Seharian penuh aku sendirian di kamar perawatan dan sesekali dokter dan suster datang untuk memeriksa keadaanku, bahkan sampai pagi hari ibu pemilik tubuh ini belum kembali sama sekali. Aku sendiri merasa kasihan dengan hidup Sali yang sendirian seperti kehidupanku dulu cuma aku dikelilingi orang - orang yang sayang kepadaku tapi rasa sayang itu aku sia - siakan begitu saja
Aku terduduk di sofa sambil melihat lalu lintas kota yang padat ditemani suasana sepi yang aku rasakan, aku sangat rindu orang - orang yang ada di sekitarku dulu dan aku juga rindu dengan Steven dan sangat rindu dengan Sony.
"Bagaimana kabar kalian berdua Steven dan Sony?" gumamku pelan
"Tapi kenapa hatiku terasa sangat sakit ya?" gumamku pelan
Toookkk ... Ttookkkk
Tiba - tiba pintu kamar perawatanku terketuk keras dan masuklah seorang laki - laki tampan yang wajahnya mirip dengan Xiao Min masuk ke dalam kamar perawatanku yang membuatku sedikit terkejut
"Xiao Min?" gumamku menatap wajah tampan itu
"Xiao Min? Xiao Min itu adik saya nona, kenapa nona tahu adik saya padahal nona tidak pernah bertemu adik saya" gumam laki - laki itu terkejut
"Mmm aku tadi memakai name tag tulisannya Xiao Min di luar tadi wajahnya mirip denganmu" gumamku berbohong
"Mungkin yang nona lihat adik saya, adik saya berkuliah di sekitar sini nona"
"Oh ya? Dia berkuliah dimana?"
"Kwanchi University"
"Kwanchi University ya?" desahku pelan, aku teringat kampusku dulu
"Ada apa nona terlihat sedih?"
"Ti.. Tidak ada, ngomong - ngomong siapa kamu?"
"Saya Wan Min, saya sopir pribadi Nyonya Lan"
"Sopir pribadi? Bukannya keluarga Min itu keluarga parlemen ya?" gumamku bingung
"Nona kok bisa tahu?"
"Ya aku membaca berita tadi" gumamku berbohong lagi
"Ya itu dulu nona, sekarang ayah sudah turun jabatan jadi ya kami semua harus memulai dari nol" gumam Wan Min menatapku dengan sedih
"Oh begitu ya? Mmm ngomong - ngomong kamu kenapa datang kesini?"
"Oh ya hampir lupa, nona hari ini diperbolehkan pulang oleh dokter jadi nona pulang hari ini"
"Ibu kemana?"
"Nyonya sedang sibuk beberapa hari, oh ya nyonya juga berpesan kalau nona besok mulai berkuliah"
"Kuliah? Kenapa ibu tidak memberitahukanku langsung?"
"Kan Nyonya sering menitipkan pesan nona, apalagi Nyonya orang yang sangat sibuk"
"Beritahu ibu kalau dia tidak ngomong langsung kepadaku aku tidak mau kuliah" gumamku kesal "Apa apaan ini coba masa ibu tidak perhatian banget sama anaknya, sama kayak ayahku dulu mempentingkan pekerjaan dari pada kebahagiaan anaknya" gumamku dalam hati dengan kesal
"Baik nona, nanti saya akan memberitahukan Nyonya. Mari nona kita pulang"
"Baguslah" desahku turun dari sofa dan mengikuti Wan Min keluar kamar
"Barang - barangku bagaimana?"
"Tenang saja nanti ada orang yang mengambilnya"
"Oh begitu ya" desahku mengikuti langkah kaki Wan Min keluar dari rumah sakit dan masuk ke dalam sebuah mobil mewah
"Silahkan nona" ucap Wan Min membukakan pintu untukku
"Terimakasih" gumamku dan mobil melaju meninggalkan rumah sakit
Selama perjalanan aku melihat daerah yang tidak asing bagiku, daerah yang sering aku lalui di masa laluku. Bahkan saat mobil melewati kampusku aku jadi teringat tentang Nana, Steven, Leo, Sony, Xiao Min, dan teman - temanku lainnya
"Ada apa nona?" gumam Wan Min menatapku dari spion mobil
"Tidak ada" desahku pelan
"Nona ingin kuliah disitu?"
