Chapter 5 - Mulai ada getaran

Setelah mobil yang di kendarai Ivanka menabrak pohon terpaksa Leon harus mengganti mobilnya dengan mobil yang lain, karena mobil yang sekarang hancur depannya, namun bersyukur ia dan Ivanka bisa selamat.

Leon berpikir bahwa gadis itu akan merasa trauma berat namun ternyata ia salah, Ivanka masih bisa tertawa, melihat hal itu Leon yang tadinya kesal dan takut sekarang bisa merasakan sedikit lega.

Akhirnya Leon minta Ivanka untuk bertukar posisi, gadis itu duduk di kursi penumpang dan ia yang memegang kemudi.

Namun acara Leon mengajak Ivanka untuk pergi jalan-jalan tidak boleh di batalkan.

Mereka berdua akhirnya menggunakan mobil yang lain milik Leon dan pergi jalan berdua.

Ivanka nampak malu-malu duduk di samping Leon dengan sedikit curi-curi pandang, demikian juga sikap yang di tunjukkan Leon kepada Ivanka.

"Sial kenapa gadis ini kelihatannya manis sekali?" gumamnya dalam hati.

Ivanka tidak bisa memungkiri hatinya Leon adalah lelaki yang cukup tampan sekalipun usianya sepuluh tahun lebih tua darinya, namun pria itu sungguh punya daya pikat ekstra, membuat hatinya bergetar.

Duduk berdekatan dengan pria setampan Leon seperti saat ini bisa membuat Ivanka salah tingkah dan jantungnya jumpalitan.

Demikian dengan Leon seorang lelaki dewasa yang biasa bermain dengan banyak wanita tentu ia membayangkan pasti akan lebih menantang kalau ia bisa bercinta dengan gadis seperti Ivanka.

Namun Leon menepis pikiran setan yang dari tadi menguasai otaknya, "Ivanka hanya seorang gadis belia yang menjadi adikku."

Semakin ia menepis perasaannya semakin kuat getaran dalam hatinya untuk memiliki dan selalu dekat dengan Ivanka.

"Perasaan apa ini?" Tanya Leon dalam hati.

Setan dalam dirinya semakin berbisik untuk ia bisa memiliki gadis itu bukan hanya sekadar sebagai adik namun lebih dari itu.

Ketika mata mereka bertemu pandang keduanya saling melempar senyum sambil malu-malu.

"Kamu sudah punya pacar Vanka?" tanya Leon.

Ivanka hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum malu.

'Aku masih kecil kak, masih kuliah. Aku harus memikirkan pendidikanku lebih dulu baru nanti pacaran," jawab Ivanka.

"Serius kamu belum punya pacar?" tanya Leon sambil tersenyum.

"Heem," jawab Ivanka.

Lega hati Leon mendengar Jawaban Ivanka, padahal hal ini tidak ada urusannya dengan dirinya. Namun entah mengapa hatinya sebahagia ini mendengar gadis itu belum mempunyai tambatan hati.

"Kita mau pergi kemana kak?" tanya Ivanka.

"Kemana saja yang penting kamu senang," jawab Leon.

"Bisa kita pergi ke tempat yang sepi supaya aku fokus merenung kenapa Tuhan begitu tega menghukum aku? Apakah dosaku terlalu berat sehingga aku harus di beri cobaan seperti ini? Tetapi kakak aku anggap sebagai dewa penolongku, disaat kesedihan melanda hidupku, kakak adalah orang yang memberi aku kekuatan untuk bertahan hidup," ucap Ivanka dengan muka sedihnya.

"Bagaimana kalau kita ke villa aku? Disana suasananya sepi. Tapi ingat aku tidak ingin melihat kamu bersedih lagi Vanka!

Apapun yang terjadi padamu cobalah mengucap syukur, Tuhan tidak akan mencobai umatnya di luar kemampuannya, kalau ini terjadilah pasti Allah tahu kamu kuat untuk menanggungnya," sahut Leon.

