Bab 5

Di jam istirahat, Zeera duduk santai bersama Kanya di sebuah kantin hotel dengan makan siang yang sudah berada di depannya masing-masing.

Sebuah notifikasi pesan masuk di ponsel Zeera yang di kirim oleh Devan.

["Ke ruangan ku sekarang!"]

Zeera menaruh ponselnya di atas meja dan meneguk minumannya, "aku pergi dulu." Ucap Zeera beranjak dari duduknya dan bergegas pergi darisana.

"Ehh ... Mau kemana, Ra?" Teriak Kanya.

Namun, Zeera terus melangkah dan mengabaikan Kanya. Sesampainya di depan sebuah ruangan, Zeera mengetuk pintu tersebut hingga Aldi membukakan pintu nya dan mempersilahkan Zeera masuk. Aldi pun bergegas keluar meninggalkan Zeera bersama dengan Devan berdua.

"Ada apa?" Tanya Zeera yang masih berdiri disana.

"Duduklah!" Ucap Devan yang duduk di sebuah kursi dengan hidangan makan siang di meja nya.

Zeera segera duduk disana sesuai dengan perintah Devan.

"Makan lah." Ucap Devan kembali seraya menatap Zeera.

Zeera segera mengambil alat makan nya dan mulai mencicipi makanan yang sudah di pesan Devan dari restoran hotel itu sendiri. Sementara dengan pria itu sendiri hanya sibuk memperhatikan Zeera yang sedang melahap makan siang nya.

"Kenapa lihatin aku seperti itu?"

"Kau begitu kurus, apa mantan suami mu tidak merawat mu selama ini? Sudah berapa lama kau menikah dengan nya?"

"Untuk apa kau bertanya seperti itu?"

"Hanya ingin tau, se-brengsek apa dia memperlakukan mu dulu."

"Aku tidak ingin membahasnya, jika kamu menyuruh ku datang kesini untuk membahas itu, aku akan segera pergi."

"Lanjutkan makan nya." Ucap Devan yang tidak lagi bertanya.

Zeera kembali melahap makan siang nya sampai habis. Namun, Devan tidak membiarkannya pergi begitu saja. Ia masih menahan Zeera disana dengan berbagai alasan.

"Apa lagi yang ingin kau bicarakan?"

"Bagaimana jika aku menyuruh mu untuk berhenti bekerja disini? Bukankah kau sudah menjadi istri seorang Presdir?"

"Pernikahan itu terjadi karena kau yang hanya membutuhkan status, bukan begitu? Lalu apa artinya seorang istri untuk kamu? Bukankah tidak lebih dari sekedar permainan?"

"Aku tidak pernah berpikir seperti itu, perusahaan sedang membutuhkan seorang manager seperti mu, bagaimana jika kau berkerja disana?"

"Akan ku pikirkan nanti."

"Bukankah kau ingin membalaskan dendam pada mantan suami mu?"

"Biar itu menjadi urusan pribadi ku. Permisi."

Zeera bergegas keluar dari ruangan itu, yang di lihat langsung oleh salah satu staff lainnya.

"Bu Zeera." Sapa wanita itu ketika berpapasan dengan Zeera.

Zeera hanya mengangguk pelan dan pergi begitu saja. Sementara dengan wanita itu, terus menatap punggung Zeera hingga perlahan mulai menghilang dari pandangannya. Ia berpikir jika Zeera memiliki hubungan lain dengan Devan.

Tidak lama setelah Zeera pergi, Devan keluar dari ruangan itu dan berpapasan dengan Novi yang masih berdiri disana. Wanita itu sedikit membungkuk untuk memberikan rasa hormat nya pada Devan. Namun, berbeda dengan pria itu yang seolah tidak melihat Novi disana.

Karena penasaran, Novi membuka ruangan itu untuk melihat apa yang berada di dalam nya. Walau hanya mengintip, namun Novi bisa melihat sebuah meja yang masih terdapat beberapa piring kotor diatasnya yang sudah pasti itu bekas makan siang mereka berdua.

"Bukan main, setelah di campakkan suaminya bisa-bisanya dia menggoda pak Devan." Gumam Novi.

*

Sementara di tempat lain dengan arogan nya, Celine datang ke perusahaan Asterion dengan menggunakan mobil mewah miliknya. Semua menyambut kedatangan Celine setelah di beritahu oleh Ryan bahwa wanita itu merupakan calon istrinya Devan.

"Dimana ruangan Devan?" Tanya Celine.

"Di lantai 9." Sahut seorang resepsionis.

