Bagian 2

Akhir Pekan Yang Ditunggu

"Akhirnya malam sabtu datang!" aku teriak di depan pintu kamar ku.

"Ada apa dengan malam sabtu?" tanya Abang dengan muka datar nya.

"Tidak ada apa - apa"

"Ko seneng?"

"Karena besok libur sekolah. Yeyyy ... " kata ku sangat gembira seperti anak kecil.

"Nanti kalo udah gak sekola kamu pengin mengerjakan tugas malam - malam. Bahkan hingga larut malam sekalipun. Nikmati keadaanmu, jangan bosan dengan hari di mana kau sedang berdiri" kata Abang.

"Enakan kalo udah gak sekola. Bisa rebahan seharian. Iya kan?"

"Sotau" jawab Abang sambil meremas-remas kepala ku sebelum pergi keluar rumah.

"Bang mau kemana?" tannya ku membuntuti Abang keluar.

"Pacaran!" ketus nya

"Hah?" aku melongo

"Ikut?" ajuan Abang sambil membalikan kepalannya menghadap ku.

"Kemana?" tannya ku

"Nongkrong di lesehan" jawab abang meringis.

"Tadi kataanya pacaran?" tannya ku mulai bingung

"Kalo nongkrong gabisa pacaran?" sambung Abang

"Kalo pacaran bawanya kepinggir jalan?"

"Kalo cewenya mau gimana?" Abang balik bertannya.

"Kalo cewenya aku. Pasti gamau" kata ku sangat percaya diri.

"Untung kamu adik ku. Bukan cewe ku" ketus Abang mendekat.

"Ikut dong bang" rengek ku dengan wajah manja.

"Kemana?" tannya Abang

"Abang mau kemana?"

"Keya mau ikut kemana?" Abang mengulang nya

"Kemana ajah asal sama abangkuh" ketus ku menggunakan suara manja.

"Abang mau ke tukang tambal ban. Ikut?" jawab Abang entah itu benar atau tidak aku juga tidak tau.

"Ikut. Nanti keya makan bakso di samping tempat tambal ban ... "

"Jangan ikut ah" kata Abang

"kenapa?" tannya ku merubah mimik wajah gembira menjadi sedih.

"Abang mau sampai malam. Nanti ngantuk"

"Yaudah besok beliin novel baru lagi yh?" rengek ku meminta

"Besok kan abang berangkat"

"Yaudah duitnya ajah. Nanti beli sendiri"

"Enak ajah. Iya nanti" jawab abang tak mau berlama - lama

"Okh!" sambung ku menyetuji nya dan segera masuk ke dalam rumah.

Berjalan fokus sambil menata rambut yang 3 kali di acak - acak Abang.

***

"Abang kemana?" tannya kaka kesya saat aku sampai di depan tv

Kaka Kesya adalah anak dari kaka Ibu ku, dia sering menginap di rumah ku. Selain karna rumah nya yang sepi karna kedua orang tua nya dan 2 kaka nya tinggal di ibu kota, ia juga sangat dekat dengan ibu. Sampai ia punya kamar pribadi di rumah ku.

Usia nya dengan ku selisih 6 tahun, sekarang dia sedang bekerja di salah satu gerai dalam mall di pusat kota.

Alasannya tidak ikut orang tua nya, karna ia tak mau tinggal di kota. Dan sejak kecil, Kaka Kesya lebih dekat dengan Ibu dari pada dengan orang tua nya.

"Kemana - mana hatiku senang" jawab ku menggoda Kaka.

"Eh dosa loh!" ketus Kaka Kesya.

"Pacaran katanya" jawab ku cepat sebelum Kaka Kesya menjadi harimau.

"Jam 9 malem pacaran?" sambung Kaka Kesya tak percaya.

"Nongkrong katanya" ketus ku ngawur, karna aku pun tak tau abang ke mana.

"Yg bener yang mana keya?" Kaka Kesya mulai kebingungan.