Leon melajukan kendaraannya menuju villa pribadinya yang berada di sebuah pegunungan, suasana di sana sepi dan tempatnya indah penuh dengan hamparan bunga yang beraneka warna, sejuk begitulah keadaan sekeliling villa milik pria itu.

Mata Ivanka di manja dengan pemandangan sekitar villa yang sangat asri, bersih dan sangat indah.

Hatinya senang berada di sini, ia merasakan ada ketenangan dan suasana sejuk membuat hatinya di penuhi kedamaian.

"Ini villa kakak?" tanya Ivanka.

"Heem, apakah kamu suka berada di sini?" tanya Leon balik.

"Suka sekali, tempatnya sangat tenang. Aku suka bunga-bunga di sini kak," ucap Ivanka sambil berlari ke tengah bunga yang sedang bermekaran.

"Sini Vanka," ucap Leon sambil mengambil setangkai bunga dan menyelipkan di atas telinga Ivanka.

"Kamu cantik," lanjutnya sambil menatap gadis itu penuh arti.

Jantung Ivanka berdetak kencang dan menjadi salah tingkah, tersenyum malu, seandainya saja Leon mengerti apa yang ia rasakan saat ini.

Sumpah mati, wajah Leon sungguh tampan dan menawan jika mereka saling menatap dari dekat seperti ini.

Lelaki itu sudah membuat hatinya menjadi tidak karuan, Leon terlalu sempurna bagi Ivanka.

Leon pun tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu dari mulutnya, namun ia sulit memungkiri hatinya yang mengakui kalau Ivanka adalah seorang gadis yang sangat cantik.

Hatinya bergetar ketika setiap berdekatan dengan Ivanka, apakah ia sanggup menahan perasaannya? Bagaimana juga Leon adalah lelaki normal yang mudah terbawa perasaan.

"Kenapa kakak menatapku seperti itu?" tanya Ivanka malu-malu.

"Kamu terlalu cantik membuat siapapun menatapmu pasti terpesona," jawab Leon.

"Kakak jangan terlalu memujiku," ucap Ivanka dengan muka bersemu merah.

"Kamu pantas untuk di puji, karena kenyataan kamu cantik. Mulut kakakmu tidak pernah berdusta," sahut Leon sambil terkekeh.

"Baru kakak lelaki pertama yang memuji aku cantik selain orang tuaku, mendengar pujian kakak aku seperti ingin terbang ke langit ketujuh," balas Ivanka sambil tertawa malu-malu.

"Benarkah aku lelaki pertama yang memuji kamu cantik? Gadis secantik kamu belum pernah di puji oleh siapa pun? Hari ini aku lelaki yang paling berbahagia di dunia ini bisa memuji dirimu," kata Leon dengan sedikit menggombal.

"Jangan teruskan kak, apa kakak sendiri punya seorang kekasih?" Tanya Ivanka.

"Kekasih hati kakak sekarang itu adalah kamu. Kakak punya tanggung jawab menjaga kamu dan mengurus kamu," jawab Leon.

"Terima kasih kakak sudah sangat baik sama Vanka, bersyukur sekali Tuhan bisa mempertemukan aku dengan orang sebaik kakak," sahut Ivanka.

"Boleh kakak memelukmu?" tanya Leon.

Ivanka merentangkan tangannya dan Leon menghampiri gadis itu lalu memeluknya.

Jantung mereka berdua berpacu kencang, detaknya sudah tidak beraturan baik Leon maupun Ivanka merasakan sebuah rasa yang berbeda.

Leon dan Ivanka hanyalah dua orang dewasa yang di pertemukan Tuhan dengan cara kebetulan, Leon sang dewa penolong bak malaikat tak bersayap yang di percayakan Ivanka sebagai orang yang bisa membawanya untuk bahagia.

Leon memeluk tubuh mungil Ivanka dan mereka berdua merasakan kehangatan satu dengan yang lain.

