EPisode 20

Wajahnya lelah, namun seketika ekspresinya berubah saat melihat Dio berdiri begitu dekat dengan Alice memeluk tubuh istrinya. Mata Arya menyipit, rahangnya mengeras.

"Apa yang kau lakukan di sini?" suaranya dingin, nyaris seperti ancaman.

Dio, yang tidak menyangka Arya akan pulang secepat ini, mencoba bersikap tenang. "Oh, aku hanya mampir sebentar untuk mengobrol dengan Alice," katanya ringan, seolah tidak ada yang salah.

Namun, bagi Arya, pemandangan di depannya berbicara lain. Dio berdiri terlalu dekat dengan istrinya, bahkan memegang lengannya sangat dekat. Dan ekspresi Alice menunjukkan ketidaknyamanan. 

Amarah membuncah dalam dada Arya. Dadanya terasa sesak menelusupi pikirannya. 

"Aku tidak ingin melihatmu di rumah ini lagi," kata Arya tajam. "Keluar!"

Dio terlihat menyeringai. Dia tahu bahwa menghadapi Arya dalam keadaan seperti ini bukan pilihan yang bijak. Dengan santai, dia melangkah menuju pintu. "Oke... Aku pergi."

Begitu Dio pergi, Alice menatap Arya, mencoba menjelaskan apa yang terjadi barusan. Namun, sebelum dia sempat berbicara, Arya bertanya dengan nada yang sulit ditebak?" Kenapa kalian berpelukan seperti itu?"

Alice menghela napas, lalu menjawab dengan jujur, "Dio mencoba menggoda aku tadi Mas... Aku menolaknya, tapi dia terus memaksa."

Mata Arya berkilat marah. Dia mengepalkan telapak tangannya erat. "Aku tidak akan membiarkan siapapun mengganggumu, Alice... Tapi kenapa tadi kamu mau saja di pegang dia? bahkan kamu mau saja pelukan seperti itu?" ucapnya penuh marah.

"Itu, itu tidak seperti yang kamu bayangkan Mas... "

"Diam! Kamu jangan seperti wanita murahan! Di goda sedikit saja kamu langsung mau!"

"Aku gak mau mas!"

"Jangan bohong! Aku melihatnya sendiri kamu berpelukan dengan dia? Malam ini kita tidur pisah ranjang!"

"Mas! Aku bukan wanita seperti yang kamu bayangkan!"

"Sudah! Jangan banyak dalih"

Sementara itu dari kejauhan, Ranti dan Tia mengamati kejadian itu dengan senyum penuh kemenangan. Ranti masih memiliki banyak cara untuk menghancurkan rumah tangga Arya dan Alice yang di sebutnya sebagai pelakor, dan duri di dalam rumah tangganya dengan Arya. 

Maka Ranti melangkah msuk ke dalam rumah. Di lihatnya Alice sedang menangis. Sedangkan Arya duduk dengan tegang dan wajah lelah sambil menghela nafas dalam. 

Ranti memandangi mereka berdua. " Sepertinya kalian habis tengkar? Ada apa?"

"Ranti, apa kamu kenal dengan Dio yang katanya tetangga kita?" Tanya Arya. 

"Oooh... Si Dio. Dia kan di kenal dengan julukan penggoda wanita. Memangnya ada apa Mas?"

Arya mengernyitkan keningnya. "Penggoda wanita? Pantas saja dia mau menggoda Alice"

Ranti menyeringai menatap Alice tertunduk yang masih menangis. "Menggoda Alice? Lantas? Alice nya mau gitu? Yah wajarlah kalau Alice mau. Wanita muda mana yang tidak bertekuk lutut pada ketampanannya. Yang aku dengar dari kakaknya, sudah banyak korban wanita yang sudah di goda, bahkan di tiduri"

GLEK

Arya menelan ludah. Seolah ada darah di tubuhnya yang tiba-tiba naik hingga kepalanya. Ia menatap Alice tajam. Tatapan yang menusuk bagai belati. Alice tidak berani membalas tatapan Arya. 

"Tapi mbak, aku tidak kenal Dio. Aku baru saja kenal dia tadi," ucap Alice mencoba membela diri. Walau pun ucapannya akan sia-sia. Karena Ranti dan Arya tidak mau mendengar apa pun alasan Alice. 

