Bab 2

Di pagi hari, saat terbangun, Zeera berada di rumah sakit di temani oleh seorang pria yang baru saja tiba sebelum Zeera tersadar.

"Kamu siapa?" Tanya Zeera melihat pria itu.

"Ahh, nona sudah bangun? perkenalkan, saya Dito sekretaris nya tuan Devan." Sahut pria itu.

"Devan?" Ulang Zeera yang di angguki oleh Dito.

Pria itu pun segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Zeera. Tidak lupa ia juga menghubungi Devan yang saat ini sedang berada di perusahaan.

"Semuanya sudah stabil, hanya butuh waktu tiga hari lagi sudah boleh pulang." Ucap dokter.

Zeera mengangguk, "ahh tunggu," panggilnya pada dokter itu, "bagaimana dengan kondisi bayi saya?" Tanya nya seraya memegang perut rata nya.

"Suami kamu belum kasih tau?"

"Suami?" Ulang Zeera dengan pikiran yang agak linglung.

Tidak mungkin yang di maksud dokter itu adalah Ragil, karena Zeera ingat betul bagaimana kejadian malam tadi. Lantas siapa yang di maksud suami oleh dokter itu? Apa itu Devan?

Zeera terdiam seraya bermain dengan pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di kepalanya.

"Semalam saya sudah mengatakan pada suami kamu bahwa kamu telah mengalami keguguran di usia kehamilan yang baru satu bulan." Jelas dokter tersebut.

Mata Zeera berkaca-kaca mendengar itu, "keguguran?" Ucapnya yang langsung menunduk mengusap perutnya.

Setelah di buang oleh suami dan kehilangan calon bayi nya, saat ini ia memang tidak memiliki siapa-siapa. Zeera merupakan wanita sebatang kara semenjak orangtuanya meninggal. Ayah Zeera meningal pada saat ia berusia 10 tahun dalam kecelakaan pabrik, sementara ibu nya minggalkan nya pada saat ia lulus SMA karena sakit yang di deritanya.

Bisa mencapai titik ini, Zeera berusaha sendiri dengan mengandalkan ijazah SMA untuk mencari pekerjaan dan membiayai kuliah nya. Sampai akhirnya Zeera berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah hotel yang saat ini sudah menduduki posisi manager.

Kling!

["Kamu dimana? Pak Martin mencari mu hari ini, bukannya kemarin aku udah bilang kita bakal kedatangan tamu penting hari ini?"] Isi pesan yang di kirimkan oleh Kanya.

["Maaf ada sedikit kendala, sementara lagi aku kesana."] Balas Zeera.

Zeera melihat Dito yang masih berdiri disana, "Dito, kau bisa membantu ku?" Tanya Zeera memberanikan diri.

"Katakan, apa yang nona butuhkan?"

"Baju, aku butuh baju ganti saat ini juga."

Tidak bisa menolak karena Zeera merupakan orang nya Devan, Dito pun pergi membeli sebuah pakaian untuk Zeera lengkap dengan sepatu sesuai yang di perintahkan oleh Zeera.

Walau dalam keadaan tidak stabil, namun bagi Zeera pekerjaan adalah nomor satu karena hanya dari situlah ia bisa mendapatkan uang untuk biaya hidup nya. Terlebih setelah di campakkan oleh Ragil, Zeera harus bisa membuktikan bahwa dirinya bisa baik-baik saja tanpa seorang pria seperti mantan suaminya itu.

Zeera melepaskan infusan nya secara paksa dan segera mengganti baju nya, selepas itu dengan terburu-buru ia pergi keluar bahkan Dito pun tidak busa menahannya untuk tidak pergi.

"Gawat, kalau sampai pak Devan tau, bisa-bisa gaji bulan ini lenyap." Gumam Dito.

Ia segera menyusul Zeera dan mengikuti wanita itu yang sudah masuk kedalam taksi.

"Hotel?" Gumam Dito melihat taksi yang di tumpangi Zeera berhenti di depan sebuah hotel.