"Gatau keya jadi bingung"

"Harusnya kaka yang bingung!" kata Kaka Kesya menggarug-garum rambut.

"Keya juga bisa bingung kaka!"

"Pusing ah key ngomong sama kamu"

"Keya juga pusing ngmong sama abang" kata ku mengikuti omongan Kaka Kesya.

Bukannya menjawab lagi Kaka Kesya langsung berjalan masuk ke kamar nya. Hahaa, marah rupa nya dia. Aku memang sering mengganggu kaka ku itu saat sedang menginap di sini.

Terkadang untuk asik - asikan aja. Tapi bisa baper parah karo sama Kaka Kesya.

Berbicara dengan Abang dan Kaka memang melelahkan. Tapi aku suka menggoda mereka.

***

"Oh ya, besok kan libur. Buka hp ah"

Sudah seminggu aku tidak menyentuh hp ku. Bukan karena malas, tapi memang tidak mau.

Kebiasaan buruku adalah selalu melupakan hp di saat jam sekola. Paling buka hp malem sabtu hingga minggu sore.

Kalo sudah mulai malam senin ganti buka buku lagi. Yah aturan ku buat sendiri. Tak ada tuntutan dari pihak manapun.

Tidak buka hp sebenarnya juga rindu isi di dalamnya. Rindu Instagram. Twiter. Watsapp. *******. Noveltoon. Lightroom. Picsart. Dan aplikasi lainnya.

Tapi ini demi diriku juga. Aku tidak membuka hp setiap hari karna aku sadar, aku selalu lupa waktu saat bermain hp.

Aku melupakan segalannya. Beberes kamar. Beberes rumah. Makan. Bahkan belajar. Hanya bangun saat mau solat dan pipis saja.

Kucari hp ku ke ujung lemari. Membuka satu persatu rak di dalam kamarku. Mencari - cari wujud benda tipis dengan silikon berwarna merah muda itu.

Menengok - nengok kesudut meja belajar yang ada di dalam kamarku. Setelah 5 menit berlalu. Akhirnya aku menemukannya. Benda tipis itu sudah kugenggam di tangan ku.

Ku lanjut melangkah menuju kasur empuk itu. Lalu membaringkan tubuh ke atasnya. Ku mulai membuka kunci hp dengan memasukan pasword yang aku bikin.

Kluntung ... kluntung ... kluntung ...

Banyaknya pemberitahuan yang masuk setelah seminggu tidak pernah kubuka.

Kupilih menu watsapp terlebih dahulu.

659 pesan dari 45 chat.

"Wah banyak" gumam ku.

Mataku menuju pesan yang aku selalu paku. Kulanjut membuka pesan itu.

_____________

Dari ; Hafis

Untuk ; Keya

"Jangan lupa makan ..."

"Solat jangan lupa"

"Aku tau ini sudah pukul 5 sore. Saatnya kau off hp"

"Belajar yang bener"

"Jangan lupa sama akuh"

"Keya oh keya sudah pulang? Ini jumat masih lama kah? Keya belum juga datang"

"Key aku main yh? Tapi keya tidak menjawab. Itu berarti tidak boleh."

"Keya ditunggu hafis.nJangan lupa makan Dicariin ibu keya"

"Key"

"Key"

"Key"

"Udah hari jumat. Keya nanti malem kita merindu"

______________

Pesan dari Hafis terlalu banyak tidak di jawab oleh ku. Dia selalu menunggu setiap harinya. Ku acungi kemauan memberi kabar kepada ku setiap waktu.

Tapi maaf. Aku selalu menyibukan diri setiap kali kau rindu. Dengan cepat aku mulai mengetik balasan untuk pesan dari Hafis.

______________

Dari ; Keya

Untuk ; Hafis

"Hay fis" panggil ku

"Rindu yah sama keya?"

"Nih keya dateng."

"Maafin keya fis gapernah nemenin"

______________

2 centang biru langsung terlihat dalam sedetik. Cepat nya Hafis. Sudah menunggu rupannya dia.