"Maaf Bu Celine, tapi pak Devan sedang tidak ada di ruangan nya. Dia sangat tidak suka jika seseorang masuk ke ruangan nya tanpa seizinnya." Ucap Dito mencoba menahan Celine.

Wanita itu menatap sinis ke arah Dito, "

"Aku calon istrinya Devan, atas dasar apa kamu melarang ku ke ruangan nya?"

"Maaf jika saya lancang, tapi pak Devan sudah memiliki istri. Walau Bu Celine dari keluarga terhormat, tapi saya tidak segan untuk mengusir ibu jika terus memaksa dan membuat keributan disini." Tegas Dito.

"Beraninya kamu mengancam ku? Aku bahkan bisa membuatmu keluar dari sini detik ini juga!"

"Siapa yang berani mengusik orang ku, itu sama saja dengan menantang ku." Ucap Devan yang baru tiba disana bersama dengan Aldi.

Dito segera membungkuk memberikan hormat pada Devan. Pria itu memberikan kode pada Dito untuk mundur beberapa langkah.

"Devan." Celine segera menghampiri Devan dan hendak memeluk nya.

Namun dengan segera Devan menghindar, hal itu menjadi tontonan para karyawan lainnya. Disaat itu juga Devan mengumumkan pada semua orang bahwa dia sudah menikah, bahkan ia juga menunjukkan cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya pada mereka yang berada disana.

Dengan tegas Devan mengatakan bahwa dirinya tidak ada hubungan apapun dengan Celine.

Wanita itu mengepalkan tangannya dengan erat karena telah di permalukan oleh Devan di depan semua karyawan perusahaan. Dengan rasa kesalnya, Celine menghentikan kakinya dan bergegas pergi dari tempat itu.

Begitu juga dengan Devan yang langsung bergegas menuju ruangan nya.

"Pak Dito!" panggil seorang karyawan.

"kenapa?"

"Benar apa yang di katakan pak Devan? wanita mana yang beruntung bisa berada disisinya?" Tanya gadis itu.

"Ra ha sia." Sahut Dito sengaja menjeda ucapannya.

Dito segera pergi dari sana untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang akan di keluarkan oleh para rekan kerja nya.

Sepulang kerja, Zeera berjalan seorang diri sambil menikmati udara malam melepas rasa lelah nya setelah seharian bekerja. Namun siapa sangka ia akan bertemu dengan Ragil yang memang terus selalu mengganggu nya.

"Aku kira setelah aku campakkan kau akan hidup menderita, ternyata dugaan ku salah. Sepertinya sampai saat ini kamu baik-baik saja." Ucap Ragil tiba-tiba muncul di depan Zeera.

"Kita sudah gak ada urusan, minggir lah!"

"Pria mana yang sudah kamu ajak tidur, hm?"

Plaaakkk!

Zeera menampar pipi Ragil dengan cukup kuat.

"Berani-beraninya kamu menampar ku, kamu pikir kamu siapa, hah?!" Bentak Ragil seraya menjambak rambut Zeera.

"Harusnya waktu itu bukan cuma anak kamu yang aku bunuh, tapi juga dengan mu sekalian!" Ucap Ragil kembali.

"Aakkhh ... lepas brengsek!" Pekik Zeera yang di cekik oleh Ragil.

"Berani kau melawan ku, maka kau akan tau akibatnya!"

"Kita sudah gak ada hubungan apa-apa, untuk apa kau menganggu ku?!"

"Batalkan reservasi tamu kamu itu, maka aku tidak akan menganggu mu lagi." Ucap Ragil semakin mencekik Zeera.

"Mimpi! Kamu tidak akan pernah bisa menggunakan hotel Edelweiss untuk pernikahan gak guna mu itu!"

Ragil mendorong Zeera hingga tersungkur.

"Zeera!" Panggil Devan keluar dari mobilnya bersama Aldi.

Ragil yang melihat itu bergegas pergi dari sana.

"Apa yang terjadi? Apa yang dia lakukan sama kamu?" Tanya Devan terlihat panik berjongkok di depan Zeera.

Pria itu menangkup wajah Zeera dan menatap nya dengan penuh kecemasan.

Zeera menggelengkan kepalanya, "aku gak papa." Sahutnya tidak ingin terlihat lemah di depan Devan.

Dengan segera, Devan membantu Zeera berdiri dan membawanya masuk kedalam mobil.

***

TBC. . .

Terpopuler

Comments

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

kok sweet sangat

2025-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!