Penderitaanku tidak berhenti sampai disitu, tapi penderitaanku bertahan sampai sebulan lebih aku berkuliah di kampus ini. Mereka yang membenciku entah di dalam kelas entah saat di asrama selalu menyiksaku dengan perbuatan yang menyakitkan, entah di lemari kotoran, entah dilembari sampah, entah di lempari batu, bahkan aku di dorong ke dalam danau yang ada di kampus sampai aku basah kuyup seperti ini
"Hahaha rasakan kau anak haram" tawa teman - temanku meninggalkanku kedinginan di dalam air
"Kenapa kalian jahat kepadaku sih" desahku meneteskan air mataku
Sebelum - sebelumnya aku tidak pernah menangis tapi aku menahan penderitaan ini terlalu lama yang membuat tubuh lemah ini sudah tidak kuat menghadapi penderitaan selanjutnya, aku berjemur ditanah untuk mengeringkan pakaianku ini dengan bantuan matahari yang bersinar terik di atasku ini
"Hahaha kasihan banget sih" tawa Steven di atas sebuah pohon di kananku
"Kenapa kamu ada disini?" gerutuku kesal
"Kenapa? Tidak ada, aku dan kaisar langit hanya ingin melihat wajahmu yang menderita itu. Benar kan kaisar langit" gumam Steven melirik Sony yang duduk santai di atas pohon disebelah kiriku
"Oh ya? Sudah puas membuatku menderita sekarang" gerutuku kesal
"Tidak sampai kapanpun tidak akan puas"
"Kenapa kalian tidak membunuhku saja? Kenapa kalian menyiksaku terus seperti ini?"
"Oooh sudah menyerah sekarang?" gumam Sony dingin
"Menyerah ya? Tidak ada kata menyerah bagiku" gumamku dingin
"Oh begitukah? Nikmatilah kalau begitu" gumam Sony dan Steven menghilang dari atas pohon
"Apa kalian hanya ingin membuatku menyerah lalu kalian menjadikanku boneka yang bisa disakiti ya? Hmm jangan harap" gumamku kesal
Aku sangat berusaha untuk meningkatkan kembali kekuatanku tapi ya aku tidak bisa mendapatkan kekuatanku seperti dulu lagi
"Bagaimana cara aku meningkatkan kekuatanku ya?" geurutuku kesal
"Masa aku hanya bisa melakukan kekuatanku seperti ini saja!!! Masa walaupun tubuhku manusia aku tidak bisa membangkitkan kekuatanku sih" gumamku membakar bunga matahari yang ada di tanganku
"Aku sepertinya harus mengambil alih tubuh ini agar tubuh lemah ini bisa menerima kekuatanku, tapi bagaimana caranya" desahku bingung
"Sali Lan kamu kenapa disini?" tanya wali kelasku menatapku
"Emm tidak apa - apa kok pak" gumamku pelan
"Apa teman - temanmu mengerjai kamu lagi?"
"Iya pak"
"Hmmm sabar ya Sali, bapak juga tidak bisa berbuat apapun. Mmm oh ya ibumu ada di ruang kepala kampus, kamu disuruh datang ke ruang kepala kampus"
"Oh ya? Kenapa ibu datang kemari?"
"Tidak tahu, kamu kesana saja"
"Tapi pakaianku basah pak"
"Tidak apa- apa, mungkin kamu bisa mengadu ke ibumu. Baiklah ayo Sali"
"Mmm mungkin benar" desahku tersenyum
Aku berjalan mengikuti wali kelasku menuju ke ruang kepala kampus, di sepanjang perjalanan banyak anak - anak mahasiswa kelas lain yang menatapku dan menjelek - jelekkanku tapi aku sekarang tidak peduli, aku harus segera pergi dari kampus ini
Toookkk ... Toookkk
"Permisi tuan" gumam wali kelasku membuka pintu
"Masuklah" gumam Steven dingin
"Saya membawa Sali kemari"
"Bagus, kamu bisa pergi sekarang" gumam Steven menatapku dingin
"Ibu" teriakku senang tapi kebahagiaanku hilang saat ibu menamparku dengan keras
Plaaaakkk
"Kenapa pakaianmu basah seperti itu!!" bentak ibu kesal
"A... Aku tadi di kerjai teman - temanku ibu"
"Halah kamu alasan, pasti kamu yang nakal!!"
