***Aku tak bisa mundur juga aku tak bisa maju...
Aku tlah terbiasa dengan duniaku yang kacau ini...karena aku bisa merasakanmu disini.
Sebelum mendekatimu aku diam diam menghitung waktu...
Aku ingin menemukanmu, aku ingin memelukmu erat erat...
Untuk itu aku akan terus bertahan dalam duniaku yang seperti ini...
Bahkan untuk ini aku akan menunggu hingga seribu tahun lagi.
Hingga akhirnya takdir menyerah memisahkan kita dan mempertemukan kembali kita berdua***.
💞💞💞💞
Sesampainya di panti asuhan Syila langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhnya sejenak di tempat tidur. Rasa lelah bercampur rasa gelisah semakin merajai dirinya. Dia yang biasanya manja dan banyak bercerita terlihat lebih banyak diam ketika di dalam mobil.
" Syila...". Bryan mengetuk pintu.
" Syila capek Kak". Sahutnya tanpa bergerak untuk membukakan pintu.
Lelaki itu bersandar di pintu kamar Syila. Ada perasaan takut kehilangan menyimutinya, inikah titik terang kehidupan Syila??
Merasa senyap di luar kamar Syila memanggil Bryan kembali " Kak Bryan??".
" Hm..." Sahutnya yang ternyata masih berada di sana. Kini dia duduk bersandar di pintu kamar Syila.
" Siapa aku ?".
Bryan diam. Dia tak punya jawaban untuk Syila, tak bisa di pungkiri Syila memang bukanlah nama aslinya. Bryan menemukannya 1 tahunan yang lalu ketika terlibat kecelakaan hebat. Mobil yang dia kendarai hampir tak berbentuk, beruntung Bryan kebetulan menemukannya tergeletak di dalam mobil dalam keadaan tak sadarkan diri. Hanya ada Bryan di sana mengingat itu adalah poros luar kota dan kejadian itu terjadi di malam yang tlah larut. Berhari hari dengan susah payah Bryan membawa Syila ke rumah sakit, merawat dan menungguinya hingga akhirnya sadarkan diri...sayangnya kata kata pertama yang keluar dari mulutnya ketika sadar tak berbeda dengan kata katanya barusan. " Siapa aku??"
Saat itu Bryan mengkonfirmasi keadaan Syila kepada dokter, dan nyatanya gadis malang itu tlah kehilangan ingatannya. Bryan sempat memiliki adik perempuan bernama Syila, namun sayang dia tlah menghadap sang pencipta di usianya yang baru menginjak 10 tahun. Atas persetujuan Tuan Odet jadilah nama itu di berikan kepada Syila.
Sepulihnya Syila, Tuan odet dan Bryan membawanya ke panti asuhan peninggalan Mamahnya Bryan, mereka memperkenalkan Syila sebagai adik kandung Bryan yang selama ini menetap di luar kota bersama sanak saudara dari Tuan Odet.
Sejak itu Syila menjalani hari harinya di panti asuhan, meski tak sedikitpun memiliki ingatan tentang masa lalunya para penghuni panti yang meyakini Syila memanglah adik kandung Bryan memperlakukan Syila dengan baik dan penuh kasih sayang hingga perlahan Syila tak lagi mempertanyakan siapa dirinya yang sebenarnya.
" Kamu Syila..adik perempuanku". Jawabnya pelan mencoba mengusir prasangka yang mungkin saja akan memisahkan dirinya dan Syila.
Gadis itu menatap langit langit kamarnya sembari bercakap dengan sang Kakak" Tapi aku nggak mengingat masa kecilku sedikitpun". Keluhnya mengacak kepala. Berharap ada sedikit ingatan masa kecilnya yang melintas di otaknya.
Nah benar saja kan, sepertinya hal yang di takutkan Bryan selama ini perlahan akan terjadi" Kamu memang memiliki daya ingat yang lemah Syila, makanya Kakak jagain kamu banget". Kilahnya. Pernyataan Fatur dan Mey masih terngiang di ingatan Bryan.
" Berapa usiaku sekarang kak??"
Jemari lelaki itu mencoba mengurangi beberapa tahun usia Syila dari usianya.." Kita hanya selisih 4 tahun La, sekarang usiamu 28 tahun kan".
" Lantas...kapan hari ulang tahunku??"
Untung saja mulut sama otaknya lagi sinkron jadi dia menjawab segala pertanyaan dadakan Syila dengan tenang " Bulan depan, tepat di tanggal 14 maret".
" ......." Syila berhenti mengajukan pertanyaan.