Gadis mungil itu merasa nyaman dalam pelukan Leon ia bersandar di dada bidang lelaki itu, tetapi beda Leon ia merasakan suatu getaran dahsyat yang membuat dirinya harus melepaskan pelukannya itu.

Leon takut hilang kontrol karena memeluk Ivanka membuat juniornya meradang, memang dia laki-laki nakal yang pantang kena sedikit sentuhan langsung bereaksi.

"Huh ... bisa gila aku dekat-dekat dengannya, usir setan dalam dirimu Leon dan kuatkan imanmu untuk tidak tergoda," umpatnya dalam hati.

"Kamu memang lelaki baji*ngan Leon," ucap Leon dalam hatinya.

Dengan berat hati ia harus melepaskan pelukannya daripada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

Jangan lupa like, komen, dan vote setelah membaca, terima kasih ... happy reading.

Terpopuler

Comments

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

junior leon biasa di manja wanita cantik..selalu aj berkedut

2021-05-22

0

Kiki94030908

Kiki94030908

juniormu meresahkan leon, dket wanita dikit lngsung on

2021-04-21

0

Tionar Linda

Tionar Linda

junior Leon terlalu sehat,,, dekat dikit sm cewek cantik dn seksi langsung aja aktif jaringan nya hehehe 🤭

