Bagian 5

Pusing!

Tamu Kaka Kesya membuat kepala ku pusing. Bagaiman tidak, bertamu ke rumah orang seperti memberi pengumuman ada gempa bumi. Membuat seluruh orang di dalam rumah keluar tergesa - gesa.

Nasib malam senin begitu pilu. Kepala ku bertabrakn dengan pintu yang ku buka sendiri.

"Gak apa - apa key?" tanya Ibu kepada ku.

"Sakit bu" jawab ku sambil memegangi kepala dengan tangan kiri ku.

"Selain sakit?"

"Pusing" kata ku

"Selain pusing?"

"Perih" jawab ku

"Berdarah?" tannya Ibu lagi

"Di hati"

Tak lagi menjawab, Ibu malah menepuk kepalannya sambil geleng - geleng. Mungkin sangat bingung memiliki anak seperti ku ini.

"Keya masuk kamar bu" lanjut ku memberi tahu Ibu.

"Iya"

***

Aku tidak kesiangan hari ini, tidak membuat Ibu olahraga tenggorokan untuk membangunkan ku. Tentunnya karena ini hari senin. Ritual rutin hari senin sebelum pelajaran di mulai.

Sudah 4 minggu aku terlambat masuk sekolah pada setiap hari senin.  Tamat riwayat ku jika minggu ini terlambat lagi.

Aku bisa di cap sebagai siswa berandalan di sekolah. Itu sebabnya aku berangkat sangat pagi hari ini. Selain untuk tidak terlambat lagi mengikuti upacara, juga untuk menghindari kemacetan di jalan karena bannyaknya anak sekolah berngkat.

"Tumben udah mau berangkat jam segini, biasannya baru bangun" nyinyir Kaka Kesya.

"Udah diem bukan urusan kaka" jawab ku judes.

"Takut terlambat lagi dia. Sudah 4 minggu  berdiri menghadap timur saat upacara bendera hari senin." jawab Ibu ke Kaka Kesya

"Bandelnya adek aku" sambung Kaka Kesya.

Tak menjawab ucapan Kaka Kesya, aku yang sedang memakai sepatu segera berdiri menuju Ibu untuk pamit.

"Hati - hati. Masih pagi gausah ngebut" pesan Ibu.

"Iya"

Aku keluar rumah, menghampiri motor yang sudah siap aku bawa menuju sekolah ku.

***

"Wih tumben datangnya pagi" ucap Gala sang berandalan kelas yang sedang memegangi pintu kelas.

"Diem kamu"

"Pagi - pagi udah galak aja si keya"

Tak memperdulikan nyinyiran Gala, aku segera melewati tubuhnya yang sedang bergelantungan di pintu kelas.

"Masih sepi ya?" tannya aku kemudian pada Gala setelah melihat kondidi kelas yang masih sepi.

"Iya. Biasa, semua anak baik tuh berangkatnya siang - siang. Aslinya mereka yang patut di sebut berandalan. Bukan aku, yang selalu rajin berangkat pagi setiap hari." kata Gala panjang.

Tak menjawab ucapan panjang Gala. Aku hanya mengangguk - anggukan kepala di belakang tubuh Gala.

Setelah 20 menit aku duduk dan mendengarkan curhatan Gala yang sedang sebel dengan guru yang selalu memojokannya di setiap jam pelajaran berlangsung.

Upacara bendera segera di mulai. Seluruh penghuni kelas mulai keluar dari tempat persembunyian menuju lapangan.

Petugas senin ini kelas 11 IPA 4, yang tentunya aku tidak kenal semua orang nya. Hahaaa

Ditengah upacara yang sedang berlangsung. Fit membisikan sesuatu di telinga ku, membuat aku yang sedang melihat pasukan pengibar bendera kaget.

"Key mampus!!" kata Fit bisik - bisik.

"Kenapa?"

"Pembinannya pa imam" lanjut Fit panik

"Emang kenapa? Ada masalah?" tannya ku berbisik dan tetap tenang.