📩

"Hay key?" pesan masuk dari Hafis

📨

"Hay fis. Apa kabar?" dengan cepat aku membalasnya.

📩

"Baik. Kamu?" tannya Hafis dalam pesan nya

📨

"Aku baik. Kamu rindu?" kata ku

📩

"Sudah jangan tanyakan itu" jawab Hafis mulai resah

📨

"Maaf fis" lanjut ku merasa salah

📩

"Gausah minta maaf"

📨

"Kamu baik"

📩

"Ih keya apaan kamu"

📨

"Lagi apa?" tannya ku tiba - tiba

📩

"Lagi duduk sama ibu"

📨

"Jangan curhat fis" lanjut ku tau dia suka curhat pada ibu nya

📩

"Nggak key. Kamu lagi apa?"

📨

"Lagi tiduran terus bales chat kamu"

📩

"Udah makan belum?" rutinan Hafis

📨

"Udah dong"

📩

"Siip deh"

📨

"Mau main kamu?" tannya ku meminta nya datang.

📩

"Emm.. Besok gabisa key maaf"

📨

"Siapa yg nyuruh besok oy"

📩

"Eh ganyuruh yh. Heheee"

📨

"Dasar hafis"

📩

"Kenapa key? Sayang?"

📨

"Banget"

📩

"Sayangnya beneran gak?"

📨

"Beneran. Aku sayang sekali... Dorahafis"

📩

"Keya!"

📨

"Hafis!"

📩

"Jangan ikut - ikut"

📨

"Boleh ikut - ikut"

📩

"Ceweku gila bu"

📨

"Cowoku ganteng bu" kata ku memuji nya

📩

"Astafirullah"

📨

"Masyaallah"

📩

"Selesein gak?" kata Hafis mulai lelah

📨

"Yah hafis kalah" ledek ku

📩

"Ngalah key"

📨

"Iya iya"

Melepas rindu dengan hafis memang tidak ada akhirnya.

***

Awal pertemuan dengan hafis memang tidak terduga.

Pagi itu hari sabtu. Aku keluar rumah dan meminta izin kepada ibu untuk pergi ke toko buku.

"Ko nyari buku jauh banget?" kata Ibu saat aku meminta izin.

"Iya bu. Sekalian main ke temen SMA. Lagi ada diskon juga bu di sana" kata ku meyakinkan Ibu.

"Yaudah hati - hati. Pulangnya jangan sore - sore" pinta Ibu.

"Iya bu"

Setelah izin di dapatkan dari Ibu. Aku lanjut mendatangi Abang keruang tau. Tadinya mau minta ijin eh dikasih uang. Kata Abang sudah dengar pembicaraan aku dan Ibu barusan.

Abang memang peka, I love you Bang. Hehee

Karena semua sudah memberi lampu hijau untuk aku pergi meninggalkan rumah. Ku lanjut memakai sepatuku lalu bergeas untuk pergi.

45 menit perjalanan menyebrang kota dengan motor. Hahaa

Akhirnya kutemui ke 7 temanku di tempat yang sudah di tentukan.

"Key" suara itu datang menghampiri ku. Di sebrang jalan dimana aku sedang memarkirkan motor ku.

Kuputar segera kepala ku, memastikan memang itu benar panggilan untuk ku.

Disebrang jalan itu ada 2 teman ku. Mereka sedang mengulurkan tanda dengan mengangkat tangannya. Memberi tau untuk segera aku mendatanginya.

Akupun bergegas turun dari motor. Dan melihat kanan dan kiri ku untuk segera menyebrangi jalan raya itu.

Sesampainya di depan mereka.

"Hay maaf telat. Yang lain mana?"

"Iya gak apa apa. Rumah mu kan jauh, maklum kalo terlambat. Yang lain di taman yok kesana"

"Yuk"

Kaki ku berjalan ketengah - tengah taman itu dengan kedua teman ku.

