Aiden mengendong gadis dingin itu ke ruang UKS. Disepanjang perjalanan, dia ketemu dengan teman-temannya dilorong menuju ke ruangan tersebut.
Deven mengernyitkan dahinya, "Dia kenapa Aiden?" tanyanya melihat leader yang sedang mengendong seorang gadis yang pingsan itu
"Manis juga yah," ucap Ansel memperhatikan wajah Elda yang sedang pingsan itu, sambil melihat muka cubby dari gadis dingin itu.
"Udah bawa sana, nanti keburu bangun," pinta Jack yang sedang menyandarkan punggungnya di tembok dekat jendela, ia hanya menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kalau gitu, aku pergi bawa di ke ruang UKS," laki-laki jangkung itu langsung pergi meninggalkan ketiga temanya itu.
"Awas pacarmu, ngamuk lho ...!" teriak Ansel.
Aiden tidak mendengar teriakan temannya itu, 'Kenapa tubuh cewek ini ringan banget?' batin lelaki bertubuh jangkung itu.
Di ruangan itu, Aiden merebahankan tubuh Elda di brankar ruang UKS, sambil menunggu gadis dingin itu bangun. Aiden memainkan ponselnya di kursi samping brankar itu, beberapa menit kemudian gadis dingin itu belum juga sadar. Aiden mulai memperhatikan wajah imut milik Elda itu.
" ... " Lelaki jangkung itu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis dingin itu.
"Dia imut juga, yah. Kalau tidur, hihihi ...!" ucap Aiden tertawa kecil, sambil menusuk-nusuk pipi Elda menggunakan jari telunjuknya.
"Ugh ...." gadis dingin itu merasa terganggu akibat ada sesuatu yang menyentuh pipi cubbynya itu.
'Waduh, bangun deh.' Batin Aiden dengan nada kaget dan membulatkan matanya itu, ia pun kembali ke posisinya semula. Berusaha tenang supaya tidak terjadi apa-apa.
"Aduh, kepalaku sakit," guman Elda bangkit dari pingsannya ke posisi duduk, sambil memegang kepalanya yang masih terasa berdenyut-denyut.
"Udah sadar?" tanya Aiden menatap datar gadis dingin itu yang berada di atas brankar, ia menyilangkan kedua kaki dan memangku kedua tangannya di dada.
'Dia buta atau gimana sih? Aku 'kan udah sadar, ngapain tanya lagi,' batin gadis dingin itu dengan nada kesal.
"Berterima kasihlah padaku," ucap laki-laki jangkung itu, menyuruh Elda berterima kasih kepadanya dengan nada ketus
Elda menjawab. "Iya-iya, makasih." ucap Elda memalingkan wajahnya.
***
"Kau pergi aja dulu ke kelas," ujar Elda kepada Aiden yang sedang duduk di kursi samping brankar, sambil bertampang datar kepada laki-laki yang berada di sampingnya itu.
"Kamu nggak apa-apa 'kan di sini sendirian?" tanya Aiden sambil memasukan ponselnya ke saku celanannya.
'Ini musang, kirain aku ini anak kecil, yah?' batin Elda menatap sinis Aiden.
"Hm ...," ucap Elda hanya mendehem saja, kemudian ia kembali membalikan posisi tubuhnya menghadap ke jendela ruangan itu.
Aiden pun pergi menutup pintu dan meninggalkan Elda sendirian di ruang UKS. Setelah beberapa menit, datanglah Sena secara tiba-tiba.
"Elda, kau gak apa-apa?" ucap Sena tiba tiba muncul dihadapan Elda yang sedang duduk di atas kasur.
"Ehh? Sena. Aku gak papa," balas Elda sambil tersenyum kecil kepada sahabatnya itu dengan raut wajah khawatir.
"Ihh ... itu anak jahat banget sih!" guman Sena dengan nada kesal.
"Kamu bilang apa, Sena?" tanya Elda lembut dan mendengar sedikit gumanan Sena tadi, ia menoleh ke arah sahabatnya itu.
"Aku gak bilang apa-apa kok, beb," jawab Sena melambaikan tangannga dan tersenyum manis kepada sahabat dinginnya itu.
Elda hanya mengernyitkan dahinya.
***
Beberapa menit kemudian, Sena ingin pergi karena bel pulang sudah berbunyi, mungkin Elda akan pulang sekarang. Sena tau kalau kakaknya sahabatnya itu akan segera kesini, jadi ia tidak mau menganggu mereka berdua.
"Elda, aku pergi dulu yah, kamu gak nangis 'kan kalau aku tinggalin?" tanya Sena sambil bernada mengejek, sambil menutup mulutnya dengan ujung jarinya.
"Idih ... aku bukan anak kecil lagi, Sena," balas Elda menyilangkan kedua tangan di dada dan mengembungkan kedua pipinya.
"Yah udah, dah Elda!" pamit Sena kemudian menghilang entah kemana.