"Tidak perlu, biarkan masa lalu terkubur dalam - dalam" desahku pelan
"Maksudnya nona?"
"Tidak ada, itu tidak penting" gumamku pelan
Emang aku kangen dengan mereka semua tapi aku tidak mungkin bisa merasakan hal yang sama seperti masa laluku itu, apapun usahaku menunjukkan kalau aku Sani akan sia - sial dan pasti mereka akan menganggap Sani itu sudah tidak ada di dunia ini
"Nona kita sampai" ucap Wan Min membuyarkan lamunanku
Aku menatap keluar jendela dan aku melihat sebuah apartemen mewah berdiri megah di depanku, aku sangat terkejut pemilik tubuh ini sangatlah kaya
"Ini apartemen?"
"Iya nona, apartemen milik nyonya. Mari silahkan masuk nona" gumam Wan Min membukakan pintu mobil dan berjalan mendahuluiku masuk ke dalam apartemen
Wan Min menekan tombol lift dan pintu lift pun terbuka, aku mengikuti Wan Min masuk ke dalam lift itu. Selama di dalam lift Wan Min tidak berkata apapun dan hanya terdiam sampai pintu lift terbuka kembali
"Nona ini kamar anda, silahkan" gumam Wan Min membuka pintu sebuah kamar yang ada di lantai paling atas dari apartemen ini
"Terimakasih" gumamku masuk ke dalam ruangan itu dan mengunci pintu itu
Di dalam ruangan aku melihat kamar yang sangat mewah dan terdapat tempat tidur, lemari pakaian, bahkan barang - barang ruangan yang menghiasi kamar ini. Aku membuka gorden jendela dan melihat pemandangan kota yang sangat menakjubkan
"Waaahhh gila ini keren banget" gumamku terkejut
"Hidupnya pemilik tubuh ini sangat mewah, sangat berbeda dengan hidupku dulu" gumamku tidak percaya
"Aku harus menikmatinya, apalagi diriku sekarang hanya manusia biasa. Kesempatan bagus? Kenapa tidak dinikmati saja!!" gumamku senang
Aku menuju ke dapur mengambil beberapa makanan dan menyalakan televisiku, aku ingin melihat berita terupdate saat ini apalagi aku sudah lama tidak menonton berita
"Berita selanjutnya,Kwanchi Univercity akan membuka pendaftaran kembali di tahun ini dengan syarat yang telah di tentukan, berikut penjelasan Steven Huan selaku kepala kampus Kwanchi University..." ucap pembawa acara tersenyum
"Hai, saya Steven Huan mengajak kalian untuk bisa bergabung bersama kami di Kwanchi University, kami tunggu kedatangan anda" ucap Steven tersenyum
"Steven tetap menjadi kepala kampus ya?" gumamku terkejut
"Aaauuu sangat tampan bukan, jadi daftarkan diri anda sekarang" ucap pembawa acara tersipu malu
"Adduuuh ini berita atau iklan sih" gerutuku kesal dan mengganti siaran televisi ke anime
"Hmmm nonton ini aja deh" gumamku membuka camilanku sambil menonton anime di televisiku
Aku menonton televisi seharian penuh dan ditemani camilan yang aku sukai, tanpa aku sadari aku menonton televisi sampai sore hari, tiba - tiba aku terkejut dengan suara pintu kamar terbuka padahal pintunya aku kunci sebelumnya
Cekrek
suara pintu kamar terbuka dan aku melihat ibu pulang dengan wajah marah menatapku dengan tatapan capek
"Nak kamu malah nonton televisi terus, kenapa kamu tidak belajar? besok waktunya sekolah tau!!" protes ibu mematikan televisiku dan mengambil seluruh sisa camilanku
"Ibu kenapa sih pulang - pulang marah - marah"
"Ya bagaimana tidak marah kalau kamu seperti ini!!"
"Ya aku sendirian di kamar tidak ada siapapun, kenapa aku menonton televisi malah dimarah!!"
