kelinci imut

Erlan Satya Arjun

Pemuda tampan yang banyak dikagumi cewek seperti halnya Reyhan sang sahabat. Juga sering menjadi tameng bagi Reyhan untuk menghadapi para cewek centil. Pemuda yang selalu terlihat gagah dan supel, namun penuh dengan misteri. Tak banyak yang tahu tentang kehidupannya. Hanya segelintir orang yang tahu siapa dan bagaimana pemuda itu sebenarnya.

Clara dan Aurel meminta Stephan menuju Leyk Lotos

"Kenapa kemari?" tanya Stephan bingung

"Nongkrong" jawab Aurel sambil nyengir kearah ayahnya. Sang ayah terlihat enggan keluar dari mobilnya.

"Ayolah dadi,, kita santai sebentar." Geret Aurel manja dilengan ayahnya. Dengan langkah enggan Stephan mengikuti putri semata wayangnya itu.

Clara sudah bergegas menuju Gasebo yang biasa ia dan Aurel tempati namun tempat itu telah digunakan oleh orang lain. Dia menengok kearah dimana ia biasa melihat pria misterius itu. Ia pun bergegas kearahnya.

"Paman ganteng kemarilah" panggil Clara saat melihat Aurel menggeret lengan ayahnya.

Lelaki misterius yang selama ini terlihat murung itu mendongak melihat kearah Clara dan bergumam

"Kelinci imut?" Clara menoleh dan tersenyum dan berjalan pelan mendekat

"Maaf ya paman. Bolehkah kami ikut bergabung disini?" tanya Aurel yang baru saja tiba. Stephan berhenti mematung di ujung jembatan kecil penghubung Gasebo itu dengan tempat yang lainnya.

Lelaki misterius itu tak menjawab. Tatapannya kosong kearah Clara. Diam dan hanya diam. Nafasnya terlihat berat, air mukanya berubah sendu penuh dengan kerinduan.

Clara dan Aurel terlihat bingung dan saling pandang. Terlebih saat keduanya menoleh kearah Stephanus yang tak beranjak dari tempatnya. Ada seraut mimik penyesalan yang mendalam dalam wajah lelaki bule itu.

"Ada apa ini Cla?" bisik Aurel

"Aku juga tidak tahu" jawab Clara mengangkat kedua bahunya.

Stephanus berbalik dan berjalan cepat meninggalkan kedua gadis itu bersama orang asing. Aurel mengejarnya sampai di tempat parkir.

"Ada apa dad? what happend? kenapa Dad kembali kesini?" serbuan pertanyaan Aurel tak terjawab. Staphanus berulang kali meninju keras sebuah pohon yang berdiri kokoh disamping mobilnya.

"Semua ini salahku! salahku!" teriak Stephan

Darah segar mengalir dari punggung telapak tangannya membuat Aurel panik

"Dadi ada apa?jangan membuat Aurel takut! Dad,, ada apa sebenarnya?" teriak Aurel histeris. Ia menggenggam tangan ayahnya yang penuh darah. Diambilnya tissu dari tas kecilnya dan membersihkan darah dari tangan sang ayah.

"Tenanglah dad,, " bujuknya.

Sebuah tangis pecah diwajah rupawan itu dan mencoba menutupnya dengan tangan sebelah kirinya. Aurel diam tak ingin lagi bertanya sesuatu. Ia tahu hati ayahnya sedang kacau tanpa ia ketahui penyebabnya. Aurel berfikir ia bisa menanyakannya nanti setelah kondisi ayahnya membaik.

Ditempat Clara

Lelaki misterius itu masih diam dengan lelehan kristal bening dipipinya. Hal itu membuat hati Clara serasa terhiris. Ingatannya kembali pada sosok mama nya di rumah. Wajah sendu penuh kerinduan dengan senyum pahit yang serapi mungkin disembunyikan wanita cantik yang dipanggilnya mama.

Clara melangkah mendekat pada lelaki itu dan mencoba tersenyum ramah

"Paman,, paman tidak apa apa?" sapa Clara hati hati.

Lelaki itu menghela nafas panjang sebelum menoleh kearah Clara. mencoba menghentikan aliran air matanya. Ia berdiri dan mendekat kearah Clara

"Kelinci imut,,,"Bisiknya seraya mendekap tubuh Clara dihadapannya. Clara panik dan berusaha mendorong tubuh lelaki asing itu. Namun,, semakin kuat Clara mencoba melepaskan pelukan semakin erat pula lelaki itu mendekap. Dan semakin kencang gumamnya memanggil manggil nama kelinci imut.

"Paman,,, andaa salah orang,, saya bukan kelinci imut" teriak Clara. Namun tak dihiraukan oleh lelaki itu.

Sampai datang seorang pemuda tampan mencoba melepas pelukan erat itu

"Ayah,, ayah,, lepaskan. ini bukan kelinci imut. Lihatlah kelinci imut mu menunggu disana" suara berat pemuda itu ternyata berhasil melonggarkan pelukan lelaki misterius itu.