Inilah saat yang tepat bagi Bryan untuk menghindar, dia nggak mau terkesan gugup jika Syila kembali menanyakan suatu hal yang tak dia duga. " Kamu istirahat aja ya, jangan lupa mandi dulu sebelum tidur". Ucapnya bangkit dari duduknya.
" Kak..."
" Bisakah Kakak menceritakan masa kecilku??, mungkin saja ada sedikit kenangan yang terlintas di kepalaku ketika kakak bercerita".
Permintaan Syila bagai belati yang menghujam jantung Bryan, itu berarti Syila memintanya mengingat kenangan pahit kehilangan Syila yang sebenarnya dalam kecelakaan beberapa tahun silam. 2 wanita yang paling dia cintai pergi untuk selamanya dalam kecelakaan itu. Mampukah dia mengenang dan membayangkan kembali Mamah dan adik kandungnya yang bersimbah darah??
" Mungkin...lain waktu ya dek, Kakak sudah mengantuk". Suaranya terdengar lirih, nyatanya dia menahan genangan air mata yang memaksa jatuh dari kedua matanya.
" Hm..." Sahut Syila dari dalam sana. Dia terlalu lelah untuk memaksakan kehendak kepada Bryan, begitulah Syila ketika resah tanpa alasannya kambuh. Dia yang ceria akan menjadi muram sebab mencari alasan atas kegundahannya.
Bryan perlahan meninggalkan kamar Syila, dia memasuki kamarnya yang berseberangan dengan kamar Syila. Pria dengan mata teduh itu melepaskan blazer membuka kancing lengan kemejanya dan menggulungnya hingga ke siku. Sebuah kotak berwarna hitam dia ambil dari bawah laci meja kerjanya, semua barang barang Syila dia letakan di sana. Ya! barang barang yang ada pada Syila ketika dia menemukan si gadis malang dalam kecelakaan itu.
Sebuah cincin dengan inisial L&K. Mungkinkah L untuk Lian dan K untuk Kaila??
Dia menggenggam cincin tersebut erat erat. Cincin yang melekat di jari manis Syila ketika dia menemukannya." Haruskah aku kehilangan Syila lagi??"
💎💎💎💎
Tik....Tok...Tik....Tok... Detak jam gantung memecah kesunyian di ruangan yang gelap. Sedikit cahaya temaram rembulan sudah cukup bagi Lian untuk menerangi waktu istirahatnya di balkon kamar. Ruang tamu yang terasa hangat beberapa waktu dahulu kini terasa dingin dan sepi. Lian jarang menghabiskan waktu istirahatnya di Ruang tengah, di sana terlalu banyak kenangan yang dia ukir bersama Kaila. Bahkan sampai detik ini sebuah sofa usang berwarna biru muda itu tak pernah sekalipun dia berniat untuk menggantinya. Dia berharap mungkin suatu saat nanti mereka akan bercanda dan menghabiskan waktu bersama di tempat itu lagi.
Bintang yang bersinar terang menemani sang rembulan menyinari bumi yang gelap itu.." Bintang...apa kamu sering bertemu dengannya??". Ucapnya lirih menatap sang Bintang.
" Bulan..tetaplah bersinar dan terangi malam panjangnya! kamu tau kan kalo gadis jutek ku itu sangat takut dengan kegelapan". Ucapnya lagi sembari memutar cincin tunangan mereka yang masih melekat di jari manisnya.
" Trtrrttt". Vino calling.
" Hmmm??". Dengan malas Lian menerima panggilan dari sang sepupu.
" Somplak, kejam banget kamu Lian seenaknya ngirim surat pemindahan kerja. Mau di gorok Jova kamu?? dia nggak akan bisa hidup jauh dariku!!" Sentak Vino. Lian menjauhkan ponsel dari telinganya, gila si Vino baru juga Lian menerima panggilan dia main teriak teriak aja di ujung telpon sana.
" Santai dong, aku aja masih bisa hidup meski nggak tau kabar dan berita Kaila".
" Huhuhuhu Kaila lagiii 😢😢😢". Jerit Vino.
" Udah lewat setahun Lian, move on dong!!".
Dia merengek dengan suara tertahan" Bangun dong Lian, jangan melampiaskan kemalangan kamu buat aku. Kita memang sahabat sekaligus saudara tapi aku nggak sesetia itu sampe mau ikut ikutan sedih terus rela rela aja kamu pisahin sama wanita kesayangan aku".
" Kucrut, dasar nggak setia". Cecar Lian.
" Iya aku emang nggak setia. Batalin surat pemindahan kerjanya!! enak aja mau misahin aku sama Jova". Sungut Vino hendak memutus panggilan.
" Jovanya di bawa ke Jepang juga onta!!". Kata kata Lian menghentikan keinginan Vino menutup panggilan.
