangguk dan memberi kode pada Dito untuk segera pulang, ia duduk di sofa dengan tatapan mengarah pada Zeera.

"Aldi!"

"Ya?"

"Cari tau latar belakang dia."

"Kita saja belum tau siapa namanya pak, bagaimana saya mencaritahunya?"

Bersamaan dengan itu, Zeera terbangun dari tidurnya. Ia segera beranjak dan duduk bersandar disana melihat Devan serta aldi secara bergantian.

"Siapa namamu?" Tanya Devan berdiri di samping Zeera.

"Nazeera, dan kau?"

"Dia Devanka Putra Erlangga, seorang Presdir di perusahaan Asterion group yang menyelamatkan nona semalam." Sahut Aldi menjelaskan.

Zeera mengangguk-anggukkan kepalanya, "makasih, untuk pembayarannya..."

"Jadilah istri ku!" Ujar Devan memotong ucapan Zeera.

"HA?"

Zeera serta Aldi di buat melongo atas ucapan yang di keluarkan oleh Devan. Tanpa basa-basi pria itu langsung mengutarakan maksud tersembunyi nya bahkan tanpa berunding dengan Aldi terlebih dulu.

"Emang dasar pria kaku." Gumam Aldi.

"Kau sudah banyak berhutang pada ku, pertama karena aku telah menyelamatkan mu dan yang kedua kamu tidak akan bisa membayar biaya rumah sakit sekalipun kamu harus bekerja puluhan tahun. Hanya dengan menjadi istriku semua bisa lunas." Jelas Devan dengan gaya bossy nya. "Oh satu lagi, aku gak suka yang namanya penolakan, kau mengerti?" Sambungnya menatap Zeera.

"Pria macam apa dia ini? kenapa bicara dan bertindak seenaknya seperti itu?" Batin Zeera.

"Waktunya hanya satu Minggu dari sekarang, setelah kamu di perbolehkan keluar dari sini kamu harus udah siap menjadi istri ku." Ucap Devan kembali.

Pria itu bergegas melangkah keluar yang di ikuti oleh Aldi. Zeera segera mengambil ponsel nya dan mancari tahu tentang latar belakang Devan melalui internet. karena Asterion group merupakan perusahaan besar yang sangat terkenal hingga bisa dengan mudah Zeera menemukan latar belakang Devan, walau hanya profil nya saja.

Zeera terdiam sejenak seraya menatap layar ponselnya. Tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya mengenai masalalu dengan mantan suaminya itu. Ada rasa trauma dalam diri Zeera disaat Devan mengatakan ingin menikahi nya. Namun itu juga bisa di jadikan sebagai alat balas dendam terhadap mantan suaminya.

Sekalipun ingin menolak rasanya sudah tidak bisa, karena apa yang di ucapakan Devan merupakan sebuah perintah. Tidak ada yang bisa menolak perintah CEO dominan itu.

**

"Pagi pak! laporan yang kau minta." Ucap Aldi memberikan data Zeera.

Devan mengambil berkas tersebut dan melihat data pribadi Zeera yang berhasil di dapatkan oleh Aldi.

"Malam itu dia baru saja di usir oleh suaminya, tidak hanya itu, dia juga di selingkuhi dengan putri dari keluarga Santoso hanya demi jabatan dan kekuasaan. " Jelas Aldi.

Bersamaan dengan itu, ponsel Devan berdering, ia segera menerima panggilan tersebut yang merupakan dari ibu nya. Intan yang sangat mencemaskan putra nya itu terus mendesak Devan untuk segera menikah. Bahkan ia sudah beberapa kali mengatur kencan buta untuk putra nya itu, namun selalu berujung gagal.

["Mama gak mau tau, pokoknya kamu harus pulang ke rumah utama besok!"]

["Ma.."]

["Sudah dulu, mama masih ada urusan."]

Intan segera memutuskan sambungan telfon nya secara sepihak meski Devan belum selesai bicara.

"Kau dengar itu? Segera daftarkan pernikahan ku dengan Zeera." Ucap Devan pada Aldi.

"Bukan nya pak Devan bilang dalam waktu satu Minggu ini?"