BAM!!
"Elda! Kamu nggak apa-apa 'kan?" tanya Gale membanting pintu dengan keras membuat gadis tersebut kaget. Jantung Elda hampir aja copot gara-gara kakaknya tersebut.
"Kakak! Kalau masuk, ketok-ketok dulu kek!" balas Elda dengan kesal. Gadis itu memegang dadanya karena perbuatan kakaknya itu.
"Hehehe ...," ucap Gale tertawa sambil menggaruk kepala bagian belakangnya dengan pelan.
Gadis itu hanya menatap tajam lelaki yang berada di hadapanya. "Untung dia saudaraku, kalau tidak ... aku habisi dia sekarang juga," guman Elda sambil memayunkan mulutnya.
"Apa kau bilang tadi, Elda?!" tanya Gale marah, dan kembali menatap adik kecilnya itu dengan tatapan tidak suka.
"Gak ada."
"Benaran?" tanya Gale mastikan sambil menaikan sebelah alisnya.
"Udah, aku mau pulang aja, cape ngomong sama kamu," ucap Elda pergi dari ruang UKS dan meninggalkan kakaknya itu.
"Eh? tungguin dong!" teriak Gale mengejar adik dinginnya itu.
***
Diperjalanan pulang, Elda bersama kakaknya itu sedang berbincang-bincang tentang di sekolah.
"Elda, kamu tuh harusnya memperhatikan
kondisi tubuh kamu sendiri," ucap Gale fokus menyetir mobilnya.
"Iya-iya," jawab Elda meyilangkan kedua tangan nya di dadanya dan melihat ke arah jendela mobil tanpa menoleh ke arah kakaknya itu.
"Terus, kok kamu bisa dihukum?" tanya Gale.
"Jadi gini kak ...." ucap Elda menjelaskan tentang kejadian yang dialami oleh Elda sejak ia bertemu dengan Zelda di lorong.
"Bocah itu memang ratu drama,"
"Oh, iya. Kata Zeta ia pergi kemping sepanjang seminggu ini," kata Elda melihat kakaknya yang sedang fokus menyetir mobil kesayangannya itu. Dan anak sulung dari keluarga tersebut hanya berkata 'Oh'.
***
Mereka pun sampai dirumah mereka, Elda keluar dari mobil kakaknya dan langsung menuju ke dalam rumah.
"Elda, sana istirahat. Jangan berkeliaran dulu!" pinta Gale menatap adik dinginnya yang sedang menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.
"Iya bawel!" balas Elda menaiki anak tangga dengan menghentak-hetakan kakinya dan membanting pintu kamarnya dengan keras. Gadis dingin itu pun sampai di kamarnya dan merebakan dirinya di kasur dan ia menutup matanya.
•°•°•°•°•
Pukul 16.00, Elda terbangun dari tidur siang nya, ia tertidur karena telalu lelah.
"Mmm ... sudah jam berapa ini?" tanya Elda bangun dari posisi tidurnya dan mengucek-ngucek matanya nya. Ia pun mengambil ponselnya di atas lemari di samping kasurnya.
"Oh, udah jam 16.00 ...," lanjutnya melihat ponselnya, kemudian ia beranjak turun dari kasurnya.
KRUK!!
Suara perut Elda sudah keroncongan dan dia baru ingat dari tadi pagi ia tidak sarapan, lalu waktu bel istirahat pun ia tidak ke kantin karena dihukum, kemudian pulangnya ke rumah ia langsung tidur bukannya langsung pergi makan.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Non, minum obat dulu," ujar maid paruh baya itu, yang berada di depan pintu kamar Elda. Bibi sedang membawa baki berisi makanan dan obat untuk Elda.
"Iya, bi ...!" balas Elda melangkah dan membuka pintu kamarnya.
"Terima kasih, bi," lanjutnya mengambil baki yang dibawakan oleh maid paruh baya itu.
"Iya non, bibi pergi dulu," ucap maid pergi meninggalkan Elda di kamarnya, lalu ia kembali menutup pintu kamarnya.
Elda pun memakan yang dibawakan bibi dan ia meminum obatnya, setelah itu Elda beralih ke ponselnya. Ia memesan Jaket hitam di toko online. Warna favorit Elda adalah kuning ... Tapi, warna hitam 'kan cocoknya untuk seoarang mafia seperti dirinya.
"Hmm ... mana yang bagus, yah?" ucap Elda bingung memilih baju yang berada di layar ponselnya.
"Yang ini aja kayanya," lanjutnya langsung memecet tanda klik dan pesan.
Pukul 20.00, Elda turun untuk makan malam.
_____________________________________________
#TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Floria Harefa
mereka 3 bersaudara ya Thor?
Elda anak keberapa?? Zeta saudaranya ya??
2020-12-24
3
ふじょし
zeta cewek apa cowok??? kadang suka kejebak sama namanua
2020-12-10
3