"Sudahlah, Aku mau istirahat dulu di kamarmu," ucap Arya masuk ke kamar Ranti. Rasanya emosi di kepalanya ingin meledak. Maka Arya mencoba memejamkan mata. 

Pikirannya menerawang ke pekerjaannya kemarin siang. Dimana Arya jatuh karena tidak dapat menahan beban bangunan yang ia pikul. Rencananya ia ingin pindah kerja. Terlalu lelah bekerja pada toko bangunan. Maka Arya mencoba untuk menjadi supir angkot, yang penghasilannya sedikit lumayan dari pada di toko bangunan. Matanya terpejam, kepalanya sakit. Beberapa menit kemudian Arya terlelap. 

Di ruang tamu, Ranti sedang menyeret badan Alice untuk tidur di luar rumah. 

"Malam ini kamu harus tidur di luar. Tidak pantas kamu ada di dalam rumah ini. Terlalu kotor!"

Alice menangis, ia tidak dapat melawan. Badannya yang terlalu kecil karena usianya yang masih muda, Alice hanya menangis. "Jangan mbak... Aku gak mau tidur di luar. Kasihan Devan"

Tangan Ranti terus saja menarik tubuh Alice. "Soal Devan, tidak perlu khawatir. Aku akan urus dia semalaman. Sekarang keluar kamu dari sini!" 

Pintu di kunci dari dalam. Di luar rumah, Alice terus mengisak sepanjang malam. "Mama, aku mau pulang ma... Aku gak tahan di perlakukan seperti ini terus," rintihnya menahan udara dingin di luar. 

Di tengah malam Devan menangis, Ranti masuk ke kamar Devan. "Ada apa lagi ini? Dasar capcai! Bisanya cuma nangis!" Ranti menggendong Devan, membawa ke kamarnya. Walau bagaimana pun, Ranti harus bersikap lembut dengan Devan di depan Arya. 

Di luar Alice menangis memanggil Devan berulang kali. "Devan... Devan... Kamu kenapa nak? Devan... Mama mau pulang ke rumah nenek. Buka pintunya.... Buka! Tok Tok Tok... Buka pintunya. Huhuhu.... "

Hujan rintik mulai deras membasahi bumi dan udara dingin yang menyengat menusuk kulit Alice. Ia menggigil kedinginan. 

Alice berdiri di depan pintu. Perasaan menggigil dan tubuhnya basah kuyup karena hujan yang terus mengguyur. Ia merasa sangat sendirian, seolah dunia ini meninggalkannya. 

Namun meski begitu, air matanya tak mampu menahan deraan hujan. Ia berusaha mengetuk pintu dan berteriak memanggil Arya. Tapi tidak ada jawaban.

"Mas, tolong buka pintunya. Aku di sini. Aku butuh kamu…" suara Alice serak, namun tidak ada respons dari dalam rumah.

Hujan semakin deras, seakan menjadi saksi bisu dari penderitaan yang harus ia tanggung malam itu. Alice merasa tubuhnya semakin lelah dan menggigil. 

Di kamar Arya membuka matanya, namun dahinya berkernyit melihat Ranti membawa Devan ke kamarnya. "Alice kemana?"

"Alice aku suruh tidur di luar. Bikin kotor aja kalau dia disini" Dengan santainya Ranti meletakkan Devan di tempat tidurnya. 

Sontak saja Arya bangkit dari tidurnya. "Alice di luar? Apa-apaan ini? Siapa yang suruh Alice tidur di luar?"

"Aku yang paksa dia tidur di luar. Karena Aku gak suka Ada noda di rumah ini"

Arya bergegas berdiri dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 3 dini hari. Hujan di luar sangat deras. "Kamu gila yah! Aku gak suruh kamu seperti itu! Keterlaluan!"

Langkah kaki Arya setengah berlari menuju pintu ruang tamu. Setelah pintu di buka, matanya memandang tubuh Alice tertidur bersandar di pintu. Tubuh Alice posisi duduk pun jatuh setelah pintu di buka. Arya meraihnya. Namun Alice terkulai lemas. matanya tertutup. 