Mataku mencari - cari sosok 5 teman ku. Kutemukan mereka sedang tertawa ditengah - tengah 2 pohon besar disana.

"Hay" kusapa mereka dengan nada bahagia dan senyuman.

"Hay key, sudah sampai akhirnya"

"Iya maaf terlambat"

"Gak apa apa kan rumahnya jauh"

"Heheee, jadi gak enak"

"Iya lah kan bukan makanan. Yaudah yu masuk ke toko bukunya"

"Yuk"

Mereka bergegas membereskan barangnya. Dan berdiri untuk segera pergi ke toko buku yang terlihat sudah ramai.

"Eh ramai banget deh kayanya" kata temanku saat hendak menyebrang jalan untuk masuk ketoko.

"Iya maklumin kan lagi diskon besar" jawab temn ku yang lain.

"Oh iya yah. Yu cepetan keburu yang bagus habis"

"Ih kamu kalo diskon cepet"

"Iya kan gak mau rugi"

"Hadeh"

"Yaudah yuk nyebrang" sambungku menghentikan keributan di pinggir jalan.

"Yuk"

Saat memasuki pintu utama. Kita mulai berpencar.

Ada 2 orang ke kanan. 3 orang kekiri. Dan sisannya saling sibuk melihat buku di bagian depan dulu.

"Aku kekanan dulu sama keya" ucap Fit saat setelah memasuki pintu.

Kemarin Fit meminta ku untuk menemaninnya agar mengantar mencarikan buku yang di titip kaka nya.

"Dahh ..." Lanjut ku memberi ucapan selamat pisah kepada yang lainnya.

Tanganku sudah terlebih dahulu ditarik Fit untuk menjauh dari yang lain. Kebiasaan tidak sabar dari Fit.

Kuikuti langkah Fit mencari - cari buku yang di maksud oleh kaka Fit. Lumayan lama mencarinnya, tapi tidak apa itu mennyenangkan.

Setelah 15 menit berlalu ...

Buku yang di maksud Kaka nya Fit sudah ada di tangan. Fit segera mendatangi kasir untuk melakukan transaksi jual beli.

Aku menunggu Fit sambil melihat - lihat buku dirak yang sudah siap dijual. Sayangnya tidak ada yang kuingin.

"Yuk kay ke gerai lain" ajak Fit mendatangi ku.

"Udah bayarnya?"

"Udah ini" jawab Fit sambil melihatkan kantong tempat penyimpanan buku kepada ku.

"Yaudah yuk" kutarik tangan Fit ke gerai yang lain, melihat - lihat buku yang di kira cocok untuk selera ku.

"Kamu mau cari buku apa Fit?" kuajukan pertannyaan kepada Fit

"Aku mau cari novel. Yang keren jangan lupa" lanjut Fit memberi jawaban.

"Bentar fit. Kesini yuk"

Langkah ku berhenti saat melihat buku tebal di depan gerai itu.

Tangan ku menarik tangan Fit untuk mengajaknya masuk kedalamnya.

Ku baca satu persatu judul buku - buku itu. Tak lupa ku baca deskripsi buku di belakannya.

"Key aku cocok yang ini" kata Fit membawa sebuah buku kedekat ku.

Kuambil buku itu dari tangan Fit setelah Fit mennyodorkannya kepada ku.

"Wah bagus pasti ceritannya. Nemu dimana?" tannya ku

"Itu di pojok kanan" kata Fit sambil menunjuk letak buku itu di temukan.

"Ohh ya"

"Kau sudah nemu kay?" lanjut Fit memberi pertannyaan.

"Udah ini 2" jawab ku kepada Fit, sambil menunjukan pilihan ku.

"Dasar kamu. Beli novel aja tentang pelukis" kata Fit sambil menepuk lengan ku.

"Aduh. Sakit woy" ketus ku setelah merasaan sedikit sakit di bangian lengan.