2020-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Hari yang paling menyedihkan
2 Chapter 2 - Memulai hari yang baru
3 Chapter 3 - Malam panjang Leon
4 Chapter 4 - Ketakutan dan trauma Ivanka
5 Chapter 5 - Mulai ada getaran
6 Chapter 6 - Getaran hati
7 Chapter 7 - Membuatmu hampir celaka
8 Chapter 8 - Maafkan Aku Ivanka
9 Chapter 9 - Kecewa denganmu
10 Chapter 10 - Merasa hina
11 Chapter 11 - Kesedihanku
12 Chapter 12 - Mencarimu
13 Chapter 13 - Terus mencari
14 Chapter 14 - Menemukanmu
15 Chapter 15 - Perasaan apa ini?
16 chapter 16 - Sepi tanpamu
17 Chapter 17 - Melepaskanmu 1
18 Chapter 18 - Melepaskanmu 2
19 Chapter 19 - Leon kumat
20 Chapter 20 - Larut dalam perasaan masing-masing
21 Chapter 21 - Tamu khusus
22 Chapter 22 - Mengkhawatirkanmu
23 Chapter 23 - Hamil???
24 Chapter 24 - Memintamu untuk memilih
25 Chapter 25 - Pisang makan pisang?
26 Chapter 26 - Pilihan yang sulit
27 chapter 27 - Adrian panik lagi
28 Chapter 28 - Menghubungimu
29 Chapter 29 - Menemuimu
30 Chapter 30 - Kejujuran yang menyakitkan
31 Chapter 31 - Adrian frustasi
32 Chapter 32 - Tama yang suka drama
33 Chapter 33 - Leon dan Tama
34 chapter 34 - Rencana Adrian
35 chapter 35 - Kedatangan Frea
36 Chapter 36 - Ivanka vs Frea
37 Chapter 37 - Frea vs Tama
38 Chapter 38 - Tama yang menang banyak
39 Chapter 39 - Sebuah kisah sedih di balik hari bahagia
40 Chapter 40 - Bahagiamu adalah tangisku
41 Chapter 41 - Menikmati malam bersamamu
42 Chapter 42 - Salah paham
43 Chapter 43 - Gaya pengantin baru menyelesaikan masalah
44 Chapter 44 - Belajar memahami
45 Chapter 45 - Adrian yang mulai ragu
46 Chapter 46 - Salah Lagi
47 Chapter 47 - Berdamai
48 Chapter 48 - Ivanka masih penasaran
49 Chapter 49- Leon yang mau berubah
50 Chapter 50 - Pernikahan Adrian
51 Chapter 51 - Challenge keberkahan
52 Chapter 52 - Kenyataan yang menyakitkan buat Shakila
53 Chapter 53 - Mulai tergoda
54 Chapter 54 - Hampir Khilaf
55 Chapter 55 - Tindakan tegas Adrian
56 Chapter 56 - Pertemuan dengan Clara
57 Chapter 57 - Salah paham lagi dan lagi
58 Chapter 58 - Kembali lagi
59 Chapter 59 - Dinner ala Adrian
60 Chapter 60 - Malam panjang Adrian
61 Chapter 61 - Sapu ijuk dan pantat Tama
62 Chapter 62 - Kekuatiran dan doa Leon
63 Chapter 63 - Kesedihan Leon
64 Chapter 64 - Awal perjuangan Tama
65 Chapter 65 - Pertemuan tanpa di sengaja 1
66 Chapter 66 - pertemuan tanpa di sengaja 2
67 Chapter 67 - Berhutang penjelasan
68 Chapter 68 - Sikap manis Leon
69 Chapter 69 - Menjemput Frea
70 Chapter 70 - Bertemu Frea lagi
71 Chapter 71 - Kecurigaan Leon
72 Chapter 72 - Menjemput Shakila
73 Chapter 73 - Intrograsi Tama
74 Chapter 74 - Bertemu ibu kandung
75 Chapter 75 - Kekuatiran Leon
76 Chapter 76 - Berdamai karena keadaan
77 Chapter 77 - Pendekatan Tama
78 Chapter 78 - Cemburu Adrian
79 Visual
80 Chapter 79 - Surat curahan hati Adrian
81 Chapter 80 - Balas dendam Shakila
82 Chapter 81 - Aksi Leon kepergok
83 Chapter 82 - Leon mengenalkan Ivanka sebagai istrinya
84 Chapter 83 - Kekesalan Frea
85 Chapter 84 - Ungkapan cinta Tama
86 Chapter 85 - Wanita misterius
87 Chapter 86 - Sedikit pelajaran buat wanita genit
88 Chapter 87 - Kedatangan Adam