"Alice! Alice! Kamu gak apa-apa kan? Alice! Bangun"

Suara Arya terdengar panik sambil mengguncangkan tubuh Alice. Namun Alice tetap diam. Akhirnya Arya menggendongnya membawa masuk ke dalam rumah. Tubuh Alice di letakkan di kursi.

Episodes
1 Episode 1. Tamu Tak Diundang
2 Episode 2. Rencana Ranti
3 Episode 3. Maafkan Aku
4 Episode 4. Masa Kelam Arya Dan Ranti
5 Episode 5. Menyesal
6 Episode 6 Ranti Yang Arogan
7 Episode 𝟕. Pernikahan Arya Dan Ranti
8 Episode 8 Jebakan Ranti Ke 2
9 Episode 𝟗. Kembali Ke Masa Kini
10 Episode 10 Jebakan Untuk Arya Dan Alice
11 EPISODE 11
12 Episode 𝟏𝟐
13 Episode 𝟏𝟑
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 EPisode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24. Penahanan Arya
25 Episode 25 Di Ruang Sidang
26 Episode 26. Teman Baru
27 Episode 27. Arya Bebas
28 Episode 28 Bos Davidson
29 Episode 29 Pekerjaan Menjanjikan
30 Episode 30 Terbongkar
31 Episode 31 Hanya Vino Yang terbaik
32 Episode 32 Kehamilan ke. 2
33 Episode 33 Warisan
34 Episode 34 Persaingan Perusahaan
35 Episode 35 Bermain sabun
36 Episode 36 Dirumah Sakit
37 Episode 37 Mike Menghilang
38 Episode 38 Ternyata Bayi Perempuan
39 Episode 39 Anak Yang Tertukar
40 Episode 40. 𝟓 Bulan Kemudian
41 BAB 41. Ranti vs Alice
42 BAB 42 Alice Dirawat
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45 Anak-anak Arya
46 BAB 46 Generasi muda
47 Episode 𝟒𝟕
48 Episode 48
49 Episode 49
50 BAB 50 Pertempuran Arya dan Mike
51 BAB 51
52 Episode 52 Kembali Pulang
53 Episode 53
54 Episode 54 Mike Terpuruk
55 EPISODE 55
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Episode 1. Tamu Tak Diundang
2
Episode 2. Rencana Ranti
3
Episode 3. Maafkan Aku
4
Episode 4. Masa Kelam Arya Dan Ranti
5
Episode 5. Menyesal
6
Episode 6 Ranti Yang Arogan
7
Episode 𝟕. Pernikahan Arya Dan Ranti
8
Episode 8 Jebakan Ranti Ke 2
9
Episode 𝟗. Kembali Ke Masa Kini
10
Episode 10 Jebakan Untuk Arya Dan Alice
11
EPISODE 11
12
Episode 𝟏𝟐
13
Episode 𝟏𝟑
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
EPisode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24. Penahanan Arya
25
Episode 25 Di Ruang Sidang
26
Episode 26. Teman Baru
27
Episode 27. Arya Bebas
28
Episode 28 Bos Davidson
29
Episode 29 Pekerjaan Menjanjikan
30
Episode 30 Terbongkar
31
Episode 31 Hanya Vino Yang terbaik
32
Episode 32 Kehamilan ke. 2
33
Episode 33 Warisan
34
Episode 34 Persaingan Perusahaan
35
Episode 35 Bermain sabun
36
Episode 36 Dirumah Sakit
37
Episode 37 Mike Menghilang
38
Episode 38 Ternyata Bayi Perempuan
39
Episode 39 Anak Yang Tertukar
40
Episode 40. 𝟓 Bulan Kemudian
41
BAB 41. Ranti vs Alice
42
BAB 42 Alice Dirawat
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45 Anak-anak Arya
46
BAB 46 Generasi muda
47
Episode 𝟒𝟕
48
Episode 48
49
Episode 49
50
BAB 50 Pertempuran Arya dan Mike
51
BAB 51
52
Episode 52 Kembali Pulang
53
Episode 53
54
Episode 54 Mike Terpuruk
55
EPISODE 55

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!