"Bakal lama ini!" kata Fit sambil melihat kakinya.

"Yaampun fit, kirain kamu habis bikin kasus sama pak imam. Ternyata cuma pegel" lanjut ku sedikit gemes dengan Fit.

Brukkk

2 detik kemudian ...

Setelah pembicaraan aku dengan Fit telah usai. Suara itu datang sangat dekat dengan berdirinnya tubuh ku dan Fit. Dengan sepontan aku dan Fit menengok ke belakang secara bersamaan.

"Aduh!!!" ucap ku dan Fit bersamaan.

Karena begitu paniknya aku mendengar suara itu, membuat kepala ku berbenturan dengan kepala Fit saat ingin mengetahui keadaan di belakang.

"Jangan berisuk. Hadap ke depan, ikuti upacara dengan hikmat!" perintah seseorang guru yang sedang ada di belakang aku dan Fit.

Aku dan Fit tidak mengetahui suara apa yang barusan datang dari belakang ku. Tentunya karena keduluan perintah dari guru itu.

Setelah di rasa guru itu telah menjauh dari barisan upacara kelas ku, seorang yang baris di belakang ku itu mendekati leher ku dan membisikan sesuatu di telinga ku.

"Tadi tuh yah aku lihat ada bu naning di belakang ku, terus aku ambil permen dari dalam saku untuk di makan. Eh belum di buka udah kena tamluk ni pantat sama bu naning!" jelasnya panjang lebar dari balik badan ku.

"Lagian luh za. Parah!!!" sambung Fit pada Zaza.

Tak menjawab penjelasan panjang Zaza, aku tertawa pelan menghadap depan. Ada - ada saja dia, upacara bendera sambil makan permen. Kaya ibu - ibu PKK ajah.

Kurang lebih 1  jam upacara bendera, setelah barisan upacara di bubarkan oleh petugas. Semua peserta upacara ricuh di lapangan. Berjalan cepat menuju kelasnya masing - masing.

Selain mereka sudah cape berdiri. Mereka juga menghindari guru yang sedang mencari siswa beratribud tidak lengkap.

Barisan paling timur berjalan dengan cepat ke arah barat. Barisan paling barat berjalan ke arah timur. Dan barisan tengah berjalan ke selatan, semua bertabrakan tidak ingin mengalah.

"Key ke kantin yuk?" ajak Fit saat baru tiba di kelas.

"Yakali fit. Cape akutuh" jawab ku malas

"Haus nih" lanjut Fit.

"Gak bawa minum?" tannya ku.

"Bawa"

"Yaudah di minum tuh air"

"Pengennya Es teh manis, yuk ke kantin"

"Pagi - pagi gini minum es?"

"Emang kenapa?"

"Gak dingin?"

"Yaampun key. Udah upacara 1 jam. Berdiri tanpa berkutik di tengah lapangan yang tidak ada atap di atasnya. Masih dingin?" lanjut Fit marah - marah

"Yaudah gausah ngdumel. Kaya mak gue luh. Yuk" lanjut ku mengakhiri.

"Gitu ke dari tadi, udah tau cape, haus, malah dibikin emosi dulu"

"Udah diem. Yo jalan" sambung ku.

***

Di kantin, aku tidak memesan minuman dingin, tapi susu anget yang kupesan ke Ibu kantin. Fit dan aku duduk di bangku pojok sebelah timur.

Kondisi kantin cukup ramai pagi ini. Banyak siswa yang kehausan setelah upacara bendera hari senin. Jam pelajaran pertama di undur 30 menit lagi, karena para guru sedang ada rapat di ruang guru.

Kondisi sekolah sekarang seperti anak yang di telantarkan orang tua. Pagi - pagi sudah mondar - mandir di kantin untuk membeli makanan dan minuman.

"Key lihat, siapa itu?" bisik Fit tiba - tiba kepada ku. Sambil menyenggol lengan tangan kanan ku yang ada di atas meja kantin.

"Mana?" ku balik bertanya memastikan.