Dito bergegas keluar dan mengikuti langkah Zeera yang menuju ruangan nya. setelah kurang dari sepuluh menit Dito menunggu, akhirnya Zeera kembali keluar dengan pakaian yang telah rapi, rok span pendek dengan kemeja putih dan di balut oleh jas berwarna hitam sudah cukup menunjukkan posisi Zeera di tempat itu.

Bersamaan dengan itu, ponsel Dito berdering menujukkan sebuah panggilan dari Devan yang kehilangan Zeera di rumah sakit.

["Maaf pak saya lupa memberitahu anda, saat ini nona berada di sebuah hotel Edelweiss, saya rasa dia bekerja disini."] Sahut Dito dalam sambungan telfon nya.

["Bagaimana dengan kondisinya? Bukankah dia harus istirahat?"]

["Maaf pak, tapi..."]

["Awasi dia sampai selesai, dan untuk bulan ini gaji kamu saya potong!"] Ucap Devan seraya menutup panggilan nya.

"Sudah ku duga ending nya akan jadi seperti ini." Ucap Dito.

Sesuai perintah Devan, Dito mengawasi setiap pergerakan Zeera yang sedang melayani tamu penting hari ini. Hal tesebut berhasil menarik perhatian beberapa staff hotel yang membuat mereka curiga dengan gerak-gerik Dito yang mencurigakan.

"Ra, sepertinya ada yang perhatiin kamu terus. Aku jadi curiga dia punya niat jahat sama kamu." Bisik Kanya.

"Siapa?"

"Aku juga gak tau, tapi yang jelas sepertinya dia bukan tamu disini." Sahut Kanya.

"Tunjukkin dimana orang nya?"

"Tadi dia berada disana, tapi kok gak ada ya?" Sahut Kanya agak heran.

"Jika tidak ada urusan disini, sebaiknya kamu pergi!" Ucap satpam yang berhasil menyeret Dito keluar.

"Ahh sial, benar-benar hari yang menyebalkan." Ucap Dito.

Akhirnya pria itu menunggu Zeera di luar hotel.

Di jam istirahat, Kanya menyelidiki Zeera mengenai apa yang sudah terjadi pada temannya itu. Dilihat dari wajah Zeera yang cukup pucat ia menaruh curiga pada Zeera bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Akhirnya Zeera mau membuka suaranya dan menceritakan semua yang terjadi kemarin pada Kanya. Sebagai seorang teman baik yang begitu dekat, Kanya cukup kaget mendengar cerita dari Zeera.

"Emang dasar pria gak tau malu! Bisa-bisanya dia mencampakkan kamu setelah apa yang sudah kamu berikan selama ini. Bahkan dia berani melenyapkan calon anak nya sendiri." Ucap Kanya yang ikut emosi.

"Sepertinya emang aku yang bodoh karena udah percaya sama dia." Sahut Zeera.

"Lupakan yang sudah berlalu, pria kayak dia emang gak pantas buat kamu. Terus kenapa kamu gak bilang kalau lagi di rumah sakit? Kan aku bisa bilang sama pak Martin."

"Ini udah menjadi tanggungjawab aku, lagian udah gak papa kok."

"Gak papa gimana? Kamu baru aja keguguran, Ra. Harusnya kamu masih istirahat. Udah deh sekarang kamu pulang biar aku yang bilang sama pak Martin."

Zeera mengangguk, ia juga merasa tubuhnya cukup lemas dan sedikit pusing belum lagi jahitan bekas operasi yang masih belum sepenuhnya sembuh.

Zeera pun pergi meninggalkan hotel, ia berdiri di depan loby menunggu taksi yang di pesan nya tiba. Sebuah mobil mewah berhenti di depan Zeera, namun sepertinya itu bukan taksi yang di pesan nya.

Dito keluar dari mobil itu dan membukakan pintu untuk Zeera.

"Kamu ngapain disini?"

"Sesuai perintah pak Devan, saya harus menjaga mu, nona."

Zeera menghela nafasnya, ia lupa dengan seseorang yang sudah menyelamatkan nya. Zeera segera masuk kedalam mobil itu dan menyuruh Dito untuk mengantarkannya bertemu dengan Devan.

"Devan? Siapa orang ini sebenarnya?" Batin Zeera.

***

TBC. . .

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Keliatannya ceritanya menarik nih

2025-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!