Devan hanya menatap Aldi dengan tatapan dingin nya.

"Laksanakan!" Ucap Aldi segera keluar dari ruangan Devan.

"Nazeera, ternyata itu benar kamu." Gumam Devan seraya mengambil sebuah cincin dari dalam laci meja kerja nya.

Di rumah sakit, Kanya menemui Zeera untuk melihat kondisinya. Kebetulan hari ini ia libur dan menyempatkan diri untuk menjenguk teman nya itu dengan membawa sebuah kabar mengenai Ragil yang merupakan mantan suami Zeera.

"Syukurlah kalau kamu baik-baik aja. Kemarin aku gak sengaja melihat Ragil dan Fani di toko perhiasan, sepertinya mereka akan benar-benar menikah dalam waktu dekat ini." Ucap Kanya.

Zeera tersenyum sinis mendengar itu, "biarkan aja mereka menikah, biar Fani tau gimana rasanya menikah dengan pria yang tidak punya apa-apa. Bagaimanapun juga Ragil hanya akan menumpang hidup pada keluarganya." Ucap Zeera dengan suara menekan seolah sedang mengutarakan sakit hatinya.

"Sudah, jangan pedulikan dia. Aku punya kenalan seorang manager perusahaan media, gimana kalau aku kenalin sama kamu?"

Zeera menggelengkan kepalanya, "daripada di kenalin ke aku mending nikahin aja sama kamu." Sahut Zeera tersenyum.

Kanya ikut tersenyum disana, ia merasa lega karena Zeera tidak berlarut dalam kesedihan yang memang seharusnya tidak ia tangisi.

Tidak lama, Kanya kembali pamit dan pergi meninggalkan Zeera karena masih ada urusan lain. Bersamaan dengan itu, Dito datang untuk menjemput Zeera keluar dari rumah sakit setelah menyelesaikan semua administrasi nya.

"Ehh ... Bukannya harusnya besok ya? Kok hari ini?" Tanya Zeera.

"Kenapa? Nona masih betah disini?"

"Bukan, hanya saja... Dokter udah kasih izin?" Tanya balik Zeera.

"Tidak ada yang berani membantah perintah pak Devan." Sahut Dito.

Sesuai perintah Devan, Dito membawa Zeera ke rumah Devan.

"Silahkan nona." Ucap Dito seraya membukakan pintu untuk Zeera.

Wanita itu menatap luasnya rumah tersebut yang hanya di huni oleh Devan dan beberapa pelayan yang bekerja di rumah itu. Aldi segera memanggil kepala pelayan dan menyuruhnya untuk mengumpulkan semua pelayan disana. Ia segera memperkenalkan Zeera yang sebentar lagi akan menjadi nyonya di rumah itu.

Semua membungkuk memberi hormat pada Zeera.

"Mari saya antar ke kamar." Ucap Dito.

Zeera mengangguk, ia kembali mengikuti langkah pria itu menuju kamar tamu.

"Ini kamar nya, jika butuh sesuatu atau ada yang tidak nyaman tolong beritahu saya." Ucap Dito.

Zeera kembali mengangguk, ia menatap kamar tersebut yang cukup luas dan begitu bersih juga wangi.

"Untuk pakaiannya, pak Devan sudah menyiapkan beberapa di lemari. Nona bisa mencarinya sendiri."

"Makasih." Sahut Zeera tersenyum.

Dito segera menutup pintu kamar Zeera dan bergegas keluar.

Zeera melangkah menelusuri kamar tersebut yang benar-benar mewah di bandingkan dengan kamarnya dulu. Ia membuka beberapa lemari yang sudah terisi dengan pakaian, tas dan sepatu untuk Zeera.

"Mimpi apa aku kemarin? Bisa-bisanya nyasar kedalam istana dalam cerita dongeng." Gumam Zeera menatap koleksi barang branded di depannya.

"Dilihat dari merk nya saja sudah jelas ini harganya puluhan juta. Benar-benar gila, ternyata dia se-royal itu." Ucap Zeera kembali yang sepertinya sudah menemukan ide untuk membalaskan dendam pada mantan suaminya.

***

Terpopuler

Comments

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

semangat dan lanjutkan

2025-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!