Saudara sepupu itu melanjutkan berdebatan mereka. " Kaga!! bisnis kue nya Jova udah lancar jaya di sini, please jangan sok berlagak jadi sutradara buat mengatur skenario kehidupan kami ya!!".
Bibir Lian manyun mendengar kenaifan Vino" Beh!! kaya kamu layak jadi artis aja!!".
" Ayo dong Lian!!". Rengeknya lagi.
" Ayo dong Vino". Lian balas merengek.
seandainya ini cerita bergambar mungkin author bakal ngegambarin kepulan asap atau api yang sedang keluar dari ubun ubun Vino. Lian nyebelin banget kali ini " Wah main copy paste, bocah doang yang main kata beginian Li!!".
" Pan kamu bocah, ya aku main permainan bocah dong Vin". Lian memutar balik omongan Vino. Hahahha pandai banget ni lelaki galau membela diri. Aslinya kan Lian emang pecicilan dan jago mengejek orang.
" Ya Allah!!, bisa gila aku ngomong sama kamu. Pokoknya aku nggak akan pergi ke Jepang!! Titik !!". Ingin rasanya Vino guling guling di trotoar demi mengungkapkan rasa kesalnya terhadap Lian. Sumpah ni cowok nyebelin banget.
" Bodo!!, ntar aku ngomong sama Om Hermanto". Dan lebih nyebelin lagi Lian tetap santai menghadapi kekesalan Vino.
Vino menjadi lebih kesal lagi ketika Lian berniat mengadukannya pada Sang Ayah.
" Pokoknya aku nggak akan ke Jepang!, lagian di sanakan udah ada Melinda". Bantal sofanya udah kek adonan rotinya Jova. Tu bantal dia tabok dia hempas hempas dia penyek penyek, untung saja tu bantal nggak bisa ngomong. Kalo nggak bakal lebih rame lagi kan Flat nya mereka karena jeritan kesakitan sang bantal. Ya elah jadi ngalur ngidul ke bantal deh 😅😅.
Si pria songong itu tetap pada keputusannya " Dia mau pulang kampung, dah lama jadi penjajah di Negara orang".
" Peduli banget sama Melinda!". Si ember mencoba meruntuhkan kepercaya dirian si Panci.
" Mber..!! Jangan mancing ya" Berani beraninya Vino menyinggung Melinda sang mantan selingkuhan Riley Papahnya Lian.
" Aku rebahan ya Panci, bukan mancing".
" Tuh kan gila kan, orang ngomong kemana dia ngomongin yang mana, heran kok kalian langgeng sih dalam berumah tangga".
" Lah berarti nasib ku nggak apes kaya kamu Panci!!".
" Dah akh!! mumet berdebat sama kamu, Aku akan menghubungi Hirata untuk mempersiapkan kediaman buat kamu di sana.
" LIANNNNNN!!!". Teriak Vino geram sebab Lian langsung memutus panggilan.
💎💎💎💎
Pagi yang cerah memudarkan gundah gulana di hati Syila. Mood gadis manis itu tlah kembali normal, seperti biasa dengan langkah tergesa gesa dia menuruni tangga dan...
" STOPPP!!". Teriak Bi Mun.
Spontan Syila berhenti dari larinya " Kenapa Bi??".
" Nah..nggak jadi jatoh kan Non Syilanya, berarti setiap pagi harus ada seseorang yang nungguin Non Syila di bawah tangga ini biar nggak istiqomah loncat indahnya". Jelas Bi Mun panjang lebar.
" Beneran Bi?? Kalo gitu saya deh yang bakal nongkrong di bawah tangga setiap pagi buat jagain Syila biar nggak jatuh". Bryan muncul lengkap dengan pakaian ngantornya.
" Perhatian banget sih Kak". Ucap Syila menghampiri sang Kakak.
Dia menarik dasi yang belum sempat di pasang sang Kakak dan segera memasangkannya. Tangannya begitu cekatan bak seorang pro yang sudah sangat handal memasang dasi padahal...ini kali pertamanya lho 😅😅😅.
Bryan merasakan hawa sejuk pagi ini, suasana hati gadis kesayangannya tlah kembali ceria" Iya dong, punya adek sebiji doang jadi harus di jagain banget kan".
" Iya deh Kakaku yang super perhatian, Sebagai gantinya setiap pagi biar Syila ya yang pasangin dasinya kalo Kakak mau berangkat kerja". Yap dia tlah selesai dengan urusan dasi sang Kakak.
Melihat hasil kerja Syila ketika memasangkan dasi untuk Bryan para penghuni panti pada ngakak mentertawakan Syila.