"Itu, yang sedang jalan kesini" jawab Fit memberi tau.

"Mana?" kutanya lagi karena memang tidak melihatnya.

"Itu loh yang ber 4, sama anak ips" kata Dit lebih jelas

"Ohh itu" saut ku sambil mengangguk - anggukan kepala.

"Siapa?"

"Mana ku tau" jawab ku enteng.

"Yah kirain tahu"

"Udah lh biyarin, gak kenal juga"

"Bukan gitu key, songong banget keliatannya"

"Musuh?"

"Idih. Kenal aja gak."

"Gak kenal ko udah di katain songong?"

"Lihat itu jalannya."

"Pake kaki lh" kata ku

"Iya lh tau. Maksudnya ah tau ah key cape"

"Idih ngatain sendiri cape sendiri"

"Luh nya gak ngerti - ngerti" emosi Fit

"Ngerti fit, cuma becanda"

"Gak lucu key becanda sama orang yang sedang haus."

"Loh kenapa?"

"Cape lah"

"Emang yang gak haus di becandain gak cape?"

"Iya tergantung"

"Ko tergantung? Mati lah" kata ku

"Lu kira bunuh diri"

"Hahaa, udah yu ke kelas"  ajak Fit tiba - tiba.

Aku dan Fit segera berdiri dari kursi menuju jalan keluar kantin.

"Wuuh"

"Gimana sh?!" balas Fit labgsung emosi

"Kan loh yang nabrak" lanjut anak baru itu.

"Heh! Gak punya mata luh?! Udah jelas luh yang nabrak gua!" sambung Fit sambil melotot.

"Udah jangan marah - marah" kata ku berbisik ke Fit

"Ini nih songong! Anak baru! Baru 2 hari juga jalan udah kaya sultan! Pake nabrak - nabrak gua lagi!" lanjut Fit sambil menunjuk anak baru itu.

"Eh gak usah nunjuk - nunjuk dong! Biasa ajah!" kata anak baru itu ikut - ikutan marah.

"Eh loh udah salah! Gak ngaku pula! Gedeg  gua sama luh!" lanjut Fit sambil menggenggam tangannya di bawah.

"Udah yu ke kelas, jangan bikin masalah" kutarik tangan Fit dengan cepat.

"Awas luh! Salah! Nyolot!" Lanjut Fit sambil menabrakkan badannya ke badan anak baru itu, lalu segera pergi dari hadapannya.

Setelah lumayan jauh dari kantin. Kulepas tangan Dit, dan aku tannya dia.

"Kenapa tadi emosi banget?"

"Iya lh. Songong dia!" jawab Fit

"Tumben luh emosi sama orang sampe kaya gitu"

Tidak biasannya Fit berani meluapkan emosi ke seseorang seperti tadi, kata Fit kalo mau marah pasti dia nangis sendiri. Tapi kejadian tadi tidak membuat Fit mengeluarkan air mata. Padahal Fit marah - marah lumayan kencang.

"Iya gak tau. Sebel aja tau key, dia kan anak baru. Pindahan dari pesantren juga katannya. Tapi ko bisa gayanya tengil, songong kaya tadi. Baru juga masuk sekolah 2 hari, kalo cantik sh mending. Buluk banget kaya gitu" lanjut Fit panjang lebar.

"Eh jangan ngatain orang, gak baik" kata ku

"Iya aku tau, aku juga gak cantik. Tapi kan ya harusnya dia tuh ngerti. Dia yang nabrak aku, terus dia malah bilang aduh. Dan gak minta maaf"

"Iya yah. Terus kenapa dia nabrak kamu ya fit?"

"Gak tau"

"Apa dia tau, kita ngomongin dia tadi?"

"Ya gak lah, posisinya ajah masih jauh. masa iya denger"

"Mungkin emang orangnya kaya gitu kali"

"Iya kali!"

***

Setelah sampai di depan kelas, aku tidak langsung masuk. Aku duduk di bangku depan kelas ku.

"Key" seorang memanggil ku dari samping kanan ku.

