kenangan

"Rel.. Aku merasa ada sesuatu yang aneh" ucap Clara

"Aku juga merasa seperti itu Cla. Mungkin ada hubungan antara mereka" jawab Aurel menghentikan aktivitas membacanya

"Sejak kita datang, aku tak pernah sekalipun melihat paman ganteng sekacau ini"

"Ya. Ayah selalu terlihat tenang dan berwibawa. Dan mengapa hari ini menjadi tak terkendali?" lanjut Aurel

"Paman yang selama ini kita lihat misterius dan aneh, hari ini juga bereaksi. " Ucap Clara

"Apa yang terjadi pada paman itu?" Aurel penasaran

"Dia memelukku sangat erat dan terus memanggil nama kelinci imut"

keduanya diam beberapa saat.

"Kita harus cari tau ada apa sebenarnya." ucap Aurel bersungguh sungguh.

"Kita tunggu sampai paman ganteng tenang dulu" jawab Clara.

*

"Bagaimana ujian akhirmu Cla?" Tanya Aurel saat keduanya berkemas hendak pergi ke kampus.

Clara menutup tas kecilnya setelah memasukkan beberapa keperluan belajarnya. Kemudian duduk di pinggir ranjang menatap Aurel yang masih belum selesai berkemas. Clara menghirup dan menghembus nafas pelan dan dalam. Seakan beban berat dalam pikirannya tak ikut terurai.

Aurel menatapnya heran. Ia meletakkan tas dan ponselnya dimeja dan duduk di kursi menghadap Clara sahabatnya itu.

"Hari ini hari terakhir ujian. Setelahnya kami harus mengumpulkan beberapa tugas yang diberikan sebelumnya. Sementara,,," Clara tak meneruskan kalimatnya.

"Apa ada kendala Cla?" tanya Aurel cemas. Clara hanya diam.

"Kalau kamu sudah selesai ayo berangkat" ajak Clara tanpa menjawab pertanyaan Aurel. Ia mengangkat tasnya dan berlalu keluar kamar. Aurel mengikutinya meski dalam hatinya masih terbersit pertanyaan yang belum terjawab.

Clara melihat Stephanus sang paman gantengnya masih duduk termenung di ruang makan tanpa menyentuh sarapannya.

"Paman kok belum sarapan?" tanya Clara heran. Ia menggeret kursi pelan dan ikut duduk mengitari meja. Begitupun Aurel. Ketiganya sarapan bersama tanpa ada satu suara seperti hari hari biasanya. Hari ini begitu tenang membuat Clara dan Aurel merasa canggung.

Setelah selesai sarapan Stephanus mengantarkan Kedua gadis cantik itu ke kampus sebelum akhirnya ia mengarahkan mobilnya keperusahaan tempatnya bekerja. Dimana ia menjabat sebagai General Manajer dari salah satu cabang Manggala Grup.

"Dad. Nanti malam kita makan di restoran saja ya?" pinta Aurel

"Boleh. Kita memang jarang makan diluar" jawab Stephan dengan senyum ramah namun masih belum seperti hari yang lalu.

Clara dan Aurel keluar dari mobil dan berjalan santai menyusuri taman samping. Hari masih pagi dan kampus masih relatif sepi. Kedua gadis itu berjalan sambil ngobrol ringan mengenai keseharian mereka.

*

*

Dua sosok pemuda tampan tengah berbincang di sebuah bangku di pojok taman dekat lorong bangunan kampus. Terlihat serius dengan berbagai ekspresi yang berganti ganti.

"Rey, ,bagaimana informasi yang aku minta? sudah kah ada kejelasan?"

"Masih sama dengan 2tahun yang lalu." Reyhan menghela nafas seakan menyimpan penyasalan untuk sahabatnya. Sementara Erlan mendesah kecewa.

"Bagaimana dan kemana lagi aku harus mencari gadis itu?" gumam Erlan yang masih terdengar oleh Reihan

"Aku sudah menyuruh beberapa orang menanyakan tentang kamar itu. Dan yang kita peroleh tetap sama. Kamar itu telah menjadi kamar pribadi pemilik hotel sehari setelah kejadian itu. Dan karyawan pun sama sekali tidak ada yang berani bertanya tentang alasannya. Ayahku juga selaku manajer tidak bisa membantu kita. Beliau hanya tahu bahwa pemilik hotel V.V itu adalah orang tua dari teman lamanya. Bahkan sang teman ayahku juga tak pernah berkunjung kesana lebih dari 20 tahun." Jelas Reyhan.