"Yakin ini?" Fit meyakinkan ku.

"Iya, ini bagus tau deskripsinya. Pasti ceritannya keren. Satu server juga. Pelukis" kataku dengan PD nya

"Yaudah terserah. Masih mau lagi atau udah?" lanjut Fit memastikan.

"Udah disini. Yuk bayar. Nanti cari di gerai yang lain lagi" kataku menjawab pertannyaan Fit.

"Iah lu mau beli buku berapa?"

"Yang bagus aku beli" jawab ku sambil tersennyum.

Aku dan Fit melanjutkan berjalan ke kasir untuk segera melakukan transaksi. Mengantri dengan antrian cukup panjang.

Mungkin memang buku di grai ini lumayan bagus. Sehingga peminatnya lumayan bannyak.

***

Setelah muter - muter toko buku yang cukup luas ini. Membuat kaki terasa lelah ditambah tenggorokan yang mulai kering.

Aku dan Fit sudah mendapatkan cukup buku yang kita inginkan.

Fit membeli 4 buku novel dan 1 buku yang di pesan Kakanya. Aku membeli 7 novel sekaligus untuk cemilan disaat gabut melanda.

Aku pun mengajak Fit keluar dari toko buku yang ramai akan pengunjung ini.

"Fit keluar yuk cari minum" kataku mengajak Fit untuk keluar.

"Yang lain?"

"Di WA ajah suruh ketemu di taman" kataku karena sudah sangat lelah bila harus mencari satu persatu.

"Okh yuk. Jajan dulu bawa ke taman yah?" ajak Fit.

"Baiklah"

Aku dan fit bergegas keluar meninggalkan toko. Melewati krumunan orang yang sedang menawar barang yang mereka inginkan.

Sesampainya di luar. Aku dan Fit mencari makanan dan minuman untuk mengganjal perut dan membasahi tenggorokan.

Kuberjalan menyusuri banyaknya pembeli yang sedang menawarkan dagangannya di depan toko buku itu.

"Key aku mau ini. Kamu mau?" tannya Fit sambil menarik tangan ku dan memberhentikan langkah ku.

"Seblak?" kubaca tulisan di grobak milik mba yang sedang berjualan itu.

"Iya. Mau?"

"Aku gadoyan seblak fit. Kalo kamu mau beli aku tungguin" kataku memberi jawaban.

"Kamu cewe ko gadoyan seblak?" Fit mengajukan pertannyaannya.

"Iya emang semua cewe harus doyan seblak gituh?" kubalik memberikan pertannyaan.

"Iya cewe kan identik dengan makan - makanan pedas. Termasuk seblak juga" kata Fit memberi pendapat.

"Terus aku bukan cewe gitu?" kuajukan kepastian kepada Fit.

"I.. I.. Iyaaa cewe. Tapi ko gadoyan seblak?" kata Fit ragu

"Gak semua cewe doyan seblak juga kali fit. Aku juga gak suka"

"Kenapa?"

"Mbel mbel" kata ku membisikan jawaban di telinga Fit. "Yaudah jadi beli gak?" lanjutku memastikan.

"Iya jadi. Tungguin aku"

"Iya"

Ku ambil hp di dalam tas kecil yang aku bawa sambil menunggu Fit memesan seblak.

"Mba seblaknya satu" ucap Fit kepenjual seblak itu.

"Pedes apa sedeng?" lanjut penjual seblak pada Fit.

"Sedeng mba"

"Kuah apa kering?"

"Kuah"

"Ditunggu ka"

Fit berjalan mendatangi ku yang sedang duduk menunggu di bangku tunggu. Menepuk pundakku secara pelan.

"Mau jajan apa key?" kata Fit memastikan.

"Batagor itu. Nanti anter yah" ku jawab sambil menunjuk grobag batagor di sebrang jalan.

"okh deh" lanjut fit dengan semangat.

"Beli minum apa yah?"