"Iya" kutengok orang itu sambil menjawab panggilannya, betapa terkejutnya aku melihat orang sedang bergelantungan di pintu kelas.

"Habis kemana?" tanya sang berandalan kelas yang sedang bergelantungan di pintu itu.

"Kantin"

"Kenapa fit mukanya susah banget pas masuk dalem? Diapain?"

"Tannya aja sama fit nya"

"Diem mah dia kalo di tannya akuh"

"Berarti kamu gak boleh tau" sambung ku sambil tersennyum.

"Pelit luh key" ketus Gala

"Iya gak, habis berantem sama anak ips yang baru itu loh gal" jawab ku memberi tau.

"Yang mana?"

"Aku juga gak kenal namannya. Pokoknya yang baru"

"Okh nanti aku cari tau"

"Cari tau apa?"

"Cari tau namannya anak baru itu"

"Buat?" sambung ku bingung.

"Biyar kamu juga jadi tau keya" katanya

"Ih gada kerjaan"

"Ada lah"

"Apa?" ku tannya gala

"Cari tau namanya anak baru yang habis berantem sama fit"

"Yaudah terserah gala ajah. Di pacarin langsung juga boleh" lanjut ku sambil tertawa terbahak - bahak.

"Idih, gedeg"

Sudah 30 menit terlewat. Saatnya jam pelajaran di mulai. Bel sekolah sudah mulai terdengar keras di atas tiang yang berdiri di tengah - tengah sekolah.

Aku segera masuk ke dalam kelas untuk mempersiapkan buku pelajaran, sambil menunggung guru jam pertama datang, aku menggambar tidak jelas di buku bagian tengah.

Langkah kaki dari sepatu tinggi guru itu sudah mulai terdengar mendekat. Pertanda kegiatan belajar mengajar akan segera di mulai.

"Slamat pagi" Ucap guru sambil melangkah ke meja guru yang ada di depan kelas bagian kanan.

"Pagi buuu" jawab satu kelas kompak.

"Sudah siap belajarnya?" taannya guru itu sambil tersenyum memperlihatkan gigi putihnya.

"Sudah buu" satu kelas tersenyum.

Di tengah pelajaran guru itu memberi tahu. Bahwa PTS akan segera di laksanakan hari senin tanggal 16 september, dan menyuruh seluruh siswa untuk bisa menyiapkan diri juga materi yang di pelajari.

Fit menyenggol tangan ku dengan sengaja di tengah pembicaraan guru, sambil berbisik

"Kado terindah key" kata Fit dengan pelan.

"Hahaa" aku tertawa pelan

"Pas ulang tahun hadiahnya Penilaian Tengah Semester. Mantep!" lanjut Fit kepada ku.

"Mantep dong ya" lanjut ku sambil tertawa

Saatnya istirahat pertamaa....

Bel sekolah berbunyi tiba - tiba. Memberi tau waktu istirahat satu sekolah. Aku yang tengah asik ngobrol dengan Fit terkejut seketika bel itu bunyi.

"Untung gak teriak" sambung ku setelah bel berbunyi, sambil melihat Fit yang memegangi dadanya karena kaget.

"Iya yah. Kalo aku teriak alamat ini" lanjut Fit berbisik - bisik.

Guru mulai mengakhiri jamnya dan bersiap siap untuk keluar kelas.

"Selamat istirahat" kata Ibu guru sambil tersenyum.

Penghuni keras mulai meninggalkan kelas satu persatu, membuat ruangan kelas menjadi sepi dalam sedetik.

"Kantin yuk?" ajak Fada kepada ku

"Tanya fit dulu"

"Kantin yuk fit?" lanjut Fada pada Fit.

"Siapa ajah?" Tannya Fit

"Aku, kamu, keya, caca" jawab Fada

"Yuk" Fit berdiri dari bangkunnya.

Berjalan menuju kantin sekolah di istirahat pertama, cukup ramai. Karena jam istirahat di sekolah ku tidak bergilir. Membuat tempat jajan yang di sebut kantin oleh warga sekolah ini menjadi ramai dalam 25 menit.