" Kak Syila, itu cara pasang dasi model baru ya??". Tanya Bella masih dalam gelak tawanya.
Athala " Hmmmm 🤔".
" Begitu amat mandanginnya". Tegur Bryan pada Athala. Roman romannya ada yang nggak beres nih.
" Menurut pandangan Athala nih ya Kak, dasi Kak Bryan tu di iket doang sama Kak Syila".
Syila berkacak pinggang menghadap Athala. Bocah yang masih mengenakan seragam Sd itu kaya paling bener aja mengomentari hasil kerja dirinya. " Enak aja!!, nggak liat Kakak memasangnya dengan penuh perasaan tadi".
" Ih..di iket doang itu mah Kak!" Riko ikut berkomentar. Kini tatapan Syila beralih pada anak lelaki berkaca mata yang langsung nyengir mendapati pandangan tajam dirinya.
" Kalian tu ya, kalo nggak ngerti seni memasang dasi nggak usah banyak komentar". Tunjuk Syila kaya lagi ceramah di depan para jamaah pengajian.
Bukannya ciut mendengar ceramah Syila satu persatu anak anak panti malah semakin menggoda gadis itu " Yang ada seni merangkai bunga, seni melipat kertas, kalo Kak syila seni mengikat leher pake dasi". Kwkwkwkkw mereka semakin mentertawakan Syila. Wajah Syila sampai memerah karena ejekan mereka. Bener juga sih, kalo di pandang pandang dasi si Bryan kaya ada yang aneh gitu deh.
" Jahat ih!!, awas aja nggak akan Kak Syila masakin nih". Ancamnya.
" Masakan Bi Mun lebih nikmat Kak Syila, garem sama micinnya seimbang. Kalo masakan Kak Syila mah garem semua". Timpal Amel".
Dan " Kwkwkkwkkw" tawa mereka semakin renyah.
" Hick hick..beginikah cara kalian mencintaiku??". Rengek Syila mencoba mengambil hati para penghuni panti. Bak seorang anak kecil gadis muda itu terlihat kesal di perolok mereka. Bryan juga...bukannya membela Syila dia malah ikutan nyengir ketika berkaca dan melihat ikatan dasinya.
" Aneh ya kak??". Tanya Syila.
Bryan menggeleng namun tak memandang Syila. Kedua bibirnya mengantup agar suara tawanya tak terdengar Syila.
" Heheheh jangan mewek Kak, nih senderan di pundak Nazmi. Curahkan segala kekesalan Kak syila karena ejekan mereka". Tepuk Nazmi pada pundaknya.
" Tuk!!" Yang di tawarin Syila yang senderan malah si Amel.
" Astagfirullah!, Kepala kuyang nemplok di mari ". Sontak kepala Amel di toyor oleh Nazmi dan berlanjutlah menjadi pertengkaran antara Nazmi dan Amel.
" Semuanya....berangkat yuk, biarin deh Nazmi sama Amel selesaiin pertengkarannya dulu. Kalo telat ke sekolah palingan di hukum bareng". Ujar Bryan menyindir dua anak ABG yang doyan bertengkar itu.
💞💞💞💞
Aroma mint dan lemon dari parfume Lian tercium menyeruak di kediamannya, sebuah apartemen milik Kaila yang kini tlah menjadi kediamannya. Setelah mematut diri di cermin untuk memeriksa penampilannya pria dengan aroma berkelas itu meraih tas laptopnya dan segera berangkat bekerja.
Sembari melangkah ke basement dia melirik arlogi dan ternyata jam baru menunjukan pukul 7 pagi. Pemilihan waktu yang tepat untuknya sebab dia sengaja mempercepat waktu berangkat kerjanya dengan memangkas waktu sarapan, menurut info yang dia dapat gadis berwajah mirip dengan Kaila itu bekerja di toko bunga Charllote dan juga kedai Arin. Dan kali ini takdir seakan mempermudah penyelidikan Lian, kedai Arin menyediakan menu sarapan dengan menu kegemaran Lian yakni Roti krim. Jadi sekali dayung 2 3 pulau terlampaui, mulai sekarang kedai Arin akan menjadi tempat nongkrongnya untuk sarapan ataupun makan siang sembari mengawasi gadis itu.
To be continued...
7 september 2020.
Happy reading, jangan lupa like dan komen beserta sarannya ya. 👋👋👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Buna_Qaya
Jangan egois Bryan
kasian dua hati kau pisah kan
beloved My Ana mampir nyicil kak ya
2022-07-10
1
Ria Diana Santi
Kalau udah cinta mah susah move on nya! 😔😔
2021-07-05
1
NA_SaRi
duh udh sayang-sayangan aja🤭
2021-01-16
1