Clara sesegera mungkin mundur dan mengambil nafas cepat. Dadanya yang terasa sesak berangsur lega. Ia menoleh pada pemuda yang menolongnya

"Terima kasih" ucap Clara seraya menoleh kearah penolongnya. Clara merasa kenal dengan punggung yang memapah lelaki misterius itu meninggalkan tempat itu. Clara mengejarnya dan berjalan pelan dibelakang kedua lelaki itu. Tanpa sepatah kata pun terucap sampai ditempat parkir. Clara menoleh kekiri dan melihat Aurel sedang duduk dan membalut luka sang ayah di bagasi belakang mobil yang terbuka.

Sebenarnya Clara masih penasaran pada paman misterius itu dan ingin tahu serta berterima kasih pada orang yang menolongnya tadi. Tapi kedua orang itu mengarah berlawanan dari tempat Aurel dan Stephan. Clara memutuskan untuk kembali pada sahabat dan ayahnya.

"Rel,, kenapa tangan paman ganteng?" Clara khawatir. Aurel hanya menggeleng.

Ketiganya pun meninggalkan tempat itu. Kini Aurel yang mengemudi. Clara mengedarkan pandangannya mengelilingi tempat parkir yang dilalui mobil mereka, mencari dua lelaki misterius yang dia ikuti sebelumnya. Namun nihil ia tak menemukannya.

"Kau mencari siapa Cla"

"Paman yang misterius tadi. Dia dibawa pergi seseorang dan aku tidak dapat melihat wajah orang tersebut" terang Clara. Ketiganya diam

"Paman ganteng,, kenapa sampai melukai tangannya?" tanya Clara penasaran

"Kita bahas dirumah saja" jawab Aurel saat tak mendengar sang ayah menjawab. Clara hanya mengangguk. Benaknya masih disibukkan oleh orang yang menolongnya. Ia merasa kenal tapi dimana? Siapa?

*

*

"Ayahmu kenapa Lan" tanya seorang perempuan paruh baya menyambut kedatangan Erlan dan ayahnya

"Tidak tahu. Saat aku datang Dia memeluk seorang gadis dan memanggilnya kelinci imut" Erlan memapah ayahnya dan membantunya masuk kekamar. Lelaki itu yang tak lain adalah Arjuna, ayah dari Erlan terus memanggil manggil nama kelinci imut.

"Ayah istirahatlah"ucap Erlan lembut pada lelaki yang terlihat depresi itu

"Apakah kelinci imut masih menungguku?" tanya Arjun pada anaknya

"Ya. Dia masih menunggu. Ayah harus sembuh dulu agar bisa menemuinya"jawab Erlan tak tahu lagi harus menjawab apa

"Ya. Dia pasti masih menungguku. Dia masih mencintaiku kan?"

Erlan hanya mengangguk. Hatinya pilu. 22 tahun ayahnya seperti itu. Bahkan tak memberinya kesempatan untuk merasakan kasih sayangnya. Hingga dia dibesarkan oleh paman dan bibinya yang mengangkat dia sebagai anak. Ibunya melanglang buana didunia gemerlap karena kekecewaannya pada Arjun. Dan akhirnya harus mendekam seumur hidup dalam penjara karena obat obatan terlarang.

"Semua ini salah si jal*ng itu" gerutu Anne sang ibu angkat Erlan atau sahabat Merry yang menikah dengan Yosep kakak Merry.

"Anne sudahlah itu sudah lama berlalu" jawab Yosep

"Kenapa kamu terus membelanya? ini semua memang salah dia!" teriak Anne. Yosep tak lagi menjawab. Dia tahu watak istrinya yang sangat membenci wanita yang di panggil kelinci imut oleh Arjun.

Erlan mendesah, ia bingung dengan jalan hidupnya. Dia tak pernah mendapatkan kisah yang menurutnya masuk akal tentang keadaan ayahnya. Ia hanya mendengar tentang kebencian sang mama angkat dan ibu kandungnya kepada seorang perempuan. Yang menurut mereka sebagai wanita jal*ng seorang pelakor yang menghancurkan rumah tangga nya.

Namun ia tak percaya begitu saja pada cerita itu. Ia bertekad akan mencari kebenaran dari cerita hidup sang ayah. Ia berfikir, siapa tahu suatu saat nanti ayahnya akan sembuh. Selama ini dia belum berhasil menemukan seseorang yang bisa memberinya penjelasan yang masuk akal.

Terpopuler

Comments

Wong Uton

Wong Uton

nex

2020-11-04

1

Ariska Putri

Ariska Putri

semangat ya author 👌😊

2020-10-28

2

Mommy 2

Mommy 2

Like
Samangat thor 🤗

perkenalkan, buat kalian yang suka BL
ada chat story dengan judul
"KELUARGA GABUT CHECK!!"

terima kasih 🙏

2020-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!