89 Chapter 88 - Perasaan yang salah
90 Chapter 89 - Rencana gila Ivanka
91 Chapter 90 - Ciuman pertama Frea
92 Chapter 91 - Cemburu Frea
93 Chapter 92 - Reaksi Tama
94 Chapter 93 - Ungkapan cinta Leon
95 Chapter 94 - Surprise pasangan
96 Chapter 95 - Calon mertua??
97 Bab 96 - Promosi Camer
98 Chapter 97 - Semakin gencar
99 Chapter 98 - Bertemu Stella
100 Chapter 99 - Bertemu William dan Arka
101 Chapter 100 - Frea sakit
102 Chapter 101 - Feeling Tama
103 Chapter 102 - menyembunyikan sakitnya
104 Chapter 103 - Adam dan Dina
105 Chapter 104 - kesedihan Leon
106 Chapter 105 - Honeymoon 1
107 Chapter 106 - Honeymoon 2
108 Chapter 107 - Keputusan Frea
109 Chapter 108 - Keterbukaan Ivanka
110 Chapter 109 - Sebuah kebenaran terungkap
111 Chapter 110 - Akhirnya luluh
112 Chapter 111 - pendekatan awal
113 Chapter 112 - Masih awal pendekatan
114 Chapter 113 - Obat Lelah Leon
115 Chapter 114 - Sebuah Kejutan untuk Adrian
116 Chapter 115 - Tama yang sok ganteng
117 Chapter 116 - Kedatangan Papi Frea
118 Chapter 117 - Ketakutan Tama
119 Chapter 118 - Kabar gembira
120 Chapter 119 - Curhatan Adam
121 Chapter 120 - Ngidam Shakila
122 Chapter 121 - Pemeriksaan hamil pertama Shakila
123 Chapter 122 - Kesamaan Tama & monyet
124 Chapter 123 - Kencan Adam 1
125 Chapter 124 - Gagal kencan
126 Chapter 125 - Sambel petai
127 Chapter 126 - Semakin konyol
128 Chapter 127 - Kedatangan tamu
129 Chapter 128 - Tertangkap basah bareng mantan
130 Chapter 129 - Bertemu mantan
131 Chapter 130 -Kehadiran Leon yang tiba-tiba
132 Chapter 131 - Ujian Tama
133 Chapter 132 - Burung vs Ayam impas
134 Chapter 133 - Lamaran Tama
135 Chapter 134 - Adam yang sombong
136 Chapter 135 - Terjebak di lift
137 Chapter 136 - Kebaikan atau kesempatan?
138 Chapter 137 - Mulai berani
139 Chapter 138 - Akhirnya ...
140 Chapter 139 - Arti sahabat
141 Chapter 140 - Tobat Adam
142 Chapter 141- Keluarga Tama
143 Chapter 142 - keluarga Tama
144 Chapter 143 - Kepanikan berlebihan
145 Chapter 144 - Permintaan maaf ala Adrian
146 Chapter 145 - Sebuah kisah masa lalu
147 Chapter 146 - Selalu mesum
148 Chapter 147 - Bu Juju cenayang
149 Chapter 148 - Tama menikah
150 Chapter 149 - Malam Pertama yang gagal
151 Chapter 150 - Tertangkap basah
152 Chapter 151 - Derita Tama
153 Chapter 152 - akhirnya
154 Chapter 153 - Tamu untuk Frea
155 Chapter 154 - Tamu untuk Frea
156 Chapter 155 - Adam dan Dina lagi
157 Chapter 156 - Ujian
158 Chapter 157 - Ujian lulus
159 Chapter 158 - Kebanggaan Adam
160 Chapter 159 - Meminta restu
161 Chapter 160 - Obat tidur Leon
162 Chapter 161 - Pertandingan Leon dan Tama
163 Chapter 162 - Keseriusan
164 Chapter 163 - Keputusan akhir
165 Chapter 164 - Si Tukang sayur
166 Chapter 165 - Babymoon
167 Chapter 166- Babymoon
168 Chapter 167 - Pertemuan dengan dia
169 Chapter 168 - Babak akhir babymoon
170 Chapter 169 - Curahatan hati Dina
171 Chapter 170 - Lamaran Adam
172 Chapter 171 - Lamaran Adam
173 Chapter 172 - Bisa salah paham
174 Chapter 173 - Pancake buatan Frea
175 Chapter 174
176 Chapter 175
177 Chapter 176
178 Chapter 177
179 Chapter 178
180 Chapter 179
181 Chapter 180
182 Chapter 181
Episodes

