one years latter
Gilbert pov
Gilbert Alejandro Rodrigez, Pria kelahiran Rusia yang masih 26 tahun sudah menjadi billionaire termuda saat ini. Tuhan pasti sedang bahagia menciptakannya, Karena semua yang ada padanya nyaris sempurna. Ketampanan dan tubuh proposional membuat kaum hawa menjerit dan berlomba untuk memberikan kehangatan. Tidak menutup kemungkinan sikap arogan dan misterius tak membuat kedua sahabatnya berpaling.
Danielo Francisco dan Marvelino Darko, mereka bersahabat saat masih di Senior High School. Niel yang pecicilan dan tidak tahu malu dengan Marvel yang bijak begitu saling melengkapi. Kini ketiganya sedang berkumpul menikmati fasilitas kantor milik sahabatnya itu, siapa lagi kalau bukan si dingin Rodrigez.
Mendapat tatapan tajam dari sang pemilik, mereka malah dengan sengaja duduk di mini bar milik Gilbert sembari menuangkan wine dengan tenang.
" Santai saja, kita kesini hanya ingin berkunjung agar kau tak kesepian. Apa kau tidak bosan mengahabiskan waktu dengan setumpuk berkas-berkas sialan itu. semenjak kejadian setahun yang lalu kau berubah Gil " ucap Niel.
"Sebegitu menyesalnya seorang Gilbert Alejandro Rodrigez karena telah memperawani ja**ng bar.." lanjut Niel yang terpotong oleh ucapan Gilbert.
"shut up...Gadis itu bukan pekerja di tempatmu dan masih virgin." ucap Gilbert jujur. Mereka kaget dengan pengakuan yang baru saja Ia katakan.
"What...Maksudmu gadis itu.." ucap Niel menggantung dan langsung diangguki Gilbert.
"Whoaaa dude kau sudah membohongi kami semua selama ini, pantas saja sikapmu berubah makin dingin melebihi gunung Everest. Rasanya aku bisa mati karena terkena hipotermia berada di dekatmu." lanjut Niel sesekali menyesap wine di gelasnya.
"Jadi apa yang membuatmu seperti ini?" kini giliran Marvel yang bertanya, dari tadi dirinya hanya diam menyaksikan obrolan kedua sahabtnya. Memang seperti itu Marvel dia akan berbicara jika menurutnya penting.
Gilbert masih diam menatap gelas di tangannya, dia seperti sedang menerawang kejadian yang membuat dirinya berubah seperti ini tanpa ia sadari.
"Apa kau menyesalinya?" tanya Marvel, dan Gil masih saja diam.
"Jangan bilang kau... mencintai gadis itu? Namun setelah kau mencari tak ada hasil yang menunjukan keberadaannya sampai sekarang dan, kau prustasi sehingga membuat Gilbert yang dingin ini semakin beku dan menyeramkan." tutur Niel membuat yang di bicarakan menoleh dengan tatapan tajam.
"Apa benar Gil?" tanya Marvel.
"Jangan gila, aku hanya penasaran. Beraninya dia merendahkanku." ucapnya menyangkal.
"Hanya penasaran, hingga membuatmu berubah. Sungguh tidak masuk akal, benarkan Vel? " tanya Niel dan Marvel hanya mendelikan bahu acuh.
"Apanya yang tidak masuk akal, aku tidak pernah berubah. Aku hanya ingin dia membayar semua perlakuannya kepadaku." ucap Gil sambil menyeringai.
"Aku berani bertaruh kau pasti menyukainya juga kan dude?" goda Niel.
"Tidak akan."
"iya, ayo mengakulah. aku akan mendukungmu, mengakulah ayo mengaku." goda Niel kembali.
" Kau tuli, aku tidak akan pernah mencintai wanita. mereka hanya membuat semuanya rumit." tutur Gil.
"Ayolah jangan malu ehhh." ejek Niel, langsung mendapat bogeman keras di rahang kirinya. Terjadilah sedikit drama adu jotos antara Niel dan Gil sedangkan Marvel, dia hanya menonton sambil menengguk wine miliknya.
Marvel yang melihat kedua sahabatnya babak belur itu hanya bisa terkekeh "Sudah selesai tuan-tuan?" ejeknya.
"Marvel brengsek , bukannya membantu malah asyik menonton. Lihat wajahku yang rumpawan ini, menjadi beast buruk rupa karena pria kutub di depanku." ucap Niel dengan nada di buat-buat. Sedangkan Gil dia merapikan pakaiannya kemudian duduk di tempat semula, mengacuhkan Niel yang mengoceh seperti anak kecil.
"Saran ku berhentilah mencari keberadaanya Gil, jika memang saatnya kau pasti bertemu dengan gadis itu. Aku pergi dulu, ada urusan yang harus ku kerjakan." ucapnya beranjak sambil menepuk pundak Gil " jangan tutupi apapun lagi kepada kami, karena kita adalah sahabat sekaligus keluarga bagiku." Kemudian Marvel pergi tanpa menyapa Niel yang merintih kesakitan akibat baku hantam bersama Gil tadi.
"Sialan dia menghiraukan ku, apa salah Niel yang gantenng ini tuhan sampai memiliki sahabat brengsek seperti mereka." rengek Niel
"Mati saja kau, menjijikan sekali aku mendengar anak balita di sebelahku. Enyahlah aku akan kembali bekerja." Ketika Gil akan beranjak bahunya di cekal oleh Niel.
"Apalagi ?" kesal Gil.
"Duduklah, ada sesuatu yang harus aku sampaikan masalah markas." ucap Niel serius kali ini.
"Musuh lama, tua bangka itu kembali mencari masalah. Kemarin malam pengiriman senjata ke Maroco hampir gagal karena ulahnya, Untung saja Anthony berhasil menghandle semuanya."
" Shit...tetap waspada jangan sampai kesalahan fatal merugikan kita, suruh mata-mata untuk menyeledikinya. Harusnya aku bunuh saja dia waktu itu, sialan."
" Okey, sebaiknya aku pulang." ucap Niel, namun sebelum mencapai pintu dia berbalik dan berkata" Berhati-hatilah jika kau sudah menemukannya jangan sampai keparat itu tahu tentang ini." dan Gil hanya menangguk meng-iyakan.
"Kenapa dia berkata seperti itu, pasti aku tidak akan melepaskannya sebelum puas membuat dirinya membayar setelah dia merendahkan ku." ucap Gil mengepalkan tangganya menahan amarah. Dan melanjutkan kemabali pekerjaan yang sedikit tertunda akibat kedangan sahabatnya tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa gak di cari, gak mungkin kamu gak ada anak buah? Biasa nya kan si boss selalu bilang gini”Cek semua cctv di club, dan temu kan tuh cewek dlm 24 jam, kalo gak nyawa kalian yg melayang” Nah biasanya kan gitu, Tapi ini udah 1 tahun juga, lama amat..
2023-11-07
0
Qaisaa Nazarudin
Gak ada rasa bersalahnya ya setelah memperkosa anak orang, apa dia gak tau yg dia perkosa masih bersegel? pasti Aleysa udah lahiran nih kalo kecebong nya jadi..
2023-11-07
0
Qaisaa Nazarudin
Lho kok cepat banget sih skip nya..
2023-11-07
0