"Es teh ajah"

"Yaudah aku beli es dulu sambil nunggu seblak kamu jadi yh"

"Iya aku sekalian"

"Okh"

Aku berdiri dan mengambil tas kecilku di atas meja. Dan segera ke samping tempat seblak itu untuk membeli minuman.

Belum selesai membeli minuman, Fit mendatangi ku tiba - tiba. Memberi tau bahwa seblaknya sudah jadi.

Aku dan Fit segera berjalan menuju taman di alun - alun kota itu. Mencari - cari keberadaan teman yang lain.

Setelah berhasil menemukan keberadaan ke 2 teman yang lain. Aku dan Fit segera mendatangi mereka.

Iya sama seperti aku dan fit. Mereka juga sudah membeli beberapa jajanan pinggir jalan.

"Hay" kusapa mereka saat kakiku telah berada di samping mereka.

"Ehh.. Hay"

"Udah lama?"

"Baru aja"

"Yg lain mana?"

"Gak tau belum keliatan"

"Ohh" jawab ku karena kehabisan kata - kata.

***

1 jam terlewat. Menghabiskan waktu dengan ke 7 teman ku. Makan, ngobrol, tertawa. Inikah masa remaja.

Katannya indah. Hahaaa

Kucuci tanganku dengan sabun yang tersedia di sudut-sudut taman kota hingga bersih setelah makan-makan.

Lalu aku beranjak dari tempat itu menemui teman ku.

"Asalamualaikum" aku mendengar suara itu dari samping kanan ku.

Kutengok dengan cepat. Dan kutemui orang bertubuh tinggi di samping ku.

"Waalaikumsalam" ku jawab salamnya.

"Boleh kenalan?" lanjut dia kepada ku. Sambil memandang mata ku dan memberikan senyuman.

Aku ragu karena belum mengenal sosoknya.

"Oh tuhan dia ganteng"  kataku dalam hati.

Aku masih melongo didepannya.

"Hay boleh kenalan?" ulangnya sambil tersennyum.

"Eh iya boleh" kata ku terkejut tiba - tiba.

Kenapa jadi gugup akunya. Hahaaa

"Ayo duduk, mau?" katanya mengajak.

"Iya boleh" jawab ku tak fikir panjang. Hahaa

Kududduk dengan dia di kursi umum taman kota itu.

Belum 5 menit aku duduk dengannya, temanku sudah mengirim pesan. Memintaku untuk segera kembali.

Kuberanikan diri untuk pamit dan pergi.

"Maaf aku harus pergi. Temen ku sudah menunggu" kata ku meminta izin.

"Ohh yaudah. Bisa di lanjut nanti, boleh minta WA nya?" katanya tiba - tiba.

"Buat apa?" Kataku memastikan.

"Bu..a.. Buat ... Iya buat punya" katanya terbatah - batah.

"Iya boleh" Kataku mengiyakan.

Setelah memberi nomer kepada dia aku pun segera pergi menemui teman ku.

Rasanya sangat senang hatiku hari ini. Hari yang melelahkan. Tapi hati ini tidak bisa di bohongi. Yaampun.

_____________________________

Untuk kalian yang masih SMA ;

Kalian bisa membuat hubungan dengan seseorang untuk semangat kalian belajar saat kalian sudah bisa mengatur waktu. Jangan biarkan SMA kalian selesai dengan hasil yang tidak kalian sukai karena seseorang yang datang di masa itu.

_____________________

Tinggal kan like, Vote, Rate 5 dan beri komentar yang membangun setelah membaca cerita. Bikin author semangat terua membuat cerita😊

jangan lupa vote yah❤

Terima kasih atas dukungan kalian😊

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like hadir kak😘

salam dari " asisten dadakan"

mampir juga yuk

2021-01-25

0

Anggita Azwina

Anggita Azwina

rate 5 n double like mendarat thor... mampir di karya ku juga ya thor gadis bermata bening itu istriku menunggu...

2021-01-06

1

V

V

🐾🐾

2020-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!