Updated 182 Episodes

1
Chapter 1 - Hari yang paling menyedihkan
2
Chapter 2 - Memulai hari yang baru
3
Chapter 3 - Malam panjang Leon
4
Chapter 4 - Ketakutan dan trauma Ivanka
5
Chapter 5 - Mulai ada getaran
6
Chapter 6 - Getaran hati
7
Chapter 7 - Membuatmu hampir celaka
8
Chapter 8 - Maafkan Aku Ivanka
9
Chapter 9 - Kecewa denganmu
10
Chapter 10 - Merasa hina
11
Chapter 11 - Kesedihanku
12
Chapter 12 - Mencarimu
13
Chapter 13 - Terus mencari
14
Chapter 14 - Menemukanmu
15
Chapter 15 - Perasaan apa ini?
16
chapter 16 - Sepi tanpamu
17
Chapter 17 - Melepaskanmu 1
18
Chapter 18 - Melepaskanmu 2
19
Chapter 19 - Leon kumat
20
Chapter 20 - Larut dalam perasaan masing-masing
21
Chapter 21 - Tamu khusus
22
Chapter 22 - Mengkhawatirkanmu
23
Chapter 23 - Hamil???
24
Chapter 24 - Memintamu untuk memilih
25
Chapter 25 - Pisang makan pisang?
26
Chapter 26 - Pilihan yang sulit
27
chapter 27 - Adrian panik lagi
28
Chapter 28 - Menghubungimu
29
Chapter 29 - Menemuimu
30
Chapter 30 - Kejujuran yang menyakitkan
31
Chapter 31 - Adrian frustasi
32
Chapter 32 - Tama yang suka drama
33
Chapter 33 - Leon dan Tama
34
chapter 34 - Rencana Adrian
35
chapter 35 - Kedatangan Frea
36
Chapter 36 - Ivanka vs Frea
37
Chapter 37 - Frea vs Tama
38
Chapter 38 - Tama yang menang banyak
39
Chapter 39 - Sebuah kisah sedih di balik hari bahagia
40
Chapter 40 - Bahagiamu adalah tangisku
41
Chapter 41 - Menikmati malam bersamamu
42
Chapter 42 - Salah paham
43
Chapter 43 - Gaya pengantin baru menyelesaikan masalah
44
Chapter 44 - Belajar memahami
45
Chapter 45 - Adrian yang mulai ragu
46
Chapter 46 - Salah Lagi
47
Chapter 47 - Berdamai
48
Chapter 48 - Ivanka masih penasaran
49
Chapter 49- Leon yang mau berubah
50
Chapter 50 - Pernikahan Adrian
51
Chapter 51 - Challenge keberkahan
52
Chapter 52 - Kenyataan yang menyakitkan buat Shakila
53
Chapter 53 - Mulai tergoda
54
Chapter 54 - Hampir Khilaf
55
Chapter 55 - Tindakan tegas Adrian
56
Chapter 56 - Pertemuan dengan Clara
57
Chapter 57 - Salah paham lagi dan lagi
58
Chapter 58 - Kembali lagi
59
Chapter 59 - Dinner ala Adrian
60
Chapter 60 - Malam panjang Adrian
61
Chapter 61 - Sapu ijuk dan pantat Tama
62
Chapter 62 - Kekuatiran dan doa Leon
63
Chapter 63 - Kesedihan Leon
64
Chapter 64 - Awal perjuangan Tama
65
Chapter 65 - Pertemuan tanpa di sengaja 1
66
Chapter 66 - pertemuan tanpa di sengaja 2
67
Chapter 67 - Berhutang penjelasan
68
Chapter 68 - Sikap manis Leon
69
Chapter 69 - Menjemput Frea
70
Chapter 70 - Bertemu Frea lagi
71
Chapter 71 - Kecurigaan Leon
72
Chapter 72 - Menjemput Shakila
73
Chapter 73 - Intrograsi Tama
74
Chapter 74 - Bertemu ibu kandung
75
Chapter 75 - Kekuatiran Leon
76
Chapter 76 - Berdamai karena keadaan
77
Chapter 77 - Pendekatan Tama
78
Chapter 78 - Cemburu Adrian
79
Visual
80
Chapter 79 - Surat curahan hati Adrian
81
Chapter 80 - Balas dendam Shakila
82
Chapter 81 - Aksi Leon kepergok
83
Chapter 82 - Leon mengenalkan Ivanka sebagai istrinya
84
Chapter 83 - Kekesalan Frea
85
Chapter 84 - Ungkapan cinta Tama
86
Chapter 85 - Wanita misterius
87
Chapter 86 - Sedikit pelajaran buat wanita genit
88
Chapter 87 - Kedatangan Adam
89
Chapter 88 - Perasaan yang salah
