kenalan

Pagi yang dingin

Clara bergegas masuk kemobil dimana sahabatnya telah berada didalamnya. Mobil melaju ke kampus keduanya.

"Cla. Bukannya hari ini tidak ada kelas?"

""Ya, aku ingin menyelesaikan lukisanku yang sudah dua bulan tidak kelar. Sekarang waktuku semakin terkuras untuk mempersiapkan sidang akhir. Aku ingin lukisan itu beres sebelum wisuda"

"Kamu beneran pulang setelah wisuda?"

"Ya,,, mau bagaimana lagi?"

"Kamu tidak mengambil gelar MBA dulu sebelum masuk ke perusahaan mama mu?"

" Nanti kalau aku sudah bisa beradaptasi dengan pekerjaanku. Aku akan melanjutkan mengambil gelar itu"

Gadis cantik semampai itu berlari kecil menuju sebuah kelas khusus tempat para mahasiswa seni. Dia mengambil nafas panjang sebelum melangkahkan kaki masuk kedalam. Dia menuju sebuah kursi kosong dengan kanvas tertutup kain biru halus, sejenak berdiri menatap kearah papan yang sedikit berdebu itu. Hampir dua minggu papan dengan kanvas putih itu tak disentuhnya.

Clara sekali lagi menghela nafas dalam kemudian menarik kain biru halus penutup lukisannya. Sebuah pemandangan alam berwarna jingga, dengan siluet sosok gadis bersandar di pundak seorang pemuda menghadap kearah matahari yang mulai bersembunyi. Tiba tiba sebuah bayangan terlintas. Sebuah kanvas yang menampilkan sosok gadis yang ada dalam gambar miliknya sedang berdiri seorang diri dalam kesepian. Lukisan milik seorang paman yang tak dikenalnya. Yang ia lihat di sebuah gasebo tua di leyk lotos kemarin sore.

"Bagaimana mungkin?" gumamnya.

Clara membersihkan kursinya dan duduk berdiam memperhatikan lukisannya dalam kebingungan. Hingga sebuah suara mengagetkannya

"Apa yang kamu lakukan disitu?" Sebuah pertanyaan dalam nada kasar membuatnya menoleh.

Seorang pemuda tampan yang menjadi magnet para gadis sedang berdiri dengan wajah dingin dibelakangnya. Tatapan tidak suka lurus mengarah ke mata Clara. Clara mengerutkan keningnya tak mengerti mengapa pemuda itu menatapnya benci.

"Em,,," Tak sempat Clara memjawab

" Apa kau ingin menyabotase lukisan itu? " Hardikan memotong jawaban Clara

"Bukan." jawab Clara singkat.

"Lalu apa yang kamu lakukan di sini? berani beraninya kamu membuka penutup kanvas itu?"

Clara hanya diam menjatuhkan tatapan matanya.

"Disini bukan tempatmu pergilah" usir pemuda itu yang tak lain adalah Reyhan.

Clara hanya mematung tak menjawab ataupun beranjak.

"Rey,, ada apa pagi pagi sudah ribut." Sapa seorang dari belakang

"Cla,, tumben sepagi ini sudah disini,, "lanjut pemuda yang barusaja datang

"Iya Andre. Hari ini kelasku kosong" jawab Clara pelan

" Oh,, jadi kamu mau nyelesaiin lukisanmu itu? ngomong ngomong bagus banget. Luar biasa hampir seperti hidup saja gambarmu. Pantesan beberapa kali berhasil merebut gelarnya si Reyhan" oceh lelaki yang dipanggil Andre itu

Reyhan terkejut

"Maksudmu?" pertanyaan nya mengarah kepada Andre

" Jadi kamu tidak tau bahwa yang merebut juara peringkat 1 mu beberapa kali itu Clara?"

"Tapi,, bukankah bukan dia yang mengambil hadiah dan tropinya?"

Clara tersenyum

"Maaf, yang mewakili itu teman saya. Saya lebih sering tidak bisa ikut hadir dalam final perlombaan karena selalu berbenturan dengan mata kuliah saya."

Jawab Clara menerangkan

"Jadi kamu Cla yang berbakat itu?"

Clara tersenyum "maaf jika mengecewakan"

"Seharusnya aku yang minta maaf. Aku benar benar tidak tahu kamu."

Clara kembali duduk dan mulai menggoreskan kuasnya. Tangannya terampil dengan mimik wajah yang penuh keseriusan.

Seharian Clara berada didepan kanvas itu. menggores dan terus menggores.

"Cla kami duluan ya"ajak Reyhan yang melangkah keluar bersama Andre Clara hanya menoleh sambil tersenyum.

"Cla,, kamu gak pulang? apa mau disini terus?" teriak Aurel yang baru masuk

"Nanggung Rel tinggal dikit lagi kelar nih." Jawab Clara tanpa menoleh

"Kamu dari pagi gak makan Cla?"

Clara tak menjawab hanya menggeleng.

"Kamu ini kebiasaan. Makanlah sesuatu dulu biarpun kamu sibuk." Aurel keluar menuju kantin untuk membelikan makanan untuk sahabatnya.

*

*

*

"Akhirnya benar benar selesai. " Clara menggulung kanvas yang telah penuh dengan goresan cat. Sebuah lukisan indah kini tergulung dan masuk dalam tas nya.