"Tidak ibu aku tidak nakal"
Plaaaakkk
Tamparan keras yang kuterima lagi dari ibu, padahal aku sudah berkata yang sesungguhnya tapi ibu tidak mendengarkan perkataanku sama sekali
"Mmm Nyonya Lan" gumam Steven dingin
"Eehh maafkan anak nakal ini yang sudah mengotori ruangan anda tuan tampan" gumam ibu manja
"Ya tidak apa"
"Kamu ini selalu malu - maluin ibumu!!" protes ibu dengan kesal
"Tidak apa Nyonya Lan tidak perlu dimarahin anak itu, namanya juga anak - anak" gumam Steven tersenyum, "Iisshh dasar muka dua!!!" gerutuku kesal
"Aaahh tuan tampan selalu merendah seperti itu" gumam ibu berjalan mendekati Steven
"Ya kan merendah untukmu tidak apalah ya" gumam Steven
"Aaah tuan tampan selalu gitu deh, aku jadi gemes" gumam ibu menggoda Steven yang membuatku sangat amat jijik
Ternyata apa yang dikatakan teman - temanku benar kalau nenek sihir ini suka menjual dirinya kepada laki - laki tampan dan kaya pantas saja dia punya apartemen yang besar dan mewah
"Jangan lupa nanti malam loh ya"
"Iya siap tuan tampan, nanti aku kasih full service" gumam ibu menggoda Steven bahkan dia mencium Steven di depanku
"IIhhh menjijikkan" gerutu kesal
"Apa kamu bilang!!!!" teriak ibu kesal dan berjalan dengan marah kearahku
"Kamu hanya bocah sialan berani - beraninya kamu bilang ibumu menjijikkan!!" teriak ibu kesal
"Kenapa? Memang perilaku menjijikan tahu!!!" protesku kesal
"Dasar kamu anak tidak tahu diri!!" protes ibu menamparku dan aku berhasil menepis tamparannya dan mendorong ibu dengan kekuatanku
"Ya memang aku anak tidak tahu diri, aku lebih bersyukur kalau aku hidup sendiri" gumamku dingin
"Apa kau tahu, aku sudah muak dengan hukuman yang menyebalkan ini" gerutuku kesal
Aku sudah sangat kesal pikiranku sudah sangat kacau, hati dan pikiranku sudah terpenuhi rasa dendam perlakuan teman - temanku yang sudah sangat keterlaluan bahkan ibu angkatku sendiri melakukan hal memalukan dengan Steven dan itu membuatku sangat marah
Tidak tahu kenapa emosiku kali ini tidak bisa kau tahan, aku ingin menunjukkan kalau aku benar - benar Sani bukan Sali anak haram yang di bicarakan orang - orang kepadaku. Mataku kembali bercahaya seperti mata vampirku dulu walaupun aku tidak mungkin bisa kembali ke wujud asalku tapi dengan sedikit kekuatanku aku bisa melakukan apapun yang aku suka, sepertinya kekuatanku bisa mengambil alih tubuh lemah ini walaupun tidak sepenuhnya
Aku mendekati wanita paruh baya yang merupakan ibu pemilik tubuh ini dan mencekik lehernya sampai wanita itu kesulitan bernafas
"Kamu manusia rendahan seharusnya lenyap di bumi ini" gerutuku kesal dan mencekik wanita itu
"Ka... Kamu!!" gumam ibu mencoba bernafas
"Aku sudah sangat sabar menghadapi hukuman yang menyedihkan ini bahkan aku juga sangat sabar menghadapi kelakuan rendahanmu itu. Apapun siksaan kalian aku terima sebagai hukumanku tapi ...Aku paling benci melihat perilaku rendahanmu yang menggoda laki - laki seperti itu!!" teriakku kesal
"Lepaskan tanganmu itu nanti dia mati!! Dia ibumu!!" teriak Steven terkejut dengan perilakumu
"Ibuku? Ibuku dan ayahku sudah tenang di surga, aku tidak sudi punya ibu angkat seperti dia" gerutuku kesal
"Hei lepaskan wanita itu!!" gumam Steven menyerangku dengan kekuatannya tapi berhasil aku tangkis
"Haah kekuatanmu tetap saja segini ya raja kegelapan" gumamku menatap Steven dengan kesal
"Sali lepaskan, maafkan ibumu ini" desah wanita itu memohon kepadaku
"Aku tidak akan memaafkanmu, aku sangat jijik punya ibu sepertimu. Mulai sekarang jangan pernah menemuiku lagi" gerutuku kesal dan mendorong wanita itu sampai dia terjatuh keluar ruangan
Di luar ruangan banyak mahasiswa lain yang mengerubungi ruang kepala kampus dengan bingung dan penasaran tapi aku tidak peduli sama sekali
"Bukannya dia Nyonya Lan ya?"
"Ya benar dia kan Nyonya Lan"
"Kenapa dia bisa terjatuh seperti itu?"
"Tidak tahu..." gumam mahasiswa yang ada di sekitar ruang kepala kampus dengan penasaran
"Sani kamu sungguh keterlaluan!!" protes Steven menatapku dengan dingin
"Ooohhh kamu akhirnya memanggilku nama itu" gumamku dingin
"Dia tidak bersalah, kenapa kamu mempermalukan ibumu sendiri di depan umum!!"
"Hahaha ibuku? Aku sudah mengatakan kepadamu dia bukan ibuku, kalau kau peduli dengan dia nikahilah dia dan jadikan dia permaisurimu sana" gumamku meninggalkan ruangan Steven dengan perasaan marah
"Sani... !!!" teriak Steven berusaha mengejarku dan langsung memegang tanganku dengan kuat
"AAAAPPAAAA!!!" teriakku kencang dan semua mahasiswa yang melihat kejadian itu kaget dengan perilakuku yang membentak kepala kampus
"Kita harus bicara!!"
"Tidak ada yang perlu di bicarakan" gerutuku kesal
"Sani? Sani Lan?" gumam salah satu temanku yang melihatku dengan terkejut dan belari meniggalkan tempat itu
"Sani ini penting!!"
"Aku Sali bukan Sani" gumamku kesal dan menepis tangan Steven
"Sani dengarkan aku dulu!!"
"Tidak perlu" gumamku berjalan meninggalkan Steven, perasaan marah dan dendamku masih ada bahkan anak - anak mahasiswa yang ada di kiri dan kananku terlalu takut menatapku
Ya walaupun sedikit aneh karena terlalu mencolok tapi aku sangat suka di takuti oleh orang - orang, ya meskipun kekuatanku bisa mengambil alih tubuh lemah ini tapi ternyata aku masih ada kesadaran berbeda dengan tubuh vampirku di masa lalu. Yang terpenting sekarang adalah aku tidak ditindas lagi oleh orang lain
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Mumut Sah
lanjut
2020-11-10
0