90
Chapter 89 - Rencana gila Ivanka
91
Chapter 90 - Ciuman pertama Frea
92
Chapter 91 - Cemburu Frea
93
Chapter 92 - Reaksi Tama
94
Chapter 93 - Ungkapan cinta Leon
95
Chapter 94 - Surprise pasangan
96
Chapter 95 - Calon mertua??
97
Bab 96 - Promosi Camer
98
Chapter 97 - Semakin gencar
99
Chapter 98 - Bertemu Stella
100
Chapter 99 - Bertemu William dan Arka
101
Chapter 100 - Frea sakit
102
Chapter 101 - Feeling Tama
103
Chapter 102 - menyembunyikan sakitnya
104
Chapter 103 - Adam dan Dina
105
Chapter 104 - kesedihan Leon
106
Chapter 105 - Honeymoon 1
107
Chapter 106 - Honeymoon 2
108
Chapter 107 - Keputusan Frea
109
Chapter 108 - Keterbukaan Ivanka
110
Chapter 109 - Sebuah kebenaran terungkap
111
Chapter 110 - Akhirnya luluh
112
Chapter 111 - pendekatan awal
113
Chapter 112 - Masih awal pendekatan
114
Chapter 113 - Obat Lelah Leon
115
Chapter 114 - Sebuah Kejutan untuk Adrian
116
Chapter 115 - Tama yang sok ganteng
117
Chapter 116 - Kedatangan Papi Frea
118
Chapter 117 - Ketakutan Tama
119
Chapter 118 - Kabar gembira
120
Chapter 119 - Curhatan Adam
121
Chapter 120 - Ngidam Shakila
122
Chapter 121 - Pemeriksaan hamil pertama Shakila
123
Chapter 122 - Kesamaan Tama & monyet
124
Chapter 123 - Kencan Adam 1
125
Chapter 124 - Gagal kencan
126
Chapter 125 - Sambel petai
127
Chapter 126 - Semakin konyol
128
Chapter 127 - Kedatangan tamu
129
Chapter 128 - Tertangkap basah bareng mantan
130
Chapter 129 - Bertemu mantan
131
Chapter 130 -Kehadiran Leon yang tiba-tiba
132
Chapter 131 - Ujian Tama
133
Chapter 132 - Burung vs Ayam impas
134
Chapter 133 - Lamaran Tama
135
Chapter 134 - Adam yang sombong
136
Chapter 135 - Terjebak di lift
137
Chapter 136 - Kebaikan atau kesempatan?
138
Chapter 137 - Mulai berani
139
Chapter 138 - Akhirnya ...
140
Chapter 139 - Arti sahabat
141
Chapter 140 - Tobat Adam
142
Chapter 141- Keluarga Tama
143
Chapter 142 - keluarga Tama
144
Chapter 143 - Kepanikan berlebihan
145
Chapter 144 - Permintaan maaf ala Adrian
146
Chapter 145 - Sebuah kisah masa lalu
147
Chapter 146 - Selalu mesum
148
Chapter 147 - Bu Juju cenayang
149
Chapter 148 - Tama menikah
150
Chapter 149 - Malam Pertama yang gagal
151
Chapter 150 - Tertangkap basah
152
Chapter 151 - Derita Tama
153
Chapter 152 - akhirnya
154
Chapter 153 - Tamu untuk Frea
155
Chapter 154 - Tamu untuk Frea
156
Chapter 155 - Adam dan Dina lagi
157
Chapter 156 - Ujian
158
Chapter 157 - Ujian lulus
159
Chapter 158 - Kebanggaan Adam
160
Chapter 159 - Meminta restu
161
Chapter 160 - Obat tidur Leon
162
Chapter 161 - Pertandingan Leon dan Tama
163
Chapter 162 - Keseriusan
164
Chapter 163 - Keputusan akhir
165
Chapter 164 - Si Tukang sayur
166
Chapter 165 - Babymoon
167
Chapter 166- Babymoon
168
Chapter 167 - Pertemuan dengan dia
169
Chapter 168 - Babak akhir babymoon
170
Chapter 169 - Curahatan hati Dina
171
Chapter 170 - Lamaran Adam
172
Chapter 171 - Lamaran Adam
173
Chapter 172 - Bisa salah paham
174
Chapter 173 - Pancake buatan Frea
175
Chapter 174
176
Chapter 175
177
Chapter 176
178
Chapter 177
179
Chapter 178
180
Chapter 179
181
Chapter 180
182
Chapter 181

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!