"Claa.. Apa lukisan itu akan kamu ikutkan lomba kali ini?" tanya Reyhan yang baru saja masuk lagi

"Kamu gak jadi pulang?" tanya Clara heran melihat Reyhan datang lagi

"Bentar lagi. Erlan belum keluar" jawab Reihan

"Untuk yang ini tidak. Ini adalah sebuah harapan yang telah lama ada dalam hatiku. Ini bukan seperti lukisanku yang lain."

"Baiklah. Jika kamu ingin ikut dalam lomba kali ini kamu bisa bilang padaku. Aku akan mendaftarkanmu"

"Terima kasih Rey. Tapi aku rasa tidak perlu aku ingin fokus pada mata kuliah utamaku. Aku harus lulus dengan nilai tinggi. Ini harapan keluargaku"

"Baikkah. Kami hargai keputusanmu" ucap Reyhan dan tersenyum

"Apa kamu akan pulang sekarang?" tanya Reyhan melihat Clara beranjak dari tempat duduknya

"Hem.." jawab Clara singkat sambil berlalu dari Reyhan

"Boleh aku mengantarmu?"

Clara berhenti dan tersenyum

"Tidak terima kasih. Aku pulang dengan Aurel."

"Aamu dekat dengan Aurel"

"Ya,, kami dekat"

"Aku dengar Aurel itu galak?"

Clara tertawa mendengar pertanyaan Reyhan si cowok tampan idola kampus.

"Kata siapa Aurel galak. Dia itu baik. Baik banget malah" jawab Clara dalam tawanya. Ia berlari kecil menghampiri sahabatnya yang terlihat dari kejauhan membawakan makanan untuknya. Reyhan ikut berlari kecil dibelakang Clara.

"Nih. Kita makan dulu. Kamu dari pagi belum makan" ucap Aurel menyodorkan makanan yang dibelinya.

"Eh senior Reyhan maaf ya. Aku cuma beli buat Cla. Gak ada buat senior Reyhan"

Reyhan tersenyum. Membuat wajah Aurel berbinar

"Wah... Senior Reihan jangan tersenyum seperti itu. Kan makin cakep.. Aku bisa klepek klepek loh,," goda Aurel tersipu malu

"Uhukkk "Clara tersedak saat menyeruput coklat panas kesukaannya. Ia merasa geli dengan tingkah sahabatnya itu.

"Jangan panggil senior. kita ini seumuran lo"

"Tapi situ kan udah senior."

"Panggil Reyhan saja." jawab Reihan

"Cla,, nanti jadi ke Taman gak?" tanya Aurel membuat Clara menghentikan mengunyah makanannya.

"Jadi "jawab Clara singkat. Wajahnya seketika terlihat murung. Entah apa yang mengganggu pikirannya.

"Han!" panggil seorang pemuda yang lari kearah mereka.

"Hei,, darimana saja?" jawab Reihan dengan pertanyaan

"Dari kantor rektor " jawab pemuda itu dengan senyum datar

"Ngapain ke kantor rektor"

"Ayahku datang" jwabnya malas

"Jadi,,, " Tanya Reihan penasaran

"Hhhh mau bagaimana lagi. Mereka orang tuaku. meskipun aku bisa melawan, tetap saja mereka orang tuaku. mereka yang membesarkan aku selama ini" jawab Erlan

"Memangnya ada masalah apa?" tanya Aurel penasaran

Erlan dan Reihan terdiam beberapa saat

"Rel,,, " Clara menggeleng pelan disambut senyum Aurel

"Maaf"

"Itu om sudah datang. Kita pergi..." ajak Clara saat melihat mobil ayah Aurel datang. Kedua gadis itu beranjak meninggalkan Reyhan dan Erlan.

"Apa kau menyukai gadis itu Rey" selidik Erlan.

"Entahlah. Kau lihat Aurel? dia begitu ceria tapi tidak seperti cewek cewek lain yang selalu histeris melihatku."

Erlan tersenyum

"Bagaimana dengan Clara?"

"Terlalu dingin terlalu cuek" jawab Reyhan

"Aku pikir kamu menyukai gadis yang cuek seperti dia."

"Aku pikir juga seperti itu dia cantik. Tenang"

"Eit dah. Terus siapa yang kau sukai" Erlan mencari kejelasan

Reyhan menoleh, menatap penuh selidik kearah Erlan

"Apa kamu suka salah satu nya?"

Erlan hanya mengangkat satu sudut bibirnya dan berjalan meninggalkan Reyhan.

"Apa maksut seringaimu itu? apa kau ingin menjadikan mereka salah satu kelinci percobaanmu?" tebak Reyha penasaran. Erlan hanya mengangkat kedua bahu yang membuat Reyhan meninju lengannya.

"Siapa tahu?" jawab Erlan

"Berapa banyak wanita yang sudah kamu kecewakan. Apa kamu tidak khawatir, semakin banyak wanita yang tahu kelemahanmu."

"Aku hanya yakin aku akan menemukan gadis itu" jawab Elan sambil membuka pintu mobilnya.

"Bagaimana jika gadis itu milik orang lain"

Erlan tak menjawab pertanyaan sahabatnya. Dia berhenti sejenak Dia hanya mendesah panjang dan terdiam.

Tanpa menghiraukan Reyhan dia menutup pintu mobil dan melaju meninggalkannya. Reyhan hanya menggelengkan kepalanya pelan dan berjalan menuju mobilnya. Meninggalkan senyum memikat pada gadis gadis yang berkerumun di sebrang tempat parkir.

Terpopuler

Comments

Mommy 2

Mommy 2

like
semangat 🤗🤗

2020-09-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!