"Apakah kamu masih punya ide lain agar gadis itu ketemu?" tanya Erlan dengan nada seakan putus asa.

"Cara apalagi?. Bahkan hampir seluruh cewek sekampus pernah kamu kencani dan semua gagal. Aku bisa bantu apa?"

Erlan tersenyum getir,

"Bukan cuma cewek, bahkan kamu juga tahu aku pernah mencobanya dengan beberapa banci dan lelaki. Hhhh aku rasa aku mulai gila"

"Aku pernah berfikir bahwa kamu memang belok saat menerima usulanku waktu itu."

"Saat itu aku juga tak menyangkal, mungkin aku salah mengenali seseorang malam itu sebagai cewek." "ya sudahlah. jika dalam 3bulan ini aku tak menemukannya. Maka keputusan orang tuaku tak lagi bisa diganggu. aku harus bertunangan dengan Veronica" lanjut Erlan. Kesedihan terpancar diraut muka tampan itu

Tergambar dalam ingatannya, sesosok perempuan yang tak jelas rupa wajahnya memapahnya masuk kedalam sebuah kamar hotel yang mewah. Tubuh itu ikut terbanting ke ranjang besar saat berusaha melepaskan tubuhnya yang sempoyongan akibat mabuk berat. Dalam keadaan pusing, ia mencium dan mencumbu tubuh perempuan yang tertindih dibawah tubuhnya.

Aroma melati yang segar namun samar merasuk lembut hingga ke otaknya.Dikarenakan mabuknya yang begitu parah, cumbuan itu tak berlanjut dan ia malah pingsan diatas tubuh itu. Hingga ia tersadar di pagi hari dalam kesendirian tanpa seseorang yang berada dalam tindihannya.

Seseorang yang masih dicarinya hingga kini, 2tahun telah berlalu dari malam itu. Malam pesta penyambutan mahasiswa baru dari salah satu negara di Asia.

"Sabarlah. semoga saja kita segera menemukannya. Jika dia memang jodohmu" Reyhan menepuk bahu sahabatnya berusaha menenangkan hatinya.

"Hhh sudahlah. Aku akan ke kelas dulu ada beberapa tugas yang harus aku kumpulkan" Erlan berlalu meninggalkan Reyhan

Dari persimpangan jalan setapak ditaman itu, Clara dan Aurel muncul. Clara melihat punggung itu lagi, tiba tiba jantungnya berdetak lebih kencang. Dia terus berjalan mengekor tenang dibelakang Aurel menuju tempat dimana Reyhan masih duduk menatap sahabatnya berlalu.

" Hei Senior Rei" sapa Aurel riang saat keduanya sampai didekat Reyhan

"Kalian sudah disini juga?"jawab Reyhan dengan senyum memikatnya. Kini Aurel yang tak bisa mengendalikan debaran jantungnya

"Oh senior,, sudah kubilang jangan tersenyum seperti itu,, aku bener bener gak kuat,,,hatiku meleleh,,," celoteh Aurel masih dibalas senyum indah oleh Reihan. Clara menatap intens kearah Reyhan seolah ada sesuatu pertanyaan yang ingin keluar dari bibirnya. Namun hal itu tak bisa ia utarakan.

,,,Aku seorang cewek, bagaimana mungkin menanyakan sesuatu tentang seorang cowok? ini memalukan,,,, batin Clara.

Aurel melihatnya dengan penuh curiga

,,,,Segitunya Clara melihat Senior Reihan. Jangan jangan Cla juga suka sama senior?,,, tebak Aurel

"Cla..." Aurel menyentuh lengan Clara dan itu cukup membuat seorang Clara terperanjat keluar dari lamunannya

"Eh!!! e,,, aku harus menyiapkan untuk ujianku hari ini. Aku ke kelas dulu." Ungkap Clara tiba tiba dan berlalu meninggalkan kedua muda mudi itu. Aurel masih terdiam ditempatnya. Sekali waktu ia menoleh dan menatap penuh selidik kearah Reyhan.

"Apa?" tanya Reyhan bingung

Aurel melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki membuat lelaki itu tambah kebingungan.

"Ah sudahlah" jawab Aurel ambigu dan berlalu pula.

"Hhhhh" Reihan hanya menghela nafas panjang dan beranjak menuju kelas nya.

*

*

Terpopuler

Comments

Mommy 2

Mommy 2

Lanjut!!!

2020-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!