"Duduk di mana?" tanya Fit saat sampai di depan kantin.

"Pojok situ" lanjut Caca sambil menunjuk tempat duduk yang sepi itu.

"Yuk" aja ku untuk mendatanginnya.

"Bu pesen" teriak Dada ke Ibu kantin.

"Iya mba" jawab Ibu kantin sambil datang menghampiri.

"Ditunggu" Ibu kantin segera membuatkan pesanan untuk meja kami.

"Oh ya fit, luh kenapa tadi pagi? Kenapa habis upacara ngilang terus balik ke kelas mukannya kusut banget?" tiba - tiba Caca memberi pertannyaan pada Fit.

"Sebel sama anak baru!" jawab Fit mulai panas.

"Yang mana?" tanya Caca melanjutkan

"Itu yang anak ips loh"

"Oh itu, si antik" jawab Caca sudah mengenal namannya.

"Antik siapa?" tanya Fit sambil melihat muka Caca dan menyatukan ke 2 alisnya.

"Itu yang anak baru ips kan?" lanjut Caca memastikan

"Iya" jawab Fit

"Iya namannya antik" lanjut Caca

"Ohh" jawab fit mulai malas.

"Emang kenapa?" tannya Caca mulai kepo

"Tuh tanya keya" timpal Fit pada ku yang tengah asik bermain sendok di atas meja kantin.

"Loh loh" lanjut ku kaget

"Kenapa key?" Caca mulai kepo

"Dia tuh nabrak fit terus malah nyalahin fit. Gak minta maaf malah nyolot" lanjut ku menurut yang aku lihat.

"Songong banget lagi!" lanjut Fit

"Masa?" tannya Caca terheran - heran

"Iya" jawab Fit sangat datar.

"Ih nyebelin" sambung Caca.

5 menit menunggu, akhirnya pesanan datang. Di bawa oleh Ubu kantin menggunakan nampan, layaknya ratu di kerajaan. Mendapat pelayanan dan kehormatan. Hahaaa

Ku mulai menghabiskan pesanan yang di pesan. Tanpa memperdulilan ramainya kantin hari itu.

15 menit untuk makan, rasannya cukup kenyang. Setelah makanan habis aku dan teman - teman segera bergegas kembali ke kelas.

"Disini luh pada" seorang datang dari belakang kantin.

"Eh luh gal, habis dari mana luh mojok - mojok belakang kantin?" tannya Caca mulai kepo.

"Key gua dah tau namannya" lanjut Gala kepadaku tanpa menjawab pertannyaan Caca.

"Gua juga udah, hahaa" Jawab ku sambil tertawa lirih

"Yah. Telat dong gua"

"Gak lah, tuh jawab pertannyaan caca" suruh ku pada Gala

"Apa ca?" tanya Gala mengulang.

"Gajadi cape" Caca mulai marah

"Itu orangnya key" lanjut Gala pada ku sambil mebunjuk seseorang.

"Eh jangan di tunjuk woy" Aku menampek lengan Gala

"Mampus nih orangnya nengol" lanjut Fit

"Luh si gal" aku melotot ke Gala

"E.. E.... Eeee.. Ehhh, iya maap" jawab Gala balik melotot.

"Kabur" lanjut Caca mulai panik dan langsung lari.

_______________

Jangan mencari musuh! Jangan membuat musuh! Ingat, dikagumi itu tidak perlu. Di anggap ada sudah cukup!

______________

Jangan lupa like, vote, rate 5, dan beri komentar yang membangun di cerita ini😊

Trimakasih sudah menyenangkan hati Author dengan cara tersebut❤

Terpopuler

Comments

🐌KANG MAGERAN🐌

🐌KANG MAGERAN🐌

mampir....

2021-06-22

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Aku mampir Thor!
Semangat up-nya Thor!

2021-05-26

1

Little Peony

Little Peony

Like like like

2021-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!