"Ya bagaimana ibu tidak marah kalau kamu tidak belajar malah bermain - main seperti ini, besok kamu mulai kuliah"
"Kuliah? Buat apa aku kuliah"
"Buat apa? Kamu kuliah juga untuk masa depanmu juga, kamu harus kuliah"
"Emang aku kuliah dimana?"
"Kamu akan kuliah di Kwanchi Universitu"
"Apa? Kenapa harus disitu? Aku tidak mau!!" protesku, tapi tidak aku sangka wanita itu menamparku dengan kuat
Plaaaakkk
"Sifat beranimu kepada ibumu masih tetap sama saja ya, mending kamu mati saja dari pada menyusahkanku terus!!" teriak ibu dengan nada tinggi dan itu mengingatkanku dengan nada tinggi Sony di suatu tempat, aku ingat nada tinggi ini tapi aku tidak ingat di mana tempatnya
"Ya aku sangat marah tahu, sangat amat marah... Sudah aku bilang jangan kamu beri darahmu kepadaku tapi kamu malah keras kepala memberiku darahmu dan bahkan kamu memberikan darahmu ke raja kegelapan sialan itu!!!" teriakan Sony yang masih ingat di pikiranku membuat pikiranku terasa kacau
"Itu hukumanmu"
"Hukumanmu"
"Hukumanmu" Ucapan Sony yang masih terus terngiang - ngiang di kepalaku,
"Hukumanku? Apa hukumanku? Apa inkarnasi ini adalah hukumanku? Kenapa kau bisa mendapatkan hukuman? Aku salah apa? Apa yang terjadi sebenarnya?" teriakku seperti orang gila yang kehilangan arah tapi tamparan terus menerus menampar pipiku ini
Plaaak
Pllaaakkk
Plllaaaakkk
"Kenapa aku punya anak sepertimu? Kenapa coba? Kenapa?" teriak ibu menamparku terus menerus sampai pipiku terasa sangat panas tapi aku hanya diam saja, aku diam bukan berarti aku mengalah tapi aku diam karena pikiranku sangat amat kacau
"Seharusnya aku membunuhmu saat kamu tidak sadar tahu, lebih baik kamu mati saja!!! Kamu sama seperti ayahmu tidak berguna!!!" teriak ibu kesal
"Haaah membuang - buang waktuku saja, pokok aku tidak mau tahu kamu besok mulai berkuliah!!" teriak ibu membanting pintu kamarku
Hatiku terasa sangat sakit, aku tidak pernah mendapatkan tamparan yang keras seperti ini di kehidupanku yang lalu, apa ini memang kelakuan Sony dan Steven? Kalau memang mereka berdua, kenapa Sony dan Steven tega melakukan ini kepadaku? Apa yang aku lakukan dulu terasa salah dimata mereka berdua?
"Sony!!!... Steven!!!" Kalau ini adalah hukuman untukku setelah apa yang aku berikan kepada kalian di masa lalu, kalian sangat amat kejam kepadaku!!" teriakku kencang
"Tega - teganya kalian menyiksa batinku seperti ini kenapa tidak kalian buang saja aku ke neraka!!! Kenapa kalian menyiksaku seperti ini!! Kenapa!!!" teriakku kesal
"Seumur hidupku aku benci kalian!!! Tau tidak aku membenci kalian!!! Aku tidak akan sudi menjadi permaisuri kalian berdua sampai kapanpun" teriakku kesal
Gleeegaaarrrr
Tidak aku sangka teriakkanku menciptakan guntur yang sangat kencang dan hujan lebat turun membasahi tanah di muka bumi ini, yang aku ingat kalau aku kesal hujan petir akan berbunyi kencang pertanda Steven sedang marah namun aku masih tidak tahu artinya kenapa petir berbunyi bersamaan dengan hujan yang deras seperti ini
Yang aku tahu sekarang ... Kenapa aku mendapatkan takdir seperti ini? Bagaimana carakku untuk mengubah takdirku? Bagaimana nasibku yang akan datang? Aku tidak tahu, aku bingung, aku linglung, aku tidak siap bertemu dua orang raja itu lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Mumut Sah
lanjut
2020-11-10
0
ribet aja terus:v
like dah mendarat
next kaaa😀🌻
semangat:)
2020-09-05
0